'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Jojo!
Posts: 38
Joined: Sun Oct 16, 2011 3:03 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Post by Jojo! »

salut buat kak anne
God Bless buat kk dan keluarga
:heart:
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Post by anne »

sambungan Bab-8
http://prophetofdoom.net/Prophet_of_Doo ... user.Islam
SUDAH DIPERIKSA!

OK. Kita lanjut. Dari topik bisnis kita beranjak ke topik kiamat. Surah berikutnya, surah ke-75, agak aneh. Terjemahan bahasa indonesia tidak tepat dengan bhs Inggrisnya. Ini versi Indonesianya: Qur’an 75:1, “Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri). Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”

Inggrisnya: “I swear by the Day of Resurrection; and I call to witness the self-reproaching spirit, the accusing soul. Does man think that We cannot assemble his bones?"
Lihat terj. inggris u/ ayat 2: http://quran.com/75:
Pickthall: Nay, I swear by the accusing soul (that this Scripture is true).
Yusuf Ali: And I do call to witness the self-reproaching spirit: (Eschew Evil).
Shakir: Nay! I swear by the self-accusing soul.

Seharusnya ayatnya dalam bahasa Indonesia harus berbunyi: Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersaksi PADA (atau 'demi,' tapi bukan 'dengan') jiwa/roh yang menuduh diri sendiri.

Siapa 'jiwa/roh yang menuduh dirinya sendiri'? Dan siapa si 'aku' yang bersaksi pada jiwa yang menuduh dirinya sendiri?? Bisa jadi si Iblis, atau bisa juga Muhammad, karena ia memang sendiri memberatkan dirinya sendiri dengan setiap kalimat. ‘Mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya,' bermakna Islam percaya akan kebangkitan tubuh, bukan keselamatan rohani. Mungkin karena pesta pora mabuk di Surga memerlukan tubuh jasmani, bukan roh, hati atau akal.

Membaca kelanjutan surah, kita paham bahwa Hari Kebangkitan dan Kiamat adalah satu paket. Kita juga dihadapkan pada bulan yg menggelap, mengungkap maksud jahat Iblis. Qur’an 75:3, “Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus. Ia berkata: "Bilakah hari kiamat itu?" Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: "Ke mana tempat berlari?" sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!..... Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. [Hebat bukan transisinya: dr 'kiamat' tiba2 ke 'pembacaan Qur’an :rolleyes: '] Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.”

Para ulama Islam mengatakan inti pertikaian antar Muhammad dan sukunya mengenai hari kebangkitan kembali (resureksi). Tapi itu tidak benar. Orang Arab percaya pada resureksi. Buktinya, salah seorang kerabatnya mengikat unta kesayangannya di makam agar dapat ikut dengan almarhum ke surga.
Jadi, resureksi bukan inti pertikaian. Masalah sebenarnya, Muhammad berkata bahwa leluhur mereka terbakar di neraka karena mereka meninggal di zaman Jahiliyah pra-Islam. Para penduduk Mekah yang menyayangi nenek moyang mereka tentu mangkel dan jelas saja banyak diantaranya menyerang pandangan Muhammad yang sempit dan tidak toleran ini. Mereka juga mungkin merasa kesal akan gambaran surga yang cabul dan neraka yang sadis versi Mamad.

'Bulan bercahaya lalu yang menggelap dan lalu disatukan dengan matahari' juga aneh. Bulan bukanlah sumber terang yang sebenarnya, hanya ilusi/sumber palsu, sebab itu merupakan simbol Iblis. Kegelapan diidentikkan dengan kejahatan dan kebohongan.

Perubahan topik mendadak (dari 'neraka' tiba2 ke p'embacaan Qur’an') dalam surah ini terjadi pula pada sebagian besar ayat Qur’an. Kalimat “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya,” muncul secara tiba-tiba. Tanpa peralihan atau konteks. Ini jadi tidak masuk akal. Tuhan itu abadi. Ide bahwa tuhan masih harus menjelaskan Qur’annya agar masuk akal sungguh memalukan (tuhan yg ga benar, wahyunya ga jelas –anne). Ini mengingatkan kita akan salah satu ayat utama dan paling bermasalah di Qur’an: Q5:101 (jurus ngeless—anne), “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah mema'afkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Sesungguhnya telah ada segolongan manusia sebelum kamu menanyakan hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya kepadanya."

Hadis mengkonfirmasikan Bukhari:V2B24N555 “Aku mendengar Nabi berkata, ‘Allah membencimu karena mengajukan terlalu banyak pertanyaan.”

Mengajukan banyak pertanyaan DILARANG karena Islam memang tidak bisa memberi penjelasan yg meyakinkan. Islam adalah kebodohan dan keberadaannya tergantung pada kebodohan umatnya. Semakin dalam digali, semakin terungkap penipuannya. Inilah sebabnya mengapa umat Islam melindungi doktrin mereka dengan menyerang siapapun yang mengkritik kitab suci mereka. Cara paling ampuh menyelamatkan Muslim dari Islam adalah dengan mengekspos ajarannya.

Surah mengenai ‘Hari Kiamat’ berlanjut. Q75:20 “Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat. Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat. Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?" dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.” Sulit membayangkan betapa agama yang penuh dengan nuansa Iblis dan terpaku pada penderitaan telah bertahan, apalagi berkembang. Jika bukan karena pedang, Islam sudah mati sejak kelahirannya.

Ya, ya, aku tahu, Alkitab juga bicara ttg neraka dan penghukuman, jadi mengapa menyerang Islam begitu keras? Jawab saya adalah: kepantasan, proporsi, keterlibatan pribadi dan kejelasan.

Pertama, Alkitab berbicara ttg neraka sebagai tempat bagi mereka yang telah menerima wahyu ilahi yang melimpah dan rasional, tapi lebih memilih untuk menolaknya. Alkitab menetapkan standar kelakuan yang patut untuk menghadapi hari pengadilan. Alkitab bahkan memberikan bukti nyata bahwa wahyuNya adalah demi kebaikan manusia melalui mukjizat dan nubuatan yang tak terhitung jumlahnya. Mereka yang berakhir di neraka mengabaikan semua ini dan memilih untuk tidak bersama Tuhan. Lagipula, neraka dalam Alkitab bukanlah diciptakan untuk manusia. Neraka dibuat untuk Iblis dan para malaikatnya yang telah jatuh, atau setan-setan, karena ketidaktaatan mereka. Tidak heran roh kegelapan Islam menghabiskan banyak waktu disana.

Qur’an gagal membuktikan otoritas ke-ilahiannya dengan meyakinkan! Qur'an juga gagal memberikan standar kelakuan yang patut. Qur'an tidak ada contoh panutan dengan standar kelakuan yang patut. Muhammad adalah nabi tunggal dan kelakuannya merupakan antitesis dari segala yang baik. Dengan kata lain, aneh bagi sosok tuhan untuk mengancam manusia dengan neraka, sebelum ia sendiri menjelaskan manusia atau kelakuan macam apa
yang bisa menghindarinya.

Kedua, frekuensi pernyataan Qur’an ttg neraka dan siksaannya berada diluar proporsi. Setiap surah awal menghadirkan nuansa tsb. Kegelapan menguasai kebaikan di dalam Qur’an; neraka begitu menonjol dibanding surga. Kehadiran para penyiksa Muhammad lebih lazim daripada instruksi keagamaan. Siksaan adalah tema utama Qur’an.

Ketiga, neraka dalam Alkitab adalah keadaan terpisah dari Tuhan. Dalam Qur’an, Allah adalah kekuatan penggerak neraka, pencipta sekaligus manajernya. Allah ingin ditinggal sendiri dengan manusia sehingga ia dapat mengawasi penyiksaannya. Ini adalah perbedaan mendasar antara Yahweh dan Allah, antara Kristen-Yahudi dan Islam. Dalam Alkitab, anugrah yang diperoleh di surga adalah kebersamaan dengan Tuhan. Sebaliknya, dalam Qur’an anugrah di surga berupa kebersamaan dengan 72 perawan; persekutuan dengan Tuhan tidak disebutkan.

Keempat, deskripsi Alkitab ttg neraka jauh lebih lembut. Ada kertakan gigi dan kita diberitahu neraka itu panas, sedikit lebih panas dari biasanya. Sementara, kejelasan penggambaran detil siksaan neraka Allah sangat meresahkan, bahkan cenderung gila.

Kelima, dalam Kristen-Yahudi, neraka adalah pilihan setiap orang. Tak ada yang dikirim ke neraka jika ia tidak menghendakinya. Kita semua diberi pilihan: mencintai Tuhan dan membangun hubungan pribadi denganNya, atau menolak Dia dan menghabiskan keabadian terpisah dariNya. Dalam Islam, sebagian besar umat Islam dan non-Islam ditakdirkan masuk neraka. Dengan kata lain tuhan mereka memilih untuk mengutuk mereka.

Roh kegelapan Muhammad memiliki pikiran satu jalur. Penduduk Mekah menyiksa nabinya, menjulukinya penyihir yg pendusta, plagiator buruk, penyair yg kerasukan. Ia bertekad membalas mereka. Tapi sebelum melakukan pembalasan, Muhammad harus ‘membuktikan’ bahwa roh gelapnya adalah ‘Tuhan.’ Qur’an 75:32 tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran), kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong). Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu, kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu. Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,”

-------------------------MUNDUR lagi ke Surat 67-------------------------

Untuk memahami motivasi Muhammad, sifat tuhannya, dan tujuan Islam, kita harus mempertimbangkan dengan cermat setiap wahyu awal. Setiap wahyu awal menyediakan sesuatu yang dapat kita gunakan untuk membebaskan Muslim dari Islam dan pada gilirannya menyelamatkan diri kita sendiri dari teror Islam. Dengan pemahaman ini, mari kita kaji tulisan Maududi mengenai surah ke-67 “Karakteristik wahyu-wahyu awal adalah semuanya merepresentasikan keseluruhan pengajaran Islam dan tujuan misi sang Nabi, sehingga keduanya dapat diasimilasikan dengan mudah. Selama masa-masa ini, sebagian besar penduduk Mekah mengutuk Nabi dan berdoa untuk kehancuran dia dan pengikutnya/orang beriman.”

Mari kita menguak ‘keseluruhan/inti ajaran Islam dan tujuan misi sang Nabi.’

Qur’an 67:1 “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,” Mengapa ditulis dalam bentuk orang ketiga tunggal, kalau Tuhan sendiri yg sedang berbicara? Mengapa tuhan memberkati dirinya sendiri?

Menurut Qur’an, kematian mendahului kehidupan dan keduanya adalah ujian. Hal ini menunjukkan kelalaian terbesar Islam. Apa bentuk ujiannya tidak dijelaskan – Qur’an pada tahap ini belum juga menetapkan aturan-aturan yg dapat dipakai untuk menilai umat Islam. “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya...” TAPIII apa perbuatan 'yang lebih baik amalnya'??? Muhammad tidak dapat memberi pengikutnya alasan untuk hidup tapi justru untuk mati -- yakni, dengan menguji 'amal' mereka dengan cara mengorbankan jiwa sebagai martir. Dan karena tidak mampu meyakinkan manusia agar memilih Islam berdasarkan kebaikan ajarannya, Muhammad mengancam mereka dengan kutukan neraka. Semakin ia tak mampu membuat tanda, mukjizat, nubuatan, semakin ia keukeuh menggertak dan memproklamirkan diri sebagai Utusan. Ishaq:116, “Kudengar Rasulullah berkata, ‘Aku tak pernah mengundang siapapun masuk Islam, orang-orang yg tidak memperlihatkan tanda-tanda keengganan, curiga dan ragu-ragu.”

Dgn kata lain: 'Aku selalu mengundang siapapun masuk Islam, biar orang enggan, curiga ataupun ragu2'! Maksa nih ye??? Mengundang ala nabi: dgn pedang! ali5196
\:D/ :prayer: :rolleyes:

Sekarang kita tahu motivasi Islam adalah kekuasaaan, waktunya bertemu tuhannya, dan menyaksikan ajarannya Qur’an 67:3 “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah (Ar-Rahman) sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" Mereka menjawab: "Benar ada", sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.”

Naaahhh, paling tidak roh-nya Muhammad sekarang punya nama: Ar-Rahman – sosok ilahi-nya kaum Hanif dari Yaman. Rukun pertama Islam hancur sudah. Bukannya 'TIADA tuhan selain Allah' tapi ADA tuhan selain Allah. Qur’an sendiri kok yang menyatakannya. Pondasi religious dan monoteisnya Islam remuk sudah! Dan berhala Ar-Rahman ini juga tak kurang delusional atau gilanya dibanding Tuhannya Muhammad.

Mengatakan bintang-bintang yg berubah jadi misil pelempar setan benar-benar seperti cerita Harry Potter! Ar-Rahman mengatakan secara pribadi telah menyediakan siksa neraka yang menyala-nyala. Dan seperti sebelumnya, ia tampaknya menikmati detail siksaan. Azab jahanam, panas yg luarbiasa, tempat yang sangat mengerikan, dan korban dilempar ke dalamnya, nafas mereka tercekik, mereka meratap (disini terj. Indonesia berbeda –anne) dalam neraka yang menggelegak, meledak marah. Sekumpulan korban-korban baru, tanpa perasaan dijuluki kumpulan (daging) ‘segar’ (terj. Ind. tidak ada). Penghinaan ditambah dengan interogasi oleh penjaga neraka.

Pengetahuan si Ar-Rahman tentang penciptaan dan astronomio memang agak anjlog, tapiii, kalau soal sakit-menyakiti ia memang ahlinya. Sangat tak
layak menggambarkan sosok Tuhan suka mengoceh penuh dengan nada jahat seperti itu. Qur’an menimbulkan tanda tanya bagi kita. Jika bukan Tuhan yang menginspirasi kata-kata jahat itu, lantas siapa?

Ini teori saya: sudah banyak bukti yang menunjukkan keterlibatan Khadijah dalam konsep Bisnis Nabi yang Menguntungkan dengan mengedepankan Muhammad. Setelah dua tahun masa kebisuan, turunlah sejumlah wahyu yang berbicara ttg uang/kekayaan/kenikmatan (Khadijah) serta
memberdayakan dan memperkaya si anak yatim miskin (Muhammad) (lihat bab 7, ttg hadist harta Chusroes dan Caesar, dll—anne).

Lalu tiba2 kita dibawa ke penderitaan pedih bertubi-tubi di neraka yang disajikan dengan begitu jelas dan hiruk pikuk di surah-surah awal ini. Gambaran nafas yang tercekik, diikuti ratapan, api yang menyala-nyala, menggelegak marah, dikombinasikan dengan tuhan yang membelengu mencekik, dan menuangkan air mendidih pada manusia, benar-benar di luar imajinasi normal. Dan setiap kali luka siksaan baru ditimpakan, si penyiksa memberitahu korbannya bahwa itu kesalahan mereka. Mereka layak bernasib demikian. Kalau saja mereka tidak berlaku begitu buruk, ini tidak akan terjadi.

Ini semua adalah modus operandi khas seorang ‘child abuser’(penyiksa anak2). Ada cukup banyak bukti dalam Hadis dan Qur’an yang jeritannya sampai pada kita saat ini: Muhammad telah dianiaya (baik secara fisik maupun lisan). Tak seorangpun menginginkannya. Ia ditinggalkan ayahnya dan ditolak ibunya. Orang-orang yang ada hubungan keluarga, paman Abu Lahab dan kakek Muttalib memandangnya sebagai gangguan. Perempuan Badui, ke tangan siapa pengasuhan Muhammad ditempatkan, memandangnya tidak berharga, karena perempuan ini merasa tidak dibayar sepantasnya. Kesemua adegan kehidupan memperlihatkan secara lengkap unsur2 ‘child abuse.’

Di gurun pasir Arab dengan teknologi seadanya, api unggun, air panas, ter, duri dan belenggu mungkin merupakan alat-alat penyiksaan. Saat ia masih kecil, ia rupanya sering diperingatkan bahwa ia layak mendapat hukuman. Dan, sebagaimana yang sering terjadi, roda berputar. Pelecehan di sepanjang hidupnya mengubah Muhammad, dari korban menjadi pelaku – dari yang teraniaya menjadi penganiaya.

Selanjutnya, mari kembali ke surah ke-67 –- salah satu surah yg pertama ‘diwahyukan’ pada Muhammad. Sebuah surah yang berisikan “keseluruhan pengajaran Islam dan tujuan misi sang Nabi.” Qur'an 67:10, “Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” Muhammad sedang membayangkan para pengritiknya dan menuduh mereka bersalah atas keadaan mereka di dalam neraka, sama seperti para korban pelecehan anak yang menginternalisasi rasa bersalah mereka. Para pelaku kejahatan keji, untuk meredakan rasa bersalah mereka, mengatakan pada korbannya bahwa mereka dihukum karena mereka tidak mau mendengar. Semakin sering dan keras ini dilakukan, korban mulai melihat diri mereka sendiri sbg pihak yang bertanggung jawab atas siksaan abadi mereka. Perasaan bersalah ini akan tetap tersimpan lama sampai si korban dewasa.

Sering pihak penyiksa memutar balik realitas: si Penganiaya menganggap diri sendiri sebagai penyayang, bahkan penuh kasih karunia dan pemaaf, sebagai penangguhan atas siksaan yang ditimbulkannya. Dan strategi ini memungkinkan pelaku untuk mengontrol mangsanya. Otoritas dan kekuasaan memuaskan keinginan mereka; mereka menyembunyikan kekurangan mereka. Bahan terakhir dalam resep kegilaan ini adalah ancaman bencana di masa depan. Korban penganiayaan diberitahu bahwa ia sedang diawasi oleh pemangsa yang amat berkuasa. Kalau mereka menjerit, ia akan membalasnya, ia akan menimpakan hukuman yang pedih.

Qur'an 67:12 “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” Ini arti sebenarnya: Jika kau diam karena takut, kau akan mendapat hadiah penangguhan hukuman. Tapi berhati-hatilah dengan apa yang kau pikirkan atau katakan, karena aku mengawasimu.

Ayat-ayat berikut ini berusaha membangun semacam otoritas sah untuk si Penyiksa yg penuh Murka, dengan menggambarkannya sebagai maha “Pemurah.” Qur’an 67:15 “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. [Berlakulah manis, jadi kau tidak mau dirantai, dibakar, atau harus makan sampah. Tapi kalau kau menjerit…] Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?, atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan [ancaman] -Ku? Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.” Ini cerita lama: penyiksaan semata-mata adalah kesalahan korban karena ia mengabaikan peringatan jelas dari si penyiksa.

Kau mungkin berpikir aku melangkah terlalu jauh dengan hanya sebuah surah, tapi surah ini tidak berdiri sendiri. Rasa sakit dan hukuman bagi orang-orang yang diam-diam tidak setuju dengan otoritas si pelaku, merupakan tema tunggal paling dominan dalam Qur’an dengan seribu pengulangan. Dibakar hidup-hidup adalah bentuk siksaan yang paling umum. Kita bahkan diberitahu bahwa tubuh manusia, daging mereka, menjadi bahan bakar api neraka.

Kami juga memiliki petunjuk lainnya dalam ayat ini; Allah menyebut diri sebagai 'Dia,' lalu bertransisi kepada 'Aku' sewaktu berkata “Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan [ancaman] Ku?..... Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.” Dan semua ini dalam bentuk tunggal, tidak seperti sebagian besar isi Qur’an yg biasanya jamak, ‘Kami.’ Hal ini disebabkan masalah pribadi Muhammad. Kita sedang menjenguk langsung ke dalam hati si pendiri Islam.

:snakeman: :snakeman: :snakeman:
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Post by anne »

SUDAH DIPERIKSA.
http://prophetofdoom.net/Prophet_of_Doo ... user.Islam

Memanggang manusia hidup-hidup bukan satu-satunya metode penghukuman yg diterapkan dalam Qur’an. Namun setiap variasi konsisiten dengan apa yang mungkin telah dialami sang calon nabi di sekitar perkemahan Badui. Perlakuan menjijikan lainnya termasuk dipaksa minum air panas, yang dibuat untuk makan duri, dipaksa menelan ter mendidih. Pakaian yang dibakar. Pria yang dibelenggu dengan tali dan menyalakan panggangan. Walau tak ada pernyataan si anak yatim kita ini dianiaya waktu kecil, semua bukti mengarah kesitu.

Ini menjelaskan mengapa Qur’an begitu penuh dengan ancaman rasa sakit dan hukuman. Ini menjelaskan adanya siksaan, adanya alasan bagi ayat-ayat tsb. dan mengapa sang nabi begitu marah pada om Abu Lahab. Dengan tidak mengadopsi Muhammad, ia bertanggung jawab atas penderitaan yang dialaminya. Hal ini menjelaskan motivasi Islam. Juga, Lahab mengontrol bisnis penipuan agama yang didambakan Muhammad. Ia memiliki apa yang sangat diinginkan Muhammad – kekuasaan dan kekayaan, hal-hal yang membebaskan Muhammad dari penderitaannya.

Karena Qur’an ditulis begitu buruk, ****, berkontradiksi dan terlalu berbelit-belit sbg wahyu ilahi, sudah tentu ada motivasi tersembunyi dibalik kata-kata yang menghantui seperti itu. Kalau bukan penganiayaan, lantas apa?

Hingga sejauh ini, Islam setransparan langit padang pasir yang tak berawan. Mari kita inventaris secara cepat.
1) Atas desakan Khadijah, Muhammad merebut otoritas tuhan tak bernama untuk mendukung klaimnya atas kekayaan yang mengalir dari penipuan agama keluarganya.
2) Masa kecil yang seperti di neraka menciptakan agama yang juga bernuansa neraka, yg secara mencurigakan tampaknya mirip dengan pengalaman pribadi sang nabi. Surga yang tercipta dalam imajinasinya juga digambarkan sebagai alam penuh nafsu, yang sangat diinginkan oleh seorang anak yang terabaikan – tempat dimana para wanita yang telah menolaknya dipakai untuk memuaskan kesenangannya. Karakter serta kata-kata tuhannya (Allah) mencerminkan keinginan sang nabi.

Sisa surah ke-67 hanyalah kubangan lumpur kebodohan dan keputusasaan. Qur’an 67:19 “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” “Do they not observe the birds above them, spreading their wings and folding them in? Nothing holds them aloft except Ar-Rahman: Truly Ar-Rahman watches over all things.” Penerbangan terjadi karena Ar-Rahman memegang burung tinggi di awan. Jelas Muhammad tidak pernah ikut pelajaran fisika. Prinsip Bernoulli, hukum yg menjelaskan aerodinamis, terlalu kompleks. Dan jangan salah, ayat ini diberikan sebagai bukti Ar-Rahman itu eksis, bukan cuma metafora.

Setelah otoritas keilahian si Tuhan terpancang kuat, kita kembali ke “The Kingdom” surah Qur’an 67:20, “Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.”"Who is he that will send an army to assist you besides Ar-Rahman? The unbelievers are lost in delusion.” Perhatikan: versi bhs Indonesia tidak mencakupkan Ar-Rahman sbg nama tapi sbg kata sifat! Motivasi lain, ajaran lain sedang terungkap. Ar-Rahman adalah sosok tuhan militer disertai pasukan. Jihad akan segera menjadi perlengkapan Islam paling lazim, alat yang akan dipakai sang utusan untuk menganiaya musuh-musuhnya.

Sebagaimana yg terungkap sebelumnya, Ar-Rahman adalah dewa batu pagan yg juga punya rumah sendiri, seperti Allah. Kedua tuhan ini bersaing untuk mendapatkan perhatian. Dan jelas bahwa Allah diremehkan di masa-masa awal. Bukan hanya tidak disebut hingga sejauh ini, tapi untuk sementara waktu ia tak akan menemukan jalan masuknya ke Islam. Ini bukanlah perlakuan manis bagi sang Tuan Rumah (Tuhannya Ka’aba – anne). Jadi kenapa kemudian memilih nama ini?

Para ulama Islam tidak mempunyai penjelasan yang layak mengapa Muhammad menamai tuhannya Ar-Rahman. Penjelasan terbaik mereka hanyalah bahwa tuhan mereka memiliki banyak nama dan Ar-Rahman adalah salah satu atributnya. Tapi ini omong kosong. Ar-Rahman adalah salah satu dewa pagan, sosok yang jauh lebih dikenal – setidaknya di luar kampung kecil Mekah – dibanding Allah. Ia adalah berhala – bukan atribut. Lagipula, semua hal berbau keagamaan di wahyu-wahyu awal merupakan pencerminan agama kaum Hanif – para pengikut Ar-Rahman.

Ada hal yang patut diperhatikan berkaitan dengan pemilihan nama Ar-Rahman oleh sang nabi. Ketika Muhammad akhirnya bermigrasi dari kolam doktrin kaum Hanif yang dangkal ke penampungan air (ajaran) kaum Yahudi yang tak terbayangkan dalamnya, ia terpaksa mengklaim bahwa tuhannya sama dengan Tuhan mereka --- Tuhan Alkitab, Yahweh. Jika tidak, mengapa semua karakter dan cerita dlm Qur'an dibuat mirip? TApi itulah masalahnya.

Muhammad tidak tahu bahwa Tuhan Alkitab memiliki nama – Yahweh. Ia tidak tahu karena kaum Yahudi memang tidak pernah mengucapkan namaNya, karena ini dianggap penghujatan. Dan karena ia buta huruf, Muhammad tak dapat membaca satupun dari 6.868 kali penyebutan nama YHWH, atau Yahweh yang tertulis dalam Kitab Suci mereka. Sama halnya dengan terjemahan Alkitab kita sekarang, bila ada kata Ibrani “Yahweh,” nama pribadi Tuhan, kita membaca dan mengucap “LORD” (TUHAN, dalam huruf besar – anne). Tapi Joe bukanlah Jim. Musa bukanlah Muhammad. Dan Yahweh bukanlah Ar-Rahman maupun Allah. :prayer:

Para ulama Islam mencoba menyembunyikan nama dewa/tuhannya (Ar-Rahman) dalam Qur’an. Mengapa? Di berbagai terjemahan Qur’an (termasuk dlm bahasa Indonesia), kebanyakan menggantikan nama 'Ar-Rahman' dengan atribut/kata sifat seperti ‘Merciful’ (Maha Penyayang), gelar ‘Lord’ (Tuhan), panggilan umum ‘God’ (Tuhan), atau dengan nama ‘Allah.’

Lebih parah lagi adalah seruan yang ditambahkan belakangan pada setiap surah. Dalam hasratnya membuat Ar-Rahman menjadi Allah dan memberikan bentuk ke-ilahian, maka ditambahkan baris “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih (Ar-Rahim) dan Maha Penyayang (Ar-Rahman). Baris ini diulang sebanyak 113 kali dalam Qur’an.

Begitu nekadnya para cendekiawan Islam menggambarkan sosok roh mereka yang penuh kebencian, suka menghukum dan suka perang, dengan gelar yang lebih menyenangkan. Bahkan salah seorang diantaranya menulis sebuah buku yang menyatakan bahwa “Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang adalah atribut yang paling banyak diulang di dalam Qur’an.” Dusta luarbiasa. Pernyataan tersebut bukan bagian dari wahyu Qur’an tapi ditambahkan belakangan.

[...]

So, mengapa dari semula Muhammad tidak memberi nama pada roh kegelapan-nya? Mengapa ia memulai dengan menggunakan gelar ‘Tuhan’ kaum Hanif? Mengapa di kemudian hari akhirnya ia menamai roh kegelapan itu dengan Ar-Rahman, saingannya Allah, si berhala Ka’abah? Semua pertanyaan bagus ini, tak dapat dijawab kaum bijak Islam dengan baik. Ku ajukan alasan yang mungkin agak spekulatif. Khadijah meng-Islamkan Muhammad dengan mengatakan padanya bahwa sepupunya yg sudah lanjut usia (Waraqah) menyatakan bahwa ia nabi dari garis Musa. Muhammad mendengar bahwa kaum Yahudi memanggil Tuhan mereka dengan ‘Lord’ (Tuhan). Tapi penduduk Mekah tidak puas dengan hanya gelar. Semua tuhan/dewa punya nama. Bahkan berhala-berhala batu-pun punya nama – mengapa tuhannya Muhammad tidak punya? Kalau ia begitu penting, ia pasti punya nama.

Hal ini menempatkan nabi dalam posisi sulit. Jika ia memanggil tuhannya dengan salah satu nama berhala yang sudah populer – Hubal, Allah, Al-Lat (bentuk feminin Al-Lah), Manat, atau Al-Uzza – nanti pengikut akan mengharapkan mukjizat2 dari dewa dewi ini. Karena kalau mereka ini bisa memberikan wahyu/kutipan-kutipan ayat Qur’an yang menakjubkan, bukankah mereka juga dapat membuat mukjizat? Apalagi berhala-berhala ini begitu ‘dekat’ secara fisik dengan si nabi, jadi sulit untuk mencari alasan kalau mereka tidak dapat menghasilkan mukjizat.

Dengan dekatnya kuil penduduk Mekah (Ka’abah) yang berpotensi ‘bahaya’, Muhammad melakukan apa yang sudah menjadi Modus Operandi-nya. Ia mencuri materi ajaran orang lain (ternyata ini cikal bakal umatnya suka menjiplak --- anne). Kaum Hanif punya agama, dan mereka punya tuhan – sosok yang ‘tinggal’ dalam jarak yg aman. Muhammad menjiplak dan menyesuaikan materi ajaran dan tuhan/dewa mereka. Apalagi nama 'Ar-Rahman' nampak sempurna. Nama itu berarti ‘penyayang.’ Ini menjadi cara untuk menyamarkan sosok keji dalam Qur’an. Sama seperti menamakan kediktatoran komunis di China dengan nama 'republik.'

Setiap surah awal Qur’an merefleksikan kepercayaan dan agama kaum Hanif, bukan Yahudi. Di kemudian hari, setelah sang nabi kehabisan bahan dari kepercayaan kaum Hanif dan perlu sesuatu yang baru lagi, turunlah 'wahyu-wahyu ttg cerita-cerita Alkitab yang jungkir balik yang mencakup topik penciptaan hingga tokoh-tokoh Alkitab.

Jangan lupa pertimbangkan hal ini: saat Muhammad bermigrasi ke Medinah, ia memanfaatkan keuntungan jarak dengan tuhannya di Mekah. Di surah ke-2,
surah pertama yg diwahyukan setelah melarikan diri dari Mekah, baru dehhh Ar-Rahman menjadi Allah
. Mengapa? Karena Allah berjarak jauh di Mekah, jauh di selatan, jadi sulit buat pengikut untuk menuntut macam2 dari Allah! Tuhannya berganti nama, sehingga Muhammad dapat mengklaim sesuatu yg selama ini ia dambakan: the Ka’abah Inc. Nama Ar-Rahman tak pernah terdengar lagi. Memudar dalam berbagai atribut tak berbentuk (99 asmaul h – anne).

Kembali ke Qur’an, kita temukan Muhammad terlibat dalam sebuah argumen -–salah satu ayat yang sangat cocok dengan teori abused (penganiayaan). Qur’an 67:21”Atau siapakah dia yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri? Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?” Kualitas penulisan ayat ini begitu menyedihkan (menggambarkan masa kecil yg pedih, lapar, tp tak bisa lepas dr penganiayanya -– anne) sehingga hampir membuat kita merasa kasihan pada Muhammad – hampir.

Qur’an 67:25 “Dan mereka berkata: ‘Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?" Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan’” Penduduk Mekah sedang meminta sedikit bukti, tapi si nabi tak dapat memberi sedikitpun. Ia cuma bisa bilang, “Tunggu saja. Suatu hari, saat kau tak menduganya, tuhanku akan membalasmu.” “Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?" Katakanlah: "Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata". ”But when they see the threat, the sorry faces of those who disbelieve will be distraught, and it will be said to them: 'This is what you asked for.' Say (Muhammad): 'See? Whether God destroys me, and those with me, or not, no one can deliver the unbelievers from their grievous doom.' Say: 'He is Ar-Rahman; in Him we believed, and in Him we have placed our trust: Soon will you know which one of us is in manifest error.’”
Anda lihat sendiri bukan? Terjemahan bhs Indonesianya diatas memakai kata sifat/atribut, sementara bhs Inggrisnya menggunakan 'Ar Rahman'! Dan ya, memang kita 'kelak akan mengetahuinya.' Dua milyar jiwa yg berharga sudah 'mengetahui'nya dan akibatnya nyawa mereka hilang karena kebohongan mengerikan bernama Islam.

Dengan kata-kata sombong, Muhammad mencoba membuktikan bahwa Ar-Rahman nyata. Qur’an 67:30 “Katakanlah: ‘Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” Penduduk Mekah tergantung pada sumur Zamzam yang airnya sedikit dan rasanya agak tidak enak. Muhammad berkata pada klan-nya sumber air yang mengalir lemah itu adalah mukjizat dari Ar-Rahman --- sebuah tanda nyata kalau ia tuhan. Ia mengancam: “Berperkaralah denganku dan tuhanku akan membiarkanmu mati kehausan.” Menurut Muhammad, sumber air yang mengalir lemah itu adalah mukjizat. Jika mengering, itu juga keajaiban. Lucunya, justru yang ajaib itu kok ya banyak orang percaya sama dia. Kenapa bukan itu yang dia klaim sebagai suatu tanda, ya?

Dengan demikian, “keseluruhan pengajaran Islam dan tujuan misi sang Nabi” adalah: sang nabi sangat mendambakan kekuasaan dan akan mengancam siapapun yang menghalanginya. Tuhannya bernama Ar-Rahman, sosok penganiaya kejam dan sadis. Bintang-bintang menjadi misil untuk mengusir setan-setan. Para kerabat Muhammad mengatakan ia penipu. Karenanya mereka akan dibakar api neraka yang meraung marah. Terus menerus mereka akan diinterogasi. Tuhan harus ditakuti bukan dicintai, kalau tidak ia akan menelan ciptaannya, menghujani mereka dengan lemparan batu-batu. Hukumannya se-ngeri murkanya. Ar-Rahman memiliki pasukan yang selalu siap. Ia mengancam untuk mengepung orang-orang, menahan makanan dan air bagi orang-orang yang pura-pura patuh. Terlebih lagi, azab pedih tuhan Islam tidak dapat dihindari. :snakeman:
Ψ † с ბ
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

trims anne .. om ali coba akan periksa malam minggu ini juga... aduuuuuuhhhh kapan ngopinya ane??
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Post by anne »

Om Ali, saya boleh lanjutkan sisa Bab 8 ya. Bab 9-nya minggu depan.
Om Ali pelan-pelan saja periksanya yang penting tetap sehat.

Hanya bisa menyediakan gambar kopi O:) Image
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Surat 69, 70

Post by anne »

SUDAH DIPERIKSA!
http://prophetofdoom.net/Prophet_of_Doo ... user.Islam

Surah ‘Hari Kiamat/Al-Ĥāqqah’ adalah salah satu wahyu paling awal. Surah ke-69 diturunkan di saat mulai timbul perlawanan thp Muhammad, tapi belum merebak. Maududi menerangkan sebuah tradisi dari Musnad Ahmad yang menjelaskan, “Sebelum memeluk Islam, aku keluar dari rumahku dengan gagasan hendak mengganggu sang Nabi, tapi dia telah masuk mesjid Ka’abah duluan. Ketika aku tiba kutemukan ia sedang mengucapkan surah Al-Haaqqah [69]. Aku berdiri di belakangnya, mendengarkan. Aku kagum akan keindahan dan pesona sastranya. Tiba-tiba muncul ide di kepalaku bahwa ia pasti seorang penyair seperti yang dituduhkan Quraysh. Di saat itu ia mengucap kata-kata: ‘Ini adalah Firman dari Utusanyang mulia [LOH! Lagi2 sebuah pengakuan: Muhammad baru saja bilang bahwa Qur’an adalah kata-kata seorang utusan – bukan tuhan.] ‘Ini bukanlah kata-kata seorang penyair,’ Aku berkata pada diriku sendiri: ‘Jika demikian ia pasti seorang peramal, bukan penyair.’ Kemudian dibacakan kata-kata: ‘Tak ada diantara kata-kata ini berasal dari seorang peramal.’”

