Kalif Umar, 58, kawin dgn Umm Khultum/Kulthum, dibawah 11 th

Forum ini berisi artikel2 terjemahan dari Faithfreedom.org & situs2 lain. Artikel2 yg dibiarkan disini belum dapat dicakupkan kedalam Resource Centre ybs. Hanya penerjemah sukarelawan yang mempunyai akses penuh.
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Kalif Umar, 58, kawin dgn Umm Khultum/Kulthum, dibawah 11 th

Post by ali5196 »

The Marriage of Umar ibn Khattab and Umm Kulthum, A Case Study
by Sam Shamoun
http://www.answering-islam.org/Shamoun/ ... scent3.htm

Menurut sumber Muslim Sunni, kalif kedua, Umar ibn al-Khattab, menikahi Umm Kulthum, puterinya Ali (ibn Abu Talib) dan Fatimah binti Muhammad. Ini dibantah sumber2 Syiah.

Sumber2 berikut ini menunjukkan umur Kulthum yang berlainan:

1) Ibn Sa‘d dalam karyanya at-Tabaqat al-Kubra (vol. 8 p. 338, ed. Muhammad ‘Ab al-Qadir ‘Ata, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut 1990, (The Marriage of umm kulthum daughter of ‘Ali ibn Abi Talib o ‘Umar ibn al-Khattab, Misrepresentation of History, by Abu Muhammad al-Afriqi)) beriwayah sbb:
I was informed by Anas ibn ‘Iyad al-Laythi, who reports on the authority of Ja‘far ibn Muhammad [as-Sadiq], and he from his father [Muhammad al-Baqir]—that ‘Umar ibn al-Khattab asked ‘Ali ibn Abi Talib for the hand of Umm Kulthum in marriage. ‘Ali said, "I had kept my daughters for the sons of Ja‘far." ‘Umar said, "Marry her to me, O Abul Hasan, for by Allah, there is no man on the face of the earth who seeks to achieve through her good companionship that which I seek to achieve." ‘Ali said, "I have done so."

Then ‘Umar came to the Muhajirun between the grave [of Rasulullah r ] and the pulpit. They—‘Ali, ‘Uthman, Zubayr, Talhah and ‘Abd ar-Rahman—used to sit there, and whenever a matter used to arrive from the frontiers, ‘Umar used to come to them there and consult with them. He came to them and said, "Congratulate me." They congratulated him, and asked, "With whom are we congratulating you, O Amir al-Mu’minin?" He replied, "With the daughter of ‘Ali ibn Abi Talib."

Then he related to them that the Nabi r said, "Every tie of kinship, and every association will be cut off on the Day of Qiyamah, except my kinship and my association." [‘Umar said,] "I have had the companionship of Rasulullah r ; I would like also to have this [kinship]."
Kutipan diatas mengatakan bahwa Umm Kulthum lahir dari Ali dan Fatimah di tahun 6 AH (628/629M).

Umar kawin dgn Kulthum selama kalifatnya, yi antara 13 - 23 AH (634-644M). JADI, umurnya bisa jadi antara (634 minus 628M=) 6 thn dan (644 minus 628M=) 16 thn.


2) Milis Syiah mencatat tanggal nikah mereka dari buku2 Sunni:

… dua akadamisi Sunni, Yasin Maussali dlm Al Madhahib, hal 98, dan 'Umar Reza Kulalla, dlm Ulum Al Nisa, hal 256, menulis:
"Umar menikahinya (Kulthum) di thn 17H, dan mengkonsumasi perkawinannya satu tahun kemudian ketia ia mencapai akil baligh".
Nikah of Lady Umme Kulthum, http://www.answering-ansar.org/answers/ ... /chap3.php

Kalau begitu, usia Kultkum saat dinikahi ; 17H=639M - 628M= 11 thn dan saat ngesex adalah 1 tahun kemudian: 12 thn dgn Umar yang saat itu antara 58-59thn (mendekati birthday 60 thn nih!) :vom:


3) Milis internet mengatakan:
Tanggal kelahiran Umar disetujui secara luas sebagai 580M di Mekah. Ia 10 tahun lebih muda dari rasulullah. (Pre-Islamic Period; http://www.witness-pioneer.org/vil/Arti ... hattab.htm)

Ini berarti bahwa Umar berusia 47 tahun saat lahirnya Umm Kulthum (6AH atau 628/629M). (Bukannya 628M minus 580M=48thn? ----ali5196)


4) Thn 639M, Umar menikah dengan Umm Kulsum, puteri 'Ali dan Fatima. Sampai kematiannya di thn 644M, Umm Kulsum tetap sebagai istri kesayangannya. (Testament Umar; http://www.witness-pioneer.org/vil/Arti ... 0Of%20Umar)

Betul khan? Ini berarti bahwa Umar berusia 58 tahun, hampir 60 thn, ketika ia menikah dgn Umm Kulthum, yang saat itu kira2 berusia 11 thn.


