Aduh corr ..bocor wrote: saya mulai protes mulai dari kata yang lemah lembut sampai saya teriak, yang akhirnya saya hampir dipukul dengan palu.
Klo pipi mu sebelah kiri di martil , segeralah beri pipi kanan mu .. BIAR BENGKAKNYA BALANCE
Aduh corr ..bocor wrote: saya mulai protes mulai dari kata yang lemah lembut sampai saya teriak, yang akhirnya saya hampir dipukul dengan palu.
saya mau belajar, terima kasih masukannya ya, saya sudah mengarah ke sana pelan2 ajaBro.. mungkin konsep seperti yg disampaikan mba DHS di atas masih sulit Anda pahami, sebab Anda tidak terbiasa dengan ajaran seperti itu. Tapi satu hal.. MASIH BELUM TERLAMBAT UNTUK BELAJAR.... jika Anda mau. Namun kalau sudah berbicara "MAU", ini berarti berbicara tentang PILIHAN. Dan pilihan tersebut ada di tangan Anda.
Sebagai penutup.. Mengapa bisa terjadi seperti kisah itu? INI RAHASIANYA: pada waktu Anda bersedia "berdamai" dengan orang lain sementara pada saat yang sama Anda dianiaya oleh orang tersebut, maka Anda sedang mengerjakan apa yang TUHAN inginkan. Pada saat Anda mengerjakan apa yang TUHAN inginkan, artinya Anda sedang berada di pihak TUHAN. Sehingga, pada saat Anda berada di pihak TUHAN, maka Anda sedang mengundang TUHAN untuk terlibat dalam seluruh aspek kehidupan Anda, termasuk kesulitan yang sedang Anda hadapi.
Singkat kata, jika Anda menyelesaikan sebuah perkara dengan cara-cara yang diinginkan TUHAN, maka TUHAN sendiri yang turun tangan atas perkara Anda. TIDAK ADA YANG MUSTAHIL. Sehingga Anda tidak perlu merasa tidak sanggup, sebab TUHAN yang akan menyelesaikan bagian yang Anda tidak mampu. Jika Anda percaya, maka dalam kepercayaan lain, ini disebut IMAN PERCAYA, yaitu dasar dari segala sesuatu yang Anda harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang belum Anda lihat.
Mudan-mudahan apa yang saya tuliskan dapat bermanfaat bagi Anda.
usulan no 5 sedang diupayakan, namun saya belum ada linknya nihMomad Narsis wrote:saran dr netter lain bs sy simpulkan buat anda :
1.Pindah rumah
2.Cari dukungan dr tentangga yg juga merasa terganggu,buat rapat RT,diskusikan.
3.Lapor polisi
4.Berusaha untuk mendekatinya (diakrabin) dgn cara baik2 lalu kemukakan maksud anda dgn sopan.
5.Cari org yg ditakuti si madura polisi,kepala suku madura,atw kyai madura.
6.Beli penyumbat kuping
7.Berdoa atw minta petunjuk Tuhan.
8.Hati-hati karena madura gak akan pernah bisa nahan kalau lagi kalap.
Saya rasa no.5 yg lebih bisa untuk di coba dulu.
NO WAY!!!duren wrote: Aduh corr ..
Klo pipi mu sebelah kiri di martil , segeralah beri pipi kanan mu .. BIAR BENGKAKNYA BALANCE
duren wrote:Aduh corr ..
Klo pipi mu sebelah kiri di martil , segeralah beri pipi kanan mu .. BIAR BENGKAKNYA BALANCE
Yahh bengkak sebelah dunkbocor wrote:NO WAY!!!
Coba elo hubungi yang punya blog UNTUK minjem pak satpam yang asli suku Dayak itu .Kenyataan di lapangan, di Jawa yang katanya lebih beradab, penyerangan fisik justru lebih sering terjadi hanya karena hal yang sepele. Bahkan orang yang mengaku beragama pun tak merasa berdosa menyerang orang lain hanya karena berbeda baju. Lihat saja penyerangan terhadap jamaah Ahmadiyah yang marak terjadi. Ini kontras sekali dengan mitos suku Dayak tentang panglima Burung. Meskipun kejam dan beringas dalam keadaan marah, Panglima Burung sebagaimana halnya orang Dayak tetap berpegang teguh pada norma dan aturan yang mereka yakini. Antara lain tidak mengotori kesucian tempat ibadah -agama manapun- dengan merusak atau membunuh di dalamnya. Kekerasan dalam masyarakat Dayak ditempatkan sebagai opsi terakhir, saat kesabaran sudah habis dan jalan damai tak bisa lagi ditempuh.
