Ilmu Genetika ala Islam

Forum ini berisi artikel2 terjemahan dari Faithfreedom.org & situs2 lain. Artikel2 yg dibiarkan disini belum dapat dicakupkan kedalam Resource Centre ybs. Hanya penerjemah sukarelawan yang mempunyai akses penuh.
Post Reply
User avatar
pod-rock
Posts: 829
Joined: Tue Nov 28, 2006 1:25 pm

Ilmu Genetika ala Islam

Post by pod-rock »

Ilmu Genetika ala Islam

Bagaimana seorang Yahudi menguji Muhammad sebagai Nabi Sejati

http://www.answering-islam.org
oleh: Sam Shamoun dan Jochen Katz

Menurut Hadish Bukhari, ada seorang Yahudi yang menghadap Muhammad ketika Muhammad sampai ke Medina, utk menguji apakah Muhammad sungguh2 Nabi sejati. Si yahudi, dimana dalam Hadis disebutkan bernama ‘Abdullah bin Salam’, bertanya pada Muhammad pertanyaan2 istimewa utk memastikan kenabiannya.

Diriwayatkan oleh Anas:
Ketika ‘Abdullah bin Salam mendengar kedatangan sang Nabi di Medina, dia mendatangi dan berkata, “Saya akan bertanya tiga hal YANG ORANG LAIN TIDAK TAHU KECUALI SEORANG NABI: Apa tanda pertama dari Kiamat? Apa makanan pertama yang dimakan orang di surga? Kenapa seorang anak mirip ayahnya dan kenapa tidak mirip paman pihak ibunya?”
Sang Nabi berkata, “Malaikat Jibril baru saja memberitahuku jawabannya.” Abdullah berkata, “Dia (yi. Jibril), dari semua malaikat, adalah musuh kaum Yahudi.” Rasulallah berkata, “Pertanda awal dari kiamat adalah api yang menyatukan oranga2 dari timur hingga ke barat; makanan pertama orang di surga adalah cuping dari hati ikan. Sedangkan kemiripan anak akan orang tuanya: jika seorang lelaki berhubungan badan dengan istrinya dan mengeluarkan cairan mani lebih dulu, si anak akan mirip ayahnya, dan jika si istri yang mengeluarkan lebih dahulu, si anak akan mirip ibunya.” Dengan jawaban itu Abdullah bin Salam berkata, “aku bersaksi bahwa engkau sungguh2 Rasul Allah.” Abdullah bin Salam lalu menambahkan, “O Rasulallah! ORANG2 YAHUDI ADALAH PEMBOHON, dan jika mereka tahu tentang saya masuk islam sebelum kau bertanya pada mereka (tentang saya), mereka akan berbohong tentang saya.” Orang2 yahudi datang pada Rasulallah dan ‘Abdullah langsung masuk rumah. Rasulallah bertanya pada Yahudi, “Orang macam apakah ‘Abdullah bin Salam itu?” mereka menjawab, “Dia adalah orang paling terpelajar diantara kita, terbaik, dan anak paling berbakti diantara kita.” Rasulallah berkata, “Apa yg kalian pikir jika dia memeluk islam (akankah kalian melakukan hal yang sama)?” Orang yahudi berkata, “Semoga Allah melindunginya dari itu.” Lalu Abdullah bin Salam keluar rumah dan berkata, “Aku bersaksi Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusanNya.” Dg begitu mereka berkata, “Dia adalah orang paling jahat diantara kita, anak paling tidak berbakti diantara kita,” mereka terus menerus bicara jelek tentang dia. (Sahih Al-Bukhari, Volume 4, Buku 55, Nomo 546)


Ibn Kathir menceritakan kisah yang sama dari al-Bayhaqi:
“… Dia (Ibn Salam) mendatangi sang nabi dan berkata, ‘Aku akan bertanya tiga hal yang hanya seorang nabi tahu jawabannya. Pertanyaannya.. dan apa yang menyebabkan anak mirip ayah atau ibunya?’
“Dia menjawab, ‘Jibril berkata padaku . . . dan jika cairan mani lelaki mendahului cairan wanita, anaknya akan mirip ayahnya, sementara jika CAIRAN WANITA mendahului cairan lelaki, si anak akan mirip ibunya.’
“’Abd Allah bin Salam menyatakan, ‘Aku bersaksi Tiada Tuhan selain Allah dan Engkau adalah utusanNya; o Rasulallah, orang2 Yahudi adalah orang2 pembohong. Jika mereka tahu saya masuk islam sebelum kau bertanya tentang saya pada mereka, mereka akan berbohong padamu.”
(Ibn Kathir, The Life of the Prophet Muhammad (Al-Sira al-Nabawiyya), diterjemahkan oleh Professor Trevor Le Gassick, direview oleh Dr. Ahmed Fareed [Garnet Publishing Limited, 8 Southern Court, South Street Reading RG1 4QS, UK; The Center for Muslim Contribution to Civilization: First Paperback Edition, 2000], Volume II, hal.195.) (Penebalan, huruf besar maupun miring oleh penulis)

Laporan Hadis diatas punya masalah serius utk kredibilitas Muhammad, sekaligus juga bagi kesaksian Ibn Salam. Cerita diatas berisi blunder (kesalahan) sains yang dahsyat dan Fallacy logika yang sangat serius.

