rahimii wrote:
quote="nggakikutikut
Pendeta gay dan homoseksualitas.
Menurut Laporan John Jay, 80,9 % dari korban dugaan pelecehan seksual di Amerika Serikat adalah laki-laki. Hal ini menyebabkan William Donohue dari Liga Katolik untuk berpendapat : " Saya mempertahankan pendapat bahwa semua hal itu adalah merupakan sebuah krisis homoseksual." Hal ini digambarkan sebagai "sebuah kesimpulan yang tidak beralasan" untuk menegaskan bahwa mayoritas pendeta yang memperkosa korban laki-laki adalah gay. Meskipun "sebagian besar aksi pelecehan seksual adalah aksi homoseksual, perlakuan aksi homoseksual tidaklah sama dengan identitas seksual sebagai seorang gay." Dia lebih lanjut menyatakan bahwa "Gagasan identitas seksual harus dipisahkan dari masalah pelecehan seksual ... Sampai saat ini, kita tidak menemukan hubungan antara identitas homoseksual dengan kemungkinan peningkatan pelecehan seksual selanjutnya dari data yang kita miliki sekarang." Penelitian tentang pedofilia pada umumnya menunjukkan mayoritas pemerkosa mengidentifikasikan diri mereka sebagai heteroseksual. Studi Penyebab dan Konteks John Jay Institute tidak menemukan adanya dukungan statistik untuk menghubungkan identitas homoseksual dengan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Selain itu The New York Times melaporkan "tingkat pelecehan seksual menurun setelah semakin banyak pendeta-pendeta yang gay mulai bertugas di gereja."
http://en.wikipedia.org/wiki/Catholic_s ... osexuality
Anda mengutip dari sumber-sumber katolik. Bukan menguatkan argument anda bahwa perilaku homoseks terjadi sejak dalam kandungan, ini malah menguatkan argument saya bahwa kecenderungan homoseksual erat kaitannya dengan lingkungan. Para pastor katolik yang berada dalam lingkungan sejenis secara terus-menerus, saat bergairah secara seksual yang tak tertahankan, pada akhirnya melampiaskannya lewat sodomi. Dan praktek ini perlahan tapi pasti akan menggiring mereka menjadi homoseks. Betul tidak?
Baca lagi:
Dia lebih lanjut menyatakan bahwa "Gagasan identitas seksual harus dipisahkan dari masalah pelecehan seksual ... Sampai saat ini, kita tidak menemukan hubungan antara identitas homoseksual dengan kemungkinan peningkatan pelecehan seksual selanjutnya dari data yang kita miliki sekarang.
Penelitian tentang pedofilia pada umumnya menunjukkan mayoritas pemerkosa mengidentifikasikan diri mereka sebagai heteroseksual.
Selain itu The New York Times melaporkan "tingkat pelecehan seksual menurun setelah semakin banyak pendeta-pendeta yang gay mulai bertugas di gereja."
Riset diatas sama sekali tidak berbicara masalah lingkungan menyebabkan orang jadi homo. Riset diatas bilang bahwa heteroseksual itu banyak yang pedofil. Pendeta yang homoseksual malah menolong mengurangi kasus pedofil. Faham?
Pastor katolik heteroseksual itu tidak menjadi homoseks. Mereka tetaplah mengidentifikasikan mereka sendiri sebagai heteroseksual. Kalau ternyata mereka menikmati anak laki2 gereja, berarti mereka biseksual. Tidak homoseksual.
Lagipula, pelecehan seksual di sini tidak memfokuskan ke masalah aksi homoseksual, tetapi ke aksi pedofilia.
Riset diatas menunjukkan, pastor heteroseksual lebih cenderung melakukan pedofilia. Sampai2 gereja kristennya Yesus yang bilang homoseksualitas itu amoral, membutuhkan pertolongan pendeta-pendeta homoseksual supaya kasus pedofilia menjadi berkurang. Jadi, pastor heteroseksual itu orangnya banyak yang horny dan kebelet kawin yah? Sampai memperkosa anak kecil segala? Sampai2 harus mengimpor pendeta2 homoseksual supaya jumlah kasus pedofilia menurun.