5) Penulis Sunni, GF Haddad, menulis:
The marriage of `Umar with Umm Kulthum al-Hashimiyya (6-49) the daughter of `Ali and Fatima took place on the year 17 of the Hijra. `Ali gave her away to `Umar upon his request although he was afraid at first that `Umar might not accept her due to her youth and because he wished her to marry one of her cousins among the sons of Ja`far ibn Abi Talib. But `Umar said, 'Marry her to me for I swear I have toward her more dedication to excellent companionship than any man on the face of the earth.' `Umar gave her a dowry of 40,000 dirhams in honor of her lineage to the Messenger of Allah, upon him blessings and peace...

6) Tarikh-nya Ibn Kathir mengatakan bahwa thn 16H adalah tahun nikahnya `Umar dgn Umm Kulthum; jadi Umm K berusia antara 10 dan 12 .

TAPI sumber berikut ini meragukan sumber2 diatas:

Diambil dari Ibn Sa’d yang diambil dari milis Syiah yg sama, yg sudah disebutkan sebelumnya:

Dari Kitab Al-Tabaqat Al-Kubra, Ibn Sa'd, Volume 8, p. 463, Dhikr Umm Kulthum:
Umar meminta Imam Ali untuk menikahi Bibi Umm Kulthum, yang dijawab dengan Ali, 'Wahai, Panglima Mukminan, IA MASIH MENDAPAT SUSU IBU.
Umar menjawab, 'Demi Allah! Itu tidak benar. Kau mencoba menghindari saya'. 'Ali oleh karena itu memerintahkan Umm Kulthum untuk mandi dan mengenakan tudung. 'Ali mengatakan padanya agar pergi ke sang Kalif, 'berikan dia salam saya dan tanya apakah ia senang dengan tudung ini. kalau ia senang, ia boleh memilikinya, kalau tidak, ia harus mengembalikannya'. ... Umm Kulthum kembali pada ayahnya dan mengatakan bahwa Umar tidak membuka tudung itu tapi hanya memandangnya. Ali menikahkannya pada Umar dan mereka memiliki anak bernama Zayd.
Dalam Tarikh Khamis, Volume 2, p. 384 ('Dhikr Umm Kalthum') san Zakhair Al-Aqba, p. 168, ditulis:
"'Umar meminta 'Ali untuk menikahi puterinya, Umm Kulthum. 'Ali jawab bahwa IA BELUM MENCAPAI USIA DEWASA. 'Umar menjawab, 'Demi Allah, ini tidak benar. Kau tidak mau memberinya padaku. Kalau ia dibawah umur, kirimkan ia kepadaku'. Jadi 'Ali memberi Umm Kulthum sebuah baju dan memintanya untuk pergi ke 'Umar dan mengatakan bahwa ayahnya ingin tahu untuk apa baju ini. .. Umar menarik tangannya dan memaksanya mendekatinya (Umar). 'Umm
Kulthum memintanya untuk melepaskan tangannya. Umar melakukannya dan mengatakan, 'Kau seorang wanita sopan dengan moralitas tinggi. Pergilah ke ayahmu dan katakan bahwa kau sangat cantik. Dengan itu, 'Ali menikahkan Umm Kulthum kepada 'Umar."
Dari Sawaiqh al Muhriqa, p. 280 and Asaaf al Ghaneen, p. 162:
"Umar meminta untuk menikah dengan puteri 'Ali. 'Ali menjawab, IA TERLALU MUDA. ... Umar mengirim Umm Kulthum kepadanya. Ketika Umar melihatnya, ia berdiri, menggendongnya, memangkunya, menciumnya dan membanjirinya dengan rakhmat. Ketika Umm Kulthum berdiri untuk berangkat pulang, Umar emraih pergelangan kakinya dan mengatakan, 'Katakan pada ayahmu bahwa saya bersedia'.
Kaum Shiah memberi kutipan2 lainnya yang menunjukkan bahwa Umm Kulthum menikah sebelum mencapai pubertas:

Dalam Sawaiqh, Page 94, Ibn Hajr al Makki ingin membenarkan insiden itu sbb:

"'Tindakan Umar memeluk dan mencium Umm Kulthum yang masih dibawah umur tidak haraam dan tindakan itu diijinkan, tapi tidak diijinkan kalau ia seorang wanita dewasa."