Nah, sekarang silahkan menikmati keindahan dan pesona sastra surah ke-69 ‘Hari Kiamat’ : “Hari kiamat, apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat. Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.” Kita kembali ke tuhan yang sedang menghajar ciptaannya. Kali ini kaum Aad dan Tsamud yang jadi korbannya. Salah satu suku ini, kaum Aad, hanya ada dlm mitologi, sementara kaum Tsamud diduga berasal dari sebuah desa cukup kecil yang kemungkinan berada di sekitar utara kota Mekah --- desa yang sudah lama terkubur pasir. Namun terkubur tak berarti dilupakan. Hal ini menjadi bahan bagi Muhammad untuk penggambaran tuhannya yg mahakuasa: “Tuhan membenci manusia, terutama saat mereka mengejek nabinya. “Kaum Aad dan Thamud mengejek dan menolak,'' jadi Boss Besar menghancurkan mereka. Tak ada yang lebih indah dan mempesona dari ini.

Sebagai pemegang kendali, Muhammad menggunakan trik serupa, membelokkan kisah-kisah Alkitab agar sesuai dengan posisinya Qur’an 69:9, “Dan telah datang Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkir balikkan [Dia mau bilang Sodom dan Gomora, tapi belum tahu namanya] karena kesalahan yang besar. Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka [Lagi-lagi ia belum tahu nama nabi Lot. Tim Islam ternyata bukan plagiator jitu, mungkin karena tidak sempat cross-check dengan bukunya kaum Yahudi. Usaha-usaha awal tersentak-sentak dan tak lengkap], lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras [Ini juga samar-samar karena Muhammad belum tahu ttg kesepuluh tulah/bencana penyakit yg menimpa rakyat Mesir dijaman Yosef]. Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera [sampai disini ia tidak tahu nama nabi Nuh], agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.” Ini juga kocak! Kok telinga dan bukan mata yang dipakai untuk mengingat sebuah peristiwa? Lagipula untuk apa susah-susah mengingat? Khan ini semua sudah dicatat dalam Taurat/Alkitab selama 2000 tahun! Tinggal pinjam buku agama sebelah, beress... pakai susah2 mengingat pakai telinga?? \:D/

Satu-satunya orang di Mekah yang kelihatannya agak tahu ttg Alkitab, Waraqah, sudah lama meninggal. Jadi, yang diketahui Khadijah dan Muhammad hanyalah potongan-potongan remah cerita paling populer yang mereka kumpulkan dari para Hanif. Namun, dalam pikiran Muhammad yang penuh plintiran, entah bagaimana ia melihat eksodus Yahudi dari Mesir se-analog dengan penderitaannya di Mekah. Intinya, ia menganggap “Kaum mereka berlaku buruk. Umatku berlaku buruk. Kaum mereka mengabaikan nabi mereka. Umatku mengabaikan aku. Tuhan mereka memusnahkan orang-orang yang tak percaya, sama seperti tuhanku yang akan memusnahkan orang-orang Mekah.”

Mari kembali ke ‘Hari Kiamat’ untuk menemukan keindahan dan pesona sastra yang dijanjikan. Setelah memberitahu kita bahwa gunung-gunung akan hancur menjadi bubuk dan langit akan terbelah dan jatuh berkeping, sementara delapan malaikat mengangkat tahta Tuhan tinggi-tinggi, kita juga diberitahu bahwa orang yang menerima kitab dari sebelah kanan akan membaca buku besar tsb dan punya kesempatan makan dan minum, tapi tidak bagi yang menerima buku dari sebelah kiri. Mereka (seperti dalam ‘penyiksa Mekah-nya Muhammad’) akan berkata, “Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku [Karena Muhammad akan mencuri keduanya].(Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.” Roh kegelapan Islam, walau sudah punya nama Ar-Rahman, masih saja bernuansa Iblis daripada Tuhan. Sosok macam apa yang mampu mengatakan, “Tangkap ia, belenggu, bakar, belit dgn rantai, makan darah dan nanah ?” Ya..ya… kata-kata jahat kasar tidak lain hanya bisa datang dari Ar-Rahman, si roh Maha Penyayang dan Ar-Rahim, yang Maha Pengasih. Tidak mungkin dari Muhammad, orang yang sakit jiwa karena dianiaya semasa kecilnya.

Masih banyak lagi pesona dan keindahan yang dikemas dalam satu surah: Q 69:38, “Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia, dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung.” Pengakuan lagi. Kata-kata ini, pesan ini berasal dari manusia, bukan Tuhan (kata-kata dalam kurung terj. Ind. ditambahkan kemudian – anne). Ayat ‘makan darah nanah’ ini tidak beres tapi Muhammad bahkan bersumpah atasnya. Ini memang gaya seorang megalomania
sejati, sang nabi yang tak menemukan seorangpun yg bersedia memujinya, lantas memuji diri, “Saya seorang rasul yang terkenal dan dihormati, bukan seorang penyair atau peramal.” :---)

Setiap penipuan besar meninggalkan petunjuk. Itu sudah ciri khas mereka. Tapi Muhammad begitu yakin dengan kemampuan menipu-nya, ia tidak lagi peduli dengan jejak yang ia tinggalkan karena ia pikir ia tidak mungkin akan tertangkap basah. Bahkan kita bisa mendengar tawa terbahak-bahak Muhammad saat ia menyangkal dirinya sbg seorang peramal.

Para penduduk Mekah yang mengenal penipu macam ini (apalagi mereka saudara dekat Muhammad) berkata bahwa mereka menginginkan bukti yang sudah tentu tak bisa diberikan Muhamad. Jadi dia bilang pada mereka: Q69:43 “Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan(nya). Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat). Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar kebenaran yang diyakini.” Sungguh indahnya surah ini sampai dibumbui dengan pemotongan urat tali jantung (aorta). Jelas sebuah mukjizat mengapa Tuhan saat itu belum juga memotong aortanya, mengingat Muhammad begitu sering membual atas nama Tuhan. Ataukah surah ini sebuah bukti psikologis bahwa Muhammad di masa mudanya diikat dan dipaksa makan sampah darah dan nanah?

Berlanjut, materi yg terkandung di surah ke-70 membuktikan bahwa surah ini diturunkan dalam kondisi sangat mirip dengan surah ke-69 (Islam baru saja diciptakan, tuhannya sdh main ancam- –anne). Qur’an 70:1
“Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya, (yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.” Tuhan dari Rumah (Ka’abah) bobrok yang dibangun dari tumpukan batu, sekarang berkata bahwa ia memiliki kapling yang memiliki 'tempat-
tempat naik'/anak tangga yang begitu tinggi sampai memerlukan waktu 50.000 ribu tahun untuk mendakinya. Sungguh mengesankan.

Pertanyaannya, jika pada saat turunnya wahyu tsb, orang kafir (yang berarti semua orang di bumi selain Khadijah, Muhammad dan Ali) tidak dapat ‘menolak’ azab dari Tuhan untuk apa lagi perlu mengancam mereka? Untuk apa kalau begitu mereka diciptakan kalau cuma untuk jadi sasaran azab? Bukankah ini definisi sosok ‘sadis’ yang menyiksa orang yang tak dapat melarikan diri? Dengan definisi tsb, bukankah berarti tuhannya Islam itu sosok yang Maha Sadis?

Ini adalah surah ke-18 yang telah kita ulas secara keseluruhan. Masing-masing surah langsung buru-buru mencemplungkan diri ke kedalaman neraka. Tapi di ayat berikut, roh kegelapan Islam memerlukan bantuan penterjemah. Sejumlah kata sudah ditambahkan penterjemah agar kita memahami firman ‘Tuhan.’ Qur’an 70:5 “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi). Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak, dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan), dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya, sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya.” Muhammad pasti berpikir bahwa semua orang sama bejadnya dengan dia (kafir mengorbankan anaknya. Apa Muhammad mengorbankan semua anak lelakinya pd roh kegelapan ya? -- anne). Dan seperti umumnya seorang korban siksaan, ia tak mampu memutus siklus penyiksaan. Sang korban penganiayaan menjadi sang penganiaya.

Qur’an 70:12 “dan isterinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak, yang mengelupas kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama) serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.” “He would sacrifice his wife and his brother, and his kin who sheltered him, and all that is on earth to deliver himself from the Doom. By no means! For them it is the Fire of Hell! Plucking apart his body right to the skull! (Yusuf Ali) Taking away the head skin (Muhsin Khan). Eager to roast (Pickthall); dragged by the head (Shakir), hell shall claim all who flee." Azab Islam tak dapat dihindari atau ditolak. Ini adalah hukuman langsung dari tuhan, sosok ilahi jahat yang secara pribadi menciptakan suatu tempat dimana tubuh manusia dipisah dari kepalanya dan dikelupas kulit kepalanya. Dia bahkan digambarkan bersemangat memanggang ciptaannya. Sulit membayangkan seseorang yang cukup gila memikirkan hal semacam itu, apalagi menyebutnya kitabnya ini s u c i.

Setelah Muhammad dan gendruwo-nya menakut2i manusia, sekarang waktunya membahas segala hal baik yg biasanya ada dalam sebuah agama. Ini merupakan usaha pertama sang nabi mendirikan Islam, Qur’an 70:19 “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” Sebagaimana biasa, dimulai dengan kutukan dulu, kemudian dilanjutkan, Qur’an 70:22 “kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,” [Terjemahan lain ada yang bilang ‘kecuali orang-orang yang mengikut (kitab) --> dalam kurung ditambahkan kemudian. Ada juga yg bilang ‘kecuali orang-orang yang menyembah.’ Kupikir kalau dikatakan ‘kecuali orang-orang yang mengikut dan menyembah Muhammad’ akan terlalu akurat dan memberatkan] yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya [terjemahan lain ‘tetap patuh’ pada siapa?], dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu [klaim Muhammad atas Ka’abah], bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa [Muhammad lagi], dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki [Sex dengan budak diperbolehkan tuhan Islam. Karena perbudakan adalah ketaatan yg dipaksakan, dan perkosaan adalah seks yg dipaksakan, Qur’an memaafkan perkosaan], maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya [LUCUNYA, bagaimana 'memelihara shalat,' kalau Qur’an belum menjelaskannya?]. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan. :rolling:

Terjun awal Muhammad dalam doktrim Islam ternyata tidakmeyakinkan. Tapi jangan khawatir! Jika kau Muslim, kau tetap dijanjikan surga asalkan kau: shalat, rajin seks dengan budak, meningkatkan hartamu walau dgn cara mengemis.

AYO KITA LANJUTKAN! Masih ttg surga/neraka Islam ... :drinkers:

Qur’an 70:36 “Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu, dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok. Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan?” Maaf cing, kafir ndak berminat tuh! Kafir ndak berminat pada pesta pora seks dan minuman, perawan, buah-buahan yg bergelantungan ataupun berbagai hal lain yang dijanjikan roh-nya Muhammad bagi pengikutnya. Namun, bagi mereka yang berminat, hati-hati saja karena makhluk ini tak bisa dipercaya menyerahkan apa yg ia janjikan. Qur’an 70:39, “sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka tidak ketahui. :rolleyes: Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa. Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka [Tuhan bersumpah atas Tuhan yg memiliki timur dan barat??? Tuhan bisa menukar manusia dgn begitu saja? Begitu kecilkah penghargaan tuhannya Islam atas ciptaannya?? Sungguh keterlaluan bagi sosok tuhan yang katanya ‘Maha Pengasih’ lagi ‘Maha Penyayang’], dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.

Qur’an 70:42 “Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka, (yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia), dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.” Ar-Rahman yang 'Maha Penyayang' kelihatannya sosok tuhan yang sangat penyayang betul!!! :snakeman: :snakeman:


Ψ † с ბ



Aku ingin menunjukkan sebuah puisi Hanif. Akan kau lihat darimana sang nabi memperoleh materi awal, gaya, dan pasokan tokoh-tokoh Alkitab. Zayd ibn Amr adalah Hanif Mekah yang paling terkenal – seorang penyairreligius dan tokoh suci. Ia punya hubungan langsung dengan Muhammad. Semua wawasan pandangan Zayd dimasukkan dalam surah-surah awal Qur’an, kata per kata. Muhammad mencuri kisah-kisah, konsep dan gayanya – termasuk kata yang biasa dipakai di Qur’an: “Katakanlah.” Dan lucunya, kaum Hanif justru menolak Islam dan menolak Muhammad sbg nabi.

Buku Ishaq ‘Life of Muhammad’ terjemahan Guillaume, menyertakan beberapa contoh bagus puisi Zayd. Yang perlu dilakukan Muhammad hanyalah menuliskan tambahan kenabian dirinya dan sedosis besar siksaan neraka ke dalam puisi Zayd, dan .. simsalabim ... jadilah sebuah agama baru buatan Muhammad. Huruf ‘Q’ dibawah ini merujuk pada Qur’an setelah penulisan baris-baris puisi Zayd (bukan Allah) yang menginspirasi kitab suci Islam.

Puisi pertamanya didahului hadis ini: Ishaq:100, “Oh, Tuhan, jika saja aku tahu bagaimana Engkau ingin disembah, aku akan menyembahMu, tapi aku tak tahu.’ Lantas ia bersujud [dengan sujud gaya Islam] dengan kedua telapak tangannya seraya menghadap Ka’aba.”

Aku menyembah satu Tuhan. Aku meninggalkan Al-Lat dan Al-Uzza Q
Aku tidak akan menyembah Hubal, meskipun ia junjungan kita Q
Ilah telah memusnahkan banyak manusia yang berbuat kejahatan Q
Aku melayani Tuhanku Ar-Rahman agar Tuhan yang pemurah mengampuni dosaku Q
Tetaplah takut pada Ilah, Tuhanmu, dan kau akan melihat Surga Q
Sementara bagi kaum kafir, neraka yang menyala-nyala Q
Memalukan semasa hidup, ketika tiada dada mereka mengkerut dalam derita Q


Puisi kedua sama memohon, mengungkapkan asal/sumber contekan Qur’an. Ini juga mengungkapkan Zayd seorang ahli bahasa dan penyair yang lebih baik daripada Allah. Wallahualam... Hanya Tuhan yang tahu mengapa Ishaq mencantumkan bukti yang memberatkan ini dalam Siratnya.

Untuk Raja surgawi – tiada Ilah kecuali Dia Q
Berhati-hatilah, Wahai manusia, akan apa yang menyusul kematian Q
Kau tak dapat menyembunyikan apapun dari Ilah Q
Jangan menyerupakan apapun dengan Ilah Q
Karena jalan yang lurus telah jelas Q
Aku memohon belas kasihan, orang lain percaya pada jin Q
Aku cukupkan denganmu, Ya Ilah, Tuhanku Q
Aku takkan menyembah yang lain selain Engkau Q
KemurahanMu mengirim malaikat pada Musa sebagai pembawa berita Q
Engkau katakan padanya, Pergilah, kau dan Harun Q
Dan perintahkan Firaun sang tiran untuk berbalik pada Ilah Q
Dan katakanlah padanya, ‘Adakah kau menghamparkan bumi tanpa sokongan’ Q
Katakanlah padanya, ‘Adakah kau menetapkan bulan di tengah-tengahnya, Q
Sebagai cahaya untuk memandu saat malam menutupinya’ Q
Katakanlah padanya, ‘Siapakah yang mengutus matahari di siang hari? Q
Katakanlah padanya, ‘Siapakah yang menanam benih di debu Q
Sehingga tanaman tumbuh dan menjadi besar, Q
sebagai Tanda-tanda untuk dipahami. Q
Engkau dalam kebaikanMu mengutus Yunus Q
Yang menghabiskan malam di dalam perut ikan Q
Namun kumuliakan NamaMu, senantiasa kuulangi: Q
Ya Tuhan, ampunilah dosaku. Q
Ya Tuhan segala ciptaan, limpahkan anugrah dan kasihMu padaku Q


Sebuah hadis yang menyertai puisi ini menyatakan, “Zayd bertekad meninggalkan Mekah, berkelana untuk mencari agama Hanif, agama Abraham.” Ini dilanjutkan dgn dua puisi. Yang berisikan konsep-konsep yang juga menjadi materi Qur’an: konsep “kepatuhan/berserah,” menjadi nama agama tersebut; “ketakutan” adalah implemetasi kepatuhan; “penghinaan” jadi motivasi Islam; dan “pemutusan ikatan” adalah akibatnya. Selanjutnya, setelah mengarang isi Qur’an, Zayd, si kafir yang tak percaya Islam ini merinci tata cara dan ritual yang akan diikuti Muhammad. Ishaq:102 “Zayd di dalam mesjid menghadap Ka’aba dan berkata, ‘Aku seorang penyembah yang tulus dalam kebenaran. Inilah aku mengabdi padaMu. Aku berlindung dari apa yang Abraham berlindung saat ia berdiri dan menghadap kiblat. Aku seorang hamba yang rendah. Kudekatkan wajahku dalam debu. Apapun yang diperintahkan, harus kulakukan.”

Istilah ‘Muslim' bermakna ‘orang yang patuh/takluk.’ Setelah menamai agama tsb Islam/Kepatuhan, Zayd, orang yang menolak klaim Muhammad, berkata bahwa ia seorang Muslim. Ishaq:102 “Aku berserah diri.” :shock: :shock:

Sebuah hadis dari Ibn Sa’d menyatakan Zayd berkata: “Ka’aba adalah kiblat Abraham dan Ishmael. Aku tidak menyembah batu-batu dan dan berdoa pada mereka. Aku tidak berkorban pada mereka, juga tidak memakan korban persembahan pada mereka, dan tidak memutuskan nasib dengan anak panah. Aku tak akan berdoa menghadap apapun kecuali Rumah ini sampai aku mati.” Dengan hanya mengubah arah kiblat ke Yerusalem dlm sekejap guna memikat orang-orang Yahudi ke Islam, Muhammad telah mengikuti ajaran Zayd secara harafiah. Sayang sekali Muhammad menyimpang dalam menyalin kata-kata Zayd secara harafiah. Setidaknya Zayd seorang yang berpikiran jernih.

Kita telah mengetahui bahwa Qusayy, bukan Abraham, yang menjadi Bapak umat Islam. Sekarang kita pelajari bahwa Zayd, dan bukan Muhammad, yang menjadi nabi asli umat Islam ---pengarang sesungguhnya surah-surah pertama Qur’an. Sebagai bukti tambahan, mari lihat hal. 270 dari tulisan M.J. Kister “Study of Early Hadith”. Ia menyajikan Tradisi Islam berikut: “Muhammad mengorbankan seekor domba betina untuk salah satu berhala [bertolak belakang dengan klaimnya ‘Aku tak pernah melakukan apapun terkait penyembahan berhala’]. Ia memanggang dan membawanya. Kemudian Zayd ibn Amr bertemu kami di bagian atas lembah. Saat itu adalah hari-hari yang panas di Mekah. Ketika bertemu kami saling memberi salam. Muhammad berkata: ‘Mengapa kulihat engkau, wahai putra Amr, dibenci oleh kaummu?’ Ia berkata, ‘Hal ini terjadi tanpa sadar aku menjadi penyebab kebencian mereka. Aku melihat mereka mempersekutukan alihah (dewa-dewa) dengan Ilah dan aku enggan melakukan hal serupa. Aku hendak menyembah Ilah sesuai agama Abraham.’ Si cikal bakal nabi, berkata, ‘Maukah kau sedikit makanan.’ Zayd berkata, ‘Ya.’ Lantas Muhammad meletakkan dihadapannya daging domba betina. Zayd berkata, ‘Pada siapa kau persembahkan, Muhammad?’ Ia menjawab, ‘Ke salah satu berhala.’ Zayd berkata, ‘Aku tidak menyantap apapun yang dikorbankan pada apapun selain Ilah.’”

Zayd mempraktekkan Islam, menulis apa yang kemudian menjadi kitab suci Qur’an, dan ia seorang monoteis sementara Muhammad sendiri masih seorang pagan. Ini menjadi bukti bahwa Muhammad mendapat inspirasi awalnya dari seorang manusia, bukan tuhan. Muhammad mencuri agama Zayd, sampai ke nuansa gaya puitisnya. Sekarang kau tahu kebenarannya: Qusayy adalah Bapak umat Islam; Zayd adalah nabinya; skema oleh Qusayy, style oleh Zayd. Muihammad hanya mengambil untung, numpang nama doang!

Bersambung BAB 9: DEMENTED DEITY
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Surat 68, 72

Post by anne »

SEDANG DIPERIKSA!

Bab 9 Tuhan Yang Sakit Jiwa

http://prophetofdoom.net/Prophet_of_Doo ... eity.Islam

“Secara sistematis tahap demi tahap, langkah demi langkah, Kami akan menghukum mereka dengan cara-cara yang tidak bisa mereka bayangkan.”

Setelah selamat dari banjir kebencian di bab sebelumnya, mari kita kembali menyelami Qur’an. Bagaimanapun, Islam telah merayu satu milyar jiwa; pastilah ada sesuatu yang baik di suatu tempat. Qur’an 68:1” Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,” [tuhan Islam meminta benda mati/pena untuk memperkuat kredibilitasnya dengan bersaksi atas namanya.] berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila." Dengan semua bukti yang menyatakan sebaliknya, Muhammad menemukan roh yang tidak menganggap dia gila.

Walau terasa menentramkan bagi banyak orang, ayat ini termasuk salah satu ayat bermasalah yg kubaca dalam dokumen yg dimaksudkan u/menjadi kitab suci. Karena jika dinilai sewajarnya, tuhan Islam ternyata merasa perlu menegaskan pada utusannya yang terakhir dan terpenting bahwa ia tidak dirasuki setan.

Qur’an 68:3, “Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.” Menggelikan. Islam adalah transaksi bisnis antara pria yang mendambakan kekuasaan, seks dan uang dengan sebentuk roh gelap yang hendak memuaskan keinginannya.

Selanjutnya, manusia paling tak bermoral yang mengklaim status kenabian ini, menilai dirinya sendiri sebagai Qur’an 64:4, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku, kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak.” "You are an exalted character of tremendous morality. Soon you will see, and they will see, which of you is afflicted with madness. Surely the Lord knows best who errs from His way, and who follows the right course. So don't listen to those who deny, or those who would form compromises with you to get you to relent. Heed not despicable men or contemptible swearers or back-biters, neither obey feeble oath-mongers, or slanderers, going about defaming, hindering good, transgressing beyond bounds, crude, deep in sin, violent and cruel, greedy, and intrusive, ignoble, and besides all that, mean and infamous because they possesses wealth and numerous sons." Sungguh mengherankan, ada orang yang begitu pahit hatinya hingga mampu memasukkan kata-kata kasar penuh kebencian dan bernuansa jahat ini sebagai bagian kitab suci. Ada banyak penghinaan dalam ayat ini saja. Satu saja sudah lebih dari cukup.

Qur'an 68:15 “Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala". Kelak akan Kami beri tanda dia di belalai(nya).” “When you recite Our proofs and verses (from the Qur'an) they cry, 'Tales of the ancients, mere fables of long ago.' Soon shall We muzzle them and brand the beast on the snout!” Aduh! Tuhannya Muhammad dongkol waktu dikatakan penjiplak. Pastilah tuduhan ini benar sehingga sangat memalukan. Kita lihat seberapa benar…. Ishaq:180 “Berdasarkan informasi, Rasul sering duduk di dekat seorang budak Kristen bernama Jabr. Penduduk Mekah berkata, ‘Ia-lah yang mengajari Muhammad sebagian besar isi ajaran yang dibawanya.’” Kemudian Allah menurunkan wahyu, Qur’an 16:103 “Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.” Ketika dituduh menjiplak, jawaban terbaik Tim (Para Pembela) Islam adalah mengklaim bahwa Alkitab yang dikutip Jabr tidak tertulis dalam bahasa Arab. Itulah kesalahannya. Pertama, dengan menjawab tuduhan penduduk Mekah bahwa Muhammad tidak gila, tidak kerasukan, dan tidak menjiplak kitab suci, justru menunjukkan bahwa Qur’an menegaskan bahwa tuduhan ini punya alasan yg sah. Kaum kerabat Muhammad yakin ia dirasuki setan dan gila.

Kedua,
Qur’an terus menerus merefleksikan manusia sbg mahluk yang kurang beradab, bukannya mengedepankan sisi manusia yang senantiasa inspiratif dan termotivasi. Julukan yang diberikan pada manusia tidak bermartabat (bukan berasal dari Tuhan yg Pengasih) dan argument tak berkesudahan tidak mendorong ke arah yg positif/memotivasi. Lagipula, tanpa ‘ayat-ayat suci tambahan’ dari hadist, Qur’an hanyalah omong kosong. Tanpa hadist, tak seorangpun akan punya cara untuk mengetahui siapa bicara pada siapa, atau mengapa. Materi Qur’an yang tidak masuk akal, mengambang tanpa tujuan, diluar konteks tempat, situasi dan waktu tidak mewakili sebuah buku yang katanya diwahyukan kata demi kata dari Tuhan.

Ketiga, jika bahasa Arab dipilih Allah sebagai bahasa wahyu, mengapa sosok yg diklaim ‘sama’ menurunkan wahyu-wahyu yang lebih awal dalam bahasa Ibrani dan Yunani? Dan bagai orang buta huruf, Tim Islam tetap bingung bagaimana terjemahan bekerja. Mereka tidak paham, kata-kata hanyalah alat, sarana yang digunakan manusia untuk mengungkapkan/menyampaikan ide atau pesan. Setiap bahasa memiliki kata tersendiri untuk setan, tuhan, gila, dan penjiplak. Inilah sebabnya mengapa umat Islam dewasa ini berkata bahwa pesan yang terkandung dalam Qur’an mereka tidak dapat diterjemahkan -- mereka masih belum memahami fungsi bahasa. Hanya sedikit yang mereka tahu, Injil Yunani yang sangat sering mereka maknakan secara harfiah, awalnya adalah terjemahan dari percakapan dalam bahasa Aramaik.

Keempat, sumber inspirasi Qur’an dan audiensnya (umat Islam) begitu dungu, menelan mentah-mentah dalil perubahan bahasa akan mengaburkan makna sumbernya. Sama bodohnya dengan mengatakan Muhammad tidak mungkin mencuri ayat-ayat Qur’an dari Alkitab karena ia tidak bisa membaca, hanya untuk menunjukkan bahwa surah-surah Qur’an itu mukjizat. Bahkan Qur’an sendiri mematahkan argument ini dengan mengatakan kaum Yahudi tidak membacakan isi kitab suci mereka dengan benar kepada Muhammad, menyampaikan kata-kata yang tidak tercantum di gulungan kitab mereka. Demikian pula sumber Kristiani, yang perlu dilakukan hanyalah menyampaikan secara verbal inti kisah-kisah yang tercantum dalam Alkitab. Dan hanya dengan membaca kualitas materi Qur’an, kita paham dengan cara inilah sang nabi yang sangat berkualifikasi dalam hal pencontekan, memutarbalikkan kisah Alkitab yang didengarnya.

Kelima, dengan mengemukakan argument ini, Qur’an menyerang dirinya sendiri. Sanggahan tim Islam adalah dusta. Qur’an tidak murni ditulis dalam bahasa Arab. Banyaknya tanda kurung dalam teks Qur’an yang membuktikannya. Tanda ini diletakkan untuk mengisi huruf-huruf yang hilang, membetulkan kesalahan tata bahasa, memecahkan masalah frase, dan membuat pesan masuk akal. Terlebih lagi, sebagaimana tercantum dalam lampiran “Bahan Referensi” di buku ini, kata-kata terpenting dalam Qur’an justru dari kata-kata asing. Ada yang berasal dari Kristen Syria atau Rabinik Ibrani. Buku Allah juga mengandung banyak kata-kata yang tak punya makna dalam bahasa apapun, termasuk bahasa Arab. Untuk membela diri, Qur’an mengatakan hanya Allah yang mengetahui maknanya. Tapi hal ini justru meruntuhkan keseluruhan tujuan keberadaan kitab suci.

Seraya mengekspos untaian kata-kata tolol (tak bijak) dalam Qur’an, surah ke-16 mengatakan Qur’an 16:101, “Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja". Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui.” “When we replace a message with another, and Allah knows best what He reveals, they say: 'You have made it up.” Penduduk Mekah mengetahui kutipan-kutipan Qur’an Muhammad saling berkontradiksi, dan sang nabi tidak bisa konsisten dengan ceritanya. Mereka paham, kontradiksi internal adalah tanda paling pasti bahwa sesuatu itu palsu. Karena Muhammad tidak mampu menyanggah orang-orang yang mengkritiknya, roh kegelapan, temannya, bertindak mencerca mereka. Bahkan saat ini, bila tidak mampu membela Islam, umat Islam memfitnah dan mengancam pengritik mereka.

Peringatan: "Sesungguhnya Kami akan mencobai mereka ..." dalam surah 68, diikuti oleh tujuh ayat omong kosong membingungkan. Kuambil contoh ayat 25:
Sahih International
And they went early in determination, [assuming themselves] able.
Muhsin Khan
And they went in the morning with strong intention, thinking that they have power (to prevent the poor taking anything of the fruits therefrom).
Pickthall
They went betimes, strong in (this) purpose.
Yusuf Ali
And they opened the morning, strong in an (unjust) resolve.
Shakir
And in the morning they went, having the power to prevent.
Indonesian
Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka (menolongnya). -->(membingungkan. terj. Ind. banyak kurungnya –anne)
Selengkapnya:

“Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka (menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata: "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya)". Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka: "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?" Mereka mengucapkan: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim".Lalu sebahagian mereka menghadapi sebahagian yang lain seraya cela mencela. Mereka berkata: "Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas".Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita. Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui.” "So, they [Muhammad’s Meccan tormentors] departed, conversing in secret, saying, 'We have lost our way.' And when they saw it [?], they said: 'We are in error! We are made to suffer.' They turned, one against another, in reproach, blaming each other. They said: 'Alas for us! We were disobedient.' Said they: 'Woe to us! Such is the punishment (in this life), but greater is the punishment in the hereafter.’ Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi seorang pria yang gelisah dan teraniaya daripada pemikiran para pengritiknya merendahkan diri di kakinya -– mengakui bahwa mereka telah salah. Dan sewaktu mereka memohon ampun, tidak diberikan. Qur’an tak lebih dari cermin yang memantulkan kekurangan Muhammad.

“Ada apa denganmu? Bagaimana kau menilai? Apa kau memiliki kitab suci untuk dipelajari, atau buku untuk dibaca?” Ya. Firman Yahweh – dikenal juga sebagai Alkitab. Terdiri dari Taurat, Mazmur, Kitab Para Nabi, Injil dan Surat-surat. Kelak Muhammad akan belajar ttg buku ini. Mencuri isinya, menyebutnya wahyu dan kemudian membantahnya. Namun, saat ini dia hanyalah seorang buta huruf dan miskin informasi. Saat diejek orang-orang, ia berkata bahwa dia lebih baik dari mereka karena mereka tak punya buku untuk dibaca. Padahal, Muhammad-lah yang tak punya buku dan tak bisa membaca. Sepanjang hidup Muhammad Qur’an tak pernah berbentuk sesuatu yang menyerupai buku – tak masalah entah berapa kali dia dan sosok tuhannya menyebutnya. Surah-surah tetap bertebaran dimana-mana dan berupa kumpulan kutipan tak beraturan selama beberapa dekade.

Qur’an 68:41 “Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.” “Or do you have Partners? Then let them produce their partners, if they are truthful!” Ini adalah taktik murahan. Muhammad mengatakan berhala-berhala Ka’aba lebih rendah, tidak setara dengan tuhannya. Namun, karena ia tidak mampu membuat satupun mukjizat, bahkan walau hanya sedikit goyangan dari kedua tuhan batunya, Ar-Rahman atau Allah, menunjukkan ia hanya seorang munafik. “Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.” “On the day when the great calamity of doom befalls them in earnest, and they are ordered to prostrate themselves, they will not. On that day there shall be a severe affliction. Their eyes will be downcast, abasement stupefying them; ignominy will cover them. Seeing that they had been summoned beforehand to bow in adoration, while they were still whole and unhurt, they refused.” Memerintahkan para tahanan membungkuk selagi mereka ‘masih utuh dan belum terluka’ (terj. Ind. berbeda) kedengarannya lebih seperti kamp tawanan perang daripada tempat yang di desain, dibuat dan dikelola Tuhan, kecuali tentu jika yang dimaksud ‘tuhan’ disini Iblis.

Qur'an 68:44,”Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran).” “Then leave Me alone with such as reject this Message and call Our pronouncements a lie.” Sekali lagi, roh kegelapan Islam ingin ditinggal sendiri dengan korbannya sehingga ia bisa menyiksa manusia secara pribadi. Sulit membayangkan sosok roh, selain Iblis, yang ingin menghabiskan hari-harinya menganiaya manusia. “Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” “Systematically by degrees, step by step, We shall punish them in ways they can not even imagine.” Suatu gagasan baru: Tuhan yang Sakit Jiwa. (Ind: kata ‘menghukum’ jadi ‘menarik’)

Qur'an 68:48, “Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).” “So wait with patience for the Lord's Judgment, and be not like the companion of the fish, when he cried out in agony, choked with anger.” Muhammad berusaha menjadikan kisah Yunus dan ikan paus, yang dipelajarinya dari Zayd, relevan dengan situasi yg ia hadapi. Dan bukan kebetulan keempat karakter Alkitab yg telah ia sebutkan sejauh ini semuanya berasal dari puisi Hanif paling terkenal. Tapi sekali dungu tetaplah dungu. Muhammad tidak bisa mengingat nama Yunus, walau kaum Hanif sudah memberitahunya. Dan jika lupa dapat dimaafkan, tidak demikian dengan pernyataan tuhan menyiksa Yunus (cried out in agony, choked with anger: berteriak kesakitan, tersedak marah --- terj. Ind. ga jelas). Menyoroti pria ini dan seluk beluk misinya, akan mengungkap karakter Muhammad sebenarnya.

Qur’an 68:49, “Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.” “Had not grace from his Lord reached him, he would have been cast off, corrupt on a barren plain, in disgrace while he was a reprobate.” Yunus tidak berbuat jahat atau bukan orang jahat. Misinya adalah menyelamatkan orang Asyur, musuh bebuyutan Yahudi, manusia paling jahat di bumi. Ia pergi ke kota mereka, Niniveh, dan berkhotbah. Yahweh melakukan mukjizat dan Asyur bertobat, menyelamatkan bangsa tsb selama seabad (sesuatu yg mungkin layak dipertimbangkan Amerika.)

Qur’an 68:51, “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila.” "And the unbelievers would almost smite you (Muhammad) with their eyes, tripping you when they hear the Message. And they say: 'Surely he is possessed!'" Sekali lagi, orang-orang semasa hidup Muhammad yang mengenalnya lebih baik daripada kita sekarang, berkata bahwa ia dirasuki setan. Roh kegelapan Islam yang bersaksi ttg itu di buku sucinya. Mungkin ia menganggapnya pujian, karena berhasil merasuki Muhammad.

Kita telah meninjau ayat-ayat awal surah ke-73, yang diduga telah ‘diwahyukan’ segera setelah masa kebisuan selama 3 tahun. Sekarang waktunya menyingkap secara lengkap sisa ayat-ayat. Terakhir kita mendengar roh kegelapan berkata, Qur’an 73:11, “Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” “Leave Me alone to deal with the beliers (those who deny My Verses). Respite those who possess good things for a little while. Verily, with Us are heavy shackles (to bind them), a raging fire (to burn them), food that chokes, and a penalty (torment) of a painful doom."

Ayat ke-14 berbunyi, “Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu [bukan untuk tapi terhadap), sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun.” Dengan mengaitkan Muhammad pada Firaun, Qur’an mengatakan pada kita mengapa kisah Alkitab telah diubah. “Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban. Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu. Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana.”

