Jarum_Kudus wrote:Gak ada yang namanya gay gen itu. Gay itu karena pengaruh lingkungan dan keluarga.
Saya akui saya salah dengan mengatakan 'gay gene'. Memang, tak ada gay gene, akan tetapi orang yang orientasi seksualnya homoseksual 100%, orientasi seksualnya itu terbentuk sejak di dalam kandungan ibu, yang mana bisa juga dipengaruhi oleh genetik keturunan (hereditary) dan kondisi di dalam rahim. Ternyata struktur otak manusia juga bisa menentukan orientasi seksual. Jadi, struktur otak kita, yang mana terbentuk sejak di dalam kandungan ibu, bisa juga menentukan orientasi seksual kita. Berikut ini beberapa penelitian dari ilmuwan2 :
(sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Biology_a ... l._2006-20 )
(1). Teori Epigenetika
Sebuah studi menunjukkan hubungan antara struktur genetik seorang ibu dengan homoseksualitas dari putranya. Wanita memiliki dua kromosom X, yang mana salah satunya adalah "dimatikan". Matinya kromosom X terjadi secara tidak beratur di seluruh embrio, menyebabkan sel-sel yang mosaik sehubungan dengan kromosom yang aktif. Meskipun demikian,dalam beberapa kasus, tampaknya bahwa matinya kromosom X ini dapat terjadi secara beraturan. Bocklandt et al. (2006) melaporkan bahwa, pada ibu dari pria homoseksual, jumlah wanita dengan kecenderungan kuat matinya kromosom X secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan ibu tanpa anak gay. Tiga belas persen ibu dengan satu anak gay, dan 23% dari ibu dengan dua anak gay menunjukkan kecenderungan yang kuat akan matinya kromosom X, dibandingkan dengan 4% persen ibu tanpa anak gay.
(2). Studi hubungan Kromosom
Studi hubungan kromosom orientasi seksual telah menunjukkan adanya beberapa faktor genetik yang berperan di seluruh genome . Pada tahun 1993 , Dean Hamer dan koleganya menerbitkan temuan dari analisis keterkaitan sampel 76 bersaudara gay dan keluarga mereka. Mereka menemukan bahwa laki-laki gay memiliki lebih banyak paman dan sepupu laki-laki gay di sisi ibu keluarga daripada di sisi ayah . Kakak dan adik gay yang punya banyak paman & sepupu gay dari sisi ibunya, kemudian diuji untuk studi hubungan kromosom X. menggunakan 22 penanda pada kromosom X untuk diuji untuk allele serupa. Dalam temuan lain , 33 dari 40 pasangan kakak beradik yang diuji, telah ditemukan memiliki allele serupa di wilayah distal Xq28, yang mana secara signifikan lebih tinggi dibandingkan tingkat yang diharapkan sebesar 50% untuk kakak adik sekandung . Ini populer dijuluki sebagai "gen gay" di media , menyebabkan kontroversi yang signifikan. Sanders et al pada tahun 1998 melaporkan pada penelitian yang serupa, di mana mereka menemukan bahwa 13% dari paman-paman kakak-adik gay dari sisi ibu adalah berorientasi seksual homoseksual , dibandingkan dengan 6% dari sisi ayah.
Pada bulan Juli 2010 sekelompok ahli genetika di Korea Advanced Institute of Science and Technology mengubah preferensi seksual tikus betina dengan menghapus sebuah gen tunggal yang terkait dengan perilaku reproduksi . Tanpa gen tersebut, tikus itu memperlihatkan perilaku seksual jantan dan ketertarikan terhadap air kencing tikus betina lainnya. Sedangkan tikus-tikus yang masih memiliki gen fucose mutarotase (FucM) tertarik pada tikus jantan.
(3). Studi tentang urutan kelahiran kakak-beradik laki-laki sekandung (Fraternal birth order).
Blanchard dan Klassen (1997) melaporkan bahwa setiap adanya satu kakak laki2 yang dipunyai oleh adik laki2 akan meningkatkan kemungkinan adik laki2 ini menjadi gay sebesar 33%. Ini adalah "salah satu variabel epidemiologi yang paling dapat diandalkan yang pernah diidentifikasi dalam studi orientasi seksual." Untuk menjelaskan temuan ini , telah diusulkan bahwa janin bayi laki-laki dapat memicu reaksi kekebalan ibu yang bisa menjadi lebih kuat setiap ibu ini mengandung anak laki-laki lagi. Hipotesis kekebalan ibu ini (MIH) dimulai ketika sel-sel dari janin laki-laki memasuki sirkulasi ibu selama kehamilan atau saat melahirkan. Janin laki2 memproduksi antigen HY yang "hampir pasti terlibat dalam diferensiasi seksual vertebrata." Protein yang terhubung dengan Y ini tidak akan dikenal dalam sistem kekebalan tubuh ibu karena dia perempuan , menyebabkan dia untuk mengembangkan antibodi yang akan melakukan perjalanan melalui penghalang plasenta ke dalam kompartemen janin. Dari sini, badan anti-laki-laki kemudian akan melintasi penghalang darah / otak (BBB) dari otak janin yang masih tumbuh, mengubah struktur otak seks dimorfik relatif terhadap orientasi seksual , meningkatkan kemungkinan bahwa janin anak yang terkena badan anti-laki2 akan lebih tertarik pada pria daripada perempuan. Antigen inilah yang seharusnya direaksi dan diingat oleh antibodi HY ibu. Janin-janin laki-laki yang berturut-turut kemudian diserang oleh antibodi HY yang entah bagaimana mengurangi kemampuan antigen HY untuk menjalankan fungsi mereka untuk menjantankan otak.
