HTI: Bunuh Diri Ibu-Anak Dampak Kapitalisme
Surabaya, 6 November 2009 10:52
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai, peristiwa bunuh diri ibu dan anaknya di Darmo Trade Center (DTC), Surabaya, sebagai dampak dari kehidupan kapitalisme-sekularisme.
"Kehidupan kapitalisme-sekularisme yang saat ini merasuki masyarakat di negeri ini, justru melahirkan berbagai persoalan," kata Ketua DPD I Muslimah HTI Jatim, Nurul Izzati, di Surabaya, Jumat (6/11).
Menurut dia, tindakan yang dilakukan Anita melemparkan anaknya dari lantai IV DTC hingga tewas itu, sebagai bentuk kebuntuan berpikir karena sudah tidak menemukan jalan lain dalam menyelesaikan persoalan rumah tangganya.
"
Sesungguhnya untuk setiap persoalan manusia, bagaimana pun bentuknya, Islam memiliki solusinya," kata Nurul.
Honour Killing, hukuman terhadap orang murtad (kecuali yang dikategorikan sakit jiwa oleh islam), penentuan batas moral dari sudut pandang cara berpikir muslim, dll apakah termasuk didalamnya? (he...he...he... MAMPUS KAU!)
Mengenai impitan ekonomi yang diderita Anita, dia menyatakan, pihak negara yang seharusnya bertanggung jawab.
Negara? yang berideologi apa memangnya?
"Islam mewajibkan negara untuk memenuhi kebutuhan dasar individu, seperti pangan, sandang, papan, dan kebutuhan dasar lainnya, termasuk pendidikan, kesehatan, dan keamanan," katanya.
Kebebasan menentukan keyakinan apakah termasuk didalamnya?
Menurut dia, dengan memenuhi ketentuan tersebut, seorang individu tidak akan pernah menemui jalan buntu dari persoalan yang dihadapinya.
Sepertinya lebih baik memilih ideologi komunis ala china daripa da memilih sistem islam yang paling banyak memiliki kekurangan.
Yang jelas, tidak ada satupun ideologi yang sanggup memberantas persoalan seperti diatas hingga ketitik nol, tapi ideologi sekuler memiliki nilai yang lebih dari hukum islam.
"Sedangkan pihak istri sendiri sebenarnya memiliki jaminan berlapis-lapis, yakni dari suami, keluarga, dan negara," katanya menambahkan.
Sayangnya, perilaku masyarakat sekarang cenderung kapitalistik, sehingga setiap persoalan diselesaikan dengan jalan pintas.
Oleh sebab itu, Nurul mengajak perempuan Islam menjadikan syariat Islam sebagai pijakan dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga.
"Kehidupan yang mampu memberikan jaminan ketenangan, perlindungan, dan kecukupan bagi perempuan adalah `Khilafah` Islamiyah," katanya, menjelaskan.[TMA, Ant]
Islam memang soko gurunya selama berabad-abad dalam menghemat anggaran negara (tapi dalam artian negatif)