Ayat terakhir surah ke-73 sangat berbeda dari ayat lain – benar-benar keluar konteks dan waktu. Sepuluh kali lebih panjang dari ayat terpanjang lain, dan berbicara ttg kehidupan di Medinah, bukan Mekah. Dikatakan, ada banyak orang percaya, dan Qur’an terlalu panjang bila dikutip dalam satu malam. Muhammad bicara ttg perjalanan, perang di jalan Allah, jarahan, zakat, serta memberi Allah ‘pinjaman yang baik’

Untuk tetap tinggal di Mekah, kita tinggalkan saja ayat tsb dan kembali ke kawanan setan. Ternyata mereka ini senang pembicaraan tak henti-hentinya ttg api neraka, merobek tubuh manusia, belenggu dan rantai. Di Arab abad ke-7, setan disebut juga jin. Roh yang menginspirasi Qur’an amat mencintai kawanannya, sehingga ia menamakan surah ke-72 untuk menghormati mereka: ‘Surah al-Jinn’ Dengarkan apa yang Iblis, eh maksudku Tuhannya Muhammad, katakan ttg klub penggemar nabinya yang ragu-ragu. Qur’an 72:1, “Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,” “Say (Muhammad): 'It has been revealed to me that a group of (three to ten) Jinn listened (to the Qur'an). They said, "We have heard a really wonderful recital (of this Qur'an)! It guides to the Right Path. We have come to believe it. We shall not associate anything with our Lord.’ Ini membuktikan bahwa Muhammad dan para setan menyembah tuhan yang sama. Mereka percaya kitab suci yang sama. Mereka punya agama yang sama.

Qur’an 72:3, “dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami [Iblis], Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak. Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah, dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah.” “And exalted be the majesty of our Lord. He has taken neither wife nor son. There were some foolish ones among us, who used to utter preposterous things, atrocious lies against the Lord; We Jinn had thought that no man or jinn would ever say anything untrue about the Lord.” Kawanan setan ini tidak hanya mencintai Tuhan Islam dan Qur’annya, mereka juga bersedia menyerang pesaing dan penentang tuhan mereka. Ya, tuhannya Muhammad punya pesaing, berkisar dari berhala-berhala batu setempat seperti putrid-putrinya Allah: Manat, Al-Uzza dan Al-Lat hingga Yahweh.

Lagi-lagi mencuri dari puisi Zayd, Qur’an mengatakan, Qur’an 72:6, “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. Dan sesungguhnya mereka (jin) menyangka sebagaimana persangkaan kamu (orang-orang kafir Mekah), bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang (rasul)pun.” “But there were men among mankind who took shelter with the male jinn. But they (jinn) increased them in waywardness, folly, and revolt. And surely they came to think as you thought, that the Lord would not raise up any Messenger.” Kalau saja umat Islam tidak membunuh kita, usaha menyedihkan ini akan terlihat lucu. Kisah dimulai mirip surah ke-46 yang kita bahas sebelumnya, dengan menyatakan bahwa jin beranggapan Qur’an itu menakjubkan. Mereka mendukung lantunan kutipan Muhammad dengan mengatakannya jalan yang benar ke Tuhan mereka. Lalu, di dua ayat berikutnya, jin yang sama dituduh menambah ketidakpatuhan, kebodohan dan pemberontakan (Ind. dosa dan kesalahan). Pengarang surah ini kelihatannya irasional.

Kita telah diberitahu bahwa tuhan Islam menangkap manusia dan ia menempatkan penjaga neraka memastikan ciptaannya terbakar di api yang menyala-nyala. Sekarang Qur’an mengatakan ttg hal-hal yang menakutkan di surga. Qur’an 72:8, “dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” Roh-nya si Muhammad bingung membedakan antara surga dan neraka (sama-sama penuh api—anne).

Qur’an 72:10, “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.” “And we Jinn know not whether harm or evil is the intended fate of all men on earth, or whether the Lord intends to give them some guidance.” Tuhan Islam telah menjerumuskan dirinya lebih dalam. Ia memulai ‘wahyu’nya dengan mengatakan bahwa jin-jin mendengar Muhammad melantunkan Qur’an-nya-- buku petunjuk bagi manusia. Jin-jin ini memberi pengesahan Qur’an sbg jalan kebenaran tuhan. Sekarang tuhan ini bilang jin-jin tsb tidak tahu apa-apa. Mereka tidak tahu apakah tuhan akan membimbing manusia ataukan hendak masak barbeque ala tuhan Islam dan memanggang manusia. Meskipun aku yakin bukan Tuhan sejati yang menginspirasi kekacauan ini, timbul jua pertanyaan: Siapa yang berkeinginan mempromosikan penipuan yang begitu jelas ini? Siapa yang hendak menciptakan surga dan neraka dengan sipir-sipir disertai misil-misil api? Siapa yang merasa perlu disembah sekaligus ditakuti? Siapa yang menganggap dekadensi moral dan nafsu birahi itu surgawi? Siapa yang hendak memancing manusia ke arah kehancuran? (sejak di Eden –anne)

Roh yang memimpin manusia ke kesesatan dengan berpura-pura saleh tsb berkata, Qur’an 72:11, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda." Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (daripada)Nya dengan lari.” “There are among us [jinn] some who are upright, some otherwise; we follow divergent ways (religious sects). But we came to realize that we could not weaken the Lord on earth, nor by any means frustrate Him. We cannot escape, outpacing Him by flying away.”

Roh-roh jahat yang mencintai Qur’an, menolak keras Islam shg menanggung hukuman tambahan. Qur’an mengatakan bahwa jinn dibuat dari api, sama dengan Iblis, dan masuk dalam golongannya. Dikatakan di Qur’an 18:50 bahwa Iblis dari golongan jin, sementara malaikat dibuat dari cahaya. Yang menarik, satu-satunya sumber cahaya yg berasal dari bumi di dunia Mekah-nya Muhammad adalah api. Malaikat dan Iblis dengan demikian tidak dapat dibedakan berdasarkan perspektif dan definisi Muhammad. Ia tak akan dapat membedakan antara Jibril dan Iblis (walau tentu saja ia akan jauh lebih menyukai Iblis)
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Post by anne »

Untuk memastikan kebenaran masalah jin setan ini, kita lihat beberapa hadist Bukhari dan Muslim. Mungkin Iblis benar-benar dikira Jibril. Bukhari: V6B60N332,”Tadi malam setan dari kaum jinn mengganngu sembahyangku, tapi Allah memberiku kekuatan untuk mengalahkannya. Aku bermaksud mengikatnya ke salah satu tiang mesjid hingga pagi agar kalian semua dapat melihatnya.’” Jika kauingat lagi, Muhammad pernah merasa diteror dengan kehadiran Jibril. Tapi dengan Iblis tidak ada masalah. Seperti yang kukatakan, dia tak bisa membedakan keduanya.

Qur’an berkata bahwa jin tidak terlihat, membuat orang bertanya-tanya, bagaimana Muhammad bisa tahu mereka mendengar lantunan kutipannya. Ia menawarkan penjelasan ini Bukhari:V5B58N199, “Wahai Nabi, siapa yang memberitahumu ttg Jinn saat mereka mendaengar Qur’an.’ Katanya, ‘Sebatang pohon yang memberitahuku ttg mereka.’”

Peramal yg adalah hamba Iblis bekerjasama dengan jinn, bersaksi ttg kebenaran Qur’an: Bukhari: V9B93N650, “Orang-orang bertanya pada Nabi mengenai para peramal. ‘Rasulullah! Beberapa pembicaraan mereka jadi kenyataan.’ Sang Nabi berkata, ‘Kata-kata yang menjadi kenyataan itu bagian-bagian yang dicuri jin (dari Surga) dan menuangkannya dalam telinga peramal dengan suara seperti kotek ayam betina. Para peramal mencampurnya dengan seratus kebohongan.”

Berikut ini sebuah hadist yang menakjubkan sekaligus memberatkan: Bukhari: V6B60N475, “Rasulullah sakit dan tak dapat melaksanakan sembahyangnya. Seorang wanita terhormat datang dan berkata, ‘Muhammad, kupikir Iblismu telah meninggalkanmu, sebab aku tak melihat dia bersamamu selama dua atau tiga malam!’ Mengenai ini Allah mewahyukan: ‘Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. (Qur'an 93:1).” Dituduh telah ditinggalkan Iblis, Muhammad berkata bahwa tuhannya tidak akan meninggalkan dia. Ia tidak menyangkali Iblis tsb.

Pria yang tak pernah mengizinkan Qur’an ditulis atau dibaca, hanya dilantunkan, sepanjang hidupnya, mengungkapkan bahwa pidato yang mengesankan adalah sihir. Bukhari: V6B60N662, “Rasulullah berkata, ‘Beberapa pidato yang mengesankan sama efektifnya dengan sihir.” Bukhari:V9B87N127, “Nabi berkata, ‘Kepadaku telah diberikan kunci-kunci pidato yang mengesankan dan kunci-kunci kemenangan melalui terror.’” Lantas, berbicara ttg sihir, alat Iblis yang paling mengesankan, kita belajar Bukhari:V6B60N658, “Seorang pria melakukan sihir thp Rasulullah sampai ia melakukan sesuatu yang tidak benar-benar dilakukannya.”

Sebelumnya, penduduk Mekah berkata bahwa ‘meludah dan meniup’ adalah tanda-tanda seseorang dirasuki setan, peramal dan tukang sihir. Apa Muhammad tidak melakukan hal-hal ini? Bukhari:V7B71N643, “Kudengar Nabi berkata, ‘jika salah seorang diantaramu mimpi sesuatu yg tidak ia sukai, saat bangun, tiuplah tiga kali sisi kirimu.” Di saat lain, pertanyaan serupa diajukan, ia menjawab, Bukhari:V9B87N115, “Jika engkau meludah di sisi kiri tempat tidurmu, mimpi buruk tidak akan mengganggumu.”

Bukhari:V6B60N373, “Nabi mengatakan, ‘Surga dan Neraka berdebat….Allah berkata pada Api Neraka, ‘Kau adalah (alat) penghukumku untuk menyiksa siapapun yg kukehendaki diantara budak-budakku. Kau akan melakukannya. Karena bagi neraka, tak akan melakukannya sampai kujejakkan kakiku di atasnya.” Allah tidak mendelegasikan penyiksaan. Ia pelaku langsung.

Setelah dirasuki setan, Muhammad memiliki otoritas atas mereka. Ia bahkan mengaku punya satu pembantu setan tapi katanya Allah yang memerintahkan. Muslim: B039N6757, “Rasulullah berkata: ‘Setiap orang yang mengambil pembantu dari kalangan jin (setan).’ [Penerjemah tahu jin dan setan tak dapat dibedakan.] Para sahabat Nabi bertanya: ‘Rasulullah, ada satu yang bersamamu juga.’ Katanya: ‘Ya, tapi Allah menolongku sehingga aku aman dari jamahannya dan ia tidak memerintahku kecuali untuk kebaikan.’” Iblis punya definisi tersendiri untuk kata ‘kebaikan,’ mengingat nuansa kegilaan dan tak bermoral dalam Qur’an.

Muhammad tahu kebenaran ttg Allah-nya, sebab itu ia tak ingin orang mempertanyakan ke-Tuhan-annya. Muslim:B001N0244/Bukhari:V4B54N496, “Rasulullah berkata, ‘Setan datang kepada setiap orang diantaramu dan berkata, ‘Siapa yang menciptakan ini dan itu,’ sampai ia berkata ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ Bila ia mengajukan hal itu, ia harus mencari perlindungan dan menjauh dari pemikiran tak berguna seperti itu.’” Iblis diciptakan Yahweh, membuktikan bahwa ia bukan Tuhan.

Berikut Muhammad bicara ttg misi dakwahnya sendiri: Bukhari:V4B55N554 “Rasulullah berkata, ‘Tidakkah kuceritakan kepadamu kisah yang tidak diceritakan nabi pada kaumnya? Seseorang akan membawakan apa yang serupa Neraka dan Surga kepadanya, dan ia akan menyebut Surga padahal itu Neraka.”

Sebuah tradisi yg dinyatakan baik Bukhari maupun Muslim memprotes peristiwa kerasukan setan Muhammad tidak sah secara historis. Bagaimana bisa? “Nabi mengunjungi sebuah perayaan dengan beberapa Sahabat. Di perjalanan sekelompok jin melintas. Ketika mereka mendengar Qur’an sedang dilantunkan, mereka berdiam mendengarkan penuh perhatian. Peristiwa ini digambarkan di Qur’an dan memperlihatkan bahwa jin yg mendengar Qur’an tsb politeis dan menyangkal kenabian Muhammad. Lalu, secara historis dikonfirmasikan bahwa Nabi mampu meyakinkan mereka hanya menyembah Allah saja.

Selagi membahas ttg tuhan yang sakit jiwa, pertimbangkan yang ini: Bukhari:V4B54N482, “Rasulullah berkata, ‘Api Neraka mengeluh pada Tuhannya, ‘Wahai Tuhanku! Bagian-bagian diriku yang berbeda salaing memakan satu sama lain.’ So, Tuhan mengijinkannya mengambil dua nafas, satu di musim dingin, satu di musim panas. Inilah sebabnya mengapa terjadi cuaca panas yang sangat dan dingin yang menggigit.’” Bayangkan, umat Islam percaya Tuhan yang menginspirasikan hal ini. Tapi belum seberapa dibandingkan yang ini Bukhari: V4B54N487, “Nabi berkata, ‘Api neraka panasnya 69 kali panas api di dunia.’ Lantas seseorang berkata, ‘Rasulullah, tidakkah api biasa saja cukup untuk menyiksa orang-orang kafir?’” (duhh...)

Tim Islam tahu bahwa setan mencintai kegelapan malam Bukhari: V4B54N533, “Muhammad berdakwah, ‘Tutup peralatanmu, ikat kantung kulit airmu, tutup pintumu, dan jagalah anak-anakmu di malam hari, karena jin menyebar di saat itu dan mencuri barang-barang. Saat tidur padamkan lampumu, karena ia mungkin menggunakan pelita untuk membakarmu dan rumahmu.’ Ata menambahkan, ‘Nabi sebenarnya berkata, setan, bukan jin.’” (nabi bingung ngebedain setan sama jin)

Sebelum membaca dua hadist berikut, ingatlah, umat Islam mengklaim ini bagian dari tuntunan suci mereka. Bukhari: V4B54N516, “Rasulullah berkata, ‘Jika seseorang bangun dari tidur dan melakukan wudhu, ia harus mencuci hidungnya dengan memasukkan air kedalamnya dan meniup keluar tiga kali, karena setan tinggal di bagian atas hidungnya sepanjang malam.’” Bukhari: V4B54N492, “Disampaikan pada Nabi ttg seorang pria yang tertidur dan melewatkan sembahyang subuh. Nabi berkata, ‘Setan buang air kecil di telinganya.’”

Kecenderungan Muhammad bermain-main dengan setan-setan tsb, mengerikan. Setiap pertemuan mengungkap struktur kredibilitas Islam. Aku mengambil kesempatan menarik analisa dari komentar ttg Qur’an Maududi. “Para jin biasanya mencuri dengar kabar rahasia di surga tapi tiba-tiba mereka menemukan bahwa para malaikat telah dijadikan penjaga dan batu-batu meteor dilemparkan dari setiap arah hingga mereka tidak bisa menemukan tempat aman untuk mendengar kabar rahasia tsb. Mereka telah berusaha mencari-cari hal yang tak lazim yg terjadi di bumi untuk menjelaskan mengapa langkah-langkah keamanan telah diperketat. Banyak sahabat kaum jin sedang mencari-cari ketika salah satu diantara mereka, setelah mendengar lantunan Qur’an dari Nabi, membentuk opini bahwa itulah yang meyebabkan semua gerbang surga ditutup bagi mereka.” Membaca komentar ini, pastilah ada sesuatu di Islam yang mengubah otak manusia menjadi setolol ini.

Maududi meneruskan komentarnya, “Sebelum seseorang mempelajari surah ‘Al-Jin’ ia harus paham realitas jin untuk menghindari kebingungan mental. Banyak yang salah paham, mengira bahwa jin tidak nyata melainkan hanya isapan jempol tahyul dan mitos kuno. Mereka tidak membentuk opini berdasarkan mereka telah mengetahui ttg semua realitas dan kebenaran alam semesta. Mereka tidak bisa mengklaim memiliki pengetahuan tsb…..Orang yang berpikir bahwa apa yang tidak ia rasakan berarti tidak eksis, dan semua yang eksis tentu bisa dirasakan, membuktikan sempitnya pikiran mereka. Dengan cara pikir seperti ini, jangankan bicara ttg jin, manusia bahkan tak bisa paham realitas apapun…..Umat Islam telah memberikan interpretasi aneh u/ pernyataan jelas Qur’an ttg jin, Iblis dan setan. Mereka berkata bahwa ini tidak mengacu ke makhluk ciptaan yg tersembunyi, tapi menyiratkan sisi hewani dalam diri manusia, yang disebut bersifat setan. Tapi pernyataan Qur’an ttg hal ini begitu jelas dan eksplisit bahwa ini tidak mengandung relevansi. Qur’an tidak menyisakan ruang menganggap jin sbg spesies manusia. Saat penciptaan Adam, Iblis bertekad menyesatkan manusia, dan sejak itu jin terus menerus berusaha menyesatkan manusia. Mereka menipu dengan ide-ide jahat, berbohong, dan membuat kejahatan tampak baik.” Maududi sama sekali tidak menolong Islam. Dengan mencoba meyakinkan kita bahwa jin tidak hanya nyata tapi juga penipu, ia telah mengutuk Islam. Surah ‘Al-Jin’ mengungkapkan bahwa jin mendukung Qur’an. Maududi menegaskan bahwa Qur’an menyatakan jin eksis untuk ‘menipu dengan ide-ide jahat, berbohong, dan membuat kejahatan tampak baik.’ Dengan demikian, pastilah Qur’an dirancang untuk ‘menyesatkan umat manusia.’ Pekerjaan bagus, professor!

Sekarang setelah kita paham mengenai kaum jin, waktunya menyelesaikan surah mereka. Qur’an 72:13, “Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.” “So, since we [Jinn] have listened to the guidance (of this Qur'an), we have accepted (Islam): and any who believes in his Lord has no fear of loss, force, or oppression.” Jika itu yang terjadi, mengapa begitu banyak ayat-ayat Qur’an yang terpaku pada penindasan (oppression) yang dialami oleh Muhammad? (terj. Ind. beda) Sehingga hanya tersisa 3 alternatif: Muhammad tidak mempercayai tuhannya, tuhan tsb berbohong, atau sosok tuhan Islam tsb mandul dan tak bisa melindungi nabinya. Mungkin kita telah menemukan sesuatu.

Qur’an 72:14, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.” “Amongst us are some Muslims (who surrendered, submitting), and some who are disbelievers. Those who submit in Islam - they have sought the path of right path.” Tunduk patuh pada tuhan dan utusannya adalah esensi Islam. Muhammad mampu memperoleh apa yang ia dambakan dengan mengancam manusia dengan api neraka, membujuk mereka dengan perawan-perawan surga, dan memaksa mereka tunduk melalui jihad.

Qur’an 72:15, “Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam.” But the Qasitun (disbelievers) are the firewood of hell."“ Silahkan pilih, mana yang lebih terdengar sakit jiwa: tuhan yang mengubah ciptaannya menjadi kayu bakar, atau manusia yang mengancam dengan omong kosong spt itu untuk memaksa manusia lain agar mematuhinya.

Qur’an 72:16, “Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” “If they (non-Muslims) had remained on the right path, We should have given them plenty to drink that We might try them by that means.” (terj. Ind. beda sendiri)
Muhsin Khan
If they (non-Muslims) had believed in Allah, and went on the Right Way (i.e. Islam) We should surely have bestowed on them water (rain) in abundance.
Pickthall
If they (the idolaters) tread the right path, We shall give them to drink of water in abundance
Yusuf Ali
(And Allah's Message is): "If they (the Pagans) had (only) remained on the (right) Way, We should certainly have bestowed on them Rain in abundance.
Shakir
And that if they should keep to the (right) way, We would certainly give them to drink of abundant water,
Bagaimanapun diinterpretasikan – ayat ini tetap aneh. Bagaimana bisa non-Islam berada di jalan yang benar? Bagaimana minum air bisa dijadikan ujian (ada di ayat 17 – anne) Dan mengapa mencobai orang-orang yang berada di jalan yang benar?

Tuhan Islam bukanlah roh yang manis, Qur’an 72:17, “Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.” “If any turns away from the reminder of his Lord (the Qur'an), He will thrust him into an ever growing torment, and cause for him a severe penalty.” Sekali lagi tuhan Islam turun tangan sendiri memasukkan dan menyiksa.

Jika jin mendengar dan memberi dukungan pada Qur’an, mengapa Muhammad diperintahkan berkata ia tak dapat memimpin mereka ke jalan benar versi Muhammad. Qur’an 72:19, “Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya. Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya". Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan” “Yet when the Devotee stood up to invoke his Lord, the Jinn crowded around Him to listen. Say (Muhammad): 'I invoke my Lord alone, and ascribe unto Him no partner.' Say: 'It is not in my power to cause you Jinn harm. I cannot hurt or benefit you, nor bring you to right conduct.”

Sebelum kita mendengar apa yang Tuhan kaum Jin inginkan Muhammad katakan selanjutnya, penting untuk mengekspos keberadaan wahyu ini. Sang tuhan Islam tidak berbicara untuk dirinya sendiri. Format ‘Katakanlah’ adalah cara Muhammad berbicara atas namanya sendiri seraya mempertahankan polesan atau hiasan tambahan bagi nuansa keagamaan. Ia meniru gaya Zayd. Qur’an 72:22, “Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya. “Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya [Sebagai penyampai saja, berarti, sisa ayat ini harusnya tuhan sendiri yang bicara. Mengabaikan fakta bahwa tuhan menyebut dirinya sendiri dengan sebutan orang ketiga tunggal]. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” “Say: 'No one can save me from God’s punishment, nor can I find a place of refuge apart from Him unless I deliver the communications I receive from Him and deliver His Message.' Whoever disobeys the Lord and His Messenger then there is for him the fire of Hell where they shall abide forever.” Inilah Islam sebenarnya, di balik bungkus ‘baik’ nya. Patuh pada Muhammad atau kau akan dipanggang di neraka.

Mungkin ada yang menyanggah kesimpulanku karena aku mengabaikan kata ‘Allah.’ Nyatanya, baik Allah maupun Ar-Rahman, tidak ada yang pernah bicara. Satu-satunya bukti eksisitensi mereka hanya dari kesaksian Muhammad. Dan karena kredibilitas kisahnya dipertanyakan, kita dibiarkan dengan omelan tak waras/hiperbol dari seorang korban pelecehan yang paranoid dalam usahanya membalas dendam melalui Rencana Nabi yang Menguntungkan. Kau lihat, yang dilakukan Muhammad hanyalah menyalahgunakan segelintir jiwa-jiwa dengan menjanjikan harta jarahan. Sekali mereka menuruti, dukungan mereka membuat sang bajak laut berada dalam posisi memaksa jiwa-jiwa lain untuk patuh. Dan ia berhasil, mendapat kekayaan lewat kejahatan serta memuaskan hasrat orang-orang yang putus asa yg berhasil dipikatnya masuk ke kawanannya. Umat Islam menjadi militant. Militan menjadi pembunuh. Pembunuh menjadi teroris. Teroris menjadi seperti Muhammad. Dan Muhammad menjadi lebih dan lebih menyerupai tuhan ciptaannya. Lingkaranpun lengkaplah sudah.

Selanjutnya kita diberitahu bahwa tuhan tidak bisa menyimpan rahasia, dan roh yang katanya maha mengetahui, maha melihat ternyata perlu pengawal yang mengekor utusannya kemana-mana, memastikan pesan-pesannya disampaikan. Para jendral biasanya menunjuk pengawal, juga para pemimpin politik, tetapi sosok tuhan selayaknyalah berlaku sebagai tuhan. Qur'an 74:24Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya Katakanlah: "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu masa yang panjang?". (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” “Until they see with their own eyes that [Hell] which they are promised, they will not know who is weaker and less important. Say: 'I do not know whether (the punishment) which you have promised is near, or whether my Lord prolongs its term. (He is) the knower of the unknown, and He does not divulge His secrets to any except to an Apostle He has chosen. And then he makes a band of guards march before him and behind him that He may know that they have delivered the Messages of their Lord. He counts all things.”

Upaya Muhammad membuat suatu ‘agama’ begitu rapuh. Banyak isi Qur’an di masa awal Islam tidak lebih dari kata-kata kasar kemarahan. Begitu menyedihkan, hingga menimbulkan pertanyaan: mengapa repot-repot mencoba memahaminya? Muhammad sudah jelas seorang penipu yang amat terganggu jiwanya, sehingga apapun yang dikatakannya menjadi tidak relevan. Apa iya? Belum begitu lama, buku lain yang juga menyemburkan kata-kata kasar kemarahan, ‘Mein Kampf’ dianggap tak bernilai karena alasan yang sama persis.

Walaupun kelam dan kacau, memahami Qur’an penting untuk kelangsungan hidup kita. Muhammad, seperti halnya Hitler, berhasil merayu sejumlah besar orang yang gamang dalam kepatuhan total untuk menteror dunia. Korbannya diracuni dengan doktrin-doktrin. Islam dan Nazi – mengubah orang-orang baik menjadi jahat. Hati nurani terkikis sedikit demi sedikit, akal menjadi berkarat, dan korban aniaya menjadi penganiaya. Mereka menjadi seperti nabi mereka, der Fuhrer. Dan dunia membayar dengan harga yang mengerikan.
Ψ † с ბ
User avatar
harahap
Posts: 2129
Joined: Mon Sep 27, 2010 12:09 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Post by harahap »

Nandain,
TWO THUMBS UP !!!

khalifah menggonggong FFI tersenyum manis .....
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Post by anne »

Surah ke-7 adalah salah satu yang mengaitkan Islam dengan terror. Dibuka dengan Allah yang melakukan serangan tiba-tiba pada sejumlah warga kota yang tak menaruh curiga. Baris: “datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)nya di waktu mereka berada di malam hari [sedang lelap tidur], atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari,” begitu mengerikan. Setengah bagian awal wahyu ini tercakup di dalam bab ke-3 mengenai percakapan yg cukup mengganggu antara Allah, Iblis dan Adam. Sekarang waktunya kembali menyelesaikannya. Qur’an 7:39, “Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk kemudian Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu lakukan. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim,” Qur’an mungkin satu-satunya kitab yang lebih rasis, penuh kebencian dan kekerasan dibanding ‘Mein Kampf.’ Hitler memberi tikar tidur dan selimut api neraka pada 6 juta Yahudi. Roh kegelapan Muhammad mungkin telah menginspirasinya.

Aku punya salinan ‘Mein Kampf’ yg diterbitkan segera setelah Chamberlain menandatangani Pakta Munich yg memberikan sebagian besar Czechoslovakia pada Hitler. Pada saat itu ‘Land-for-peace’ versi Hitler disepakati; padahal perang belum lagi dimulai. Dengan pemikiran tsb, aku ingin mengutip dari kata pengantar penerjemah Mein Kampf. Kuingin kau mencantumkan peristiwa 9/11 ganti aneksasi Czechoslovakia, Muhammad ganti Hitler, Qur’an untuk Mein Kampf, dan Islam untuk Nazisme: “Pakta Munich [Peristiwa 11 September] telah menyadarkan masyarakat Amerika, yang belum pernah terjadi sebelumnya, akan dampak serius program Nazi [Islam] terhadap dunia dan terhadap diri mereka sendiri, sebagai konsekuensi adanya peranan penting setiap lembar halaman buku yang dapat dianggap sebagai kitab suci Nazi [Islam]. Di dalam keseluruhan buku, untuk dibaca dan dinilai sendiri oleh masy. Amerika, yang telah terjual di Jerman [negara-negara Islam] sebanyak jutaan eksemplar, merupakan bukti tertulis terbaik ttg karakter dan kejiwaan Adolf Hitler [Muhammad] dan pemerintahannya. Mein Kampf [Qur’an] mewakili cita rasa penuh yg ada di benak penulisnya, menyuarakan motivasinya.”
Seakan bicara ttg Qur’an dan pengarangnya Muhammad, penerjemah berkata, “Hitler [Muhammad] bukan seorang sastrawan, melainkan seorang calo politik yang tak perduli pada tata bahasa dan siktaksis. Mein Kampf [Qur’an] adalah esai propaganda seorang partisan kekerasan. Dengan demikian, seringkali membungkus kebenaran sejarah, bahkan kadangkala benar-benar mengabaikannya. Oleh sebab itu, kita bertanggungjawab menyertakan informasi faktual thp teks tsb, yang merupakan kritik thp teks aslinya. Tidak ada warga Amerika yang mau memikul tanggung jawab menyebar teks pada publik, yang jika tidak diuji dengan penelitian yang benar, bisa memberi kesan bahwa Hitler [Muhammad] menulis sejarah bukannya propaganda.”

50 juta orang tewas karena kita tidak mengindahkan kata-kata ini: “Akhir kata, membaca Mein Kampf [Qur’an] dengan mata jernih akan memperlihatkan, perilaku manusia yang dipanggil der Fuhrer [Nabi] tak lebih dari seorang anak yang tak punya apa-apa selain keyakinan penuh bahwa Jerman [Negara-negara Islam] harus mendapatkan wilayah yang lebih besar di bawah matahari dengan pertolongan pedang. Mesin-mesin industri sekarang tersendat-sendat, sementara mesin-mesin perang bertambah secara membabi buta, membentuk piramid yang semakin dan semakin tinggi. Generasi berikutnya yang menanggung akibatnya – generasi sebelumnya hanya mengabdi untuk menciptakan ilusi. Tidak akan ada yang menghentikan doktrin ini sampai hadir ide-ide atau cita-cita yang lebih kuat daripada yang terkandung di dalam Mein Kampf [Qur’an]. Ini keyakinan mendalam kami bahwa segera setelah cukup banyak orang melihat melalui buku ini, hidup dengan kenyataan di dalamnya, sampai maknanya terpampang secara gamblang, sehingga saat keyakinan tsb memudar karena ada pembanding, maka arus-pun akan berbalik.”

Mereka berkata: “Kami memiliki rasa hormat mendalam bagi masyarakat Jerman [Arab]…. Sehingga kami memilih untuk mengungkapkan tanpa rasa benci, namun dengan segala kebenaran yang ada, catatan ttg Hitler [Muhammad] serta usahanya [ayat-ayatnya].” Dewasa ini, taruhannya bahkan lebih tinggi. Dengan adanya senjata pemusnah massal, jutaan orang mungkin akan tewas karena ketidaktahuan kita. Untuk mencegah apa yang mungkin tak terhindarkan di dalam bab-bab Mein Kampf, aku akan membandingkan kata-kata kasar Hitler dengan Qur’an, serta Nazi dengan Islam (Bab-16) Tapi sementara itu, tahan nafas sejenak dan kita teruskan pengembaraan ke dalam benak dan motivasi si kembaran Hitler, Nabi Muhammad.

Umat Islam mengklaim bahwa surah ke-103 adalah contoh karya tak tertandingi. Maududi menyanjung: “Keseluruhan makna dunia dipadatkan dalam kata-katanya yang ringkas, yang terlalu besar kandungan isinya untuk diungkapkan bahkan dalam satu buku. Para Imam berkata benar bahwa jika orang-orang hanya bersandar pada surah ini saja, sudah cukup sebagai bimbingan.”

Qur’an 103:1, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” “I swear by time, most surely man is in loss, except those who believe, and do good, and enjoin on each to bear in fortitude the trials that befall." Yupz …Cuma itu --- itulah yg disanjung sbg keseluruhan makna dunia, dari awal sampai akhir. Sbg kalimat, tak benar-benar baik, tidak juga buruk, tapi setidaknya benar-benar pendek.

Kita coba surah dahsyat lain, Qur’an 104:1, “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, [Nah, ini dia. Kita kembali ke Muhammad yang kita kenal] yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,” Setiap kali Muhammad melibatkankan diri dalam agama, ia justru mencemarkannya. Pertama kali mencoba, ia mengklaim bahwa perkosaan –seks dengan budak – adalah sarana ke surga. Sekarang ia berkata bahwa orang kaya adalah tukang fitnah karena mereka pikir kekayaan, bukan iman yang akan membawa keabadian. Tapi itu omong kosong. Kekayaan seringkali dikumpulkan oleh orang-orang yang pintar dan rajin. Mereka jarang berkhayal. Muhammad justru sebaliknya, dan kekayaan jualah yang akhirnya membawa keabadian baginya. Perampokan di Medinah menyelamatkan Islam dan membuat seorang nabi yang gagal dan keji, hidup abadi dalam benak milyaran orang.

Qur’an 104:4, “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah..” “By no means! He will be sure to be thrown into that which breaks him into pieces. (Yusuf Ali) Nay, but verily he will be flung to the Consuming One. (Pickthall) No! he shall most certainly be hurled into the crushing disaster (Shakir). Kucantumkan beberapa versi terjemahan agar kau tak tertipu oleh ayat mutiara yang menakjubkan ini. Qur’an 104:5, “Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” “And what will explain to you that which Breaks him into Pieces? (or) what the Consuming One is! (or) what the crushing disaster is? It is the fire kindled by Allah which leaps up over them penetrating the hearts of men. It shall be made to vault over them. Lo, it has closed in on them. In pillars outstretched.” Allah sendiri yang menyalakan api neraka, tolong camkan dalam pikiran anda. Neraka Islam tidak terpisah dari Allah; neraka adalah tempat tinggal Allah (untuk membakar 999 dari setiap 1000 orang)!

Surah ke-79 dibuka dengan sumpah dari para malaikat, serupa sumpah S.S. Nazi. Ulama terkenal kita menjelaskan: “Orang-orang telah diberitahu: ‘Siksaan neraka yang kau anggap mustahil, bukanlah hal yang sulit bagi Allah, meskipun Ia harus membuat persiapan yang cukup lama. Hanya dengan satu sentakan saja akan menumbangkan sistem dunia ….dan orang-orang yang sama yang terbiasa meremehkannya akan gemetar ketakutan, dilanda terror yang mereka anggap mustahil.” Ia melanjutkan: “Lalu, berkaitan dengan kisah Nabi Musa dan Firaun, orang-orang telah diperingatkan: ‘Kalian tahu betul apa yang terjadi pada Firaun karena mengingkari Utusan serta menolak ajaran yang ia bawa dan berusaha mengalahkan misinya dengan tipu daya dan kebohongan. Jika kalian tidak mengambil pelajaran dari hal tsb serta tidak merubah cara hidup dan perilaku, kalian akan bernasib serupa.” Dengan kata lain, kesimpulan saya identik dengan kesimpulan ulama Islam. Hanya berbeda ttg sumber inspirasi dan motivasi Muhammad.

Aku tak percaya Tuhan akan bisa menjadi begitu satanis dan ****. Tapi umat Islam percaya. Qur’an 79:1 “Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang, dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia).” “I swear by those (angels) who violently tear out (the souls of the wicked), and drag them forth to destruction, by those who gently take out (the souls of the believers), by those meteors rushing by, swimming along (angels or planets), and by those who press forward as in a race, and by those who regulate the affair.” Muhammad bertentangan dengan dua elemen penting Islam. Ayat-ayat Qur’an ini jauh dari sempurna. Bahkan tidak dapat dipahami. Di sepanjang Qur’an, tuhan menyatakan bahwa ia akan memperbaharui tubuh manusia saat membangkitkan mereka dari kubur. Jika tubuh jasmani dibangkitkan, apa perlunya merobek-robek roh dengan kasar? Dan mengapa pemisahan ini terjadi sebelum kiamat?

Qur’an 76:6
, “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut, Pandangannya tunduk.” “On the Day the earth and mountains will shake in violent commotion, followed by oft-repeated commotions (and everybody will die). Hearts on that day shall palpitate, beating painfully in fear and anxiety. Cast down will be their owner.' Eyes.” Muhammad bersuka hati sekarang mendapati semua terjadi seturut keingiannya. Qur’an 79:10, “(Orang-orang kafir) berkata: "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula? Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?” “They say: 'Shall we be restored to (our) former state? Even after we have become rotten crumbled bones?” Persis seperti yang kukatakan. Tubuh jasmani dibangkitkan, sehingga pemisahan roh menjadi tak masuk akal. (bagi Islam ya!)