---Studi nomor 3 ini sesuai dengan keadaan saya, karena saya punya beberapa kakak laki-laki berturut-turut dan juga saya sejak kecil sudah tertarik dengan sesama jenis. Saya masih ingat ketika masih balita, lebih memilih diasuh oleh kerabat yang laki-laki, daripada diasuh oleh kerabat yang perempuan. Kalau diasuh oleh bibi-bibi atau sepupu perempuan, saya rewel/nangis, karena nggak suka. Kalau diasuh paman-paman atau sepupu laki2, saya lebih merasa senang dan tidak nangis. Saya juga ingat waktu masih di SD, ketika nonton pertunjukan kethoprak, saya sangat suka melihat aktor pemain laki2 daripada melihat aktor yang perempuan. Saya juga ingat sewaktu umur sekitar 5 tahun saya tertarik ketika melihat dadanya pak Heru (nama samaran) ketika dia sedang bekerja membangun rumah tetangga. Jadi saya sangat yakin bahwa saya sudah tertarik dengan sesama jenis sejak lahir. Sama sekali tidak ada pengaruh lingkungan. Saya main sepakbola dengan anak2 laki2 lain, saya main belanja-belanjaan dengan anak2 perempuan lain, saya suka pencak silat, taekwondo, dan olah raga lain. Sepupu perempuan saya tinggal di rumah saya, sepupu laki2 juga tinggal di rumah saya, penampilan saya tidak lah feminin, saya penampakannya normal laki2 yang hanya orientasi seksualnya suka dengan sejenis kelamin.
(4). Studi tentang Kesuburan Wanita
Pada tahun 2004, peneliti Italia melakukan studi dari sekitar 4600 orang yang merupakan kerabat dari 98 homoseksual dan 100 laki-laki heteroseksual. Saudara perempuan dari pria homoseksual cenderung memiliki keturunan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki heteroseksual. Saudara perempuan dari laki-laki homoseksual dari sisi ibu mereka cenderung memiliki keturunan lebih banyak daripada dari sisi ayah. Para peneliti menyimpulkan bahwa ada materi genetik yang diturunkan pada kromosom X yang keduanya mempromosikan kesuburan pada ibu dan homoseksualitas pada keturunan laki-lakinya. Hubungan ini menjelaskan sekitar 20% dari kasus yang diteliti, menunjukkan bahwa ini adalah sangat signifikan, namun bukan faktor genetik tunggal yang menentukan orientasi seksual. [26]
(5). Studi tentang Struktur Otak
Sejumlah bagian-bagian dalam otak telah dilaporkan dimorfik seksual, yaitu, mereka bervariasi antara pria dan wanita. Ada juga laporan tentang adanya hubungan antara variasi dalam struktur otak dengan orientasi seksual. Pada tahun 1990, D*** Swaab dan Hofman melaporkan perbedaan dalam ukuran suprachiasmatic nucleus antara pria homoseksual dan heteroseksual. Pada tahun 1992, Allen dan Gorski melaporkan perbedaan yang berkaitan dengan orientasi seksual dalam ukuran komisura anterior.
----percayalah, mengubah orientasi seksual orang gay yang tulen itu mustahil. Saya sudah sering melihat perempuan2 telanjang, dan saya tidak pernah terangsang sama sekali.
(6) Studi tentang Pheromone
Penelitian yang dilakukan di Swedia telah menunjukkan bahwa pria homoseks dan heteroseks bereaksi berbeda terhadap dua bau yang diyakini terlibat dalam gairah seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika perempuan heteroseksual dan pria homoseks dikenai turunan testosteron dalam keringat pria, sebuah daerah di hypothalamus teraktifkan. Laki-laki heteroseksual, di sisi lain, memiliki reaksi yang mirip dengan komponen seperti estrogen yang ditemukan dalam air kencing perempuan. Kesimpulannya adalah bahwa daya tarik seksual, baik sesama jenis maupun dengan lawan jenis berorientasi, beroperasi serupa dalam level biologis. Para peneliti telah menyarankan bahwa kemungkinan ini bisa dieksplorasi lebih jauh dengan mempelajari orang muda untuk melihat apakah tanggapan serupa di hypothalamus yang ditemukan dan kemudian menghubungkan data ini dengan orientasi seksual orang dewasa.