Pertama, tidakkah ironis Ibn Salam meragukan kejujuran orang Yahudi secara umum, padahal dia sendiri orang Yahudi? Tidakkah ini malah membuat orang2 jadi ragu akan kesaksiannya sendiri bahwa dia adalah orang Yahudi? Jika semua orang Yahudi itu pembohong, lalu Ibn Salam sendiri bagaimana? Apa alasan hingga membuat dia menilai demikian?

Tidak ada bukti bahwa orang Yahudi jauh lebih pembohong dibanding orang lain. Pastilah ada pembohong diantara mereka, seperti juga ada orang jujur diantara mereka, seperti yang diakui oleh Quran itu sendiri:

Di antara Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu Dinar, tidak dikembalikannya padamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang umi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. [Quran 3:75]

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). [114] Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (Quran 3:113-114)

Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan-nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya. (Quran 3:199)

Ibn Salam memfitnah bangsanya sendiri dan jelas hanya berusaha menjilat kepada Muhammad. Dia pintar dan mungkin berpikir setelah melihat gelagat situasi disana, kekuasaan masa depan sangat mungkin jatuh ketangan Muhammad, jadi dia ingin berpihak dengan Muhammad. Dia juga tahu bahwa orang2 Yahudi sangat taat pada Kitabnya dan tidak punya pilihan lain selain menolak Muhammad, dg demikian akan membuat mereka punya masalah besar. Jelaslah Ibn Salam ingin menjadi pemenang dg demikian dia memilih utk berkhianat dan menyeberang ke kubu Muhammad.

Kedua, dan ini adalah kesalahan fatal dalam ‘ujian’ ibn Salam, jika hanya seorang nabi yang tahu jawaban dari tiga pertanyaan tsb? Lalu bagaimana dia tahu bahwa jawaban Muhammad itu benar? Tidakkah ini membuktikan bahwa ibn Salam itu sendiri seorang nabi? Perhatikanlah logika dibelakang ini:

A. Tak seorangpun tahu jawaban dari tiga pertanyaan ibn Salam kecuali seorang nabi.
B. Ibn Salam tahu jawaban dari pertanyaan2 ini.
C. Dg demikian, ibn Salam mestilah seorang nabi!

Kalau logika diatas tidak berlaku, berarti ibn Salam sebenarnya tidak serius dalam ujiannya, dia hanya cari alasan utk masuk kedalam kubu Muhammad. Atau, alternatif ketiga adalah bahwa Ibn Salam begitu butanya hingga tidak bisa melihat masalah logika dari pertanyaan dan pernyataannya itu, dan dg demikian berarti dia bukanlah seseorang yang harus kita percayai utk bisa membedakan mana yg nabi mana yg bukan.

Yg lebih penting lagi, jawaban Muhammad mengenai si anak yg mirip paman pihak ibunya, adik/kakak kandung ibunya, sangat-sangatlah salah. Perhatikan pertanyaan dan lalu perhatikan jawaban Muhammad.

“Kenapa seorang anak mirip ayahnya dan kenapa tidak mirip PAMAN PIHAK IBUNYA?”
Sang Nabi berkata, “Malaikat Jibril baru saja memberitahuku jawabannya.” Sedangkan kemiripan anak akan orang tuanya: jika seorang lelaki berhubungan badan dengan istrinya dan mengeluarkan cairan mani lebih dulu, si anak akan mirip ayahnya, dan jika si istri yang mengeluarkan lebih dahulu, si anak akan mirip ibunya.”

Menurut Muhammad, Jibril memberitahunya si anak akan mirip ayah atau paman pihak ibu tergantung dari siapa yang lebih dahulu mengeluarkan cairan (ejakulasi), yaitu jika si lelaki ejakulasi sebelum si wanita maka si anak akan mirip dia tapi jika si wanita lebih dulu maka si anak akan mirip ibunya.