Sekali lagi, tanpa ada transisi yang dapat dimengerti, kita ditanya: Qur’an 79:15, “Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.” Satu-satunya sumber darimana penduduk Mekah dan Muhammad tahu ttg Musa adalah dari kaum Hanif (yang mendengarnya dari kaum Yahudi) – dua sumber contekan Muhammad. “Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa; Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan).” “When his Lord called upon him in the holy valley of Tuwa twice, 'Go to Fir'aun (Pharaoh), verily he has become inordinate, transgressed all bounds and rebelled, and say to him, "Wouldst thou that thou shouldst be purified?” Ok, biasanya kucoba membetulkan kesalahan gaya dan tata bahasa (Inggris)nya agar lebih mudah dibaca. Sekarang kubiarkan kalimat tsb apa adanya, coba kau pahami sendiri apa yg sebenarnya hendak dikatakan Allah. Qur’an 79:19, “Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?” “And, 'That I guide you to your Lord, so you should fear Him.” Roh kegelapan Islam memimpin manusia untuk takut, bukan untuk mencintai Tuhannya.

Tidak ada yang lebih berbahaya daripada kepicikan pengetahuan. Selagi di Mekah, Muhammad tidak banyak tahu ttg Musa dan misinya untuk tidak meragukan kesanggupan dirinya sendiri. Alasan Yahweh mengirim Musa ke Firaun tidak ada kaitannya dengan monarki Mesir, melainkan berkaitan dengan Israel, kaum pilihan Tuhan. Pada kenyataannya, pemerintahan Firaun hampir tak ada pembrontakan dan paling teratur dibanding diktator lain. Dan masyarakat Mesir adalah peradaban paling bermoral di masa lampau. Namun, umat Yahudi dalam posisi budak, dan Yahweh ingin mereka dibebaskan.

Selain kurang pengetahuan, plintiran ini juga disengaja Muhammad. Ia telah dianggap gagal diantara masyarakatnya. Mereka memperolok-olokan dia dan klaimnya tanpa ampun. Untuk menyelamatkan muka, dukun kita ini merasa perlu membuat diri seolah dalam misi ke-Tuhanan. Ia memilih untuk mencontek kisah eksodus Musa, tapi tidak sesuai. Musa tidak dikirim sebagai utusan yang mengkhotbahi Firaun; ia dikirim untuk membebaskan kaumnya dari perbudakan. Muhammad harus mencontek cerita untuk agenda pribadinya.

Sayangnya Muhammad tidak mencontek dengan ‘bersih’ (walau tak terpelajar, Muhammad punya insting kuat menipu umatnya yang ****)…..Qur’an 79:20 “Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.” “Then (Moses) showed him the Great Sign. But (Pharaoh) rejected and disobeyed.” Maaf, tongkat menjadi ular bukan mukjizat yang besar, melainkan sesuatu yang tak begitu berarti, yang kemudian ditiru tukang-tukang sihir Firaun. Tanda yang sebenarnya adalah 10 tulah dari Yahweh (bukan Musa) yg menjadi malapetaka bagi Mesir, karena Firaun keras kepala menolak membebaskan Israel dari perbudakan.
Qur'an 79:21 " Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai.”
Muhsin Khan: Then he turned his back, striving hard (against Allah).
Yusuf Ali: Further, he turned his back, striving hard (against Allah).
Indonesian: Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).


Oops. Firaun tidak melawan Tuhan (terj. Ind. beda). Dia berpikir dia sendirilah tuhan. Firaun hanya mencoba mempertahankan budak Yahudinya, tidak lebih. “Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi".” “Then he collected (his people) and cried, 'I am your Lord, the Most High.” Astagaa.. Tuhannya Muhammad perlu pelajaran sejarah. Firaun, seperti kebanyakan diktator di jamannya, dianggap tuhan (dari sekian banyak tuhan/dewa), tapi tidak pernah menganggap diri “Yang Maha Tinggi.” Para Firaun membangun kuil-kuil untuk dewa/tuhan matahari, Amun-Ra. Selain itu ada Allah dan Ar-Rahman yang juga dianggap dewa bulan/tuhan oleh kaum pagan. Seharusnya hal tsb sudah diketahui.

Qur’an 79:25, “Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” “So the Lord seized him with punishment for his last and first crime (making an example of him). Truly this is an instructive warning for whoever fears the consequences.” Dengan setiap patah katanya, Muhammad mengubur diri semakin dalam. Yahweh tidak pernah menyiksa Firaun, atau menjadikannya contoh. Yang Yahweh lakukan adalah menaikkan taruhan sampai Firaun membiarkan umat Israel pergi. Kebenaran memang tidak pernah cocok dengan agenda Islam, di luar batas pemahaman mereka. Muhammad bahkan tak mampu membujuk rohnya mengubah seekor ular jadi tongkat. Namun tiada maaf baginya. Ia telah mengklaim allah sama dengan Yahweh, jadi ia tentu harus tahu peristiwa eksodus umatnya. Tanpa kisah-kisah Alkitab yang sudah diturunkan kwalitasnya tsb, Qur’an hanyalah sebuah buku tipis – layaknya pamphlet.

Tanpa jeda, kita teruskan ke Qur’an 79:27, “Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.” “What! Are you the harder to create, or is heaven? He raised its height, and put it into a right good state.” Pertanyaan menipu. Tentu manusia lebih sulit penciptaannya, kalau langit surganya Allah dapat ditemukan replikanya di rumah-rumah bordil mana saja. Di seluruh Qur’an, bukti-bukti eksistensi tuhan Islam semuanya absurd.

Qur’an 79:29, “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.”
Sahih International
And He darkened its night and extracted its brightness.
Yusuf Ali
Its night doth He endow with darkness, and its splendour doth He bring out.
Shakir
And He made dark its night and brought out its light.


Kemuliaan yang datang dari kegelapan malam (terj. Ind. beda). Dengan pengakuannya sendiri, tuhan Islam adalah pangeran kegelapan. Ini ketiga kalinya roh kegelapan Islam menunjukkan pertaliannya dengan malam. Bukti lagi bahwa Islam berasal dari Iblis.

Qur’a berkata bahwa tuhan Islam, ,”membentangkan bumi“ “memancarkan daripadanya mata airnya,” dan “gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh untuk kesenangan manusia dan hewan ternak.” Kemudian: Qur’an 79:34, “Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang……diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).” “When the disastrous calamity comes; and Hell Fire shall be placed in full view for (all) to see, then for him who rebelled, Hell Fire will be his home.”

Ayat berikut menggambarkan kemunafikan; Muhammad, sosok yang paling tak bermoral dan tidak bisa menahan hawa nafsu, berkata pada kita bahwa barangsiapa dapat menahan hawa nafsu akan mendapat pahala hawa nafsu pula di surga. Qur’an 79:40, “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”
Sejauh ini kita telah membahas 25 surah – hampir seperempat buku Allah. Dan belum menemukan sesuatu yang bermakna dalam, atau apapun yang menyiratkan sedikit saja kekudusan. Saat membalik halaman ke surah 80, kita temukan ayat yang jelas-jelas tidak bersubjek. Qur’an 80:1, “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling.” Penerjemah beranggapan dia adalah Muhammad, tapi sekarang saya tampilkan tanpa bantuan penjelasan dari para ‘mahluk penolong Allah,’(penerjemah Qur’an) agar kau bisa lihat bagaimana aslinya tertulis, “bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya, atau dia mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada atasmu kalau dia tidak membersihkan diri. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera, sedang ia takut kepada, maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya.” “frowned and turned away. Because there came to him the blind man. And how can you know that he might become pure? Or that teaching might profit him? As for him who thinks himself self-sufficient, to him you attend; What does it matter to you if he will not become pure? But as to him who came to you running, and is afraid. Of him you are neglectful and divert your attention to another, nay; indeed it is an admonition. So whoever wills, let him mind it.” Kita kesampingkan masalah kesalahan tata bahasa, penghilangan kata, dan miskinnya kualitas penulisan. Surah ini menunjukkan mengapa Sira Ishaq lebih penting bagi umat Islam daripada Qur’an. Ketiadaan konteks kronologis atau periwayatan lisan membuat kisah Qur’an ini, sebagaimana kisah-kisah lainnya, menjadi tidak logis.

Ishaq menjelaskan, saat Muhammad sedang mencoba mempromosikan diri, ia mengabaikan seorang pria buta (Abdallah bin Umm) dan lebih mengutamakan seorang pemimpin Quraysh. Alasannya sudah jelas. Si pimpinan memiliki segala yang didamba Muhammad, sedang si orang buta tidak. Mengajar si orang buta tak ‘menguntungkan’ baginya.

Ayat berikutnya, juga dimulai tanpa subjek. Qur’an 80:13, “dalam Kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti.” “(It is) in Books held in (honor), exalted (in dignity), kept pure and holy, (written) by the hands of scribes. Honorable, Pious, Just, Noble and righteous.” Ayat ini saja menjadikan Islam kasus yang terpapar sangat jelas, mengutuk Muhammad sebagai penipu. “Kitab-kitab yang dimuliakan, ditinggikan lagi disucikan,” adalah Taurat, Mazmur dan Injil. Hanya itulah buku-buku lain selain Qur’an, yang Allah dan Muhammad katakan sbg Kitab Suci, wahyu Ilahi. Namun, para penulis Qur’an belum ada saat itu, Qur’an belum lagi ditulis (kata malaikat ditambahkan kemudian). Penulis Qur’an pertama di masa Muhammad, mengundurkan diri dalam hitungan hari setelah menerima jabatannya, hanya untuk diburu dan dibunuh oleh oleh sang nabi. http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... rh-t46638/ Para penulis sesungguhnya di masa itu adalah orang-orang pilihan Yahweh dari kaum Yahudi. Isi Kitab-kitab mereka yang terjaga “kemurnian dan kekudusan”nya justru antithesis dari Qur’an.

Begitu mendamba apa yang secara sah milik Yahweh, roh kegelapan Islam menyatakan dengan pasti bahwa Alkitab adalah buku miliknya. Sepasti dan sepenting pernyataannya bahwa Alkitab terjaga kesuciannya oleh para penulis pilihan yang dimuliakan. Tidakkah kau tahu, pertama kali ia mengatakan sesuatu yang baik, hal itu justru membunuhnya. Jika Alkitab dijaga kesuciannya, tidak ada penjelasan yang masuk akal ttg perbedaan-perbedaan dalam kisah-kisah Qur’an, nama-nama tuhan dan doktrin-doktrin. Jika Allah yang mengatakan ini, sebagaimana yang ditegaskan Muhammad, ia melakukan bunuh diri karena menyerang Islam. Karena jika Alkitab, sebagaimana dikatakan Allah – diwahyukan dan suci – maka kitab yang menolak doktrin-doktrin Alkitab dan mengutuk umat pilihan, bukanlah kitab yang diwahyukan ataupun suci. Logika sederhana: jika B benar, dan jika Q bertentangan dengan B, maka Q pasti salah. Lantas siapa yang membuat Q?

Penduduk Mekah mengetahui Muhammad salah. Hanya saja mereka tidak bisa menjelaskan mengapa. Sepanjang abd ke-7, mereka tidak begitu terbiasa dengan Alkitab sebagaimana sebagian besar kaum agnostic dewasa ini. Mereka cukup paham untuk menegur Muhammad karena mencuri kisah-kisah umat Yahudi, serta mengatakan bahwa Qur’an tidak lebih dari pengulangan ‘kisah dan pengetahuan milik orang lain.’ Tetapi, walaupun mereka paham hasil contekannya bukanlah wahyu ilahi, berbagai upaya plintirannya tidak begitu mereka perdulikan, sebagaimana kita sekarang. Namun, agenda Muhammad benar-benar jelas. Karena begitu besar hasratnya menjadikan ‘kepatuhan total’ sebagai ajaran kebenaran, sang nabi baru tsb menempelkan diri pada satu-satunya agama monoteis, warisan relijius serta kitab-kitab suci paling kredibel yang tersedia. Ia menconteknya, memutar balik cerita sesuai skemanya. Skema yang hanya laku di dunia yang terisolir dan buta huruf di Arab Tengah.

Muhammad memulai perang sucinya untuk menyita hak kontrol atas bisnis keluarga dengan mencuri tuhan dan doktrin kaum Hanif. Ketika di kemudian hari ternyata hal tsb tidak memadai, iapun mengubah kiblatnya, mengubah diri menjadi salah seorang nabi Alkitab. Usaha yg ternyata begitu rapuh. Perlu waktu untuk cukup paham ajaran Alkitab untuk mengubahnya menjadi landasan Islam.

Namun, hanya dalam beberapa bulan memilih landasan baru ini, Muhammad mengubah kiblatnya sekali lagi. Kali ini ia menghancurkan landasan dimana ia mendirikan agama barunya dan kembali ke masa lalu pagannya. Berbalik 360 derajat ia menjauhkan diri dari ajaran Alkitab, dan melegitimasi setiap aspek penipuan agama Qusayy – tatacara ibadah haji, pajak agama, umbul-umbul perang, puasa Ramadhan, bulan-bulan suci, Ka’aba, bahkan Batu Hitam. Arah sembahyang berubah dari Yerusalem ke Mekah, tempat dambaannya, dan orang-orang yang ingin dikuasainya.

Tapi harga yang dibayar amat mahal. Transformasi tsb diikuti dengan kematian setiap keterkaitan sekecil apapun antara Islam dan pemikiran rasional, kematian yang amat buruk. Menimbulkan doktrin yang saling berkontradiksi satu sama lain. Islam menghancurkan dirinya sendiri, seperti halnya tuhan dan nabinya. Pemikiran rasional telah mati di benak orang-orang yg menggunakan ajaran tsb untuk meneror dunia.

Melanjutkan surah “bermuka masam” : Qur’an 80:17, “Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.” “Be cursed man! He has self-destructed. From what stuff did He create him? From nutfa (male and female semen drops) He created him and then set him in due proportion.” Kutukan terus menerus thp manusia amatlah menjemukan. Muhammad dan tuhannya kelihatannya menghancurkan dirinya. Tidak ada yang namanya sperma perempuan, dan tetesan mani siapakah yang kaupikir digunakan untuk menciptakan manusia? Juga disebut disini klaim Allah menciptakan manusia yg disebut sebanyak 35 kali dalam Qur’an. Tapi metodenya berubah. Ada 25 variasi bahan penciptaan yang ia gunakan. Baca juga: http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ogi-t6661/

Selagi kita berada di subjek bahasan ini, kupikir kau akan tertawa melihat ini: Bukhari:V4B55N546, “Nabi berkata, ‘jika seorang pria berhubungan seks dengan istrinya dan selesai terlebih dahulu, anaknya akan mirip ayahnya, dan jika si perempuan selesai terlebih dahulu, anaknya akan mirip dia.” Sungguh brilliant. Demikian pula dakwah ttg predestinasi berikut Bukhari: V4B55N550, “Nabi berkata, “Sesungguhnya Allah telah menugaskan seorang malaikat di dalam rahim, dan malaikat tsb berkata, ‘Tuhan, setetes sperma, Tuhan, segumpal darah, Tuhan, segumpal daging.’ Maka, jika Allah berkehendak menetapkan penciptaan anak tersebut, malaikat akan berkata ‘Tuhan, laki-laki atau perempuan? Tuhan, bernasib buruk atau bahagia? Akan seperti apa hidupnya nanti? Berapa umurnya nanti?’” Malaikat menuliskan semua ketentuan takdirnya selagi berada dalam perut ibunya.” Sudah ditakdirkan, atau dengan kata lain tuhan Islam sudah memilih siapa yang hendak dianiayanya.

Kuliah mengenai empat bulan masa kehamilan manusia berikut, menegaskan bahwa wawasan Muhammad benar-benar ‘terinspirasi’ seperti juga kitab sucinya. Bukhari: V4B54N430, “Mengenai masalah penciptaan manusia: manusia diletakkan bersama-sama di rahim ibunya selama 40 hari. Berikutnya, ia menjadi segumpal darah dengan periode yang sama. Ia menjadi segumpal daging juga dalam 40 hari. Kemudian Allah mengirim seorang malaikat yang diperintahkannya menulis 4 hal: perbuatannya, kehidupannya, kematiannya, serta apakah ia akan bahagia atau dikutuk. Ia akan melakukan apapun yang tertulis untuknya.” Dokter Muhammad mendakwahkan Bukhari: V4B54N506, “Ketika manusia dilahirkan, Iblis menyentuh dia di kedua sisi tubuh dengan dua jarinya Itulah mengapa bayi menangis."

Dalam Yudeo-Kristen, kematian ada sebagai akibat manusia berpaling dari Tuhan. Dalam islam, kematian disebabkan tuhan. Qur’an 80:20, “Kemudian Dia memudahkan jalannya. kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur, kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali. Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya.” “As for the way - He has made it easy for him. Then He causes him to die. Then assigns his grave. Then when He pleases, He raises him to life again. Nay, by no means has man fulfilled what the Lord has commanded him.” Dalam Islam, penyakit juga ilahiah: Bukhari: V7B71N665, “Nabi berkata, ‘Tidak ada penyakit menular yang terjadi tanpa izin Allah.” Untunglah, ada obatnya, Bukhari: V4B54N537, “Nabi berkata, ‘Jika lalat jatuh dalam minumanmu, kau harus mencelupkannya (dalam minuman tsb), karena salah satu sayapnya membawa bibit penyakit, dan sayap lainnya mengandung obat penyakit tsb.” Namun, karena demam adalah reaksi dari penyakit dan karena Allah tinggal di neraka…Bukhari: V4B54N484,”Demam berasal dari panasnya Api Neraka.”
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Post by anne »

Qur’an 80:24, “maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan.” “Then let man look at his food and how We provide it. We pour water in showers and We split the earth in fragments, and produce therein corn, grapes and nutritious fodder, olives, dates, enclosed gardens, dense with trees, fruits and grasses.” Pengungkapan yang mungkin masuk akal secara metafora, tidak semestinya dipakai sebagai pernyataan bukti.

Qur’an 80:33, “Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” “At length, when the deafening cry comes, that Day shall a man flee from his own brother, and from his mother and father, and he will abandon his wife and children. Each one of them will have enough concern to make him indifferent to others.” Allah telah menyediakan hukuman yang begitu mengerikan, pria dan wanita akan meninggalkan anak-anak mereka, orangtua mereka, pasangan hidup mereka untuk menghindar. Aku berani mengatakan, bahwa hanya seorang pria yang telah mengalami penganiayaanlah yang akan menyematkan perilaku tersebut ke sosok Tuhan.

Qur’an 80:38, “Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan bergembira ria, dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.” “Some faces that Day will be beaming, laughing, and other faces will be dust-stained, veiled in darkness, such will be the rejecters, the doers of iniquity, the disbelievers, the wicked.” Islam adalah kejahatan yang terselubung dalam kegelapan.

Maududi memperkenalkan wahyu ilahi berikutnya, “Dalam surah ke-81, Allah membela rasulnya. ‘Apapun yang Muhammad sampaikan padamu bukanlah bualan orang gila, juga bukan ide jahat yang diinspirasi Iblis, melainkan kata dari seorang utusan yang mulia, ditinggikan dan dipercaya yang dikirim oleh Kami, yang telah Muhammad saksikan dengan matanya sendiri di ufuk langit cerah di siang hari.”

Surah ke-81 dimulai sebagai lanjutan surah ke-80. Qur’an 81:1, “Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan) dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dijadikan meluapdan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh) [tidak ditarik seperti yang kita baca sebelumnya]; dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh,” “When the sun is wound round and its light is overthrown; When the stars fall; When the mountains vanish like a mirage; When the pregnant she-camels are neglected; When the wild beasts are herded together; When the oceans become a blazing fire or overflow; When the souls are sorted out and joined with their bodies When the female buried alive, is questioned - for what crime she was killed?" Kita masih terperosok di subjek favorit sang nabi, Hari Bencana yang Terkutuk. Qur’an 81:10, “dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.” “When the pages are laid open; When heaven is stripped off and torn away; When the Hell Fire is lighted and the Blazing Fire is kindled to fierce heat; When the Garden of Bliss is brought near. (Then) every person will know what he has brought.” Maaf saja ya Islam, kau tak bisa menyatakan demikian. Tidak mungkin Allah yang sama yg menetapkan takdir manusia sejak di rahim sebelumnya, lalu kemudian berkata bahwa takdir manusia berdasarkan perbuatan mereka. Ini kontradiksi yang tidak bisa diterima. Hanya menegaskan betapa tak rasionalnya si penulis.

Qur’an 81:15, “Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing” “So verily I swear by the planets that recede. I swear by the stars that run swiftly and hide themselves; and by the Night as it dissipates; and by the Dawn as it breathes away the darkness.” Mungkin terdengar puitis dalam bahasa Arab dan Indonesia, tapi dalam bahasa Inggris tak masuk akal dan terasa nuansa pagannya. Semoga saja mengarah ke sesuatu…..Qur’an 81:19, “, sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.….” (Versi Ind. beda sendiri. Perhatikan terjemahan versi Inggris, dan hilangkan kata dalam kurung)

Sahih International:
[That] indeed, the Qur'an is a word [conveyed by] a noble messenger [Who is] possessed of power and with the Owner of the Throne, secure [in position], Obeyed there [in the heavens] and trustworthy.
Pickthall:
That this is in truth the word of an honoured messenger, Mighty, established in the presence of the Lord of the Throne, (One) to be obeyed, and trustworthy;
Yusuf Ali:
Verily this is the word of a most honourable Messenger, Endued with Power, with rank before the Lord of the Throne, With authority there, (and) faithful to his trust.
Shakir:
Most surely it is the Word of an honored messenger, The processor of strength, having an honorable place with the Lord of the Dominion, One (to be) obeyed, and faithful in trust.

Kita mencapai inti Islam –-- benih awal agama ini. Muhammad memegahkan diri, Aku ‘mulia.’ Aku ‘punya kekuasaan.’ Aku manusia ‘Hebat.’ Aku ‘Sosok yg harus dipatuhi.’ Aku ‘punya otoritas.”

Cinta kasih, kepedulian, empati, dan kebijaksanaan tidak ada dalam kamus sang nabi. Tak peduli apapun; segalanya dalam Islam diringkas dalam kata-kata berikut: “Akulah ‘Utusan yang memiliki kekuasaan, Pemilik Singgasana/Arsy, Yang Hebat, Yang harus ditaati.’”

Qur’an 81:22, “Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.” “And people, your comrade is not one who is possessed, or one who has gone mad.” Orang yang berulangkali bersikeras bahwa ia tidak gila, justru menjustifikasi kegilaannya. Alasan protes berulangkali tersebut karena adanya tuduhan yang juga sering dilancarkan. Penduduk Mekah yang mengetahui kegilaan ‘wahyu’ ini harus dijerumuskan ke neraka. Merekapun kemudian menyadari bahwa wahyu delusional ini merupakan halusinasi, produk kegilaan. Qur’an 81:23, “Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.” “And without doubt he saw himself on the clear horizon.” Beberapa terjemahan menuliskan ia melihat ‘Dia’ seperti di dalam ‘Tuhan’ di ufuk yang terang. Lainnya berkata Muhammad melihat dirinya sendiri (terj. Shakir). Semuanya benar. Dalam Islam, manusia menciptakan tuhan dalam benaknya sendiri. Muhammad adalah model persona Allah.

Interpretasi Maududi akan ayat ini konsisten dengan terjemahan Pickthall dan Ali. Mereka mengklaim Muhammad melihat tuhannya, seperti di dalam Allah. Tapi ini bermasalah, mengingat Aisyah berkata Bukhari: V4B54N457, “Siapapun yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad melihat Tuhannya, melakukan kesalahan besar karena ia hanya melihat Jibril dalam bentuk aslinya membelakangi cakrawala.” Translasi Qur’an sepakat dengan Hadist, menyatakan bahwa Jibril yang dilihat di cakrawala, bahkan bertindak lebih jauh dengan menambahkan nama Jibril dalam terjemahan (Sahih Int. , Mukhsin Khan, dan juga terj. Indonesia). Tapi tentunya tuhan Islam tak mungkin menyatakan bahwa ‘Jibril’ yang hanya malaikat, adalah Pemilik Singgasana/Arsy (ayat 20).

Pilihan yang tersisa buruk semua. Yang paling jelas yakni pernyataan Muhammad sendiri yang mengatakan hal-hal agung ttg dirinya sbg Utusan (ayat 19 dan 20). Dengan demikian tidak mungkin mempromosikan status malaikat, menjadi ‘Tuhan’ di ayat 23 ini, kecuali, tentu saja bila malaikat yang dimaksud adalah si ‘Bintang Fajar’ Iblis, yang ambisi hidupnya adalah menjadi ‘pemilik kekuasaan, pemilik singgasana/arsy, yang maha hebat, yang harus ditaati.’

Mari melangkah lebih jauh Bukhari: V6B60N378, “Masruq bertanya pada Aisyah, ‘Wahai ibu kaum beriman, apakah Muhammad melihat Tuhannya.’ Aisyah berkata, ‘Yang kau katakan membuat bulu kudukku! Ketahuilah bahwa jika seseorang memberitahumu satu dari hal-hal berikut, ia adalah pendusta. Siapapun yang berkata Muhammad melihat Tuhannya, adalah pendusta. Siapapun yang mengatakan bahwa Nabi tahu apa yang akan terjadi besok, adalah pendusta. Dan siapaun yang memberitahumu bahwa ia tersembunyi, adalah pendusta.’ Aisha menambahkan. ‘Nabi melihat Jibril dalam bentuk aslinya dua kali.” So, Muhammad berbohong mengaku nabi. Jika ia hanya melihat Jibril sebanyak dua kali, rasanya 112 surah Qur’an terlalu panjang untuk pertemuan yang hanya dua kali tsb.

Dihadapkan pada kebenaran, Muhammad mati-matian menyangkalnya. Namun, semakin ia menyangkal, semakin nyata tipuannya. Qur’an 81:24, “Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib. Dan Al Quran itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk.”Neither is he a concealer, withholding knowledge of the unseen. Nor is it (the Qur'an) the Word of an evil spirit accursed, the utterance of a devil, the curses of Satan.” Tuduhan tsb begitu mendekati akurat. Qur’an adalah ‘kata-kata roh jahat yang terkutuk, ucapan setan, kutukan Iblis.

Menurut hadist, Aisha ditanya ttg sifat suaminya. Ia berkata: “Karakter Muhammad adalah Qur’an.” Dengan kata lain, ia adalah tuhan ciptaannya. Dan delusi psikopatik dan visi kemegahan terus berlanjut hingga akhir surah yang pahit: Qur’an 81:26, “maka ke manakah kamu akan pergi? Al Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” “Then where are you going? Verily this (Qur'an) is no less than a reminder to all the Alamin (men and jinn [demons or devils]).”

Umat Islam begitu cepat menyerang setiap kritik thp Islam, dengan mengatakan semua kritik tsb tidak akurat karena hanya berfokus pada ayat-ayat yang membuat agama mereka terlihat buruk. Ada benarnya juga, karena setelah menganalisa seribu ayat sejauh ini, memang semuanya buruk.

Lainnya berkata bahwa orang kafir secara tidak adil mengambil ayat di luar konteks. Jaman sudah berganti, kata mereka. Tuduhan ini seperti pedang bermata dua. Jika Qur’an sudah tak relevan dengan masa kini, mengapa masih mengikuti ajarannya?

Beberapa menyerah membela Islam dan hanya menunjuk jari menuduh lawan mereka sebagai rasis pengumbar kebencian. Setelah membaca surah-surah Qur’an, aku yakin kau paham bahwa untuk setiap tuduhan yang mereka lontarkan, satu jari mengarah ke depan, tiga lainnya kembali pada mereka. Dalam hal ini, umat Islam serupa propagandis komunis. Mereka memproyeksikan cacat cela mereka pada lawan sehingga membuat bingung cukup banyak orang, dan menghalangi efektivitas kritikan. Namun, kebalikan tuduhan merekalah yang benar: Islamlah yang rasis, penuh kebencian, dan tidak toleran. Islam membenci semua yang tidak taat dan patuh.

Oleh sebab itu, diperbolehkan, bahkan layak membenci Islam (tanpa membenci Muslim) seperti halnya membenci Nazi tanpa membenci Jerman. Terbukti, justru orang-orang Jerman sendirilah yang mendapat manfaat terbesar dalam peperangan kita thp doktrin gila Hitler. Semangat dan ketetapan hati kita, keberanian dan pengorbanan kita, itulah yang membebaskan Jerman, sebagaimana suatu hari kelak hal yang serupa dapat membebaskan Muslim dari doktrin tuhan Islam, penghasut perang yang rasis, menindas dan sakit jiwa.

Mari mengkaji beberapa surah lagi. Tentunya akan kita temukan sesuatu yang ‘layak.’ Surah ke-87 berasal dari periode Mekah. Imam Maududi mengatakan, “Nabi diyakinkan: ‘Jangan khawatir: Kami akan memampukanmu mengucapkan firman ini, maka kau tak akan melupakannya.’ Kemudian setelah tenggang waktu, di kesempatan lain, saat surah Hari Kiamat sedang diturunkan, Nabi tanpa sadar mulai mengucapkan kata-kata wahyu. Lantas dikatakan, ‘Wahai Nabi, janganlah gerakkan lidahmu untuk terburu-buru mengingat wahyu ini. Kami yang akan menerangkan maknanya.’” Jika rasanya ada pengulangan, memang demikian. Belum juga kita membahas surah ke-87, tapi sang nabi ternyata berdaya ingat rendah, tak mampu mengingat apa yang sudah ia katakan. Dari satu surah ke surah lain, Muhammad punya kebiasaan yg mengganggu, mengulang-ulang yang dikatakannya. Walau obsesi ‘gerakan lidah’ yang aneh ini berusaha ditutup-tutupi beberapa kali, Qur’an sendiri yang mengungkap bagaimana pertemuan Musa dan Firaun diulang-ulang sebanyak 50 kali. Pasti Muhammad suka sekali dengan wabah penyakit, seperti dikatakan Bukhari: V8B77N616, “Rasulullah berkata, ‘Wabah adalah cara penyiksaan yang Allah kirimkan pada siapa yang ia kehendaki.’”
Mengenai masalah lupa, pertimbangkan yang berikut ini Bukhari V6B61N550, “Nabi berkata, ‘Sesungguhnya suatu hal yang yang buruk bila diantara kalian berkata, ‘Aku telah lupa ayat ini dan itu dalam Qur’an.’ Karena memang aku telah dibuat lupa. Maka kalian harus terus menghafal Qur’an karena ayatnya lebih cepat dilupakan hati manusia dibanding unta yang berlari.”

Kembali ke soal melatih lidah, di surah ke-87, kita temukan Q87:1, “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” “Glorify the Name of your Lord, the Most High, Who creates, then proportions, Who has measured; and then guided.” Kau lihat letak kesalahannya? Umat Islam diperintahkan untuk memuliakan nama Tuhannya padahal mereka belum tahu namanya. Mereka tidak menyadari kelalaian ini karena mereka membaca Qur’an dalam urutan pengumpulannya, bukan urutan pewahyuannya. Dengan menata ulang Qur’an secara kronologis, sejumlah besar masalah serius muncul. Allah belum menjadi tuhan hingga menit-menit terakhir permainan.

Ketidaklengkapan juga suatu masalah. Apa yang telah diberikan sang roh kegelapan sangat jauh dari cukup untuk dimengerti. Bukan hanya tak memadai, tapi juga membingungkan. Sungguh aneh, buku petunjuk tuhan Islam tidak mencantumkan Sepuluh Perintah – padahal ia mengklaim telah menulis Taurat. Malah, secara sistematis, utusan si tuhan Islam melanggar Sepuluh Hukum Taurat. Dia menempatkan Allah untuk menggantikan Yahweh. Ia menjadikan sosok patung berhala, Batu Hitam, sebagai tuhan. Ia membungkukkan diri, bersujud pada berhala. Ia menciptakan doktrin palsu. Ia menolak Hari Sabat. Ia mencela ayah dan ibunya dan memutuskan hubungan keluarga. Ia melakukan pembunuhan dan perzinahan tak terhitung banyaknya. Mencuri dan merampok menjadi hasratnya, yang disebutnya harta jarahan. Ia memberi kesaksian palsu dan menjadi salah satu penipu paling jahat dalam sejarah. Didorong hasratnya akan uang, kekuasaan dan seks, ia menciptakan Islam. Muhammad telah melakukan hal-hal yang paling menodai inti ajaran Taurat.

Qur’an 87:4, “dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa.” “Who brings forth herbage, then makes it dried up, dust-colored swarthy stubble? We shall make you read so that you will not forget ..” Transisi dalam ayat ini sama dungunya dengan isi perintahnya. Muhammad tidak pernah belajar membaca. Qur’an katakan ia ‘nabi yang buta huruf.” Berikut ada cerita dibalik kemunafikannya. Sang pahlawan ini menginginkan segalanya. Ia menginginkan kehormatan sebagaimana yang diperoleh orang-orang terpelajar. Bagaimanapun Qur’an seharusnya menjadi sebuah buku. Nabi-nabi terdahulu menjadi nabi dengan benar-benar menulis nubuatan mereka. Namun, nabi yang satu ini ingin menyingkirkan keyakinan di kalangan masyarakat saat itu bahwa ia seorang pencontek. Jika ia mengaku tidak bisa membaca, maka kisah-kisah Alkitab Ibrani akan terlihat sebagai mukjizat dan bukan curian. Tapi ada satu masalah: penyimpangan-penyimpangan dalam Qur’an Muhammad begitu mirip dengan Talmud – tradisi lisan Yahudi. (Baca juga: http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ud-t46857/ --anne)

Qur’an 87:7, “kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.” Demi unta yang berlari! Ini mengagetkan dari perspektif kitab suci. Muhammad mengaku bahwa ia telah lupa ayat-ayat yang ia sendiri klaim telah diwahyukan tuhan. Yang lebih buruk lagi, ia mengusulkan kalau kelupaan itu adalah kesalahan tuhan. Wah.. bagaimana ia bisa menjadi utusan tuhan yang terakhir, pembawa kebenaran di segala jaman, jika ia tidak dapat mengingat apa yang ia katakan dari sehari ke sehari? Kitab suci wahyu ilahi seharusnya perintah yang abadi di segala jaman.

Tapi sekali lagi, ada metode di balik kegilaan tsb. Muhammad menginginkan perkataannya diterima sebagai wahyu tuhan di saat orang-orang sejamannya menyebutnya ocehan seorang maniak yang kerasukan setan. Untuk mendiamkan para pengejek, tentu ia harus mengatasi problem dengan kata-katanya sendiri. Penduduk Mekah mengetahui bahwa Kitab Suci yang sebenarnya abadi, tidak samar-samar; wahyu ilahi tidak berubah dan isinya tidak saling berkontradiksi. Penduduk Mekah tahu kitabnya Muhammad tidak memenuhi kriteria ini. Sebegitu banyak isinya ditujukan khusus untuk menanggapi masalah pribadi Muhammad, di luar itu tak berarti sama sekali. Lebih buruk lagi, isinya berkontradiksi dan penuh kebencian. Lantas Muhammad bersikeras bahwa perubahan dan kontradiksi tsb merupakan bagian dari rencana Allah. Di surah ke-2, dia bahkan menempatkan kesintingan ini di level komedi. Roh gelapnya berkata, “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?”

Dalam hadist, kita temukan bahwa nabi ini tak bisa dipercaya Bukhari: V7B67N427, “Nabi berkata, ‘Jika aku bersumpah dan dikemudian hari menemukan yang lebih baik, maka aku melakukan yang lebih baik dan menebus sumpahku.” Bukhari: V6B60N8, “Umar berkata, orang yang paling pandai membawakan ayat-ayat Qur’an diantara kami adalah Ubai. Walau demikian, kami meninggalkan beberapa pernyataannya karena Rasulullah sendiri berkata, ‘Ayat apapun yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan lupa, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya.’” Ini salah satu alasan aku menyusun Qur’an secara kronologis. Jika satu ayat menganjurkan perdamaian dan ayat lain berkontradiksi, memerintahkan umat Islam untuk berperang, ayat yang datang belakangan membatalkan ayat yang terlebih dulu – ditempatkan untuk dilupakan. (Sayangnya, surah-surah Qur’an yang paling mengandung kekerasan adalah surah-surah yang terakhir.)