Kebetulan di kantor ada satpam yang katanya jawara dan pernah mengalahkan 6 orang bersenjata parang yang mencegat di jalan dengan tangan kosong. Namun aku tak melihat sedikitpun sisi keganasannya dalam kesehariannya. Waktu aku sempatkan ngobrol tentang budaya kekerasan suku Dayak, beliau mengatakan itu sebagai kebohongan besar dan ganti menunjuk salah satu suku di Jawa sebagai suku yang ganas. Falsafah tentang pertahanan diri suku Dayak dilakukan tanpa ada keinginan untuk show of force sama sekali. Mereka tak mau membawa senjata di tempat yang salah. Mandau hanya dibawa saat ke hutan dan tidak akan dicabut dari sarungnya bila tidak dibutuhkan. Ini sama dengan kebiasaan orang Jawa yang selalu menyembunyikan keris di belakang tubuhnya dan memindahkannya ke depan hanya pada saat darurat.
hahaha...benar sekali, nyari suku dayak yang jadi satpam agak sulit kalee ya, lagian ntar gue dianggap ngadu domba antar suku. But thanks atas masukannya ya? gue malah gak kepikiran mengenai ini.duren wrote:Coba elo hubungi yang punya blog UNTUK minjem pak satpam yang asli suku Dayak itu .
Jamin dehh tetangga mu tuh bakal mingkem klo dah jumpa sama " teman lama nya " tuhh
Ente FPI ya?wajarlah wrote:bUAT mAs BoCor,. kasih tau aje ente tinggal dimane?????? biar ane ama Genk gue meluncur kesana,..!!! di daerah mana??? kasih tau ya,..
makasi atas infonya, soal bahasa yaaa harus belajar bhs madura dulu dongsukatenang wrote:Boleh nyundul, soalnya baru ketemu nih trit
@bung Bocor
Orang-orang madura biasanya punya kelompok, seperti kelompok Bangkalan, Sampang, Pamekasan dll
adalagi yang berbentuk lebih kecil kelompok raas (salah satu pulau kecil didaerah Madura) ini yang paling sulit dihadapi bahkan kadang orang Madura sendiri jengkel sama mereka (mereka lebih seneng nyebut diri orang raas daripada orang madura).
Mungkin bisa saya bantu kalau bung Bocor bisa sedikit memperhatikan gaya bahasa mereka, nah disitu gampang bisa kelacak kelompok besar mereka.
sebenarnya mereka cukup baik, tapi kalau pas keluar ngawurnya ya ngawur banget (istilahnya "mokong").
bener apa yang disarankan sama bro wong lawas karena dia faham karakteristik orang Madura atau ndak usah kyai cukup cari orang Madura yang sudah Haji dan yang dituakan biasanya agak segan mereka.
coba kalau anda bisa bahasa Madura mungkin bisa jauh lebih gampang.
Kelebihan orang Madura kalau ketemu pas orang bisa berbahasa Madura apalagi tahu kalau kita bukan orang Madura biasanya mereka langsung enak "atemo bik taretan tibik' kata mereka.
kebetulan saya lama juga bergaul dengan mereka, sampai kluyuran ke pulaunya mereka.
gitu dulu bung Bocor.
smoga terselesaikan dengan baik, bahasa maduranya win-win solution gitu ...Bento wrote:Btw gimana nih urusannya si Bocor dengan tetangganya yg madura, udah sampe dimana?
yang ada malah, mereka yang bakar-bakar, maksudnya setelah selesai kerja, mereka kumpulin sampahnya dan dibakar. jadi gw dapat suara berisik, dapat debunya, dan kalo mereka sudah selesai kerja, gw dapat asapnyaMusketeer wrote:Bro, maaf baru baca tritnya. Mudah2an masalahnya sdh selesai, tp seandainya blm, saya ingin berbagi pengalaman dari teman saya yg punya pengalaman sangat mirip dengan yang dialami bro Bocor. Saat itu kebetulan salah satu anggota keluarganya ada yang sakit, jadi teman saya meminta bantuan tetangganya tersebut untuk menemaninya mengantarkan ke dokter. Selanjutnya bisa diterka, dokter menyatakan sang pasien harus banyak beristirahat, tetangganya si madura mendengar dan mungkin karena sungkan atau malu hati, tak lama kemudian tempat usahanya dipindahkan ke tempat lain. Sehari setelah kunjungan ke dokter, suara ribut tak lagi terdengar setelah jam 3 sore. Mungkin ini tak berlaku untuk semua orang Madura, tapi mungkin bisa dicoba dengan trik lainnya. Intinya, libatkan mereka, dan sadarkan mereka secara halus bhw mereka telah mengganggu ketenangan tetangga lainnya. Kalau tetap ga bisa.......
Bakar aja bro... siapa takut...? hehehehe....... becanda