Hahahah agama anda sungguh plin plan dan berkontradiksi. Tuhan bilang homoseks amoral. Kok, heteroseksnya pada tukang pedofil? Kok minta bantuan pastor homoseks untuk mengurangi aksi pedofilia di gereja? Homoseks yang tuhan bilang amoral kok menjadi pasukan moral di gereja anda dan tidak dihukum mati?
Saya mengutip dari sumber-sumber katolik? Emangnya katolik itu bukan Kristen? Emangnya katolik itu tuhannya bukan Yesus? Katolik kek, protestan kek, ortodoks kek, mereka semua percaya Christ, dan mereka semua Kristen.
=======================================================================================================================================================================
Rekor Pelecehan Seksual oleh Kristen Protestan Evangelis "Lebih Buruk" Daripada Kristen Katolik, Kata Cucunya Billy Graham, Boz Tchividijian
http://www.huffingtonpost.com/2013/10/0 ... 19347.html
Religion News Service | Oleh Sarah Pulliam Bailey
Posted: 10/01/2013 10:11 am EDT | Updated: 10/02/2013 11:48 am EDT
AUSTIN, Texas (RNS) Bidang misi Kristen adalah sebuah "magnet" bagi para pelaku pelecehan seksual, Boz Tchividjian, seorang profesor hukum dari Universitas Liberty yang menyelidiki pelecehan seksual mengatakan hal itu pada hari Kamis (26 September) kepada para wartawan.
Sewaktu membandingkan Kristen Protestan Evangelis dengan Kristen Katolik di dalam masalah respon pelecehan seksual, "Saya pikir kita lebih buruk," katanya pada konferensi Asosiasi Penulis Berita Keagamaan, dia mengatakan terlalu banyak orang Evangelis yang telah "mengorbankan jiwa" para korban-korban usia muda.
"Orang Kristen Protestan dapat menjadi sangat sombong ketika menyalahkan orang Katolik," kata Tchividjian, seorang cucu dari tokoh Evangelis/Penginjil Billy Graham dan Direktur Eksekutif dari Jawaban Ilahi Kepada Pelecehan Seksual di Lingkungan Agama Kristen (GRACE), yang telah menyelidiki tuduhan pelecehan seksual.
Pada awal musim panas ini, GRACE telah mempelopori sebuah petisi online yang mengutuk "sikap berdiam diri" dan "sikap cuek" dari para pemimpin Protestan Evangelis terhadap pelecehan seksual di gereja-gereja mereka.
Lembaga-lembaga misi, "di mana pelecehan seksual paling banyak terjadi," sering tidak melaporkan kasus pelecehan seksual karena mereka takut akan dilarang untuk bekerja di luar negeri, katanya. Pelaku pelecehan seksual akan dipulangkan dan mungkin akan bergabung dengan lembaga lain. Dari data yang diketahui tentang kasus pelecehan seksual, 25 persen adalah kasus yang berulang, katanya.
Namun, katanya, ia melihat beberapa gerakan positif di kalangan umat Protestan. Universitas Bob Jones telah memperkerjakan GRACE untuk menyelidiki kasus-kasus pelecehan seksual, sebuah langkah yang mendorong Tchividjian, seorang mantan jaksa negara bagian Florida. "Hal ini seperti induk dari fundamentalisme," katanya. Kakeknya berpisah dengan Bob Jones dalam sebuah divisi fundamentalis dan evangelis.
"Budaya Kristen Protestan didefinisikan oleh kemerdekaan," kata Tchividjian. Orang-orang Evangelis sering tidak menyukai transparansi dan pertanggungjawaban, katanya, karena banyak orang Protestan lebih tergantung kepada Kitab Suci daripada para pemimpin agama, dibandingkan dengan umat Katolik.
Para pelaku pelecehan seksual berusaha mencegah para pembocor rahasia dengan mengutuk gosip untuk mencoba menjaga orang-orang untuk melaporkan kasus pelecehan seksual, katanya. Para korban pelecehan seksual juga dibilangi untuk melindungi reputasi Yesus.
Terlalu banyak lembaga Protestan telah mengorbankan jiwa-jiwa korban untuk melindungi lembaga-lembaga mereka, katanya. "Kita membuat Ajaran Kristen menjadi mundur," katanya.