Qur’an 87:8, “dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah, oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat.” “And We will make easy for you the easy way. Therefore do remind in case the reminder profits.” Aku tahu ini. Aku hanya senang Muhammad mengakuinya, ‘manfaat/keuntungan bagi si pemberi peringatan.’ Si wannabe prophet mengetahui apa yang dikenal dengan baik oleh setiap tiran: sering-seringlah mengatakan kebohongan dan akan cukup banyak orang yang akan mempercayainya untuk keuntunganmu.

Qur’an 87:10
, “orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran.” “He who fears will mind.” Ayat ini menyatakan cara kerja di balik kegilaan tsb. Rasa takut digunakan Islam dengan cara yang sama seperti di semua masyarakat totaliter. Rasa takut membuat orang berpikir-–untuk patuh. Sekarang kau paham mengapa Muhammad berpikir sangat bermanfaat/menguntungkan untuk menakut-nakuti orang-orang sesukunya dengan cerita-cerita tuhan yang penuh kebencian, begitu berhasrat membakar mereka. Kau juga paham mengapa siksaan neraka dideskripsikan dengan sangat jelas.

Sepanjang sejarah, diktator seperti Muhammad menggapai ketenaran dan keberuntungan dengan mengerahkan politik intimidasi dan ketakutan. Walaupun sebagian besar isi Qur’an terasa ****, bertele-tele dan fanatik, tidak demikian dengan ‘mutiara’ yang satu ini. Ketakutan sangat penting untuk setiap rejim diktator. Ketakutan yang berada di balik perdamaian ‘Pax Romana’; ketakutan menjadi mekanisme kontrol di balik ‘Inkuisisi.’ Ketakutan jualah yang mendasari kepatuhan buta di setiap negara Islam. Meskipun, permata satu ini bersifat politik, tidak agamis, menakutkan dan tidak inspiratif, setidaknya kita menemukan sesuatu yang ‘layak’---atau setidaknya benar—di dalam Qur’an.

Qur’an 87:12, “(Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).” “Who will be flung in to burn in the great Fire (and be made to taste its burning),” Qur’an 87:13, “Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.” “in which they will then neither die nor live?” [….]

Qur’an 87:14, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.” “He indeed shall be successful who purifies himself, and magnifies the Name of his Lord and prays.” Ayat ini terasa relijius, namun transisi dari melempar manusia ke neraka (ayat 12) sama sekali tidak relijius (bersyukur di atas siksaan orang lain). Selanjutnya, ‘mengingat/membesarkan nama Tuhannya,’ yang didefinisikan sbg ‘Allahu Akbar,’ merupakan ‘Doa Rasa Takut,’ yang dirancang untuk meneror non-Islam. Artinya ‘Allah Maha Besar.’ Yang menarik, penanda identitas Islam ini menghancurkan kredibilitas Islam. Jika kita menyembah Tuhan yang sama, hanya satu Tuhan, dan jika tuhan Islam yang menginspirasi Alkitab, seperti klaim umat Islam, tentulah kesamaan ini menolak gagasan superioritas yang satu di atas yang lain. (Tuhannya jelas beda).

Qur’an 87:18, “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” “Verily, this is in the Books of the earliest Revelation, in the former scrolls and Scriptures, The Books of Abraham and Moses.” Jika agama yang baru sama dengan yang lama, mengapa tuhan menginginkan dan manusia membutuhkan, suatu agama baru? Jika kitab suci ini sama dengan yang lama, mengapa kita tak menemukan ajaran Muhammad ini di versi orisinilnya? Tuhan seharusnya paham dengan kata-katanya sendiri: tidak pernah ada yang namanya ‘Kitab Abraham.’

Qur'an 88:1, “Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?” “Has the narration reached you of the overwhelming (calamity)?” Luarbiasa. Muhammad mengulang-ulang kisah kesengsaraan yang mengerikan tsb berkali-kali hingga pantas disebut Nabi Bencana Terkutuk (Prophet of Doom). “Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.” “Some faces (all disbelievers, Jews and Christians) that Day, will be humiliated, downcast, scorched by the burning fire, while they are made to drink from a boiling hot spring.” Hasrat Muhammad untuk terus menerus membakar musuh-musuhnya dan memaksa mereka minum air mendidih, mengkonfirmasikan ia telah dianiaya. Sangat mungkin ia dibakar dengan api dan dihukum dengan air mendidih. Perasaan tak dicintai yang tak pernah pupus, membuat si anak korban aniaya menjadi penganiaya dengan mengancam siapapun yang menghalangi jalannya, dengan siksaan serupa yang pernah dialaminya.

Kurangnya bukti sejarah, tulisan atau lainnya, seputar masa kecil Muhammad membuat tuduhan penganiayaan sulit dibuktikan. Yang ada pada kita hanyalah kesaksian dari si korban. Namun itu cukup banyak, konsisten dan meyakinkan. Keinginan Muhammad untuk melihat pengritiknya dihukum, merasakan penderitaan yang sama seperti yang pernah ia alami, cukup memberi penjelasan. Korban mengorbankan, jadi seperti kebiasaan. Penganiayaan melahirkan penganiayaan. Qur’an 88:6, “Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” “They shall have no food but a poisonous plant with bitter thorns, which will neither nourish nor satisfy hunger.” Hal ini jelas menghantuinya. Dan siksaan yang dialaminya juga masih terus menghantui kita hingga saat ini.

Bahkan saat bertransisi ke surga sekalipun, Muhammad tidak dapat menahan diri. Ia harus membalas hinaan orang-orang yang telah mengejeknya secara verbal. Di surga tak ada lagi perkataan yang menyakitinya: Qur’an 88:12, “Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.” “(Other) faces will be joyful, glad with their endeavour. In a lofty Garden they hear no harmful speech.”

Qur’an 88:12, “Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar.” “Therein will be a bubbling spring, raised throne-like couches, drinking cups ready placed, cushions set in rows, and rich silken carpets all spread out.” Di hampir semua doktrin politik, utopia (angan-angan) merefleksikan keinginan si pencetusnya. Semakin jelas penggambaran surga Muhammad, semakin banyak yang kita pelajari ttg ambisinya. Sama seperti penggambarannya akan neraka, setiap patah kata memperjelas sosok sang nabi ini. Sbg tambahan, pertimbangkan yang ini Bukhari: V4B55N544, “Rasulullah berkata, ‘Kelompok pertama yang akan memasuki surga akan bercahaya seperti bulan, dan yang mengikutinya akan bercahaya seperti bintang yang paling cemerlang. Mereka tidak akan buang air kecil, tidak buang air besar, tidak meludah atau beringus. Sisir mereka dari emas dan keringat mereka seperti bau musk. Istri-istri mereka adalah bidadari [perawan]. Mereka akan tampak serupa dan tingginya 60 hasta.”

Tanpa jeda irama pembahasan ttg surga tiba-tiba bertransisi ke unta: Qur’an 88:17, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” “Will they not consider the camels, how they are created? And the sky, how it is raised? The mountains, how they are rooted, and the Earth, how it is spread out?” Tak mampu melakukan satupun mukjizat, Muhammad mengklaim hal-hal yang menurutnya aneh sebagai bukti. Qur’an 88:21, “Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, tetapi orang yang berpaling dan kafir, maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka.” “So remind, you are only a reminder. You are not a warden over them; except for those who turn away and disbelieve, in which case, he will be punished with the severest punishment. Verily to Us they will return.” Tuhan Islam berkata bahwa ia sendiri secara pribadi yang akan turun tangan mengazab kita.

Dari setiap surah yang telah kita kaji, semuanya memberatkan. Mari berharap Muhammad akan bisa lebih baik. Aku sendiri ingin membaca sesuatu yang positif dan membangkitkan semangat untuk perubahan. Qur’an 89:1, “Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu.” “I swear by the dawn, and the ten nights, and the even and the odd, and the night when it departs.” Bukan awal yang baik. Sudah cukup buruk bersumpah demi malam dan kegelapan, ditambah lagi bersumpah demi genap dan ganjil, mengingatkan akan numerology---sejenis praktek okultisme. Qur’an 89:5, “Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal.” Yahh..mudah-mudahan tuhan Islam segera menemukannya sebelum kita puyeng dibuatnya.

Qur’an 89:6, “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain.” “Saw you not how your Lord dealt with Ad, possessors of lofty buildings, the likes of which were not produced in all the land?” Aku sangat yakin kehebatan Roma, keindahan Acropolis, kemegahan Efesus, Kuil di Karnak, pyramid di sepanjang sungai Nil, dan kota-kota Babilonia, akan mengkerdilkan ‘bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain.’ Cobalah, agar ada sedikit variasi (ga mikir siksaan melulu) si tuhan Qur’an jalan-jalan mencicip kebenaran sesekali.

Qur’an 89:9
, “dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah, dan kaum Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri.” “And Thamud, who hewed out huge rocks in the valley? And with Pharaoh, who had the stakes (to torture men), who terrorized the region and multiplied mischief.” Kalaulah tuhan Islam sedkit jujur mengenai kaum Tsamud , mengapa para arkeolog tidak menemukan batu-batu besar mereka? Dan mengapa tidak ada bukti Firaun meneror rakyatnya atau sewenang-wenang?

Muhammad kembali ke subjek favoritnya, menyajikan hidangan korban dari beragam metode siksaan. Muhammad sungguh multi cultural. Qur’an 89:12, “lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab.” “All made mischief so your Lord poured on them the disaster of His torment, a scourge of diverse chastisements.” Kupikir, kita sudah mengerti pesan yang tersirat. Tuhan Islam adalah teroris.

Dikala membaca Qur’an, aku bertanya-tanya, mengapa media begitu protektif, malah mendukung Islam. Halaman demi halaman, isinya amat melukai nilai-nilai yang dijunjung masy. liberal. Bagaimana media mengabaikan kata-kata kebencian yang disemburkan agama ini? Tidak ada pembicaraan mengenai toleransi atau hidup berdampingan secara damai. Surah demi surah berkisar tentang terror, bencana dan hukuman. Sudah tentu liberal menyangkut keragaman, namun bukan keragaman jenis siksaan.

Lagi-lagi mencuri baris dari Zayd, roh kegelapan Islam berkata, Qur’an 89:14, “sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” “Most surely your Lord is laying in wait, watching.” Tidak mengherankan Komunis dan Islam bisa berdampingan dengan serasi. Ada sosok yang selalu mengawasi. Berani melangkah keluar jalur sedikit saja, kau akan mendapat ‘beragam metode siksaan’

Qur’an 89:15, “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim [Idihh…. siapa ya? Si anak yatim yang mendamba kehormatan?] dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” Kalau saja Muhammad pinteran dikit, dan ingin kita percaya kata-kata ini adalah sabda Tuhan, harusnya tidak setransparan ini dong. Masa kecilnya diperlihatkan sebagaimana ketamakannya. Ia khawatir kerabatnya menghabiskan semua kekayaan yang ia dambakan –arus pemasukan dari The Ka’aba, Inc. – sebelum ia dapat merampasnya.

Qur’an 89:21, “Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut, dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris. Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya. dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya.” Allah memang nomor satu dalam hal penyiksaan, hukuman, dan pembelengguan. Yah…. setidaknya ia unggul di satu bidang.

Qur’an 89:29
, “Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.” Nggak deh, terimakasih.
Ψ † с ბ
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn (BELUM SELESAI)

Post by anne »

Ada beberapa kabar baik. Surah-surah Qur’an semakin pendek. Maududi, ulama Qur’an kita berkata, “Di surah ke-90, subjek yang sangat luas dipadatkan ke dalam beberapa kalimat pendek. Sungguh suatu mukjizat Qur’an, suatu ideologi kehidupan lengkap yang harusnya dijelaskan dalam sebuah buku tebal, telah diringkas secara efektif dalam kalimat-kalimat singkat.” Yuk, kita langsung masuk saja. Sudah cukuplah dengan siksaan dan hukuman, sekarang kita dalam pencarian makna kehidupan. Qur’an 90:1, “Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah), dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini.” “Nay! I swear by this city. And you shall be made free from obligation in this city.”

Sahih International:
And you, [O Muhammad], are free of restriction in this city -
Muhsin Khan:
And you are free (from sin, to punish the enemies of Islam on the Day of the conquest) in this city (Makkah)
Shakir:
And you shall be made free from obligation in this city—


Rupanya Muhammad terbeban juga dengan berbagai kewajiban. Islam adalah ‘agama’ paling banyak kewajiban, yang pernah dibuat. Antitesis merdeka dari kewajiban. Umat Islam wajib sholat, wajib naik haji, wajib zakat, wajib patuh pada otoritas Muhammad dan Islam. Islam sendiri bermakna kepatuhan, dan kepatuhan berarti umat Islam harus menyerahkan kebebasan mereka. Muhammad dibebaskan dari kewajiban di kota Mekah. Mekah sendiri waktu itu tak lebih dari sekumpulan pondok lumpur, belum lagi jadi ‘kota’ saat Muhammad jadi ‘nabi’ atau Allah jadi ‘tuhan.’

Qur’an 90:3, “dan demi bapak dan anaknya.” “And the mystic ties of parent and child.” Kelihatannya, bukan semakin baik, malah semakin buruk. Menyatakan adanya hubungan erat antar ayah dan anak, padahal Muhammad menghancurkan ikatan kekeluargaan melebihi pemimpin agama apapun dalam sejarah. Ia berkata pada pengikutnya bahwa mereka harus mencintainya melebihi kecintaan pada anak-anak mereka. Ia merobek ikatan keluarga, dengan menyuruh anak membunuh orangtua mereka. Untuk membela diri, terjemahan lain malah membuatnya tampak konyol, “And by the begetter and that which he begot.”

Qur’an 90:4, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” “Verily We have created man in toil and struggle, to be in distress.” Loh, bukankah kita baca di Qur’an 87:8, “dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah.” Mana yang benar? “Dan mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak".Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya?” Orang kaya memang banyak, diantaranya ada yang membelanjakan harta mereka untuk hal-hal yang mungkin dianggap sementara orang sia-sia, sementara beberapa lainnya cuma menyombongkan diri. Lantas apa masalahnya? Jika surah ini ttg rahasia kehidupan, mukjizat besar Qur’an, mengapa kita buang-buang waktu untuk omong kosong ini?

Karena bos besar sedang mengawasi, Qur’an 90:7, “Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya? Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, Lalu… Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan.” Ini adalah puncak skala kemunafikan. Muhammad punya budak-budak. Ia bahkan memaksa puluhan ribu orang ke dalam perbudakan, agar ia dapat menjual mereka untuk membiayai penaklukan militernya. Qur’an sendiri bahkan bermulut besar ttg perbudakan kaum wanita dan anak-anak Yahudi.

Susunan kata-kata aneh berikut, adalah bukti lebih lanjut nabi Islam menciptakan agama ini untuk mengklaim apa yang ia dambakan: hak atas Ka’aba. Qur’an 90:14, “atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir.” Muhammadlah si anak yatim itu—yatim paling langka—yang mengklaim hubungan kekeluargaan demi sesuatu yang berharga.

Menakjubkan, sesuatu yang setransparan ini belum pernah diekspos. Ini sangat jelas. Muhammad mengungkap isi hatinya dengan begitu jelas: “Keluargaku telah memboroskan kekayaan yang kudambakan. Jalan ke surgaku adalah dengan memuaskan keinginanku, yakni, memberikan padaku, si anak yatim yang punya klaim, segala yang kudambakan.” 40 surah menyiratkan satu tekad, “Aku akan membuat keluargaku membayar atas perbuatan mereka padaku.” Balas dendam yang berujung ke penciptaan agama.

Qur’an 90:17, “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.” “Be of those who believe and exhort one another to perseverance and pity. Such are the Companions of the Right Hand.” Tidak. Sang nabi Islam selalu membuat perkecualian bagi dirinya sendiri dalam aturan yang ia buat. Dia tidak mengasihani siapapun. Ia menyerang kafilah kerabatnya, menyerang kota mereka. Ia menyerang orang-orang Yahudi, mengusir mereka dari rumah mereka sendiri, menyita harta bendanya, menyiksa mereka, menjual wanita dan anak-anak dalam perbudakan. Ia membunuh begitu banyak orang dalam kemarahan genosida. ‘Kasihan.’

Qur’an 90:19, “Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.” Ini merupakan pengakuan sempurna bagi mukjizat Qur’an yang luarbiasa. Agama Islam yang toleran dan cinta damai baru saja mengatakan non-Islam dipanggang di neraka.

Mari beranjak ke surah berikutnya, diberi nama kehormatan: ‘Matahari.’ Qur’an 91:1, “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya,” Pickthall: “By the sun and his brightness, And the moon when she followeth him,” Lega rasanya, sudah jelas sekarang. Matahari adalah si pria dan bulan yang perempuan mengikutinya (terj. Ind tidak jelas). Simbol paling lazim digunakan dewa-dewa pagan, dipakai untuk mengotentifikasi sosok ilahi Islam. “dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya [nyerah deh, apaan sih ‘nya’?] dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, [‘nya’ yang dimaksud tampaknya melompat-lompat, pertama bumi, kemudian langit, balik ke bumi lagi] dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” “I swear by the day when it shows it, by the Night as it conceals it, drawing a veil over it, by the heaven and Him Who built it, by the earth and Him Who spread it, by Nafs (a person) and Him Who perfected it, and inspired it with what is wrong for it and right for it. Truly he succeeds that purifies it, and he fails that corrupts it.".. Menurut Qur’an, keberhasilan relijius adalah dengan penyucian ‘itu’ (hanya terj. Ind. yg menambahkan kata ‘jiwa’). Mengapa tuhan Islam tidak bilang saja apa ‘itu’ dan bagaimana cara menyucikan ‘itu’ bila kita menemukan ‘itu.’

Qur’an 91:11, “(Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas, ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka: ("Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya.” Tuhan Islam dan nabinya punya ketertarikan serupa pada unta betina.

Qur’an 91:14, “Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu.” Roh kegelapan Islam jarang berspekulasi diluar text yang dicurinya dari kaum Hanif dan Alkitab. Namun, setiap dilakukan usaha ke arah itu merupakan bencana thp kredibilitas Qur’an. Kaum Thamud harus dilenyapkan karena kejahatan ‘keji’: menolak nabi dan menganiaya unta. Seniman troubadour Islam yang bermasalah ingin agar para pengritiknya tahu bahwa tuhannya siap melenyapkan semua jejak mereka juga. “maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah),” “So Allah on account of their crime, obliterated their traces, doomed them, desolated their dwellings, leveling them to the ground, crushing them for their sin.” So, ingatlah, jangan main-main deh sama unta betina!

Qur’an 91:15, “dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu.” Terberkatilah kiranya surah ini, karena memungkinkan kita menjenguk pola pikir umat Islam. Si tuhan Islam dan nabinya tak punya hati nurani. Menghancurkan para pengritik mereka merupakan pekerjaan sehari-hari. Peristiwa 9/11 cuma salah satu dari sekian berkas kerja kantor mereka yang perlu dibereskan.

Apa yang berguna bagi seseorang belum tentu berguna bagi orang lain, aku melakukan kelalaian bila tidak berbagi apa yang dikatakan ulama Islam terkemuka kita ttg kemegahan surah ke-92, “Menurut gaya penulisan surah-surah pendek Qur’an, tiga karakteristik moral di satu sisi dan tiga di sisi lainnya disajikan sebagai illustrasi dari sekian banyak kerja keras manusia. Kebenaran dijelaskan dalam kalimat-kalimat singkat, elegan, dan penuh makna yang menggetarkan hati dan mengendap dalam ingatan segera setelah seseorang mendengarnya.”

Pujian yang sungguh luarbiasa. Mari simak bagaimana kalimat-kalimat singkat tersebut menggetarkan hati dan secara elegan menggores dalam ingatan, Qur’an 92:1, “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah” “I swear by the night when it draws a veil, and the day when it shines, and the creating of the male and the female, lo your effort is dispersed toward diverse ends. So he who gives and fears, and accepts the best, We will make smooth for him the path to Bliss.” Sosok ilahi Islam perlu penulis bahasa lisan yang baru, mungkin seseorang yang terpelajar. Ini Cuma seonggok kalimat sampah. Si tuhan Islam menyukai orang-orang yang memberi dan takut (who gives and fears). Tapi, heyy…, kukira si roh yang kebingungan ini masih lebih baik daripada satunya lagi yang hanya tertarik pada penipuan, rasa sakit dan penghukuman.

Sayangnya, Islam dilahirkan untuk mencuri kekayaan. Islam adalah hilangnya kebebasan. Roh kegelapan Islam memfasilitasi jalan menuju kesengsaraan/kesukaran. Qur’an 92:8, “Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” “But he who is a greedy miser and is unconcerned, acting niggardly, considering himself free, rejecting, We will make smooth for him the path to misery.” Qur’an 92:11, “Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.” Ayahku pasti telah menulis surah ini. Ia biasa mengatakan padaku, “Nggak akan pernah ada mobil-mobil Brinks (mobil pengangkut uang/barang berharga) di iring-iringan prosesi pemakaman.”

Qur’an 92:12
, “Sesungguhnya kewajiban Kamilah [jamak] memberi petunjuk, dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah [jamak] akhirat dan dunia. Maka, kami (hanya terj. Ind pakai ‘Kami’, Pickthall, Yusuf Ali, dll pakai ‘Aku’ yg berarti tunggal) memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala [Muhammad sebenarnya mau bilang: ‘Aku’ dulu schizophren, tapi ‘Kami’ sudah baikan sekarang]. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka.” Kisah makhluk celaka yang masuk dalam neraka yang menyala-nyala tidak terdengar penuh makna dan elegan bagiku. Qur’an 92:16, “yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.” Karena ‘tuhan mereka’ sukanya hang out di neraka, hati-hati aja deh kepuasan jenis apa yang bakal didapat.

Untuk hiburan, Allah ingi memanjakanmu dengan sebuah surah yang difokuskan pada seorang manusia yang direndahkan. Qur'an 95:1 “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman,” “I swear by the fig and the olive, and by the Mount of Sinai, and by this city made secure.” Bersumpah demi buah Tin/Ara saja sudah terasa konyol, ditambah lagi menempelkan kata ‘aman’ bagi sebuah kota yang membuat Muhammad melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya, sungguh menyedihkan.

Qur’an 95:4
, “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?” “We have indeed created man in the best molds. Then do We abase him, reducing him to be the lowest of the low, except such as believe: For they shall have a reward unfailing. What causes you to deny the penalty?” Qur’an 95:8, “Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?” “Is not He the wisest of judges?” Kita telah melihat surah ke-96, mari lanjutkan ke surah ke-97. Qur’an 97:1, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” “We have revealed it in the Night of Predestination.[Pickthall]” Tebak-tebakan Islam: jika kita sudah punya takdir, maka tidak perlu ada bimbingan/tuntunan. Jika tuntunan tidak diperlukan, maka tidak perlu ada nab. Jika nabi tidak diperlukan, tidak ada gunanya penipuan berkedok agama. Tidak ada penipuan, tidak ada keuntungan. Tidak ada keuntungan, tidak ada Muhammad. Tidak ada Muhammad, tidak ada Allah. Tidak ada Allah, tidak ada teroris. Ah…, seandainya…

Bukan aku orang pertama yang merasa terganggu akan kesetiaan dungu Islam pada predestinasi/takdir. Bukhari: V6B60N473, “Sewaktu kami berada di prosesi pemakaman, Rasullullah berkata, ‘Setiap jiwa yang diciptakan memiliki tempat yang sudah tertulis untuknya, apakah di Surga atau di Neraka. Mereka sudah ditakdirkan memiliki nasib bahagia atau sengsara.’ Seorang pria berkata, ‘Rasul! Haruskah kita bergantung pada apa yang tertulis dan berhenti berusaha? Karena siapapun yang ditakdirkan untuk beruntung, akan bergabung dengan keberuntungan dan siapapun yang ditakdirkan untuk sengsara akan pergi ke neraka.”

Qur’an 97:2
, “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” “And what will make you comprehend the grand night? The grand night is better than a thousand months. Therein come down the angels and the Ruh (Spirit) by the Lord's permission, on every errand.” Muhammad dan tuhannya menyanyikan pujian mereka. Malam seribu bulan adalah perayaan momen kegelapan di gua dimana Iblis dan sang nabi menjadi satu. Ini adalah malam kita belajar bahwa kita adalah gumpalan darah; malam saat seorang pria buta huruf diminta membaca. Ah.., namun ini juga malam dimana kita diberitahu bahwa kebenaran ada di suatu tempat di dalam sebuah buku, Alkitab mungkin, karena Tuhan telah mengajar manusia menggunakan kalam/pena agar mereka belajar apa yang mereka tidak ketahui.

Qur’an 97:5, “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” “There is peace until the dawning of the day!” Lihatlah, Islam adalah agama damai-–- sampai terbit fajar. Kemudian semua neraka menyeruak tak terkendali, persis kejadian di New York pk. 8:45am, 11 September 2001. Itulah saat paling menyingkapkan Islam. Itulah sebabnya kita harus mengekspose sebuah doktrin yang mampu mendorong manusia melakukan kegilaan semacam itu.

---Bersambung Bab 10. MUDDLED MESSAGE, di Januari 2012. Mau liburan dulu.
Selamat Tahun Baru 2012 O:)
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

BAB X

Post by anne »

Bab 10 PESAN MEMBINGUNGKAN
http://prophetofdoom.net/Prophet_of_Doo ... sage.Islam

SUDAH DIPERIKSA ALI 5196

“Dia ini (Nabi Muhammad) adalah seorang dukun, seseorang yang licik, tukang sihir yang suka berbohong.”

“Allah berkata, ‘Aku sedang menyusun rencana melawan mereka.’”


Dengan memeriksa Qur’an dalam urutan pewahyuannya dan dalam konteks tradisi Islam (Hadist), muncullah suatu gambaran yang sangat mengkhawatirkan. Tuhannya Islam bermigrasi dari tak bernama, kemudian menjadi Ar-Rahman, dan baru setelah itu menjadi Allah. Roh tersebut tiba-tiba mulai dengan nuansa Iblis yang begitu suka pada siksaan neraka. Selanjutnya ia bertransformasi dari sosok yang tidak tahu-menahu menjadi sosok yang kejam, dari sekedar cacian emosional menjadi brutal total. Pesan yang terkandung dalam Qur’an berkembang dari tradisi Hanif simplistik, ke Talmud Yahudi yang tidak ditafsirkan secara serampangan, dan terakhir kepada ritual-ritual pagan Qusayy. Hasil kesemuanya ini adalah sebuah manifesto teroris yang diberikan sebuah tameng agama. Dan ironisnya, kaum yang menjadi sumber bahan mentah penyuplai ajaran Islam ini kemudian dijadikan musuh utamanya. Kaum Hanif ditewaskan dalam pertempuran berdarah ‘War of Compulsion’ (Perang Ridda). Kaum Yahudi dibunuh secara masal sampai tidak tersisa (genosida) atas perintah Muhammad sendiri. Bahkan, penduduk Mekah yang memelihara penipuan berkedok agama warisan Qusayy juga habis dihancurkan oleh agama yang mereka ciptakan.

Muhammad selalu lari menjauh dari tuhannya. Seolah kedekatan menjadi masalah. Saat ia di Mekah dengan Allah (di Ka’abah), roh gelapnya bernama Ar-Rahman. Jauh setelah bermigrasi ke Medinah, sosok tsb berubah nama menjadi Allah. Tuhannya senantiasa berada dalam jarak yang cukup jauh untuk melindungi nabinya dari para pengejek yang mencela ketiadaan kinerja sosok tuhannya.

Ada suatu hal yang juga aneh. Semakin Muhammad menjauhkan diri dari Allah, dan mendekat ke kaum Yahudi beserta sumber kitab-kitab suci mereka yang kaya, semakin Qur’an terasa mirip Alkitab Ibrani, atau setidaknya Talmud. Namun, semakin lama Muhammad tinggal bersama kaum Yahudi, semakin tuhannya membenci kaum ini. Puncaknya, ia memerintahkan nabinya untuk membinasakan para ahli Kitab yang menjadi sandaran kredibilitas Islam.

Sejarah mengutuk Islam, oleh karena itulah umat Islam berusaha menulis ulang sejarah. Dengarkan usaha yang dilakukan Maududi, pakar Qur’an kita: “Kekacauan dan kebingungan yang terjadi di tanah Arab, dimana terjadi huru-hara di seluruh negeri, dipersembahkan sebagai alasan. Pertumpahan darah, penjarahan dan perampasan terjadi di semua sudut negri. Suku-suku saling menjarah dan tak seorangpun dapat tidur tentram di malam hari, karena takut suku-suku lain akan menyerang pemukiman mereka saat fajar. Setiap orang Arab tahu benar akan hal ini dan menyadari bahwa ini salah.” Ini sebuah teori yang sangat mengada-ada, mendakwa dan ****. Namun demikian, gambaran 'bangsa Arab pra-Islam sebagai penyerang yang haus darah' inilah yang diterima secara luas oleh umat Islam. Nada menghina tersebut selalu didengungkan dalam dakwah karena hal ini penting bagi kelangsungan hidup Islam. Teori 'orang-orang Arab buas' ini dijadikan dalil untuk menipu orang bahwa dalam konteks periode waktu kehidupannya, Muhammad adalah orang yang baik dan Islam mengubah orang-orang jahat menjadi baik.

Namun tiada satupun hipotesis tersebut benar. Tidak ada bukti historis bahwa orang-orang Arab pra-Islam menaklukkan negara2 tetangga mereka. Justru dengan kedatangannya, Islam menyerang negara2 sebelah sampai ujung dunia. Sebelum Islam, tidak ada bukti orang-orang Arab menjadi penjarah yang melancarkan teror kekerasan. Semuanya berubah dengan munculnya Muhammad. Setelah gagal menjadi nabi sebuah agama di Mekah, si rasulullah menjadi pengeruk kekayaan dan perompak di Medinah. Umat Islam menciptakan huru-hara di tanah Arab, menumpahkan darah untuk menjarah. Mereka menjadi gerombolan yang menteror, merampok pemukiman2 damai dan tidak bersalah beserta kafilah-kafilah kaya. Mereka tahu bahwa menteror, membunuh, merampok dan berdagang budak hal yang salah, namun mereka melakukan itu semua. Gejolak hati nurani mereka diredakan ayat-ayat Qur’an. Muhammad dan tuhannya berkata bahwa harta jarahan itu baik dan membunuh adalah cara paling pasti untuk mencapai surga Islam.

Orang-orang Arab di abad ke-7 buta huruf, terisolir, dan bahkan mungkin agak ****. Namun, tak ada bukti bahwa mereka perampok-perampok yang haus darah. JUSTRU Islam mengubah orang baik menjadi jahat. Itulah sebabnya mengapa umat Islam dewasa ini merasa perlu merevisi masa lalu mereka serta membolak balik kebenaran.

Mari kita simak Qur’an. Surah ke-106, yang diberi nama suku asal Muhammad, ‘Quraish,’ menunjukkan keadaan sebelum Islam. Qur’an 106:1, “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” Ini merupakan gambaran yang cukup akurat ttg Mekah di masa pra-Islam, kafilah-kafilahnya, perjanjian-perjanjian, bulan-bulan perlindungan dan Ka’abah.

Surah ke-100 menjadi pertanda apa yang kelak terjadi. Qur’an 100:1, “Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh” Serangan rampok Islam yang paling ganas mengerahkan pasukan berkuda. Maka, sang nabi memberikan penghargaan bagi yang bertempur dengan menunggang kuda. Jenis pertempuran atas nama agama yang diisyaratkan dalam surah ke-100 yang kemudian dikenal sebagai ‘Jihad.’ Qur’an mengatakankannya sebagai ‘Kehendak Allah.’ Apapun definisinya, yang jelas itu menjadi atribut utama Islam dan simbolnya yang paling abadi. Bukhari VB52N44, “Seorang pria mendatangi Rasullullah dan berkata, ‘Perintahkan aku perbuatan yang pahalanya sebesar Jihad.’ Ia menjawab, ‘Tidak ada perbuatan seperti itu.’ Lantas ia menambahkan, ‘Dapatkah engkau, disaat para pejuang Islam dalam peperangan, masuk ke dalam mesjid untuk sholat tanpa henti dan berpuasa selamanya.’ Pria tsb menjawab, ‘Tapi siapa yang dapat melakukannya?’” Dengan kata lain, bahkan puasa dan sholat abadi masih kurang ‘relijius’ dibanding menjadi seorang Jihadi.

Image
http://i720.photobucket.com/albums/ww20 ... -horse.jpg

Pasukan berkuda merupakan kunci kesuksesannya, lalu sang nabi mengukir ayat untuk menghargai prajurit serta kuda tunggangannya. Bukhari V4B52N104, “Nabi berkata, ‘Kebaikan akan tetap berada di dahi kuda-kuda jihad karena mereka membawa pahala surgawi atau harta jarahan.”Terbaik di kedua dunia’ (mati masuk surga, hidup mendapat jarahan) adalah tema yang akhirnya senantiasa dijual Muhammad dalam Islam pada gerombolan rampoknya. Bukhari V4B52N105, “Nabi berkata, ‘Jika seseorang memelihara kudanya karena ‘Kehendak Allah,’ didorong janjiNya, maka ia akan mendapat pahala atas apa yang dimakan dan diminum kuda tersebut dan atas kotoran dan air seni kuda tersebut.” Bukhari V4B52N112, “Rasullullah berkata, ‘Kuda-kuda dipelihara karena satu dari tiga alasan. Bagi sebagian orang, kuda tsb adalah sumber pahala, bagi yang lain sebagai tunggangan, dan sebagian lagi sebagai sumber dosa. Yang menjadikannya sebagai sumber pahala, ialah orang yang memelihara kuda karena ‘Kehendak Allah’ (Jihad).” Seraya kita berpindah dari delusi Mekah ke terror Medinah, ingatlah hadis ini. Bagi Muhammad, ‘Kehendak Allah,’ sinonim dengan ‘Jihad,’ dan keduanya melibatkan PERANG!!! :axe:

Versi Blitzkrieg/serangan tiba-tiba dari Qur’an abad ke-7 tersebut, dilanjutkan dengan ayat Qur’an 100:6, “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil (keras/kejam---penerjemah) karena cintanya kepada harta.” Pada hari ia menginjakkan kaki di Medinah hingga saat kematiannya, Muhammad menyaksikan sendiri ‘keingkarannya’ berupa ‘tindak kekerasan/kekejaman.’ Ia memimpin serangan teroris karena ‘cintanya pada harta.’ Nabi Islam adalah manusia paling kejam dan serakah yang berbicara atas nama Tuhan. Dengan demikian, kata-kata ayat diatas menunjukkan kemunafikannya.

Qur’an 100:9, “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” Rahasia yang berada di balik kubur para korbannya menuntut: Muhammad harus ditelanjangi perbuatannya!

[...]


Tema-tema selanjutnya adalah tema favoritnya Muhammad. Kita mulai dengan contoh bagaimana sosok ilahi Islam merespon orang-orang yang menantang kredibilitas nabinya. Qur’an 76:4, “Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.”

Qur’an 77:39, “Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.”
Qur’an 78:28, “dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya. Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab. Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab.”
Qur’an 78:40, “Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.”[
Qur’an 83:10, “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan,….yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu.”
Qur’an 83:29, “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. ….Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”
Qur’an 84:22, “bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya). Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka). Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih,”
Qur’an 84:20, “Mengapa mereka tidak mau beriman? dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud.”
Qur’an 85:10, “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar…Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras….padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,”
Qur’an 86:15, “Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.”
Sangat direct dan Langsung sekaligus mengerikan. Terima Muhammad atau rasakan siksa pedas! Perbedaan pendapat tidak akan ditolerir.