TAPI, urutan siapa ‘keluar’ lebih dahulu, lelaki atau wanita ejakulasi lebih dahulu, TIDAK ADA PENGARUHNYA PADA ANAK YANG SEDANG DIBUAT. Pernyataan Muhammad berisi beberapa kesalahan. Pertama, sperma lelaki dan ovum wanita tidaklah sedang bertempur atau balapan utk menjuarai kompetisi siapa duluan. Sebaliknya, sperma dan ovum harus bertemu dan bersatu lalu kemiripan si anak ditentukan oleh kombinasi dari karakteristik keduanya. Biasanya anak2 punya karakteristik kedua belah pihak, yakni bentuk hidung ayah tapi warna mata ibu, dll. Bukanlah salah satu atau kompetisi seperti yang dikatakan Muhammad, tapi kombinasi dari kedua elemen, sekalipun jika seorang anak mirip salah satu pihak dibanding pihak lain.

Kedua, Muhammad bicara tentang keluarnya cairan yang bisa terlihat dari sang lelaki dan wanita, pengetahuan ini dijaman Muhammad sangatlah biasa dan bagi mereka yang sering melakukan hubungan badan mestilah pernah memperhatikan hal ini.

Tapi inilah kesalahan terfatal dari pernyataan Muhammad: Keluarnya cairan wanita selama hubungan badan sama sekali tidak ada hubungan dengan informasi genetis yang diterima sang anak karena cairan wanita tidak berisi ovum (indung telur). Cairan seksual yang dikeluarkan sang wanita ketika terangsang dan berhubungan badan tujuannya HANYA untuk membuat hubungan badan tsb bisa nikmat, dan cairan ini hanya keluar di Vagina (dimana hubungan itu terjadi).
Ovum, dilain pihak, dapat difertilisasi hanya dalam periode waktu yg singkat, sekitar 12-24 jam setelah ovulasi, dan selama ini ovum tetap diam dalam saluran fallopian. Setelah itu, ovum akan rusak jika tidak difertilisasi disana. Dengan kata lain, jika tidak difertilisasi dalam saluran fallopian, si ovum akan mati ketika mencapai uterus, jangankan sampai vagina dimana cairan seks terlihat keluar. Cairan seks lelaki dan wanita bertemu dan bercampur dalam vagina, tetapi ovum tidak ada disana. Terlebih lagi, hanya sperma yg bisa memasuki cervix dan bergerak kearah ovum dalam saluran fallopian. Sisa dari cairan seks lelaki maupun wanita tetap ada dalam vagina. Terutama sekali, cairan seks si wanita tidak punya peran apa2 lagi ketika sperma dan ovum sudah bertemu dan ketika karakteristik anak telah tertentukan, dg kata lain, ketika sperma dan ovum menyatukan kromosom2 mereka.
Ketiga, Ketika tahu bahwa cairan seks wanita tidak ada peran apa2 dalam penentuan kemiripan sang anak, banyak muslim yang mencoba berdebat bahwa ketika si wanita mengeluarkan cairan, yang dimaksud adalah berovulasi. Tapi, debatan itu tidak manjur juga. Sementara pernyataan Muhammad adalah, “jika seorang lelaki berhubungan badan dengan istrinya dan mengeluarkan cairan mani lebih dulu, si anak akan mirip ayahnya, dan jika si istri yang mengeluarkan lebih dahulu, si anak akan mirip ibunya.”

Bahkan pernyataan itu seakan mengisyaratkan bahwa setiap hubungan badan akan menghasilkan anak, yang jelas2 salah. Jelas2 Muhammad menceritakan tentang keluarnya cairan yang terjadi KETIKA hubungan badan. Tapi, ovum biasanya tidak dilepas selama hubungan badan, meski jika sepasang suami istri melakukan seks setiap hari, ovulasi itu terjadi hanya satu kali sebulan dan tidak dipicu oleh bangkitnya gairah seks. Jadi terjadinya ovulasi ketika hubungan seks sangat jarang sekali terjadi. Karena kecepatan gerak dari ovum dan sperma dan adanya jarak waktu yang singkat dimana ovum bisa difertilisasi, fertilisasi dari ovum biasanya terjadi ketika sperma dari hasil hubungan badan yang dikeluarkan 1-2 hari sebelum ovulasi terjadi. Cara Muhammad bicara tentang proses ini jelaslah tidak sesuai dengan kenyataan medis yang terjadi.