JADI? Kalau Umm Kulthum memang dibawah umur, mengapa ia dikawinkan? Pergelangan kakinya juga disentuh. Apakah seorang lelaki 58 tahun, apalagi seorang pemimpin umat, pantas melakukannya dengan anak2 kecil sekalipun?

Kalau memang Umm Kulthum berusia 11 / 12 tahun pada waktu itu, mengapa penulis Ahl'ul Sunnah menyebutnya sebagai seorang Saghira (anak2) atau Sabiya (masih disusui)?' Dijaman itu, para ibu menyusui anak2 mereka sampai usia 4/5 thn, utk menghindari risiko infeksi.

Istilah2 ini tidak bisa digunakan untuk anak perempuan yagn mencapai pubertas. Dlm bhs Arab, Sagheer didefinisikan sbg ''anak dibawah umur.''

Malah, Haddad sendiri menunjuk pada referensi dimana Umar menentang siapapun yang akan mengoloknya karena menikahi perempuan yang 'begitu muda':
Ia datang kepada para Muhajirun diantara para Sahabat saat mereka duduk di tempat pertemuan mereka bertemua dengan `Umar utk mendiskusikan segala kabar baru: "Selamatilah para mempelai baru!" Lalu ia mengatakan bahwa ia menikah dengan puteri `Ali, Umm Kulthum, dan mengatakan: ... " JANGAN MENCEMOOHKAN SAYA [KARENA MENIKAHI GADIS YANG SANGAT MUDA], karena saya mendengar Rasulullah mengatakan bahwa: 'Pada hari kiamat, setiap garis keturunan akan putus, kecuali garis keturunan saya.''
Pembaca yang jeli bisa melihat bahwa perkawinan macam ini pada jaman itupun tidak dianggap pantas secara kultural. Jika menikahi anak umur 6 tahun saja diijinkan, mengapa Ali dan Muslim2 lainnya menentang pernikahan Ali kepada anaknya? Kalau Umm Kulthum terlalu muda bagi Umar, walau ia 'berusia 11 thn', dan Umar berusia hampir 60 tahun, bukankah ini juga membuktikan bahwa Aisha terlalu muda saat Muhammad (50 thn) menikahinya pada usia 6 tahun???

Seperti kami katakan pada permulaan artikel ini, kaum Syiah membantah bahwa Umar menikahi puteri Ali, tapi bahwa ia menikahi puterinya Abu Bakr yang juga bernama Umm Kulthum.

Tapi inipun problematik. Beberapa sumber mengatakan bahwa Umm Kulthum lahir setelah ayahnya wafat tahun 634M:

Abu Bakr dikatakan wafat tahun 634M saat Umm Kulthum masih dalam kandungan.

NAH, kalau begitu .. kalau kaum Syiah benar dan kalau Umar menikahi Umm Kulthum di tahun 639M, maka ini berarti bahwa Umm Kulthum berusa 5 tahun saat ia dikawinkan pada sang kalif!

AKhir kata, perkawinan dengan anak2 pada saat itupun bukan hal yang normal! Muhammad sendiri keberatan saat Fatima pada usia 9 tahun diincar oleh
Abu Bakr dan Umar! Sang rasul menolak mereka dengan mengatakan bahwa IA MASIH TERLALU MUDA!! AbdurRahman Ibn Awf juga meminta untuk menjadi suaminya tapi Muhammad tidak mengacuhkannya. (Fatima ['a] The Gracious, by Abu Muhammad Ordoni [Published by: Ansariyan Publications Qum, The Islamic Republic of Iran], Chapter 25, On the Way to Marriage)

JADIIIII .. kalau Fatimah dianggap matang pada usia 9 tahun, mengapa Muhammad tidak mengijinkan ia kawin dgn Abu Bakr atau Umar berdasarkan usianya?

Dan kalau usia 9 dianggap terlalu muda, nah kok si nabi kawin dgn Aisya saat ia berusia ENAM TAHUN????

:finga: :finga: :finga:
Post Reply