Tchividjian mengatakan bahwa dia berbicara dengan Universitas Pepperdine, sebuah universitas di Kalifornia yang berafiliasi dengan Gereja Kristus, untuk mendirikan pusat GRACE nasional.
================================================================================
Komentar-komentar dari para pembaca:
Classical_Guitarist: Agama hanyalah sebuah alat untuk orang-orang yang egois, yang digunakan untuk membuat sifat egois mereka menjadi masuk akal. Bagaimana orang lain bisa menjadi benar ketika tuhan yang ada di kepala anda adalah tuhan yang ada di kepala anda?
Kelley_Smith: Ada tiga hal yang dibenci oleh agama:
1. Manusia
2. Sifat alami manusia
3. Kemanusiaan
Inilah yang berusaha dihancurkan oleh agama.
Mini C. : "Lembaga-lembaga misi, "di mana pelecehan seksual paling banyak terjadi," sering tidak melaporkan kasus pelecehan seksual karena mereka takut akan dilarang untuk bekerja di luar negeri, katanya. Pelaku pelecehan seksual akan dipulangkan dan mungkin akan bergabung dengan lembaga lain. Dari data yang diketahui tentang kasus pelecehan seksual, 25 persen adalah kasus yang berulang, katanya. "
Kemunafikan ini adalah sangat keras... dan semua percakapan tentang mempercayai Tuhan adalah hanya gurauan, benar kan?
mojave_resident: Maksud anda Warren Jeffs bukan satu-satunya orang tua bejat yang melecehkan anak-anak gadis? Baiklah, ini adalah sebuah kejutan besar.
Saya pikir agama hanya menarik satu pelanggar moral di dalam sejarah keagamaan dan bahwa semua orang yang lainnya adalah putih dan murni. Betapa traumatis untuk mengetahui bahwa agama adalah magnet bagi para predator. Saya tidak akan memandang jemaat dengan pandangan yang sama lagi setelah mengetahui bahwa beberapa dari mereka adalah predator.
Saya senang bahwa saya tidak membuat anak-anak saya menjadi subyek kepada omong kosong itu. Hidup adalah sudah cukup sulit tanpa membuat orang-orang tua anda mengirimkan anda ke tangan seorang predator.
Kenneth Williams: Hal ini tidaklah mengejutkan bagi saya. Gereja adalah lingkungan yang sempurna untuk orang-orang aneh dan orang-orang gila untuk menerapkan pemutarbalikan mereka. Saya tidak pernah memaksakan gereja dan agama kepada anak-anak saya.
LIberalLee: Tidaklah mengejutkan. Mereka yang mengutuk paling keras adalah orang yang paling bersalah dalam masalah apapun yang mereka teriakkan.
===============================================================================
===============================================================================
Satu lagi, kutipan dari artikel di Huffington Post:
http://www.huffingtonpost.com/valerie-t ... 40853.html
Masalah ini bukanlah sesuatu yang baru. Buku pertama tentang pelecehan seksual oleh pendeta di negeri ini (Amerika) yang berjudul "Betrayal of Trust / Pengkhianatan Kepercayaan", diterbitkan pada tahun 1988. Persepsi bahwa para imam Katolik terlalu banyak direpresentasikan di antara para pelaku pelecehan seksual adalah benar. Tingkat pelecehan seksual mereka memang lebih tinggi. Tetapi karena negara ini mayoritas adalah Protestan, lebih banyak anak-anak yang dilecehkan secara seksual oleh para pendeta Protestan daripada oleh imam-imam Katolik. Pada tahun 1990, Yayasan Kebebasan dari Agama telah mengeluarkan sebuah studi terhadap pedofilia oleh para pendeta. Pada waktu itu, sebanyak dua pendeta per minggu di Amerika Utara ditangkap karena kejahatan kriminal seksual terhadap anak-anak kecil. 58 persen dari mereka adalah Kristen Protestan.
===============================================================================
===============================================================================
@rahiimi, Perlu anda ketahui, para pendeta Katolik itu tidak hanya memperkosa anak laki-laki. Mereka juga memperkosa aanak-anak perempuan.