Ada muslim yang ingin mengerti hadis ini dengan menafsirkannya sebagai penentuan gender, bukannya kemiripan. Meski formulasi dari pertanyaan dalam hadis ini, terlebih versi Bukhari, tidaklah membuat orang bisa menafsirkan demikian, tetap saja malah akan menambah kesalahan lainnya. Alasan bahwa jika ejakulasi (lelaki) terjadi (sesaat) setelah ovulasi (ejakulasi wanita) lalu probabilitas utk anak lelaki lebih besar dari anak wanita – jelas2 berlawanan dengan pernyataan Muhammad. Alasannya adalah karena rata2 Kromosom X pembawa sel sperma bergerak lebih lambat tapi hidup lebih lama, sementara Kromosom Y bergerak lebih cepat. Jadi jika ovum sudah siap, kromosom Y punya kemungkinan lebih tinggi utk mencapai ovum lebih dulu – dg asumsi tidak ada hubungan badan sekitar seminggu sebelum ovulasi, jadi kromosom X dari hubungan badan sebelumnya sudah mati. (utk lebih jelasnya lihat saja halaman2 web tentang penentuan jenis kelamin bayi yg didasarkan dengan metodologi Landrum B. Shettles – contohnya: http://www.babiesonline.com/articles/tt ... osesex.asp, http://en.wikipedia.org/wiki/Shettles_Method, http://www.ovulation-calculator.com/shettlesmethod.htm).
Dalam hal apapun, sains medis memberitahukan bahwa ini adalah masalah statistik belaka, kemungkinan lebih tinggi atau rendah belaka. Lagipula, jumlah sperma yang kita bicarakan adalah sekitar 100 juta. Muhammad dilain pihak memformulasikan sebuah penjelasan dengan kepastian yg sedemikian karena aspek2 pasti lain tidaklah dia ketahui.

Kesimpulannya, darimanapun kita memandang hal ini, pernyataan Muhammad mengandung banyak kesalahan2 sains, sebenarnya bukan salah Muhammad, tapi salah malaikat Jibril yang ‘tidak tahu’ akan hal ini, dan jika dipikir lagi, bukan salah malaikat Jibril tapi Allah-lah yang salah, karena Allah adalah sumber kesalahan sains Muhammad dan kesalahan Ilmu Genetika Islam.

Ini membuat kita punya pilihan berikut. Ibn Salam tidak jujur karena dia tahu kesalahan logika dalam pernyataanya dan dg demikian sadar bahwa apa yang dia nyatakan bukanlah ujian sejati utk seorang nabi. Dg demikian seluruh kejadian ini bukan lain hanyalah sebuah tipuan utk berpindah kubu.

Atau Ibn Salam percaya ini adalah ujian yang absah dan sejati. Jika demikian, maka pengamatan kita diatas mendiskualifikasi dia utk membuat penilaian karena hanya seorang nabi sajalah yang tahu jawabannya. Dan karena Ibn Salam bukan seorang nabi dia tidak ada dalam posisi utk menentukan apakah jawaban Muhammad salah atau benar.

Tapi apapun itu, Jawaban Muhammad menunjukkan bahwa dia gagal dalam ujian, malah gagal dalam dua cara. Pertama, jawabannya secara sains, salah. Kedua, sebagai nabi sejati dia harusnya mengungkapkan bahwa ujian yang ditanyakan pada dia itu sangatlah berisi kesalahan yg fatal, artinya dia harusnya menunjukkan karena tidak ada seorangpun yang tahu apakah jawaban dia benar atau tidak tanpa menjadi nabi terlebih dahulu, maka ujian itu adalah sia-sia belaka. Nah! Jawaban demikianlah yang bisa MENGAGUMKAN kita.

Tapi, ini malahan tambah parah. Menurut hadis ini, Muhammad menerima begitu saja jawaban yang berisi “informasi sains”, sama persis ketika dia menerima ayat2 Quran – dari Jibril! Tapi, karena informasi ini salah besar, maka ini membuktikan bahwa baik Allah maupun Jibril tidak tahu sama sekali tentang genetika, atau Muhammad berbohong begitu saja, dia sama sekali tidak menerima informasi apa-apa dari Jibril. Salah satu atau keduanya ini menghancurkan semua kepercayaan dalam ‘wahyu2’ lain yang Muhammad klaim diterima dari sumber yang sama.

Apa yang diajarkan dari semua ini adalah mungkin Ibn Salam sangat pintar dan bermaksud pindah kubu dengan cara menipu Muhammad agar mempercayai kebohongannya, yg belakangan kena tipu! Ini membuktikan bahwa Muhammad itu nabi palsu dan Jibril asli tidak pernah bicara padanya.

ATAU

Ini benar2 mendemonstrasikan bahwa Muhammad hanya membeo kesalah mengertian sains dan pengetahuan orang2 dijamannya saat itu. Muhammad mengulai pandangan salah dan ‘****’ mengenai sains dan isu2 lain yg orang2 sejamannya percaya dan mencoba menyatakan itu semua sebagai wahyu dari Tuhan. Dengan melakukan itu Muhammad membuat Allah menjadi PENULIS dari mitos2 dan kesalahan2 besar sains itu.

TAPI

Karena kita jaman ini ada dalam posisi tahu apa yang benar dalam hal genetika, kesalahan Muhammad membantu kita membuktikan TANPA KERAGUAN SEDIKITPUN bahwa dia adalah NABI PALSU.
Post Reply