Jarum_Kudus wrote:Mengapa gw bukan ateis? Sebab buanyaaak ateis yang jadi mass murderer: Pol Pot yang membantai 3 juta warga Kamboja, Stalin membantai 20 juta warga Rusia, Mao Tse Tung membantai 20 juta warga China, Hitler membantai 6 juta Yahudi, Kim Il Sung 1,6 juta, Brezhnev 9 ratus ribu. Semuanya atheis komunis tuh.
Anda berbicara tentang diktator/pemerintah komunis /fascist, yang mana negara yang komunis pasti punya diktator. Dimana-mana diktator itu bengis dan membunuh atau memenjara atau menyiksa siapa saja yang melawannya, siapa saja yang dibencinya. Soeharto dan kawan-kawan dulu membantai semua anggota Partai Komunis Indonesia. Ratusan ribu orang dibunuh, mayatnya dibuang disungai, dikubur massal. Kristen Ortodox Serbia membantai orang muslim Bosnia. Tidak peduli theist atau atheist, manusia secara alamiah punya rasa benci dengan manusia lain.
Jarum_Kudus wrote:Itu baru satu ajah, dan masih buanyaak pedofil yang atheis, gak peduli sama nasib anak2. Can I say: so much hypocrisy going around in atheist ideology.
Ok, pedofil ada di mana-mana, nggak peduli atheist atau theist. Mengenai hypocrisy/kemunafikan, tidak bisa diterapkan ke atheist, karena atheist tidak punya nabi, tidak punya kitab suci, tidak punya pemimpin atau tuhan yang memerintah dan ditaati. Sedangkan orang Islam dan pastur2 katolik mempunyai Tuhan dan kitab, jadi jika mereka tidak mengindahkan perintah Tuhannya, mereka bisa disebut hypocrite / munafik. Menurut saya, atheist itu bukan ideology. Atheist itu hanya sebutan untuk mereka yang tidak percaya adanya Tuhan. Orang yang atheist bisa punya ideologi berbeda2, seperti komunis, socialist, fascist, demokratis, dll.
Sedangkan saya, atheist, saya mempunyai kepercayaan untuk menjaga dan melindungi bumi / lingkungan hidup. Saya naturalist. Saya percaya hukum alam. Kalau anda tebang pohon seenaknya, nikmatilah banjir bandang. Anda bikin polusi udara, nikmatilah penyakit paru-paru. Anda bunuh hewan2 liar, saksikan rusaknya ekosistem lingkungan anda. Saya memilih Partai Hijau dan mendukung Greenpeace. Saya punya kepercayaan untuk membela keselamatan bumi tercinta kita ini. Saya bukan komunis. Saya hidup di negara maju yang berlandaskan sekuler demokratis. Semua negara maju terdepan di dunia ini mempunyai hukum buatan manusia... mereka tidak memakai alquran atau injil untuk menjalankan negaranya. Kitab suci tidak mampu menjalankan negara yang maju, hukum-hukum baru buatan manusia sangat diperlukan untuk mengatur hidup jaman sekarang. Untuk melindungi alam sekitar dan lingkungan hidup saja, dibutuhkan aturan2 buatan manusia, bukannya kitab suci.
Saya juga percaya dengan menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri, disamping menjaga kesehatan lingkungan sekitar. Saya olahraga teratur, makan dan minum yang sehat dan alami, saya selalu dekat dengan alam.
Jarum_Kudus wrote:Halaah... smua ideologi atheis juga mempunyai kekurangan dan ketidakmampuan dalam mengamankan dan menjalankan bumi kita ini serta memecahkan segala masalah di dunia ini...
Saya hanya ingin mengatakan bahwa agama, yang mengklaim sebagai penyelamat, ternyata tidak bisa menyelamatkan kita dari peperangan berkelanjutan, bencana alam, dan lain-lain. Kalau Tuhan itu maha penyelamat dan kitab suci yang diamalkan itu menyelamatkan kita, terus mengapa perang Yahudi vs. Palestina nggak selesai2? AlQaeda merajalela membabi buta, dll. Ini bukti bahwa manusia harus menyelamatkan dirinya sendiri. Inilah mengapa kita membuat peraturan2 baru (buatan manusia-bukan tuhan) untuk mengatur dunia ini.
Saya tidak ingin menistakan agama. Saya tidak bilang bahwa agama itu jelek. Saya hanya mengungkapkan alasan mengapa saya tidak percaya agama / Tuhan. Semoga bisa dimengerti dan dimaklumi. Kalau ada yang tersinggung, mohon maaf sebesar-besarnya, katanya Tuhan itu maha pemaaf yah? :-)