Silahkan baca artikel di bawah ini, di mana seorang imam Katolik berulangkali memperkosa anak-anak gadis berusia 10 sampai 17 tahun, di tahun 1960an, 1970an dan 1980an.
http://www.smh.com.au/nsw/catholic-prie ... 2wwli.html
Imam Katolik Finian Egan dinyatakan bersalah atas delapan tuduhan pelecehan seks anak.
4 November 2013
Oleh Paul Bibby
Seorang pendeta Katolik terkemuka yang bekerja di keuskupan di seluruh negara bagian dalam karirnya selama 40-tahun telah ditemukan bersalah karena berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadap gadis-gadis muda selama tiga dekade.
Seorang hakim pada hari Senin menyatakan Pastor Finian Egan, 71, bersalah atas tujuh dakwaan serangan tidak senonoh dan satu tuduhan pemerkosaan dalam kaitannya dengan serangan terhadap anak-anak perempuan berusia 10 sampai 17 di tahun 1960-an, 1970-an dan 1980-an.
Dia ditemukan tidak bersalah atas satu tuduhan serangan tidak senonoh.
Di antara serangan yang dilakukan oleh Egan, yang bekerja sebagai seorang imam dan pekerja muda di beberapa keuskupan di Sydney dan di pantai tengah, adalah serangan tidak senonoh terhadap seorang gadis usia 10 tahun di Lembaga St Martha Untuk Gadis Tertinggal di Leichhardt.
"Bapa Egan menarikku ke lututnya, ia meletakkan tangannya di gaun saya, menarik celana dalam saya ke bawah dan menaruh tangannya ke dalam vagina saya," kata korban dari insiden tersebut, yang diduga terjadi di sakristi gereja.
"Dia mengalami ereksi."
Wanita itu mengatakan Egan berkomentar bahwa ia memiliki "rambut yang indah", yang mana menyebabkan dirinya untuk meminta seorang suster untuk memotong rambutnya dengan harapan Bapa Egan akan menghindari dirinya.
"Saya pikir jika saya tidak memiliki rambut yang bagus dia tidak akan tertarik untuk menyambar menguasai diriku," katanya.
Korban lain berbicara tentang dirinya yang diperkosa oleh Bapa Egan di sebuah rumah milik gereja di The Entrance , di pantai pusat.
"Saya sebenarnya mencoba untuk bunuh diri -- Aku ingin mati , " kata korban yang sekarang berumur 59 tahun ini.
" Aku tidak tahu apa yang harus saya lakukan, saya tidak tahu bagaimana untuk membuatnya berakhir. Aku merasa di dalam hati saya bahwa satu-satunya hal yang saya bisa lakukan adalah bunuh diri. Aku terlalu takut bahwa mereka tidak akan percaya padaku. Seorang imam Katolik dan seorang gadis muda? Di jaman dahulu tidak pernah terdengar hal seperti itu. Aku membuka pintu saat mobil sedang berjalan... dia mencoba memegang diriku ... dia membawa saya ke dalam pelukannya dan mengatakan ia minta maaf."
Korban wanita keempat diduga bertemu dengan Egan di sebuah gereja di Carlingford, di mana dia berpraktik sampai tuduhan itu dikenakan pada tahun 2011. Dia tidak pergi ke polisi sampai setelah tahun 2010, ketika Egan menjadi fokus perhatian media.
Egan berargumen di pengadilan bahwa tuduhan terhadap dirinya adalah palsu.
Tapi hakim menolak klaim itu di pengadilan, menemukan bahwa pria berumur 71 tahun itu bersalah terhadap semua kasus kecuali hanya satu kasus.
Dia akan dihukum akhir tahun ini.
***Nah, dengan demikian pendapat rahiimi bahwa homoseksualitas itu terbentuk di lingkungan Katolik yang budaya membujangnya kuat adalah tidak benar. Banyak imam Katolik yang juga memperkosa gadis-gadis. Jadi heteroseksualitas pun juga amoral, jika tuhannya rahiimi berpendapat bahwa homoseksualitas itu amoral. Dan sudah jelas di artikel yang saya post dahulu bahwa kebanyakan pendeta pedofil itu adalah heteroseks.. dan justru dengan semakin banyak pendeta-pendeta gay bertugas di gereja itulah kasus-kasus pedofil semakin berkurang. Kalau begitu yang amoral siapa sih? LOL.