Setelah rentetan peringatan pada para pengejek tsb., muncul pula ayat2 yang berisi TEROR nan HORROR!! :axe:
Qur’an 77:29, “(Dikatakan kepada mereka pada hari kiamat): "Pergilah kamu mendapatkan azab yang dahulunya kamu mendustakannya. Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka". Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana. Seolah-olah ia iringan unta yang kuning.”
Qur’an 78:21, “Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pambalasan yang setimpal.”
Qur’an 84:11, “maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”
Qur’an 85:1, “Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit,”
Qur’an 85:5, “yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,”
Qur’an 101:8, “Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.”
Api neraka adalah tempat peristirahatan yg disediakan Allah untuk para pembangkang yang tidak sudi takluk pada Allah dan nabinya.

Untuk menghidari azab neraka ini, tunduklah pada Muhammad dan patuhi dia! :snakeman: Rumah bordil dan minuman memabukkan akan menjadi pensiunmu.
Qur’an 76:5, “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan (maksudnya: Muslim---penerjemah) gelas (berisi minuman) [anggur] yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” :drinkers:
Qur’an 76:19, “Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda [pria-pria muda, untuk para pria Islam yg menyukai anak muda] yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.
Qur’an 76:21, “Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih [anggur].”
Qur’an 77:41,“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan.”
Qur’an 78:3, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja[gadis berpayudara montok, terj. Ind diubah] yang sebaya , dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman). Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula) perkataan dusta. Sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak,” "Verily for those who follow Us, there will be a fulfillment of your desires: enclosed Gardens, grapevines, voluptuous full-breasted maidens of equal age, and a cup full to the brim of wine. There they never hear vain discourse nor lying - a gift in payment - a reward from your Lord."
Qur’an 83:22, “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya)”
Qur’an 85:11, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.”
Muhammad bukan saja menciptakan tuhan dalam imajinasinya, ia meramu surga yang merupakan pencerminan fantasinya yang dipenuhi singgasana, sungai khamar yang mengalir bebas, perawan2 abadi menggairahkan yang bisa digauli selama2nya!

Namun semuanya ini omong kosong jika Allah Islam ternyata bukan Tuhan. Ayat2 berikut membuktikan ia bukan sosok Tuhan sejati.

[...]

[Tapi] ayat berikutnya paling fatal bagi Allah! Qur'an 78:37: “ Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia, tidak ada yang bisa menyapaNYa.” Jika ini benar, apa gunanya sholat 5 kali sehari? Untuk apa solat dan punya Tuhan kalau kita tidak dapat berbicara denganNya??
Ψ † с ბ
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

BAB X: PESAN YANG MEMBINGUNGKAN

Post by anne »

SUDAH DIPERIKSA ALI5196

Peringatan: materi Islam akan membuatmu mengantuk. Buku yang satu ini ditulis tak terorganisir dan tanpa arah. Jangan coba-coba menjalani kehidupan di bawah pengaruh ayat-ayatnya karena akibatnya adalah cedera serius atau bahkan kematian.

Halaman-halaman berikut mengekspose surah-surah awal. Sebagian besar kacau balau. Tanpa konteks dan kronologi, surah-surah ini merupakan kata-kata kasar yang diulang-ulang dan mengandung kebencian. Namun demikian ayat-ayat yang campur aduk inilah esensi ajaran cult Islam, maka untuk itu kita harus membahasnya.

Maududi ingin kita percaya bahwa kebalikannya-lah yang benar. Ia mengklaim bahwa agama Islam, sebagaimana yang dinyatakan dalam Qur’an, terdiri dari tiga doktrin fundamental yang cemerlang: “Tauhid (keesaan Allah) [yang keberadaannya saja tidak bisa dibuktikan], kerasulan Muhammad [yang kerasulannya tercakup di Sunnah, bukan di Qur’an], dan kebangkitan orang mati secara jasmani [bukan secara spiritual]. Surah ke-112, ‘Al-Ikhlas,’ mengajarkan Tauhid yang murni, tak bercela. Sebab itulah, Nabi menganggap surah satu ini setara dengan sepertiga isi Qur’an.”

Qur’an 112:1, Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". Alhamdulileeee ... :rolleyes: syukurlah cuma ada SATU tuhan seperti ini. Kalau sampai ada DUA rasanya gak kebayang deh... Tapi, gagasan Muhammad bahwa surah yang berisi satu kalimat ini setara dengan sepertiga Qur’an, sangat menggelikan.

Dua surah terakhir Qur’an memperkuat apa yang kita sudah ketahui. Dengan masuknya kedua surah ini, kita telah menganalisa tiap surah dari surah ke-67 hingga ke-114, sebagian besar secara keseluruhan. Inilah pengakuan pengakuan akhir, Qur’an 113:1 “Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya,” "Say: I seek refuge with the Lord of the Dawn from the mischief of the evil He created."
Muhsin Khan
Say: "I seek refuge with (Allah) the Lord of the daybreak, from the evil of what He has created;
Pickthall
Say: I seek refuge in the Lord of the Daybreak, from the evil of that which He created;
Yusuf Ali
Say: I seek refuge with the Lord of the Dawn, from the mischief of created things;


'Tuhan Yang Menguasai subuh' atau Lord of the Dawn, seperti dibahas dalam bab sebelumnya, bukan mengacu pada Allah (karena dalam Surah ini nama Allah belum dikenal). TAPI ini adalah NAMA sebuah dewa Quraisy, yi Dewa Subuh yang sebenarnya adalah Dewa Kegelapan -- Nahhh .. dewa inilah yang kita lebih mengenal dengan nama IBLIS! DIA-lah yang menginspirasi Muhammad.
Qur’an 113:3, “dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki" :rolleyes: Nah bingung gak tuh?? Bagi saya, ayat ini menunjukkan bahwa Muhammad telah mendakwa perilakunya sendiri. Ia melakukan hal-hal yang ia sendiri mengatakan sbg bernuansa Iblis.

Sebagai bukti bahwa Muhammad bersalah atas ‘kejahatan malam apabila telah gelap gulita’ dan praktek ‘sihir yang menghembus pada buhul-buhul,’ kuhadirkan pengakuan berikut: Bukhari:V7B71N643, “Aku mendengar Nabi berkata, ‘Bila seseorang melihat sesuatu yang tidak ia sukai, ia harus meniup tiga kali di sisi kirinya dan kejahatan tidak akan menyakitinya.”
Bukhari:V6B61N535, “Bilamana Nabi sakit, ia biasa meniup sekujur tubuhnya berharap berkat.”
Bukhari:V6B61N536, “Ketika Nabi hendak tidur ia akan menangkupkan kedua tangannya dan meniupnya sambil melafalkan surah-surah. Ia kemudian menggosokkan tangannya ke bagian tubuh mana saja yang terjangkau, mulai dari kepala, wajah dan sekitar ubun-ubun.” Kalau orang-orang yang melakukan ‘sihir yang menghembus pada buhul-buhul’ itu bersifat jahat, Muhammad telah memperkenalkan kita pada roh yang menginspirasinya. :finga:

Hadis berikut ini sangat memberatkan karena sepenuhnya bernuansa Iblis. Sumbernya Aisya, istri favorit Muhammad. Bukhari:V4B54N490-V7B71N658, Nabi kena sihir sehingga ia mulai percaya bahwa ia melakukan sesuatu yang tidak benar-benar ia lakukan. [Dengan kata lain, mantra jahat menyebabkan ia berhalusinasi dan berbohong. Ini ciri-ciri orang yang dirasuki setan.] Suatu hari ia berkata, ‘Aku merasa bahwa Allah [Iblis] telah mengilhamiku cara menyembuhkan diriku sendiri. Dua sosok [setan] datang dalam mimpiku. Yang satu bertanya pada yang lain, ‘apa penyakit pria ini?’ ‘Ia telah terkena sihir. Ia dibawah pengaruh mantra sihir. ‘Siapa yang memberi mantra sihir?’ ‘Seorang Yahudi.’ ‘Apa benda yang digunakannya?’ ‘Sebuah sisir, rambut rontok yang ada di sisir itu, dan bagian luar serbuk sari kurma jantan.’ ‘Darimana asalnya?’ ‘Dari sumur/mata air Dharwan…’ Lantas, sang Nabi pergi ke mata air tersebut. Sewaktu pulang, ia berkata, ‘Pohon-pohon korma tersebut seperti kepala-kepala setan.’ Aku bertanya, ‘Apakah kau meniup benda-benda yang membuat sihir itu bekerja ?’ Ia berkata, ‘Tidak, karena aku telah disembuhkan Allah dan aku khawatir tindakan tsb akan menyebarkan kejahatan diantara orang-orang.’”
Penyangkalan, halusinasi, paranoia dan dusta, semuanya adalah bagian ramuan resep setan. Muhammad tak ingin kisahnya keluar karena begitu menmberatkan. Ia menjadi apa yang ia kutuk – dan ia sadar akan hal itu. :snakeman:

Surah ke-114 menjadi surah terakhir karena sangat singkat. Umat Islam mengakui bahwa susunan ayat2 Qur’an campur aduk, disusun berdasar panjang pendeknya surah, namun mereka tidak berusaha menyusun ulangnya secara kronologis atau menjelaskannya sesuai dengan konteks kehidupan Muhammad. Alasannya jelas: ketidakteraturan ayat dan ketiadaan konteks membawa kebingungan, TAPI justru keteraturan ayat dan penjelasan sesuai dengan konteks malah nantinya akan membawa kehancuran.

Qur’an 114:1, "Katakanlah : Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia”

TERJEMAHAN versi Indonesia ini rada berbeda dgn bahasa Inggrisnya. Versi Indonesia mengabaikan kata 'JIN' (Jadi seharusnya versi Indonesia sesuai dgn Inggrisnya harus berbunyi: 'Aku berlindung kepada Tuhan manusia dan jin') : “Say: I seek refuge in the Lord of men and jinn [demons], the King of men and jinn, the Ilah (God) of men and jinn." Perhatikan bahwa dalam terjemahan Inggris dan Indonesia diatas, Lord/Tuhan, King/Raja dan Ilah/Sembahan ditulis dalam huruf besar. TAPI dalam semua terjemahan, kecuali dua (Muhsin Khan dan Dr. Ghali), kata ‘Ilah’ untuk ‘God’ menggunakan ‘god’ dengan ‘g’ kecil.

Muhsin Khan: The Ilah (God) of mankind,
Pickthall: The god of mankind,
Yusuf Ali: The god (or judge) of Mankind,-
Shakir: The god of men,
Dr. Ghali: The God of mankind.
Indonesian: Sembahan manusia.


Karena Muhammad dan rekan-rekannya biasa menggunakan huruf besar tanpa alasan yang jelas, terjemahan ‘god’ dengan huruf kecil ini menjadi berarti. Juga karena posisi dan jabatan politis ‘Lord’ dan ‘King’ menggunakan huruf besar, tidak meninggikan ‘god’ menimbulkan tanda tanya siapa sebenarnya tuhannya Muhammad.

Bahkan nama Iblis saja dianugerahi huruf besar dalam versi bhs Inggrisnya. Tapi dlm versi bhs Indonesia tidak! Bingung deh! Lihat saja dibawah ini:

Qur’an 114:4, “Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” “From the evil of the sneaking Devil who Whispers Evil and withdraws after his whisper, the slinking Satan, the same who whispers into the hearts of mankind from among the jinn and men." Nah, anda sudah bisa lihat sendiri: Qur’an diakhiri dan dimulai dengan roh jahat. Iblis mengintai di persembunyiannya, membisikkan kejahatan pada jin dan manusia. Pas banget! \:D/

Sayangnya, akhir dari Qur’an bukan berarti akhir dari Islam. MIssi Muhammad di Mekah tidak berjalan lancar. Sumber ajaran Hanif telah mengering diconteknya namun penduduk Mekah masih belum dapat diyakinkan. Maka sang nabi ngebet ini memutuskan untuk mengubah: kiblatnya, tuhannya, dan sumber wahyunya. Di ke-39 surah berikutnya kita memasuki periode Mekah kedua. Pada bagian Quran ini, kaum Yahudi berangsur menggantikan posisi kaum Quraysh, pada saat bersamaan, Alkitab Yahudi mulai mendominasi kitab Islam. Kita akan tahu bahwa saat itu adalah masa-masa yang tak menyenangkan bagi Muhammad.

Dalam pencarian kita untuk memahami fundamen Islam, mari menyelami surah ke-56, ‘Hari Kiamat,’ yang mengungkapkan surga dan neraka dalam imajinasi Muhammad ... Begitu mengerikan hingga tidak mungkin ini gambaran ilahi.

Sebagaimana sebagian besar isi Qur’an, ‘Hari Kiamat’ adalah gaya paparan tanpa substansi. Memang khas Muhammad untuk memaparkan pengetahuan terdalamnya mengenai surga dan neraka, yang menawarkan kita ancaman dan siksaan yang begitu gamblang. Bagi Muhammad, hal ini memang jalan menuju kekuasaan. Namun jalan Islam tetap gelap. Walau neraka yang menyala-nyala dan surga penuh nafsu digambarkan dengan rinci, tidak banyak doktrin berharga yang bisa kita ambil dari kepercayaan baru Muhammad ini. Ancaman ‘Menyerah atau mati’ rasanya cukup jelas, tapi ini tidak cukup untuk menyatakan Islam sbg sebuah agama.

Berikut, Surah 56 menunjukan ramalan datangnya Muhammad sebagai Nabi Bencana/Prophet of Doom. Qur’an 56:1, “Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.” Penduduk Mekah mengejek hampir semua yang dikatakan Muhammad, maka sang wannabe prophet menarik diri ke dalam dunia imajinernya, sebuah tempat ciptaannya dimana tak seorangpun dapat membantahnya.
Qur’an 56:3, “(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan” Menurut sang ‘nabi,’ goncangan dan penghancuran tersebut terjadi di tahun 1110 M, 500 tahun sejak penobatannya sebagai utusan Allah yang terakhir. Karena peristiwa bencana yang dikenal sebagai Hari Kiamat merupakan ramalan/nubuatan Muhammad yang paling penting dan paling sering diulang-ulang, dan ternyata masih belum terpenuhi juga dalam 900 tahun, kita berhak mempertanyakan mandat kenabiannya!

Qur’an 56:7, “dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu, Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah. Berada dalam jannah kenikmatan.” Siapa yang menjadi sahabat 'golongan kanan'? Siapa yang menjadi sahabat 'golongan kiri'? Pertanyaan-pertanyaan ini tetap tak terjawab di seluruh ‘wahyu ilahi’ ini. Jika tuhan menganggap hal ini cukup penting sampai perlu menyebutnya dalam sebuah ayat, tentunya ini harus diperjelas. Tapi ternyata tidak! ](*,) ](*,)

--Bersambung--
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

BAB X

Post by anne »

SUDAH DIPERIKSA ALI5196

Qur’an 56:13, “Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda [/i](versi bhs Inggris menyebutnya sbg LAKI2 muda!---penerjemah) yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir [anggur], mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.” “A multitude of those from among the first, and a few from the latter, (will be) on couch-like thrones woven with gold and precious stones. Reclining, facing each other. Round about them will (serve) boys of perpetual (freshness), of never ending bloom, with goblets, jugs, and cups (filled) with sparkling wine. No aching of the head will they receive, nor suffer any madness, nor exhaustion. And with fruits, any that they may select: and the flesh of fowls, any they may desire. And (there will be) Hur (fair females) with big eyes, lovely and pure, beautiful ones, like unto hidden pearls, well-guarded in their shells. A reward for the deeds." Bordil Allah: rumah bordil kecil terbaik (Ka’aba) di Mekah.

Mari periksa hadits Muhammad mengenai hal ini. Yang dikatakan pahala di surga (seks bebas, anggur) ternyata tidak diijinkan selagi hidup. Aneh! Ngeseks didunia gak boleh tapi ngeseks disurga, OKAYYY!! Bukhari:V7B69N494, “Aku mendengar Nabi berkata, ‘Diantara para pengikutku akan ada yang menganggap hubungan seks bebas, memakai kain sutra, minuman beralkohol (anggur) dan memainkan alat musik itu halal. :rock: Allah akan menghancurkan mereka di malam hari dan membiarkankan gunung jatuh menimpa mereka. Ia akan mengubah sisa mereka menjadi kera dan monyet dan mereka akan tetap demikian hingga Hari Bencana.” Bukhari:V4B54N476-544, “Nabi berkata, “... Setiap orang akan mendapat dua perawan yang sangat cantik dan bertubuh transparan sehingga tulang-tulang betisnya akan terlihat di balik dagingnya.”

Kembali ke deskripsi Qur’an tentang surga: Qur’an 56:25, “Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.” "There hear they no vain speaking nor backbiting, only saying the word, 'Peace! Peace.'" Hanya mendengat ucapan salam sepanjang waktu akan membuat surga Islam menjadi suatu tempat membosankan. Tak heran Allah menyajikan berbagai pilihan menu hiburan sebagai gantinya. :finga:

“Dan Sahabat Golongan Kanan, alangkah bahagianya Golongan Kanan itu?” “The Companions of the Right Hand, what will be the Companions of the Right Hand?" Lagi-lagi pertanyaan diajukan tapi tidak dijawab. Surah ini memberitahu nasib Golongan Kanan tanpa petunjuk siapa mereka atau apa yang mereka telah lakukan sehingga masuk ke rumah bordil Allah.

Cuma ini saja inpo ttg Golongan Kanan. Qur’an 56:39, “segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu. dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.” ](*,) “A numerous company from among the first, And a (goodly) number from those of later times.”

“Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.” “Among thorn-less lote trees. And among Talh (banana-trees) with flowers piled high, in shade long-extended, by water flowing constantly, and fruit in abundance, whose season is not limited, nor forbidden.” Surga Islam terus merefleksikan pandangan Muhammad, sang anak yatim yang terbuang dan berjuang untuk bertahan ditengah2 kerasnya kehidupan padang pasir. Buah-buahan, unggas, naungan, air yang mengalir, tempat duduk yang nyaman, pelayan yang penuh perhatian, anggur Viagra dan perawan segar. Inilah tempat menghabiskan hidup. Namun aku sama sekali tak percaya pada sosok tuhan yang memberi pahala surgawi berupa kemabukan dan percabulan— segala hal yang ia larang di bumi.

Qur’an 56:34, “dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. penuh cinta lagi sebaya umurnya.” ..Muhammad mengatakan pada para prajurit muda yang direkrutnya bahwa para perawan mereka akan dipulihkan keperawanannya untuk setiap penaklukan – ‘mereka akan kembali perawan.’ Ia juga mengatakan surga Islam hanyalah untuk kaum pria. Para kekasih mereka adalah ‘ciptaan khusus’ – bukan perempuan dari dunia ini. Dan untuk memuaskan hasrat tak terbatas mereka – ada cukup banyak pasangan seks, lebih dari satu. ‘Gadis-gadis cantik, pasangan-pasangan khusus, perawan-perawan, kekasih-kekasih’ selalu dalam bentuk jamak. Inilah orgy ala Islam.

CUKUUUUUP segini dulu segala perilaku tak karuan ini. Sekarang saatnya memanggang orang-orang kafir.

Qur’an 56:41, “Dan Golongan Kiri, siapakah Golongan Kiri itu? Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan. Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa besar.” Pelanggaran terberat Golongan Kiri ini sebenarnya mengabaikan sang anak yatim (baca: Muhammad), merampas haknya dalam bisnis keluarga, kemudian menolak klaim kenabiannya.

Qur’an 56:47, “Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali? apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (juga)? Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.” Inilah Hari Kiamat Muhammad dimana manusia dibangkitkan dari kubur, tulang belulang dan daging dipulihkan, hingga sebagian diantaranya dapat terbakar birahi di surga dan sebagian lagi terbakar di neraka. Tubuh jasmani-lah yang dipuaskan dan dipanggang—bukan roh.

Qur’an 56:51, “Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan.” Muhammad paling tidak harus dipuji dari segi orisinalitas. Sulit membayangkan sosok tuhan yang begitu menghibur, meskipun dengan cara yang gila.


Qur’an 56:57
, “Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan?” Inilah Islam secara singkat. Akuilah Muhammad sbg nabi dan takluklah pada kehendaknya, atau kau akan makan duri dan minum air mendidih. “Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah [sperma] yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” TIdak mengherankan! Dewa nafsu birahi so pasti juga dewa sperma. :finga:

“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan, untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.” Muhammad dan Allah mempunyai banyak kemiripan, termasuk ide bahwa manusia degnan mudah bisa disingkirkan dan diganti. Mereka menggunakan ancaman mengerikan atau godaan penuh nafsu untuk merayu pasokan martir yang tak ada habis-habisnya agar berjuang dan rela mati demi sesuatu yang mereka dambakan. Islam tidak hadir untuk menyelamatkan manusia melainkan untuk menginjak2 manusia.

[...]


[color] Ada lagi…. Qur’an 56:75, “Maka Aku bersumpah (Aku bersaksi pada bintang-bintang yang jatuh--versi bhs Inggris) dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia.” “Furthermore I call to witness the falling Stars, and that is indeed a mighty adjuration, a tremendous oath, if only you knew, that this is indeed a noble recitation (of the Qur'an).” Diantara serangkaian ayat-ayat tak berarti, baris ayat yang ini cukup menonjol. Dari 'bersumpah atas bintang jatuh/bebatuan angkasa yang terbakar' lantas melompat ke 'Qur’an yang mulia.' (terj. Ind. beda sendiri)
Muhsin Khan
So I swear by Mawaqi (setting or the mansions, etc.) of the stars (they traverse).
Pickthall
Nay, I swear by the places of the stars -
Yusuf Ali
Furthermore I call to witness the setting of the Stars,-
Shakir
But nay! I swear by the falling of stars;
Indonesian
Maka Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran.


“... pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan” “In a Book kept hidden that is protected which none shall touch but those who are clean, the purified ones.” Ampun deh! Mengapa wahyu ilahi disembunyikan? “Diturunkan dari Rabbil 'alamiin (rabbi manusia dan jin---versi bhs inggris). Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini?” “A Revelation from the Lord of men and jinn. Is it such a talk that you would hold in light esteem, a statement to scorn? Do you then hold this announcement in contempt?” YA JELAS!! HAK KITA DONG MEREMEHKAN QURAN KALAU ISINYA MEMANG AMBURADUL BEGINI sebagaimana penduduk Mekah yang benar-benar kenal dan paham ttg Muhammad dan Qurannya??

Sepuluh ayat berikutnya begitu membingungkan, pesannya kacau, bahkan translator Arabnya menambahkan 47 kata dalam kurung untuk membantu tuhannya. Qur’an 56:82 “kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan Allah. Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar? adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta jannah kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.” “And instead (of thanking) for the provision He gives you, you deny (Him by disbelief). To give (it) the lie you make your means of subsistence. Then why do you not (intervene) when (the soul of the dying man) reaches the throat, And you the while (sit) looking on, But We (Our angels who take souls) are nearer unto him than you, but you see not. Then why do you not, if you are exempt from (future) account (punishment), and not in bondage (unto Us), Do you not force it (the soul) back (into its body), if you are true (in the claim of independence)? Thus, then, if he (the dying person) is of those drawn nigh, (There is for him) breath of life and plenty, and a Garden of Delights. And if he is of those on the Right Hand, Then (the greeting) 'Safety and peace' (from the punishment of Allah)."

Jika tulisan kacau seperti ini disebut wahyu ilahi, maka sebutlah aku William Shakespeare. :rolleyes:

Pada ayat terakhir surah 56, roh gelap Muhammad kembali ke subjek favorit-nya, Qur’an 56:92, “Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam jahannam. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar.”

Menakjubkan. Hiburan bagi yang menolak dogma kegelapan ini adalah air mendidih dan dipanggang di neraka. Tuhan macam apa yang memerintahkan nabinya untuk ‘merayakan’ penyiksaan terhadap manusia? Karena tak mungkin sosok Tuhan begitu terganggu dan gila seperti ini, haruskah kita membenci Muhammad atas penipuannya, atau justru mengasihaninya? Haruskah umat Islam dibebaskan dari delusi semacam ini, atau kita hanya duduk diam menyaksikan mereka merayakan tindakan terror keji mereka dewasa ini?
Ψ † с ბ
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Bab X: Surat 52

Post by anne »

SUDAH DIPERIKSA. #-o

Dalam mengekspos Islam, aku selalu mengulang-ulang seperti yagn juga dilakukan Qur’an dan Hadist. Dengan menyusun doktrin-doktrin buku paling ‘suci’ ini secara kronologis dan menempatkannya dalam konteks waktu dan tempat, bukti-bukti semakin menumpuk. Kebenaran akhirnya tak terbantahkan. Sebab itu, aku akan terus menyajikan kitab suci mereka selengkap mungkin. Dengan mengamati pola perilaku yang berulang, kau akan dapat menilai secara akurat.

Dengan cara ini, mari kita bedah surah ke-52, yang setali tiga uang dengan surah ke-56. Qur’an 52:1, “Demi bukit, dan Kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Ma'mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,” "I call to witness Tur (Mount Sinai) and a Scripture Book inscribed, written on a fine parchment scroll unrolled, and the House ever-peopled, and the roof raised high, and the sea kept filled." Roh Islam mencoba menipu. DLm versi Inggrisnya, Ka'aba dikatakan selalu berpenghuni (House everpeopled), Ka’abah (hanya terj. Ind. dan Muhsin Khan yg merefer ke Baitul Ma’mur/Ka’abahnya malaikat. Terj. lain merefer ke Ka’abah itu sendiri). Padahal Ka'abah tidak ‘selalu berpenghuni.’ Sebagaimana yang tercantum di lampiran ‘Sumber Referensi’ buku ini, tidak ada bukti arkeologis atau historis yang menandai Mekah berpenghuni. Eksistensinya saja sebelum abad 6 diragukan. Sebab itulah, Islam didasarkan pada kebohongan, karena bila tak ada manusia penghuninya, takkan mungkin bisa disampaikan apapun yang mirip ritual Islam dari Abraham ke Qusayy.

Di bagian lain Qur’an dikatakan bahwa ‘Buku’ tersebut diukir di sebuah Prasasti Abadi/mushaf, bukan pada gulungan-gulungan perkamen yang bisa rusak. :rolleyes: Justru itulah pernyataann Qur’an yang paling tak masuk akal. Quran sendiri dan bahkan Maududi, mengatakan bahwa 'Qur’an sudah tertulis sebelum penciptaan, disampaikan dan dipertahankan dalam bentuk aslinya.' “Qur’an yang kau hormati itu tidak berubah: ‘Tertulis dalam Tablet Abadi yang tak dapat rusak dengan cara apapun.’”

Karena klaim Qur’an ttg asal-mula dan keberadaannya penting untuk pemahaman kita, kita perlu membedahnya lebih lengkap lagi. ‘Buku’ Allah sendiri menyatakan: Qur’an 12:1, “Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah).” “These are verses of the immaculate Book, a clear discourse." Immaculate (terj. lain: perspicuous, maketh plain, clear) berarti sempurna, tanpa cela, jelas. Nyatanya kita telah menemukan sejumlah kesalahan, besar maupun kecil. Qur’an 12:3, “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik (tapi dlm bhs Inggrisnya: sejarah yang paling baik) dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” “Through the Qur'an We narrate the best of histories.” PADAHALLL Qur’an sama sekali tidak mengandung sejarah. Bahkan tidak memiliki konteks. :rolleyes:

Qur’an 2:1, “Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” MOSOK sih tidak ada keraguan dlm Quran? Qur’an 10:37, “Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” Masak sih? Isi Qur’an sendiri, jangankan mengkonfirmasi wahyu yang katanya datang terlebih dulu, tapi justru saling bertentangan. Terlebih lagi, kualitas penulisannya amat memalukan. Saat berkuliah ttg penciptaan, si nabi Allah mengaku, “Segala yang terjadi, tertulis di Tablet Abadi sebelum semuanya diciptakan.” Dan ini sangat aneh, karena semua yang telah kita baca sejauh ini hanya terpaku pada ambisi seseorang akan harta dan kekuasaan. Dengan kata lain: ayat-ayat Qur’an bersifat temporer dan hanya melayani ambisi Muhammad.

Alasanku mengemukakan hal ini adalah untuk menyingkirkan klaim Islam bahwa Qur’an adalah cerminan isi tablet abadi/mushaf yang asli di surga. Inskripsi pada koin mata uang dari tahun 685 A.D. memperlihatkan ketidakcocokan dengan surah-surah Qur’an yang beredar masa kini. Tulisan yang terdapat di dalam Dome of the Rock (691 A.D.) juga berbeda. Terlebih lagi, salinan-salinan Qur’an paling awal ditulis tanpa tanda vocal dan titik-titik diakritik yang digunakan bahasa Arab modern untuk menentukan huruf apa yang dimaksud. Baru di akhir abad ke-8, 150 tahun setelah Muhammad meninggal, kaum ulama Islam menambahkan tanda diakritik untuk memperjelas ambiguitas yang tak terhitung banyaknya. Dalam proses pelaksanaannya, mereka memilih huruf-huruf dan vokal, yang berarti membuat kata-kata, tanda baca dan makna yang baru. Mereka menterjemahkan apa yang pada dasarnya hanya berupa kode-kode kedalam bualan yang kita baca saat ini.

Kemudian mengenai masalah perkamen itu sendiri. Fragment tertua berasal dari abad ke-8 bukan ke-7. Ditemukan di ruang atas dekat atap diantara tumpukan karung kentang di mesjid Sana'a, ibukota Yaman, tahun 1972. Tak terbilang banyaknya penyimpangan dari teks yang telah beredar, termasuk susunan ayat-ayat, variasi teks, dan hiasan artistik. Dr. Gerd Puin, ahli Qur’an pemimpin tim peneliti Jerman yang meneliti gulungan-gulungan perkamen tersebut mengatakan, “Revisi yang dibuat sangat jelas tertulis di atas versi sebelumnya, dihapus dan ditulis ulang. Qur’an versi Yaman memperlihatkan teks Qur’an mengalami perkembangan dalam hal penulisan, bukan kata-kata Tuhan yang diwahyukan langsung begitu saja pada Muhammad.” Puin melanjutkan, “Qur’an mengklaim diri sebagai ‘mubeen’ atau jelas, namun bila anda cermati, akan terlihat bahwa di setiap kalimat kelima sama sekali tidak masuk akal. Seperlima isi Qur’an membingungkan. Inilah yang menyebabkan stress para penterjemahnya. Jika Qur’an tidak jelas, bahkan jika dalam bahasa Arabnya saja tidak dapat dipahami, maka ia tidak dapat diterjemahkan dalam bahasa apapun.” Kenyataan pahit ini menakutkan bagi Muslim ortodoks yang hanya membeo klaim nabinya bahwa Qur’an terpelihara—tak berubah dan tak ada kesalahan—persis seperti yang ditulis Allah.

Klaim sempurna Allah atas Qur’annya, amatlah mustahil bahkan bila Allah itu tuhan. Bahasa adalah alat yang tidak sempurna. Satu kata bisa mengandung banyak hal dan makna yang seringkali berubah dengan adanya infleksi (pada intonasi atau grammarnya). Konotasinya juga berubah sesuai konteks, sesuatu yang tidak ada pada Qur’an. Pengetahuan akan waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terlibat diperlukan untuk memahami maksudnya. Sebagai contoh, kata Arab klasik yang dipakai untuk ‘berperang’ dapat dengan mudah diterjemahkan sebagai ‘membunuh.’ Dan kata untuk ‘perawan’ tidak dapat dibedakan dari kata Arab klasik untuk ‘anggur putih.’

Yahweh lebih pandai, ternyata. Ia tidak pernah mengatakan Kitab-Nya sempurna. Ia katakan itu sudah cukup. Tapi selagi kita di pokok bahasan ini, aku ingin berbagi sesuatu yang mungkin menarik bagimu. Ada ribuan nubuatan dalam Alkitab, hampir semuanya telah tergenapi. Tak ada yang terluput. Ada ribuan penggambaran sejarah secara rinci dalam teks—tak ada yang terbukti invalid.

Obsesi Qur’an terhadap siksaan yang gila-gilaan adalah bukti inspirasi dari jenis yang berbeda. Qur'an terpaku pada fatalisme, tidak adanya pilihan dan karenanya tiada ruang bagi cinta kasih. Inilah bukti akan keberadaan roh gelap dalam Islam. Qur’an 52:7 “Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya.”

Ini adalah sosok ‘tuhan’ yang kejam dan menjijikkan: Qur’an 52:9, “Pada hari ketika langit benar-benar bergoncang, dan gunung benar-benar berjalan. Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebathilan, pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat-kuatnya.” Ini benar-benar sakit jiwa! :axe:

Qur’an 52:14, “(Dikatakan kepada mereka): ‘Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya. Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat? Masukklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu; kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.”
Ini juga jelas-jelas bernuansa Iblis.

Bagi mereka yang takluk pada roh gelap ini akan diberikan pahala yang sudah dijanjikan (kalau ia bukan Iblis): Qur’an 52:17, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka): Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan [merampok, memperkosa, memperbudak, dan membunuh untukku]. Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” Fakta bahwa surga dan neraka yang secara konsisten memperlihatkan pandangan Muhammad, adalah tanda bahwa hasratnya-lah yang menginspirasi ayat-ayat Qur’an ini, bukan Tuhan.

Qur’an 52:21, “Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” Bayangkan. Para istri dan anak-anak akan bergabung dengan suami dan ayah yang asyik dengan para perawan. Pastilah menyenangkan, “Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) [anggur] yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa.” Ramuan minuman buatan Allah kelihatannya seperti obat untuk seks saat kencan.

Gambaran surgawi berlanjut dengan ayat mengejutkan berikut: Qur’an 52:24 , “Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda (versi bhs inggris: lelaki muda) untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.” “Round about them will serve, (devoted) to them, young boy servants of their own (handsome) as well-guarded pearls.” Di ayat sebelumnya, Allah menggunakan kata “mutiara yang tersimpan” yang merujuk pada para perawan, bidadari bermata jeli, hadiah bagi para pria. Sekarang Q merujuk pada anak-anak muda yang tampan dan melayani .. jangan-jangan ini pesta kaum homoseksual? “Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)". Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka.” Apakah Allah berkata bahwa martir2nya dahulu menekan hasrat homoseks karena takut murka keluarga, tapi sekarang di surga bebas mengumbar keinginannya?

Qur’an 52:28, “Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.” Sosok penyiksa yang ramah dan penyayang; membingungkan. Aku hanya bisa bertanya-tanya, bagaimana umat Islam membenarkan kontradiksi yang begitu jelas antara definisi tuhan dan perilakunya. “Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila.” “Therefore remind: By the Grace of your Lord, you are no vulgar soothsayer, nor are you a possessed madman.” Terjemahan lain: “Therefore warn (men, Muhammad). By the grace of Allah you are neither soothsayer nor madman.” Apapun bunyinya, ini bukti bahwa baik Muhammad sendiri maupun penduduk Mekah yakin kalau Muhammad berperilaku bak orang gila, hingga perlu ditegaskan Allahmya.


Qur’an 52:30
, “Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya. Katakanlah: "Tunggulah, maka sesungguhnya akupun termasuk orang yang menunggu (pula) bersama kamu. “Or do they say: 'A Poet! We await for him some evil accidental calamity (hatched) by time.' Say: 'Await you! I too will wait along with you!'" Terjemahan lain (Pickthall): "Say (unto them): Except (your fill)! Lo! I am with you among the expectant." Bila kata-kata yang dengan semaunya ditambahkan ulama Islam agar ayat tsb terlihat masuk akal, disingkirkan, ayat akan terbaca: “Katakanlah: Kecuali! Sesungguhnya! Aku bersamamu diantara orang yang menunggu.” Sementara para ulama mungkin cekcok mengenai maknanya, kupikir satu hal sudah jelas: seorang buta huruf seharusnya tidak menulis kitab suci.

Salah satu terjemahan menjelaskan: “Do they say: He is a poet from whom we expect an adverse turn of fortune?" “Apakah mereka berkata: Dia seorang penyair yang darinya kita mendapat kemalangan?” Penerjemah cepat mengerti: memang penduduk Mekah melihat Muhammad sebagai seorang penipu yang siap merampas pundi-pundi uang mereka. Dan ia melakukannya: sang ‘penyair’ merampok kafilah mereka, merampas kota mereka dan kemudian merebut semua hak kepemilikan terkait penipuan agama mereka.

