AL SITKON: damai dg kafir saat Muslim lemah, perang bgt kuat

Forum ini berisi artikel2 terjemahan dari Faithfreedom.org & situs2 lain. Artikel2 yg dibiarkan disini belum dapat dicakupkan kedalam Resource Centre ybs. Hanya penerjemah sukarelawan yang mempunyai akses penuh.
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

AL SITKON: damai dg kafir saat Muslim lemah, perang bgt kuat

Post by ali5196 »

How Circumstance Dictates Islamic Behavior
Preach Peace When Weak, Wage War When Strong
by Raymond Ibrahim
Jihad Watch
January 18, 2012
http://www.raymondibrahim.com/11038/how ... c-behavior


Image
Syeikh Burhami ttg Perang dan Perdamaian menurut Islam

Sheikh Yassir al-Burhami adalah tokoh prominen dalam gerakan Salafi yg membentuk koalisi dgn Al Ikhwan di Mesir. Ia menjelaskan konsep perang dan damai dalam Islam. Katanya, semua bentuk perdamaian dengan non-Muslim harus didasarkan pada keadaan. Tatkala Muslim lemah, mereka harus bersikap damai; begitu mereka kuat, mereka harus menyerang.

Membahas "analogy antara Kristen Mesir dan Yahudi Medinah," Burhami menegaskan bahwa Muslim bisa berdamai dengan kafir secara sementara, sesuai dgn situasi dan kondisi (Al Sitkon! :supz: ). Katanya:

Yahudi Medinah merupakan paradigma yg ditetapkan nabi yg menunjukkan bgm Muslim harus memperlakukan kafir. Metode2 nabi menangani kafir tersedia bagi Muslim sebagai contoh sesuai dgn sitkon dan kemampuan mereka. Di Mekah nabi menghadapi kafir dgn cara tertentu, jadi kapanpun Muslim lemah, mereka harus menghadapi kafir dgn cara yg sama.

Burhami merujuk kepada divisi ayat2 Mekah & Medinah yg terkenal itu: saat nabi lemah dan jumlah Muslim di Mekah sangat kecil, ia berkotbah ttg perdamaian dan membuat perjanjian2 dgn kafir. Dlm periode Medinah, begitu nabi kuat, ia berkotbah ttg PERANG dan melakukan ofensi. Dichotomy ini, lidah berbicara damai saat lemah dan lancarkan perang saat kuat, adalah instruksi bagi Muslim dimanapun dan di jaman apapun.

Setelah mengutip Quran 4:77, "Tahanlah bertindak, tingkatkan solat, bayarlah zakat," Burhami melanjutkan:

di berbagai negara kafir, spt Palestina yg diokupasi, kami memerintahkan Muslim agar bertindak spt itu [ikuti Quran 4:77]. Kini di Gaza, kami tidak memerintahkan Muslim untuk menembakkan roket setiap hari dan menghancurkan negeri itu, tapi kami mengatakan, ''Tahanlah tindakanmu dan hormati gencatan senjata.'' Saat nabi pertama kali tiba di Medinah, ia berdamai dgn Yahudi, perdamaian tanpa jizyah (yi konsiliasi tanpa mewajibkan Yahudi untuk bayar pajak tinggi sbg warga dhimmi kelas dua), ini adalah pola yang bisa diikuti sesuai dgn sitkon. Nabum, begitu mereka melanggar perjanjian tsb, nabi memerangi mereka dan mewajibkan kaum ahlulkitab (Yahudi dan Kristen) membayar Jizyah. Surat ini [Quran 9:29 yg menuntut jizyah dan penundukan] juga tidak di-abrogasi; ini sudah diakui dan disetujui secara luas.

KONKLUSI Burhami:

Ya, kita bisa memperlakukan Kristen (Koptik Mesir) spt Yahudi diperlakukan di Medinah; ini sebuah opsi. Nabi menandatangani Perjanjian/Rekonsiliasi Hudaybiyah dengan kafir dan melakukan gencatan senjata selama 10 tahun. Ini juga sebuah opsi. Jadi, sah untuk memilih dari contoh2 nabi, tergantung dari sitkon Muslim.

Dgn kata lain, sementara ini sah bagi Muslim untuk menunjukkan toleransi terhdp kaum Koptik Mesir dan tidak memungut jizyah dan membuat mereka warga kelas dua. Persis spt perjanjian damai antara Palestina dengan Israel, sampai waktunya matang untuk melakukan ofensi besar2an. Bahkan Dr. Mohamed Saad Katatni—sekjen partai Al Ikhwan, Partai Kebebasan dan Keadilan, yg menang suara 40%, berkali2 mengatakan bahwa kaum Koptik tidak perlu bayar jizyah PADA SAAT INI. Dng kata lain, tunda dulu sampai sitkon memungkinkan.

:snakeman: :snakeman:
User avatar
Rasionalis
Posts: 1069
Joined: Sun Dec 19, 2010 12:29 am
Location: Whereever I want to be

Re: AL SITKON: damai dg kafir saat Muslim lemah, perang bgt

Post by Rasionalis »

...Sheyk, teruslah bertingkah tidak karu-karuan! Agar dunia Barat kehilangan kesabaran dan mengusir semua orang Arab muslim dari negeri mereka.
Post Reply