Untuk menjawab para pengritiknya, Muhammad balik menuduh mereka dengan apa yang ia sendiri lakukan. Qur’an 52:32, “Apakah mereka diperintah oleh fikiran-fikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas?” Sementara argumen tanpa akhir antara penduduk Mekah dan Muhammad mengenai cacat pada mandat kenabian Muhammad terasa melelahkan, ayat ini menunjukkan ketiadaan inpirasi ilahi. Tuhan yang maha tahu tidak akan pernah mengajukan pertanyaan seperti itu.

Seiring merebaknya perselisihan, para kerabat Muhammad semakin yakin bahwa sang wannabe prophet mengarang mandat kenabiannya hanya untuk mencuri uang mereka. Qur’an 52:33, “Ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar.” Penduduk Mekah tahu apa yang telah kita pelajari – Muhammad telah membual. Dan yang dapat dikatakannya untuk membela diri hanyalah, “Buktikan aku berbohong dengan membuat ayat seindah ini.”

Puisi awal kaum Hanif oleh Zayd yang merupakan basis surah-surah awal, malah mudah dipahami dan bagus jika tidak dibilang lebih baik. Dan Alkitab, sumber contekan surah-surah selanjutnya, jauh lebih rasional, lebih ilahi dan beradab. Sebab itu, berdasarkan tantangannya, ayat-ayat Muhammad terbukti palsu. Kita telah penuhi tantangannya. Dan ini sama sekali tidak sulit. Sebagaimana yang kelak akan kau lihat, kata-kata kasar Hitler malah tampak lebih baik bila dibanding ayat-ayat Muhammad.

Qur’an 52:35, “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa [atas Ka’aba Inc.]?” Nah, ini baru Muhammad. Ia memandang dirinya sendiri sebagai penggerak otoritas absolut—untuk melakukan apapun yang ia sukai. Dengan demikian ia merasa berhak untuk menjarah, merampok dan bebas berlaku tak bermoral tanpa dicela. Nyatanya, ia benar-benar lolos melakukan semua itu.

Menegaskan wibawanya, si tuhan bertanya, “Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata.” Menurut Muhammad, Adam terbentur kepalanya ke langit. So, surganya Islam pastilah tidak begitu tinggi. Sebuah tangga sudah mencukupi. Tapi, karena Mekah tak memiliki kayu dan tukang kayu, membangun sebuah tangga saja bisa menjadi suatu mukjizat dibanding apa yang sudah dilakukan Muhammad dan roh gelapnya.

Qur’an 52:39, “Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki?” Muhammad harusnya berhenti saat sedang jatuh dan membiarkan kita dalam keraguan. Ayat ini menunjukkan tuhannya Muhammad merendahkan Allah, berhala batu Mekah. Ia berkata bahwa ‘Ia’ tak berharga karena punya anak-anak perempuan, bukan anak laki-laki. Anak perempuan Allah adalah sesama berhala batu: Al-Lat, Al-Uzza, dan Manat dari ayat-ayat Setan yang terkenal. Karena anak laki-laki dipandang lebih baik dari anak perempuan, roh gelap Muhammad menyiratkan Allah adalah pecundang. Dan jangan salah, Allah adalah satu-satunya dewa penduduk Mekah yang memiliki anak perempuan. Ayat yang persis sama kemudian diulang dalam Qur’an sebagai cara mengeluarkan Muhammad dari dilemma iblisnya, saat ia mengaku salah mengira Iblis sebagai Allah.

Qur’an 52:40, “Ataukah kamu meminta upah kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan hutang? Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya.” Tuhannya Muhammad bilang bahwa penduduk Mekah beruntung karena ia tidak minta upah/menuntut karena mereka tidak memuliakan Islam. Lantas menyiratkan kemiskinan pengetahuan mereka karena tidak menulis kitab apapun. Sekedar mengingatkan, Muhammad sendiri belum menuliskan apapun saat itu. Andaipun mereka memiliki tulisan, tak satupun bisa membacanya. Kemudian si roh gelap berlanjut dengan teori konspirasi favoritnya—semua orang hendak melakukan tipu daya terhadap jagoanku. Yang tentu saja tidak benar. Hanya yang mengenal Muhammad-lah yang tertarik mengungkap tipu dayanya.

Ayat ini diakhiri dengan satu dari sekian banyak pengakuan. Tuhan Islam adalah penipu licik. Ia melakukan tipu daya terhadap manusia. So, mengapa umat Islam percaya pada ‘firman’ sosok roh yang mengaku penipu? Bagaimana mereka tahu kalau ia tidak menipu mereka?

Sebagaimana sebagian besar isi Qur’an, ayat berikut ini tidak cocok dengan sisa surah—kemungkinan diturunkan belakangan. Sampai pada titik ini, sosok Tuhan masih belum bernama, dan Allah telah direndahkan. Sekarang kita diberitahu bahwa tiada tuhan (ilah) selain Allah. Qur’an 52:43, “Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” “Or have they an ilah (god) other than Allah? [pertanyaan aneh untuk penduduk Mekah, karena berhala utama mereka bernama Allah] Glory be to Allah from what they set up."

Qur’an 52:44, “Jika mereka melihat sebagian dari langit gugur, mereka akan mengatakan: "Itu adalah awan yang bertindih-tindih. Maka biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang pada hari itu mereka dibinasakan, (yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka sedikitpun tipu daya mereka dan mereka tidak ditolong. Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” Roh Islam berada di jalurnya: langit runtuh, manusia dibinasakan dan ada lebih banyak tipu daya dan hukuman. Tak peduli kemanapun kita melihat, Qur’an adalah sebuah buku yang sangat ... mengerikan.
Ψ † с ბ
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Surat 38: Sad/Shaad

Post by anne »

SUDAH DIPERIKSA!

Kembali ke Hadist, kita temukan Tabari, dalam usahanya menyenangkan tuan besar Shiah-nya, mengatakan bahwa ALI adalah orang pertama yang tunduk pada Islam. Tabari VI:83, “Ali adalah yang pertama menerima Islam. Ia berserah diri di usia sembilan tahun.”

Sekarang ada TIGA umat Islam, mari kita inventaris secara cepat. 1) Khadijah .., yang mendirikan Islam untuk menyelamatkan reputasi suaminya yang compang-camping: menyendiri di gua-gua gelap, dan berkeinginan bunuh diri. Kemudian si 2) Muhammad sendiri, yang berambisi jadi CEO Ka'aba Inc. Lalu 3) Ali bin Talib, yang diadopsi Muhammad saat ia berusia 9 tahun.


Tabari VI:83
, “Salah satu nikmat Allah yang dianugerahkan pada Ali bin Talib [Ali adalah putra paman Abu Talib, berarti sepupu Muhammad] adalah Rasul menjadi walinya sebelum Islam.” Dan hal ini terjadi karena: “Kaum Quraysh menderita bencana kekeringan. Muhammad berkata pada pamannya, al-Abbas, salah seorang anggota kaya klan Banu Hashim [klannya Muhammad] , ‘Abbas, saudaramu Abu Talib punya banyak tanggungan, dan kau lihat bagaimana orang-orang menderita. Aku akan mengambil salah seorang anaknya dan kau ambil satu.” ''Abu Talib berkata pada mereka, ‘Selama kau meninggalkan aku Aqil, lakukanlah sesuai kehendakmu.”

“Sesama rekan ulama sepakat,” kata Tabari, “bahwa Ali masuk Islam setahun setelah Nabi memulai misinya, dan ia tetap tinggal di mekah selama 12 tahun.” Dengan demikian kedudukan di akhir tahun pertama nabi adalah: Islam 1, Pagan 4.999.

Tapi, walau sedikit dari segi pemeluk, dari segi kontroversi Islam sudah cukup bikin heboh. 4) Abu Bakr, rekan Muhammad yang paling kaya, calon mertua dan Kalif kelak, mengklaim ia mendahului Ali, “Wahai Rasul, siapa yang telah mengikutimu dalam agama ini.’ Ia menjawab, ‘Dua pria telah mengikutiku, seorang pria bebas dan seorang budak; Abu Bakr dan Bilal.’”

Nabi salah bicara waktu mengatakan Bilal. 5) Zayd bin Harithah (orang yang berbeda dengan Zayd, sang Hanif) adalah budak pertama yang masuk Islam. Ia budak Khadija yang diberikan pada Muhammad, dan selang beberapa waktu, Muhammad mengadopsi anak tersebut, menjadikannya anak lelaki nomor dua. Para sahabat nabi berkata, “Orang pertama yang percaya dan mengikut Nabi adalah Zayd bin Harithah, budaknya [budak] dan anak angkat.” Ibn Ishaq berkata budak yang kemudian jadi anak angkat tersebut adalah Muslim kedua: :rolleyes: “Zayd adalah pria pertama yang masuk Islam dan sembahyang setelah Ali. Kemudian Abu Bakr memeluk Islam.”


BIngung deh! Jadi siapa neh yg Muslim pertama, kedua dan ketiga? :rolleyes: :rolleyes: :rolleyes:

Yah sudah, daripada bingung, ktia sebut saja di akhir tahun ke-empat, Islam:4 (atau 5??) , Pagan 4.996. Tabari menegaskan si nabi siluman mulai dengan lambat. Tabari VI:89, “Tiga tahun setelah permulaan misinya, Allah memerintahkan Nabinya untuk menyatakan wahyu ilahi yang telah ia terima secara terbuka pada orang-orang.” “Di tiga tahun pertama misinya, sampai ia diperintahkan menyampaikan secara terbuka, ia telah berdakwah secara rahasia dan tersembunyi.” Di saat pengikutnya “baru sedikit dan menjalankan kepercayaan mereka secara rahasia.”

Kemudian Tabari menyatakan bahwa Allah mewahyukan Muhammad melalui ‘firman’nya di surah ke-15, “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” Namun, para ulama Islam berkata bahwa surah ke-15 berada di urutan ke-57 pewahyuan, bukan ke-3. :rolleyes: Entah karena surah-surah tsb sudah campur aduk, ataukah karena Tabari salah fatal, yang jelas ini merupakan masalah besar bagi Islam, karena Tabari adalah penulis komentar Qur’an yang paling awal dan paling dihormati.

Di paragraf selanjutnyanya, Tabari menegaskan, bahkan umat Islam pertama sama sekali buta bila menyangkut urutan ayat2 Qur’an. Setelah memperlihatkan surah ke-15 berada di urutan ke-3, Tabari mengajukan surah ke-26 untuk posisi ke-4. Padahal tiga ahli kronologi Qur’an mengatakan bahwa surah ke-26 mendahului surah ke-15. :rolleyes: :rolleyes:

Terlepas dari masalah jumlah atau urutan, Abu Bakr dikatakan sebagai salesman yang lebih baik daripada sang mesias Islam. “Banyak yang menuruti perintahnya dan masuk Islam.”

Namun, beberapa lainnya, perlu sedikit dorongan: “Mereka memukul, dan Sa’d menghantam salah seorang musrik dengan tulang rahang unta dan memecahkan kepalanya.”

Hal ini membawa kita ke pertarungan di pondok lumpur paman Abu Talib. Percakapan ini serupa dengan yang telah ditulis sebelumnya di Sirat Ishaq, namun diletakkan Tabari belakangan dalam Sejarahnya. Ia mengatakan delapan putra Hajjaj: Tabari VI:93, “pergi kepada Abu Talib dan berkata, ‘Keponakanmu [Muhammad] telah menghina tuhan-tuhan kami, mencela agama kita, mengejek nilai-nilai tradisional kita, dan mengatakan pada kami bahwa leluhur kita telah sesat [dan terbakar di neraka]. Kendalikanlah ia atau biarkan kami berurusan dengannya, karena kau berada di posisi yang berlawanan dengannya, sama seperti kami.’” Hadist ini menyatakan bahwa Muhammad sendirilah penyebab dari semua kesulitannya. Dia mencela nilai-nilai tradisional Arab dan mengutuk leluhurnya. Penduduk Mekah hanya ingin ia menghentikan perbuatannya. Tapi lihatlah “ia meneruskan perilakunya.”

Para pemimpin Mekah datang “Talib, sekali lagi,'' mereka berkata, ‘Kami memintamu untuk melarang keponakanmu menyerang kami, tapi kau tidak melakukan apapun. Demi Allah, kami tak bisa lagi menanggung fitnahan terhadap leluhur kita, ini ejekan pada nilai-nilai tradisional kita, dan penghinaan terhadap tuhan-tuhan kita.’” Akhirnya, “Pelanggaran dan permusuhan Muhammad dengan sukunya menjadi beban bagi Abu Talib.”

Penduduk Mekah adalah orang-orang yang penuh pertimbangan, rasional dan terkendali. Mereka kembali ke Abu Talib untuk ketiga kali, keempat kali, dan kelima kali. “Engkau adalah tetua dan pemimpin kami, maka berikanlah keadilan pada kami terhadap keponakanmu dan perintahkan ia untuk berhenti mencerca tuhan-tuhan kita, dan kami akan membiarkan ia dengan tuhannya.” Pada titik ini, tuhannya Muhammad bukan lagi salah satu dewa Mekah – bukti lagi adanya migrasi dari Ar-Rahman ke Allah.

Tabari VI:95, “Abu Talib menyampaikan pada Muhammad. ‘Ponakan, ini adalah para sheik dan orang-orang terhormat dari sukumu. Mereka meminta keadilan terhadapmu. Engkau harus berhenti mencerca tuhan-tuhan mereka dan mereka akan membiarkan engkau dengan tuhanmu.’ ‘Paman.’ Katanya, ‘tak bolehkan aku meminta mereka memeluk sesuatu yang lebih baik dari tuhan-tuhan mereka?’” Muhammad protes bahwa tuhannya, Ar-Rahman, lebih baik daripada tuhan mereka, Allah. Tapi bagaimana bisa? Agama Islam didasarkan atas klaim bahwa Muhammad adalah rasul Allah. LOH, jadi pigimana kok bisa Muhammad meminta penduduk Mekah menyembah tuhan yang lebih baik dari Allah yg ia sendiri sembah ???? :rolleyes:


Tabari VI:96
, “Abu Talib berkata pada Muhammad, ‘Ponakan, bagaimana ini, kaum sesukumu mengeluh mengenai engkau dan mengatakan kau mencerca tuhan-tuhan mereka dan mengatakan ini, itu, dan lainnya.’ Rasul berkata, ‘Aku ingin mereka mengatakan satu ucapan. Jika mereka mengatakannya, bangsa Arab akan tunduk pada mereka dan non-Arab akan membayar jizyah [pajak takluk] pada mereka.” Dengan kata lain, terima Islam dan kau akan kusuap dgn duit!

Para sheik dan orang terhormat Mekah diduga telah mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Hadist sebelumnya. Namun hal itu tidak mempengaruhi lemahnya klaim keilahian Allah. “Apakah Muhammad membuat tuhan-tuhan menjadi satu tuhan? Memang ini sesuatu yang mengejutkan.” Muhammad menggabungkan karakter 6 berhala pagan--Ar-Rahman, Ar-Rahim, Allah, Al-Lat, Al-Uzza, dan Manat—menjadi satu sosok tuhan. Ia membuat tuhan bagi dirinya.

Qur’an menegaskan hal ini di surah ke-38, “Shaad, [nama dewa bulan Arab] demi Al Quran yang mempunyai keagungan.” "Sad, I swear by the Qur'an, full of reminding." Qur’an punya pembukaan berbeda di surah ‘Sad’ ini:

Ingat bahwa kata Sad ini dianggap sbg salah satu mukjizat Quran karena kata tsb a tidak diketahui artinya!

Muhsin Khan:
Sad [These letters (Sad etc.) are one of the miracles of the Quran and none but Allah (Alone) knows their meanings]. By the Quran full of reminding.
Pickthall:
Sad. By the renowned Qur'an,
Yusuf Ali:
Sad: By the Qur'an, Full of Admonition: (This is the Truth).
Shakir:
Suad, I swear by the Quran, full of admonition.
Dr. Ghali:
Sad (This is name of a letter of the Arabic alphabet, and only Allah knows its meaning here) and (by) the Qur'an comprising the Remembrance.

Bayangkan: Qur'an menyatakan bahwa tak seorangpun memahami ayat ini. Dan begitu putus asanya umat Islam mendambakan mukjizat, sampai-sampai sesuatu yang tak dapat dipahami disebut sbg tanda ilahi... wallahualamm adzubileh minakjabib!!! \:D/

Kemudian tuhan Islam berkata bahwa orang yang menolak hal yang tak masuk akal tersebut adalah orang yang sombong dan keliru. Qur’an 38:2, “Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit.” .

Ini diikuti sedikit bualan Islam, Qur’an 38:3, “Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): "Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki.”

Orang-orang yang tinggal dengan Muhammad, berurusan dengannya, bekerja dengannya, dan mendengarkan dia, tahu persis siapa dia: “Ia seorang ahli sihir, seorang penipu, seorang penyihir yang berdusta.” Mereka tahu yang dilakukannya, “Ia telah menggabungkan tuhan-tuhan mereka jadi satu tuhan.” Dan mereka tidak pernah ragu bahwa “pasti ada motif di balik ini – sesuatu yang dicari.” Mereka bahkan paham maknanya, “Ini adalah penipuan.” Para saksi mata sepakat dalam kesaksian mereka: telah terjadi penipuan. Kesaksian mereka malah tercatat dalam Qur’an. Tapi sayangnya, baik umat Islam maupun kafir tidak mendengarkan perkataan orang-orang yang mengenal Muhammad dengan baik. Dan mungkin inilah kejahatan manusia yang terbesar.

Lantas, sebagaimana perilaku seorang godfather mafia, roh gelap Islam mengancam para saksi mata dan mengintimidasi para juri terpilih: Qur’an 38:7, “Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan, mengapa Al Quran itu diturunkan kepadanya di antara kita?" Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Quran-Ku, dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku. Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi? Atau apakah bagi mereka kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya? (Jika ada), maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga (ke langit). Suatu tentara yang besar yang berada disana dari golongan-golongan yang berserikat, pasti akan dikalahkan.”

Selamanya, sosok Allah lumpuh dalam hal pembelaan diri, dan justru mengkonfirmasi kejahatannya. Ia baru saja mengatakan surganya bernuansa neraka, tempat dimana orang-orang ditaklukkan.

Namun, si nabi congkak belum puas. Ia mendaftar prestasi tuhan ‘all-in-one’ nya. Qur’an 38:12, “Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Aad, Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak, dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul). Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku.” Aku pernah mendengar tentang pembunuhan yang dibenarkan, tapi tidak pernah siksaan yang dibenarkan.

Setelah menegaskan asal pagannya, surah ke-38 mengungkap keterbelakangan mental roh gelap tersebut. Allah memperkenalkan para pendengarnya pada Daud, raja Yahudi terbesar. Ia mengklaim Raja Daud sebagai fans berat-nya, dan bahwa ia taat padanya, bukan pada Yahweh. [-( [-( Muhammad tidak peduli dengan bukti2 yg justru menantang pernyataannya itu. Persetan dengan bukti, pikirnya. Ia sekarang perlu menaklukkan orang, merebut kredibilitas dan merampas kekuasaan sambil tentunya mencuri uang.

Qur’an 38:17, “Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah.” Qur'an 38:20 “Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.”

Delusi oh delusiii!! #-o #-o :-" ](*,)
Selanjutnya: Qur’an 38:24, “Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.”

Menurut Allah, Raja Daud adalah orang Islam! Luar Biasa!! Bahkan raja diraja orang Yahudipun dideklarasikan sbg Muslim! \:D/ \:D/

Setelah Qur’an menghancurkan sisa kredibilitas yang mungkin dimiliki tuhan dan nabinya, waktunya kini untuk mengucapkan selamat tinggal pada surat ‘Sad’: Qur’an 38:27, “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” Sembilan kata pertama yang kupercaya.

Kembali ke Mekah: Tabari VI:98, “Situasi memburuk, permusuhan semakin sengit, dan orang-orang saling menjauh, memperlihatkan kebencian terbuka.” Mencoba untuk menyelamatkan situasi, “para pemimpin Mekah bersepakat untuk membujuk putra mereka, saudara, dan kerabat untuk menjauh dari agama baru tersebut. Ini adalah cobaan yang sangat mengguncang umat Islam pengikut nabi. Beberapa orang tergoda.” Lantas untuk menyelamatkan jumlah pengikutnya, Muhammad memerintahkan umat Islam “untuk bermigrasi ke Abyssinia.”

Tabari VI:98 “Pengikut utama pergi ke Abyssinia karena paksaan yang mereka alami di Mekah. Ia khawatir mereka akan berpaling dari agama mereka.” “Ada perbedaan pendapat mengenai jumlah orang yang hijrah secara diam-diam dan rahasia. Ada yang mengatakan sebelas pria dan empat wanita…Ibn Ishaq katakan ada sepuluh orang.”

Kata-kata Islam tidak terlihat meyakinkan. Hanya sedikit paksaan saja dan ikatan mereka rapuh. Di tahun kedelapan Muhammad menjadi nabi, kedudukannya: Islam 15, Pagan 4.985. Tak heran negara-negara Islam melarang kebebasan beragama. Bahkan Muhammad sendiri tak bisa menjual agamanya.

Bersambung Bab XI. SATAN'S BARGAIN :snakeman:
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: 'Prophet of Doom' by Craig Winn

Post by anne »

Bab XI. Kesepakatan Iblis
http://prophetofdoom.net/Prophet_of_Doo ... gain.Islam
SUDAH DIPERIKSA!

“Iblis menempatkan wahyu palsu di lidah Rasul Allah’”

Gerombolan yang mengendap-endap pergi dari Mekah dalam kegelapan malam, termasuk anak perempuan Muhammad, Ruqayyah. Tokoh ternama lain dari gerombolan tsb, diberi nama para budak berhala Kabah: budak Ar-Rahman, budak si dewa matahari Manaf, budak Allah, dan budak anak perempuan Allah, Al-Uzza.

Muhammad kalah tapi belum juga beranjak dari Mekah: Tabari VI:101, “Rasullullah tetap di Mekah, berdakwah secara terbuka dan rahasia, dilindungi pamannya Abu Talib.” Inilah kehebatan Islam: nabi yg berdakwah diam2 dilindungi seorang penyembah berhala berusia 70 tahun. “Ketika kaum Quraysh tahu bahwa mereka tidak dapat menyerangnya secara fisik [entah pria tua itu yang tangguh ataukah penduduk Mekkah yang impoten] mereka kemudian menuduhnya penyihir, peramal, gila, dan seorang penyair. Mereka mulai menjauhkan orang-orang darinya, khawatir mereka mendengar dan mengikutinya.”

Image


Aku telah menyaring dan membuat daftar tuduhan-tuduhan penduduk Mekah terhadap Muhammad beserta klaimnya dari ratusan tuduhan yang tersebar dalam Qur’an. Untuk kenyamanan membaca anda, inilah daftarnya: “Ia seorang pembohong dan tukang sulap ... dirasuki setan ... penyair penjiplak gila ... orang gila, penipu yang gagal, orang tolol, munafik, dan licik ...tukang sihir penipu, yang mengubah banyak dewa menjadi satu tuhan.” Mereka melihat “motif tersembunyi di balik Qur’an ... Cuma sesuatu yang dibuat-buat.” “Mereka menertawakan Qur’an” “Allah tidak menurunkan apapun. Kau hanya berbohong.” “Ini hanyalah sihir murni.” “Kaum kafir berkata, ‘Qur’an hanyalah cerita/pengetahuan dari orang-orang masa lampau.” “Ini adalah dongeng-dongeng lama yang diceritakan kembali.” “Nabi macam apa ini? Mengapa tidak ada malaikat yang dikirm padanya?” “Ini hanyalah khayalan membingungkan. Ia telah membuatnya. Biarkan ia mengadakan mukjizat seperti nabi-nabi masa lampau.” “ Mereka berkata ttg Nabi, ‘Ia telah membuat-buat Qur’an.’” “Kami dapatkan ia penuh dengan kebodohan dan kebohongan.”

Dan bukannya menenangkan keadaan, Muhammad malah balas mengejek para penuduhnya, “Beberapa diantara mereka bicara buruk tentang Nabi. Bagi mereka yang menghina Rasul Allah ada siksaan pedih. Siapapun yang menentang Allah dan RasulNya akan diam di neraka selamanya.” Dalam duetnya dengan Allah, Muhammad membalas berteriak: para pengritikku adalah: “orang-orang tercela, para penyumpah keji, pendengki, penghasut ****.” Sementara tuhannya Qur’an berkata bahwa ciptaannya adalah: “para penghasut jahat, kayu bakar, kera, penggigit kuku, keledai, babi, dan tukang plintir kata.” Ini baru perang kata. Perang fisik menyusul kemudian.

Para apologis Islam bersikeras bahwa kegiatan menghasut perang oleh nabi mereka di Medinah adalah akibat ejekan orang-orang Mekah. Namun, menurut Hadis, Muhammad-lah yang mengejek mereka terlebih dulu. \:D/ Reaksi penduduk Mekah masuk akal dan dapat dipahami. Mereka masih juga mencoba berdamai lewat diplomasi.

Di Mekah, pertentangan Islam vs kaum pagan jarang melebihi sekedar perang kata di Mekah. Ishaq:130/Tabari VI:101, “Hal paling jijik yang dilakukan kaum Quraysh pada Rasullullah, adalah saat para pemuka mereka berkumpul di Hijr.” [tempat berdiri di mesjid Ka’aba] “Mereka membahas ttg Muhammad, katanya, ‘Kita tidak pernah mengalami kesulitan seperti yang kita alami dari orang ini. Ia telah mencemooh nilai-nilai tradisional kita, mengatakan cara hidup kita ****, melecehkan dan menghina leluhur kita, mencerca agama kita, menyebabkan perpecahan diantara kita, membagi komunitas kita, dan mengutuk tuhan-tuhan kita.’”

Allah adalah berhala mereka yang paling dihormati. Dengan mengatakan bahwa Muhammad telah menghinanya merupakan suatu dakwaan parah terhadap sang nabi. Dimanapun didunia kuno saat itu, menghina dewa/tuhan orang akan membawa hukuman parah. Tapi Muhammad sampai tahap ini baru hanya diberi peringatan melulu. Lagipula tidak mungkin Muhammad mencerca agama mereka dengan separah itu, karena ia sendiri mengadopsi setiap aspek penipuan agama Qusayy ke dalam Islam. Sebab itu, masalah sebenarnya ada pada hal lain! Nabi ini telah mengakibatkan gangguan sosial. Ia menghancurkan nilai-nilai tradisional mereka, menyebabkan perpecahan di masyarakat, serta menyerang nilai2 mereka, baik yang hidup maupun yang mati.

“’Kami sudah banyak menderita karenanya.’ Sewaktu mereka mengatakan ini, Rasul melintas dan mencium Batu Hitam. Kemudian ia melakukan ritual mengelilingi Ka’aba. Selagi ia melakukan ini, mereka mengatakan beberapa hal menyakitkan tentangnya. Aku dapat melihat dari wajah Rasul bahwa ia telah mendengar mereka. Saat ia melintas kedua kalinya, mereka membuat pernyataan serupa. Saat ia melintasi mereka ketiga kali, Nabi berhenti dan berkata, ‘Dengarkan aku, wahai Quraysh. Demi Dia yang memegang hidup Muhammad ditangannya, Aku akan memberikanmu pembantaian.’”

[...]

Bayangin! PEMBANTAIAN! Baru dibilang pembohong aja kok dibalas dgn PEMBANTAIAN! Overacting amat sih? :axe: Penduduk Mekah sampai kaget dan tertegun mendengar tanggapan Muhammad ini. Mereka berada di hadapan seorang dukun yang iri dan tamak, dan mereka menyadarinya. Sayangnya, mereka tidak merespon secara cerdas. Mereka enggan mengutuk 'agama'nya Muhammad, seberapa korup-pun 'agama' tsb. Mereka menggantung harapan hampa bahwa seorang tiran dapat dibujuk. Akibatnya, penduduk Mekah kehilangan segalanya karena mengakomodasi kejahatan yang dibesarkan di tengah-tengah mereka.

Tabari VI:102, “Mereka begitu kaget oleh apa yang dikatakannya. Kata-kata tersebut memukul orang-orang sehingga tak seorangpun dapat bergerak . Seakan-akan di kepala setiap orang bertengger seekor burung. Bahkan orang-orang yang tadinya mendesakkan sikap keras terhadapnya, sekarang bicara dengan cara damai, menggunakan kata-kata tersopan yang mereka bisa. Mereka berkata, ‘Pergilah, Abu al-Qasim [nama sebenarnya Muhammad]; karena demi Allah, kau tidak pernah melakukan kekerasan.’” Setidaknya sebelum ia kerasukan setan dan kena racun Islam.

[...]

Tabari VI:102, “Nabi pergi, dan hari berikutnya mereka berkumpul di Hijr, dan aku [Abdallah] juga hadir lagi. ‘Kalian membicarakan ketidaknyamanan yang kalian alami dan berbagai hal yang telah dilakukan Muhammad, tapi ketika ia mengatakan sesuatu yang tak menyenangkan, kalian menarik diri darinya.’” Yahh…benar..dan akibatnya habislah merpati-merpati dimangsa si elang. Ishaq 131/Bukhari: V5B57N27, “Kemudian kulihat Uqba mendatangi Nabi ketika ia sedang solat. Ia mencengkram jubahnya. Abu Bakr datang sambil menangis dan menarik Uqba. Ia berkata, ‘Akankah kau membunuh seseorang hanya karena ia berkata: ‘Allah adalah Tuhanku?’ Kemudian mereka meninggalkannya. Itulah hal terburuk yang pernah dilakukan Quraysh padanya.” [Tuh khan, hadis sendiri bilang: Muhammad menjanjikan sukunya dgn pembantaian dan pembalasan yg paling parah yg dilakukan Quraysh terhdp Muhammad adalah mencengkram jubahnya. Itu doang! Jangan overakting dong, Mad! Sampai menjanjikan PEMBANTAIAN!]

[...]
Ψ † с ბ
HAMZAH (Muslim) hajar ABU JAHL (pagan)

Tabari VI:103/Ishaq:131, “Hamzah bin Abdul Muttalib datang dengan busur di pundaknya. Ia seorang pemburu hebat dan sering berburu dengan busur dan anak panahnya. Ketika ia kembali dari perburuan, ia tidak langsung pulang ke rumahnya sebelum ia selesai mengelilingi Ka’aba. Ia pria terkuat Quraysh. Seorang wanita bangkit dan berkata, ‘Kalau saja kau melihat apa yang dialami ponakanmu Muhammad baru-baru ini sebelum kau datang. Abu Jahl berbicara padanya dengan kasar.’”

“Hamzah terbawa amarah, karena itu adalah kehendak Allah memberinya kehormatan dengan cara ini [Dalam Islam, kemarahan adalah suatu kehormatan]. Ia pergi dengan cepat, tak berhenti untuk bicara dengan siapapun. Bukannya mengelilingi Ka’aba, ia malah bersiap menyerang Abu Jahl. Sewaktu ia masuk ke mesjid, [Ini mengingatkan kita bahwa Ka’aba adalah mesjid kaum pagan, atau tempat bersujud, sebelum menjadi pusat ibadah Islam. Selain itu, ibadah bersujud dalam Islam, sudah ada sebelum Qur’an] ia melihatnya duduk diantara orang-orang. Hamza mengangkat busurnya dan memukul kepala Abu Jahl hingga terluka parah. Ia berkata, ‘Kalian berani menghinanya selagi aku menjadi pengikut agamanya? Pukul aku jika kalian bisa.’” Sebelum Islam, Hamza berburu untuk makan, setelah Islam ia berburu manusia untuk tuhannya. Walau ia hanyalah teroris tunggal dengan busur, ia merintis pola yang dikemudian hari mengguncang dunia.

Perubahan tersebut tidak luput dari perhatian. Tabari VI:103/Ishaq:132, “Islamnya Hamza sudah sempurna. Ia mengikuti setiap perintah Nabi. Kaum Quraysh paham, dengan masuknya Hamza ke Islam Muhammad menjadi kuat. Hamza akan melindunginya.” Kekerasan membuat sempurna Islam seorang pria, dan seorang pria menjadikan seorang nabi kuat.

Ingat bahwa Muslim menganggap Hamzah sebagai tokoh yg patut dicontoh dlm Islam atau : the LION of ALLAH (Singa Allah) ! PANTAAAAZZZ kelakuan agresip menjadi trademark Muslim! Baca sendiri di http://www.onislam.net/english/reading- ... 22414.html

Image

Image
Muhammad menghancurkan dewa2 Kabah> Ilustrasi ini nanti bisa dimasukkan ke artikel ybs. Mumpung ane menemukannya di situs apologis http://www.heritage-history.com/www/her ... ory=meccah
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

BAB XI

Post by anne »

http://prophetofdoom.net/Prophet_of_Doo ... gain.Islam

Ishaq: 141/Tabari VI:104, “Yang pertama kali melafalkan Qur’an dengan suara keras di Mekah setelah rasul adalah Abdallah bin Mas’ud. Suatu hari, para sahabat Nabi berkumpul bersama [semua ada lima] dan berkata, ‘Kaum Quraysh tidak pernah mendengar Qur’an dilafalkan dengan suara keras pada mereka. Siapa yang akan membuat mereka mendengarkannya?” Ini suatu pengakuan mengejutkan. Muhammad berumur 50 tahun dan sudah 10 tahun dalam misinya. Mekah adalah suatu perkampungan kecil yang mengelilingi sebuah kuil kecil. 80 dari 114, atau 70% surah Qur’an telah diturunkan, namun, ‘kaum Quraysh tidak pernah mendengar Qur’an ini dilantunkan dengan suara keras pada mereka.’ :rolleyes: Lantas ... apa sebenarnya sumber pertikaian antara Muhammad dan para kritikusnya? Jika bukan kata-kata ‘tuhan’ yang didakwahkan Muhammad, jadi apa sebenarnya yang dia katakan yang begitu menjengkelkan kaum Quraysh?

“Abdallah bin Mas’ud berkata, ‘Aku mau.’ Mereka berkata, ‘Kami takut apa yang akan mereka lakukan padamu. Yang kami perlukan adalah seorang pria yang punya kerabat yang akan melindunginya jika mereka hendak menyakitinya.’ Ia [dengan bodohnya] menjawab, ‘Biar aku melakukannya. Allah akan melindungiku.” Tapi sayangnya, sosok Allah ini tidak pernah berurusan dengan yang namanya mukjizat.

Tabari tidak menunjukkan surah mana yang dipilih Mas’ud untuk dibaca. Tapi Ishaq ya. Aku tercengang mempelajari kalau yang dipilih itu Surah 55, ‘Ar-Rahman.’ Hadist mengklaim perlindungan Allah saat Mas’ud melantunkan puji-pujian kepada (dewa) Ar-Rahman (bukan (dewa) Allah). Tidak heran penduduk Mekah sangat gusar. Muhammad memang memuliakan Rumah Allah, Ka’abah mereka, tapi menyatakan kuil itu milik dewa bulan saingan. Wahhh .. ini nih biang kerok keributan!! Bayangkan kalau Hindu menyembah Kabah dan mengatakan pd peziarah Muslim di Mekah bahwa Kabah ini rumahnya Dewa Siwa!! Dijamin Muslim pada ngambekkkk!! :finga:


Ishaq 141, “Hari berikutnya Mas’ud pergi ke Ka’abah di pagi hari saat kaum Quraysh berkumpul dalam kelompok-kelompok. Ia menghadap mereka seraya melafalkan Qur’an 55:1, ‘(Tuhan) Ar-Rahman, telah mengajarkan al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan [Menurut tuhan Islam, matahari yang bergerak, bukan bumi] . Dan [Ar-Rahman menciptakan] tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.” Catatan: kata Tuhan dalam tanda kurung ditambahkan versi bhs Indonesia.

Mas’ud dengan bangga menyatakan: Qur’an 55:14, “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Qur’an 55:19, “Dia membiarkan dua lautan [bukan tujuh] mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing [salah lagi]. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?.” Berapa banyak lagi kebohongan yang harus diucapkan roh kegelapan Islam, sebelum umat Islam mendustainya. [..]

Kutipan ayat Mekah berubah menjadi kejam dengan kata-kata berikut, Qur’an 55:35, “Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” Ar-Rahman membuat jin dari bahan yang sama yang digunakannya untuk menyiksa manusia. Ini berarti roh kegelapan Islam bermaksud mengirim setan-setannya untuk menyiksa kita. Dan, jangan lupa, roh ini menyatakan siksaan adalah ‘nikmat Tuhan.’ :finga:

Mas’ud terus melafalkan surah Ar-Rahman kepada penduduk Mekah: Qur’an 55:41, “Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Inilah neraka Jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa. Mereka berkeliling diantaranya dan di antara air mendidih yang memuncak panasnya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” Selain Iblis, dapatkah kau bayangkan roh lain yang mengatakan siksaan panas api neraka dan air mendidih sebagai suatu kenikmatan?

Setelah membuat muak kaum Quraysh dengan siksaan satanis, Mas’ud menyodorkan kemerosotan moral pada mereka, Qur’an 55:46, “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. Didalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. Didalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. Mereka bertelekan diatas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat. Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari [perawan-perawan] yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” Ar-Rahman memberi label ‘baik’ pada kemerosotan moral, dan hidup dalam ketakutan adalah jalan ke surga.

Qur’an 55:62, “Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi. Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar. Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari [perawan-perawan] yang baik-baik lagi cantik-cantik. (Bidadari-bidadari) [Houri] yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah. Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” Kepingin saya melihat reaksi wajah penduduk Mekah saat mendengar Mas'ud melantunkan ayat-ayat setan ini.


Ishaq:141/Tabari VI:104
,“Penduduk Mekah memperhatikan Mas’ud, ‘Apa yang dibicarakan anak laki-laki perempuan budak ini?’ Kemudian mereka berkata, ‘Ia mengucapkan beberapa yang Muhammad telah doakan.’ Mereka bangkit dan mulai memukuli wajahnya [keterlaluan, padahal Allah melindungi.] Ia terus melantunkan sebanyak yang Allah kehendaki dilakukannya, dan kemudian kembali ke para sahabatnya dengan tanda-tanda pukulan di wajahnya. Mereka berkata, ‘Ini yang kami khawatirkan akan terjadi padamu,’ namun dia menjawab, ‘Musuh-musuh Tuhan [Ar-Rahman?] tidak pernah lebih hina dimataku dibanding saat ini. Jika kalian kehendaki, aku akan melakukan hal serupa pada mereka besok.’ Mereka menjawab, ‘Tidak, kau sudah cukup melakukannya.’” Inilah sebab akibat dalam Islam. Islam menyebabkan umatnya membenci orang lain selain umat Islam. Kondisi yang bertahan hingga saat ini.

Sirat memperlihatkan pertemuan lain yang juga memberatkan. Muhammad takut melafalkan ayat-ayat Qur’an secara terbuka, lantas, suatu malam, penduduk Mekah mencuri dengar diluar pondok lumpurnya. Ishaq:143, “Ketika mereka mendengar Qur’an, mereka berkata mengejek, ‘Hati kita tertutup, kita tidak mengerti apa yang ia katakan. Ada beban dalam pendengaran kita.’ Kemudian Allah mewahyukan, ‘Dan ketika engkau melafalkan Quran, kami letakkan diantara engkau dan orang kafir tabir tersembunyi.’ Dalam pembicaraan rahasia para pengejek berkata, ‘Mereka mengikuti seorang pria dalam pengaruh sihir.’”

Segmen Ishaq berikut ini dihilangkan oleh Tabari. Aku hanya dapat berasumsi bahwa sejarawan tersebut tidak dapat menemukan tradisi pendukung atau ia telah cukup memperoleh hadist-hadist bertentangan yang mempertanyakan kebenaran hadist ini: Ishaq: 143, “Kaum Quraysh menunjukkan permusuhan mereka pada para pengikut Rasul. Setiap klan yang ada pengikut Islam-nya, menyerang mereka, memenjarakan mereka, memukul mereka, tidak memberi mereka makanan atau minuman, dan memanggang mereka di bawah terik panas Mekah, agar mereka keluar dari agama mereka. Beberapa menyerah di bawah tekanan penganiayaan, dan lainnya bertahan.” Mengingat ancaman Muhammad untuk membantai kaum Quraysh, mungkin mereka dapat dibenarkan. Terlebih, doktrin yang dibawa Muhammad bersifat merusak. Mengubah orang-orang baik menjadi para pembunuh.

Ishaq hanya mampu memberikan satu contoh penganiayaan. Ishaq:144, “Sebuah batu diletakkan diatas dada seorang budak. Ketika Abu Bakr mengeluh, mereka berkata, ‘Engkaulah yang telah merusaknya, jadi selamatkanlah ia dari keadaannya.’ ‘Aku akan melakukannya.’ Kata Abu Bakr. ‘Aku punya seorang budak kulit hitam, lebih tangguh dan kuat dari Bilal, ia tak bertuhan. Aku akan menukarnya.’ Pertukaran dilakukan.” Ini sesuatu yang salah. Memperdagangkan budak bukan hal yang relijius dan menjuluki seorang kulit hitam sebagai ‘orang tak bertuhan’ adalah rasis.

Tabari VI:103, “Umar bin al-Khattab [Kalif yang memerintah sepanjang penaklukan-penaklukan berdarah Islam] adalah pejuang yang gigih dan perkasa. Ia masuk Islam, sebagaimana Hamzah yang sebelum (Umar) sudah masuk Islam. Para Sahabat Rasul mulai merasa kuat.” Ishaq:155, “Umar menjadi seorang Muslim, ia seorang pria yang kuat, keras kepala, yang murid2nya tidak ada yang berani menyerang. Para sahabat nabi merasa begitu terlindung oleh dia dan Hamzah, sehingga mereka mulai bersikap berani terhadap Quraysh. ‘Kami tidak dapat berdoa di Ka’abah sampai Umar masuk Islam, dan kemudian ia melawan Quraysh sehingga kami bisa berdoa disana.’” Masuknya pejuang tersebut ke dalam Islam memungkinkan nabi mengubah kiblatnya, dari iman ke kekuasaan, dari agama ke politik, dari sekedar perang kata ke benturan senjata. Sementara hasil perpaduan pedang Umar dan misi Muhammad tak bisa disangkal, satu pertanyaan tersisa. Mengapa ia (Umar) bergabung dengan kekuatan yang baru tumbuh?

Apakah Muhammad memikat Umar ke dalam Islam dengan janji pesta kemabukan seks ? ”Di dalam surga-surga yang penuh nikmat. Diatas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. penuh cinta lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan.”

Ataukah Muhammad menteror Umar dengan penggambaran neraka, sehingga Umar tunduk: “Aku akan memasukkannya kedalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam jahannam. Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pambalasan yang setimpal. Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.”

Atau mungkin ia tergoda dengan harta jarahan, bagian dalam Rencana Nabi yang Menguntungkan Khadija? “Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. Muhammad mengklaim bahwa Allah mengutusnya sebagai rasulNya dengan agama ini agar harta Chusroes dan Caesar akan diberikan padanya lewat penaklukan. Aku ingin mereka mengucapkan satu kalimat. Jika mereka mengatakannya, Arab akan tunduk pada mereka dan non-Arab akan membayar pajak jizya dalam keadaan takluk.” Penggunaan harta rampasan perang adalah halal dan baik. Ketahuilah bahwa seperlima dari harta rampasan adalah milik Allah dan RasulNya. Jika mereka tanyakan padamu manfaat yang diperoleh dari rampasan perang, katakan pada mereka, ‘Manfaatnya milik Allah dan RasulNya [dan akan dibagi dengan Umar]’” Aku tak tahu apakah Umar berada di neraka dengan Allah sedang menyiksa para kafir, ataukah sedang bersantai di rumah bordil surga Islam. Namun yang kutahu, Islam membuat raja pejuang Islam sangat, sangat kaya!

Ishaq menjelaskan mengenai ke-mualaf-an Umar, Ishaq:156, “Umar berkata, ‘Aku langsung mencari Muhammad, rasul yang telah memecah kaum Quraysh dan memperolokkan tradisi kami, untuk membunuhnya.’ “Saudara perempuanmu, Fatima, telah masuk Islam, sebaiknya kau berurusan dengannya dulu.’ Umar mendengarnya (Fatima) sedang melafalkan Khabbab [ANEHNYA, tidak ada surah dengan nama ini, dan teksnya juga tidak ada acuannya] saat ia mendekati rumah. Ia berkata, ‘Omong kosong apa ini.’ ‘Kau tidak mendengar apapun’ bohong Fatima. ‘Demi Allah. Aku mendengar.’ Kata Umar sambil memukul wajah adiknya dan melukainya. Saat ia melihat darah adiknya, ia menyesal dan meminta Fatima memperdengarkan yang ia lafalkan. ‘Kau kotor dalam kemusyrikanmu dan hanya orang yang bersih dapat mendengarnya.’” Ia mencuci tangannya dari kekerasan yang telah dilakukannya dan adiknya melantunkan sekelumit kutipan ayat. Orang yang kasar ini berkata: “Betapa baik dan mulianya kata-kata ini. Bawalah aku kepada Muhammad agar aku dapat masuk Islam.”

:stun:

Meninggalkan Sirat dan kembali ke Sunnah, kita temukan: Tabari VI:106, “Wahyu Allah turun secara terus menerus pada Nabi, memerintahkan dan mengancam orang-orang yang memperlihatkan permusuhan secara terbuka padanya, serta membelanya terhadap orang-orang yang menentang dia.”Dan demikianlah yang terjadi. Membaca ke-90 surah Mekah seperti mendengarkan sebuah argumen sepanjang satu dekade. Mereka berkata, “Engkau seorang pembohong, plagiat, penipu, dan tukang sihir. Sudah pasti ada motif di balik semua kegilaan ini.” Ia berkata, “Aku bukan orang gila yang berbohong atau tukang sihir yang dirasuki setan. Dan karena engkau telah memperolok-ku, aku akan membawakanmu pembantaian.”
:stun:

Melalui gabungan kejadian itu, kita dapat melewati sisa ayat-ayat Mekah lainnya dan beranjak masuk ke jalan cerita.

Di titik ini, Ibn Ishaq mengungkapkan suatu godaan mengejutkan -– yang diberi judul “Kesepakatan Quraysh.” Ishaq:132-3, “Utba, sang ketua, berkata saat duduk dalam musyawarah kaum Quraysh, “Mengapa aku tidak pergi ke Muhammad dan mengajukan beberapa penawaran padanya? Bila ia menerima, kita akan memberi apa saja yang ia inginkan, dan ia akan membiarkan kita hidup tenang.’ Mereka berpikir bahwa itu adalah ide yang bagus, karena bila mereka mencoba bernegosiasi dengannya mereka tidak akan disalahkan lagi atas tindakan-tindakannya. Lantas Utba pergi kepada Nabi yang sedang duduk sendirian di mesjid, dan berkata, ‘Wahai ponakanku, kau adalah salah satu dari antara kami, namun kau telah datang membawa sesuatu yang memecah masyarakat. Kau mengejek kebiasaan kami. Kau menghina tuhan-tuhan dan agama kami. Kau bahkan menyatakan para leluhur kami kafir. Mari dengarkan saya dan saya akan mengajukan beberapa penawaran, dan semoga kau mau menerima salah satunya.’ Nabi setuju. Utba berkata, ‘Bila yang kau inginkan uang, kami akan mengumpulkan bagimu beberapa kekayaan kami sehingga kau dapat menjadi orang terkaya di kota. Jika kau menghendaki kehormatan, kami akan menjadikanmu pemimpin sehingga tidak ada yang dapat memutuskan sesuatu selain engkau. Jika kau menghendaki kedaulatan, kami akan menjadikanmu raja. Dan jika roh setan yang merasukimu dari jenis yang tidak dapat kau singkirkan, kami akan mencarikan tabib untukmu dan menuntaskan maksud kami menyembuhkanmu. Karena seringkali roh setan merasuki seseorang, namun ia dapat membebaskan diri.’ Rasul mendengarkan dengan sabar.” Wow, Sirat memberatkan. \:D/

Sementara Muhamad ragu-ragu, penduduk Mekah meneruskan serangan -–yang mendatangkan kemarahan mereka. Mereka menuntut: Ishaq:134, “Muhammad, jika kau tidak menerima penawaran kami, maka mintalah tuhanmu untuk memberi kami tanah dan air yang kita kekurangan, karena kita tertutup oleh pegunungan2 ini, kita tak punya sungai, dan tak seorangpun menjalani hidup lebih keras dari kita.” Dengan ini mereka menghancurkan justifikasi kenabian Muhammad untuk menyampaikan agama Islam. Penduduk Mekah ternyata tidaklah se-keras yang diklaim umat Islam. “Jika kau mengatakan kebenaran, bangkitkanlah Qusayy, karena bagi kami ialah sheik yang sejati, sehingga kami dapat bertanya padanya apakah yang kau katakan itu akurat.” Kaum Quraysh secara tepat mengidentifikasi Qusayy sbg Bapak Islam yang sebenarnya, pendiri Ka’abah Inc., serta pria yang menemukan penipuan agama yang didambakan Muhammad. “Jika kau melakukan ini, kami akan percaya padamu dan yakin bahwa Tuhan telah mengirimmu sebagai utusan sebagaimana yang engkau klaim.”

Muhammad tidak melakukan apapun, maka …..”Baiklah, setidaknya mintalah pada tuhanmu untuk mengirim malaikat untuk mengkonfirmasi gambaranmu akan surga dan memberimu rumah serta emas yang jelas kau dambakan. Jika tidak, kirimkanlah pada kami Hari Bencana, ancamanmu pada kami, karena kami tidak percaya padamu sampai kau melakukan suatu mukjizat.” Penduduk Mekah tahu bahwa seorang nabi tanpa nubuat dan mukjizat bukanlah nabi asli. Terlebih lagi, mereka tahu bahwa tuhan Muhammad tak berdaya. “Mengapa tuhanmu tidak menolongmu? Tidakkah ia tahu bahwa kami akan mengajukan padamu kesempatan-kesempatan ini agar kau bisa membuktikan diri? Dengar, Muhammad, kami tahu kebenarannya. Kami dengar bahwa kau diajari oleh seseorang di Yaman yg dipanggil al-Rahman. Demi Allah, kami tidak pernah percaya Ar-Rahman.’” Penduduk Mekah bahkan tahu sumber wahyu Quran, seorang Hanif yang dinamai seperti nama tuhan mereka. “’Baiklah kalau begitu, nurani kita sudah jelas.’ Saat mereka mengatakan ini, Nabi bangkit dan pergi.” Kaum Quraysh melihat kebenaran melalui tindakan kenabian Muhammad. Mereka mengeksposnya, menelanjanginya, persis seperti yang kita lakukan saat ini.

Saat kau membaca kata-kata ini, ingatlah bahwa Hadis2 dlm Sirat bukan hanya dianggap kitab yang diinspirasikan ilahi, mereka juga mewakili tulisan-tulisan Islam paling penting. Sira merupakan kronologi satu-satunya kata-kata dan perbuatan Muhammad yang ditulis dalam tiga abad setelah kematiannya. Ishaq 135, “’Muhammad, orang-orangmu telah mengajukan beberapa usul….Mereka meminta padamu hal-hal yang membuat mereka dapat mengetahui posisimu dengan Tuhan adalah seperti yang kau katakan, sehingga mereka dapat percaya dan mengikutimu, namun kau tidak melakukan apapun. Mereka bahkan memintamu untuk mempercepat hukuman yang kau katakan untuk menakuti mereka, tapi kau tak dapat melakukannya.’ Nabi pergi ke Khadijah, sedih dan berduka.” Ishaq mengatakan pada kita bahwa Quraysh meningkatkan serangan verbal mereka, dengan menjuluki Muhammad seorang ‘tukang sihir yg suka meludah dan meniup,’ seorang penyair gila—berdakwah dalam irama,’ dan ‘kerasukan setan—berbisik meracau.’ Mereka berkata bahwa Qurannya merupakan jiplakan ‘dongeng-dongeng kuno.’ Namun dari setiap perkataan baru yang diulang-ulang (penduduk Mekah), roh ini jadi memiliki ayat-ayat Quran yang sudah jadi—meningkatkan perang kata sesungguhnya.

Salah satu aspek teraneh dari cerita ini melibatkan beberapa Rabbi Yahudi dari Yathrib. Quraysh mengirim utusan untuk menguji klaim Muhammad kalau ia adalah nabi terakhir dari Alkitab, kita diberitahu bahwa para Rabbi menentukan isi tantangan tsb. Ishaq 136, “Tanyakan padanya mengenai Pengelana Agung yang mencapai batas Timur dan Barat. Tanyakan padanya apa roh itu. Dan tanyakan padanya apa yang terjadi pada orang-orang yang menghilang di jaman dahulu kala. Jika ia tidak tahu, ia seorang penjahat, pemalsu, maka perlakukan dia sesuai kehendakmu.”

Bukan Yahudi yang mengajukan pertanyaan tersebut, melainkan penduduk Mekah. “Lalu Muhammad berkata pada para utusan, ‘Aku akan memberikan jawabannya besok.’ Tapi Rasul menunggu selama lima belas hari tanpa ada wahyu dari Allah mengenai masalah tersebut, malaikat Jibril juga tidak datang padanya, maka orang-orang Mekah mulai menyebarkan desas desus jahat.” Faktanya, penduduk Mekah telah melibatkan Hanif Yaman (dengan demikian Tuhan), dan jagoan kita tidak dapat bertanya pada Yahudi Yathrib (dengan demikian Jibril) karena ia pikir mereka yang telah menyusun tantangan tersebut.

Sendirian, Muhammad tidak bisa melakukannya dengan baik. Ia berkata bahwa jawabannya akhirnya datang padanya dalam bentuk wahyu di surah ke-18—dinamai ‘Gua’. Terakhir kali ia dalam pencarian tuhan di semua tempat-tempat yang aneh, Iblis telah menemuinya di gua. Kali ini, si teman roh-nya berkata bahwa ‘Pengelana Agung’ adalah orang Islam: Quran 18:83 “Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain [Alexander Agung]. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya . Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka." KIsah berlanjut membicarakan mahkluk angkasa luar, makhluk mistis dan mengklaim Alexander, si pagan sebagai pemeluk Islam. Kusajikan keseluruhan kisah di bab terakhir sebagai karena cerita ini akhirnya menunju ke takdir kita.

‘Orang-orang yang menghilang,’ menurut Quran, adalah Musa dan pelayannya. Mereka pergi berlayar mencari ikan dan harta terpendam. Kisah konyol tersebut diungkap di ayat ke-60 dan berlanjut hingga tuhan mengirim Alexander mencari makhluk angkasa luar.

Ayat-ayat yang mendahului ‘jawaban’ ini berfokus pada Iblis, ‘api neraka, hukuman, penipuan, dan pembinasaan.’ Aku hanya bisa berasumsi bahwa ‘roh’ yang dimaksud adalah Iblis sendiri. Nyatanya, di bagian akhir surah ‘Gua’, tercantum Q18:105 “Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.

Namun, Ishaq percaya ‘orang-orang yang menghilang’ adalah ‘para penghuni gua Raqim.’ Dimulai di ayat ke-18, Allah mengklaim bahwa beberapa orang berdiam di sebuah gua selama 300 tahun dan berdebat tentang anjing. Ahmed Ali, dalam terjemahan Qur’annya berkata bahwa gua tersebut adalah tempat dimana Dead Sea Scrolls (Gulungan Kitab Laut Mati) ditemukan. Ini menggelikan, karena penemuan Qumran scrolls justru membuktikan bahwa Qur’an adalah suatu kebohongan.

Makna semua ini adalah, tanpa inspirasi dari Yahudi dan Hanif, Muhammad tidak bisa melakukan kebohongan dengan baik. Surah ke-18 adalah surah Qur’an yang paling tolol.

Di titik ini, Tabari mengangkat jejak Kesepakatan Quraysh. Penduduk Mekah sangat paham motif-motif Muhammad. Di salah satu Hadist Islam terpercaya, kita temukan, Tabari VI:106, “Quraysh menjanjikan Muhammad bahwa mereka akan memberinya begitu banyak kekayaan sehinga ia akan menjadi orang terkaya di Mekah [uang], mereka akan memberinya istri sebanyak yang ia inginkan [sex], dan mereka akan patuh pada perintahnya [kekuasaan].” Mereka tidak mau repot menggodanya dengan pengakuan klaim kenabiannya—dengan menyetujui bahwa dia benar-benar utusan Tuhan. Penduduk Mekah tahu bahwa pertunjukkan nabi-nabian hanya alat untuk mencapai tujuan.

“Kaum Quraysh berkata, ‘Inilah yang akan kami berikan padamu, Muhammad, maka berhentilah mencerca tuhan-tuhan kami dan jangan bicara keji tentang mereka.’” Tawar menawar ini diajukan atas dasar akomodasi para dewa Mekah. Kesepakatan jelas; taruhannya tinggi. Sex, kekuasaan dan uang ditawarkan sebagai ganti penyerahan total. Keesa-an Allah satu-satunya pemisah doktrin Islam Muhammad dari scam/penipuan agamanya Qusayy. Jika si utusan menerima, maka kenabiannya lewat, dan Islam berakhir sebagai agama.

Tabari VI:107, “Jika kau menerima, kami menawarkan sesuatu yang menguntungkan bagimu dan bagi kami.’” Sang nabi jelas sangat tertarik, tergoda mungkin. Mereka membawakan kunci the Ka’aba, Inc. serta menawarinya saham pendiri. Ini bisa jadi sesuatu yang bagus….”’Apa ini?’ ia bertanya. Mereka berkata, ‘Jika kau mau menyembah tuhan-tuhan kami, Al-Lat dan Al-Uzza, selama setahun, kami akan menyembah tuhanmu selama setahun.” Sekali lagi, hadist ini membingungkan sekaligus memberatkan, karena Quraysh tidak menyebut nama tuhan Muhammad. Bagaimanapun, Allah adalah tuhan mereka. Faktanya, Allah adalah sang papa kebanggaan Al-Lat (bentuk female Allah) dan Al-Uzza.

Hanya ada satu penjelasan atas kelalaian tidak mencantumkan nama ini. Muhammad masih menghubungkan tuhannya ke Ar-Rahman, tuhannya kaum Hanif Yaman. Orang-orang yang menyusun Qur’an beberapa dekade kemudian menukar nama Ar-Rahman dari beberapa surah Mekah dan menggantinya dengan nama Allah. Pertukaran ini dikonfirmasi hadist yang sejaman dengan kejadian ini: Ishaq 162, “Abu Jahl bertemu Rasul dan berkata, ‘Demi Allah, Muhammad, kau akan berhenti mengutuk tuhan-tuhan kami atau kami akan mengutuk tuhanmu.’ Maka turunlah wahyu Qur’an 6:108, ‘Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah, karena mereka nanti akan memaki Allah (di versi bahasa Inggrisnya tidak disebut Allah tapi tuhan!) dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.’ Aku telah diberitahu bahwa Rasul kemudian menahan diri dari mengutuk tuhan-tuhan mereka, dan mulai menyerukan mereka pada Allah [bukannya Ar-Rahman].” Kata kritis disini adalah ‘mulai.’

Tabari VI:107/Ishaq:165, “Walid, As, Aswad, dan Umayyah berkata, ‘Muhammad, marilah dan biarkan kami menyembah apa yang kamu sembah dan kamu menyembah apa yang kami sembah. Kita akan menggabungkan urusan ini dan menjadikanmu rekan dalam segala yang kami kelola [The Ka’aba Inc.—warisan korup Qusayy yang masih jadi aktivitas utama di kota] Jika apa yang kau bawa lebih baik dari yang kami punya, kami akan bermitra denganmu dan mengambil bagian kami, dan jika apa yang kami punya lebih baik dari apa yang kau punya, kau akan bermitra dengan kami dalam apa yang kami punya, dank au akan mendapat bagianmu.” Skema mereka hampir tak dapat dibedakan. Mereka hanya berargumen mengenai kepemilikan.

Tanggapan langsung Muhammad terhadap Kesepakatan Quraysh harusnya memberitahu kita segala yang kita perlu ketahui mengenai nabi tunggal Islam ini. Ia tidak berkata ‘tidak.’ Ia ragu-ragu, dan jelas tergoda untuk menyembah Al-Lat dan Al-Uzza jika itu berarti uang, seks, dan kekuasaan. “Biar saya lihat, apa wahyu yang datang padaku dari Tuhan-ku [bukan Allah].’ jawabnya.”

Walau aku tak dapat membuktikannya menggunakan Tradisi Islam, dalam opiniku, Muhammad pergi ke istri tua-nya, Khadijah, dan bertanya padanya apa yang harus ia lakukan. Bagaimanapun, ia adalah pendiri Islam—inspirasi di balik Rencana Nabi Sukses ini. Kupikir Khadijah menolak kesepakatan tsb. Banyak istri nantinya yang akan jadi saingannya. Dan walaupun ia akan menikmati prestise sebagai salah satu pemegang saham Ka’aba Inc., apa yang akan dilakukannya dengan lebih banyak uang? Ia sudah lewat 70 tahun dan hampir meninggal.

So, Khadijah membatalkan kesepakatan: “Lantas, turunlah wahyu dari Lauhul Mahfudz, mushaf abadi: ‘Katakanlah, ‘Hai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” Sorry, Tabari, aku tahu kok apa yang dikatakan hadis, dan ini tidak benar. Surat ke-109, asal kutipan ini, termasuk dalam surat-surat yang turun pertama. Diturunkan satu dekade sebelum tawar-menawar/kesepakatan ini terjadi. Lantas, apa sebenarnya yang terjadi?

Khadijah meninggal (atau dibunuh?), dan Muhammad menerima kesepakatan tsb. Baris berikutnya dlm The History of al-Tabari, Muhammad di Mekah, memastikan teori-ku: “Iblis menempatkan Wahyu Palsu di lidah Rasullullah.” Dirasuki Iblis, Muhammad salah pilih. Muhammad menyerah pada desakan setan dlm dirinya dan mulai menyembah Al-Lat dan Al-Uzza. Kredibilitasnya sebagai seorang nabi HABIS SUDAH!

:finga: :finga:
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Post by anne »

MAMAD KESELEO NYEBUT AL LAT dkk! http://prophetofdoom.net/Prophet_of_Doo ... gain.Islam

Sementara kaum pemoleh nama Islam di Baghdad mati-matian memoles Qur’an, mereka gagal menyembunyikan kejelekan dan bahkan bahayanya. Tak perduli bagaimanapun beraninya mereka mencoba memaafkan kelakuan Muhammad, babi yang diriaspun, masih seekor babi. Tabari VI:107, “Rasul sangat menginginkan kesejahteraan umatnya dan berharap mengadakan rekonsilasi dengan mereka dengan cara apapun yang ia bisa. Dikatakan ia ingin mencari cara melakukan hal ini, dan yang terjadi adalah sebagai berikut:” Sebelum kita menceburkan diri ke dalam ‘sebagai berikut:’ aku akan menunjukkan cacat argumen para PR Islam tersebut. Para pengikut Muhammad sudah lama pergi. Ia mengirim mereka ke Abyssinia karena ia khawatir mereka akan tergoda bujukan Quraysh utk kembali ke agama semula. Gagasan 'berdamai dengan kafir demi kesejahteraan umat' ini benar-benar menggelikan (kenapa tidak dari dulu?). Selama satu dekade, Muhammad sendiri tidak melakukan apa-apa selain berpidato panjang lebar dan menghina kaumnya, Quraysh, dengan kata-kata yang tidak pantas (ga’ ada sama sekali upaya rekonsiliasi dari si M.) Waktu mereka mengoloknya, dia malah membalas, “Aku akan membawakanmu pembantaian.” Sorry kpd para apologis Islam, kalian gagal.

[...]

Dan inilah alasan sebenarnya yg dijabarkan oleh ‘sebagai berikut’ itu: Tabari VI:108/Ishaq:165, “Rasullullah melihat kaumnya berpaling darinya. Ia terluka melihat mereka menghindari pesan yang ia bawa dari Allah. Lalu ia [menjauhi baik pesan maupun tuhannya karena ia] merindukan sesuatu yang akan mendamaikan sukunya dengan dia. Karena rasa cintanya pada kaumnya dan kecemasannya mengenai hal ini, akan sangat menyenangkan baginya bila hambatan yang membuat tugasnya begitu sulit dapat dihilangkan .” Hambatan rekonsiliasi yang dimaksudkan disini adalah: siapa yg berhak jadi jurukunci Ka’abah, brp jumlah tuhan, dan apa identitas tuhan tertinggi (Allah, atau Ar-Rahman)?



“Lantas Muhammad berdebat dengan dirinya sendiri dan sangat menginginkan suatu hasil. Kemudian Allah mewahyukan: ‘Demi Bintang ketika terbenam [-X , kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya
. [Sebenarnya ia justru melakukan ketiganya: sesat, keliru dan menuruti hawa nafsunya, lantas berupaya memperbaiki kesalahannya] Dan ketika ia mengucapkan kata-kata ini: ‘Sudahkan engkau memikirkan tentang Al-Lat, Al-Uzza dan Manat.’ :finga: Iblis telah menaruh di mulutnya saat ia sedang bermeditasi mengenai itu dan mengharapkan rekonsiliasi, karena hasrat terdalamnya dan apa yang ia inginkan, kata-kata, ‘Inilah dewi-dewi yang sangat dimuliakan. Sesungguhnya perantaraan mereka diterima dengan persetujuan.” Ringkasnya, Muhammad berkata, “Aku menerima Hasil Tawar Menawar Quraysh.”


Namun, apa akibatnya? Ayat-ayat Qur’an telah dipenuhi pernyataan bahwa tidak ada perantara-perantara. Adanya 4 sosok dewa dewi, setidaknya 3 dewi, menjadi terlalu banyak untuk sebuah agama yang katanya monoteis. Muhammad telah mengabaikan misi utamanya, ‘Tidak ada ilah lain selain Allah.’ Islam sudah tidak monoteis lagi. Terlebih lagi, klaim nabi agung yang ditunggu-tunggu sebagai perantara/utusan tunggal Allah, hancur lebur, dihantam keberadaan trio berhala batu. Dan yang terburuk adalah, juru bicara tunggal Islam, baru saja mengikatkan dirinya pada Iblis.

Tidak heran kalau Ayatollah Khomeini menginginkan buku-buku Rushdie (Ayat Ayat Setan) dibakar. Tidak heran Qur’an memerintahkan umat Islam untuk tidak menyelidiki Islam atau mengajukan pertanyaan terlalu jauh. Kebenaran memang menghancurkan. Tawar menawar dgn Quraysh dan Ayat2 Setan mengkonfirmasi Muhammad dirasuki Iblis, dan Qur’an telah ‘diwahyukan’ hanya demi agenda pribadinya. Hadis ini membuktikan bahwa Islam adalah penipuan, sepalsu uang kertas $3. Terlebih lagi, Rencana Nabi yang Menguntungkan naik status dari 'sangat dimungkinkan' ke 'tidak dapat dipungkiri lagi.'

Namun, hadist Islam belum selesai menguburkan nabinya. Tabari VI:108/Ishaq:166, “Ketika kaum Quraysh mendengar hal ini, mereka bersukacita dan senang dengan cara Muhammad bicara tentang tuhan-tuhan mereka, dan mereka mendengarkan dia. Sementara umat Islam, yang percaya pada nabi mereka, terkait pesan-pesan yang ia bawa, tidak mencurigainya atas kesalahan atau keinginan yang sia-sia. Ketika tiba saat bersujud sehabis menyelesaikan surah tersebut, Muhammad bersujud dan umat Islampun mengikutinya, mematuhi perintahnya dan mengikuti teladannya.” Nahh, sekarang kau mengerti mengapa Islam bikin dunia sampai kacau balau. Jutaan orang, (walau setelah mendengar Muhammad mengucapkan ayat-ayat Iblis, tetap saja) manut, seperti kerbau dicucuk hidung, tidak curiga sedikitpun akan penipuannya, mengikuti teladannya dan mematuhi perintah-perintahnya.

AYO SINGKAP TERUS PAKAI SILET!! :drinkers:

Tabari VI:108/Ishaq:166, “Orang-orang politieis/kaum musyrik Quraysh dan lainnya yang berada didalam mesjid juga bersujud, karena ucapan mengenai tuhan-tuhan mereka yang telah mereka dengar, sehingga tak seorangpun di mesjid, orang percaya maupun kafir, yang tidak bersujud. Kemudian mereka semua bubar dari mesjid.”

[...]

Ulama-ulama Islam independen, bahkan yang sensitif terhadap agama ini, paham bahwa hak istimewa Iblis ini menghancurkan Islam. Mereka mengetahui bahwa tiada satupun ayat Qur’an yang layak dipercaya bila sang nabi tidak dapat membedakan antara inspirasi Ilahi dan Iblis. [...] Penduduk Mekah benar: “Ayat-ayat ini berasal dari ‘seorang gila, penyair plagiat, pemalsu yang mengada-ada, dukun sihir yang dirasuki iblis. Pasti ada motif dibalik Qur’an.”

Sekeras apapun upaya umat Islam untuk membebaskan diri dan nabi mereka dari Tawar Menawar dengan Quraysh dan Ayat-ayat Setan, dengan mengklaim bahwa hadist-hadist tersebut ‘tidak sahih,’ mereka gagal. Baik sejarah maupun upaya menutup-nutupi kebodohan nabi ini sangat kontroversial. Tanpa rekonsiliasi yang menyertai Tawar Menawar tersebut, tidak ada cara untuk menjelaskan yang berikut ini: Tabari VI:109/Ishaq:167, “Kabar mengenai peristiwa bersujud ini sampai pada para sahabat yang berada di Abyssinia. Orang-orang berkata, ‘Kaum Quraysh telah menerima Islam.’ Beberapa hendak kembali. Kemudian malaikat Jibril datang pada nabi dan berkata, ‘Muhammad, apa yang telah kau lakukan?’” Ini memang yg dikatakan hadis PADAHAL nabi pertama kali menyebut nama Jibril dua tahun kemudian di Medinah. Tapi, bukan berarti dia tidak ada pengunjung. Trio Abu Bakr, Umar, dan Hamza, membawa nabi mereka ke gudang kayu—setidaknya kesanalah mereka membawanya kalau Mekah punya kayu (rumahnya aja pondok lumpur).

Roh gelap Islam dikutip sbg mengatakan, Ishaq:166, “Kau harus mengatakan pada orang-orang tentang apa yang tidak kusampaikan padamu dari Allah, dan kau telah mengatakan yang tidak Dia katakan padamu. Rasul sangat sedih dan takut pada Allah. Lalu Allah [bukan Jibril] menyampaikan wahyu padanya, menghibur dia dan membuat jelas masalahnya. Ia memberitahunya bahwa tidak pernah ada seorang nabi atau rasul sebelumnya yang tidak berhasrat sebagaimana ia berhasrat dan berkeinginan sebagaimana ia berkeinginan, tapi Iblis telah menempatkan kata-kata dalam bacaannya, dan menyisipkannya di lidah Muhammad dan ke dalam hasratnya.”

Putus asa untuk menyelamatkan misi kenabiannya, Muhammad merendahkan diri. Ia menyatakan bahwa ia sama serakah, tak bermoral, gila dan ceroboh seperti nabi-nabi lain. Ia cuma bermain2 dikit dengan setan demi memuaskan hasratnya akan kekuasaan, seks, dan uang. Gak apa khan? Bukan masalah besar.

Hanya saja kitab-kitab Yahudi tidak lagi bisa menyelamatkan dirinya kali ini. Baik Taurat maupun Talmud tidak berisikan kisah-kisah dimana iblis menginspirasi ayat yang dapat diplintir atau dicontek untuk menyelamatkan jiwa malangnya. Muhammad sendirian. Tidak ada nabi yang ‘berhasrat dan berkeinginan sebagaimana ia berhasrat dan berkeinginan.’(sampai jadi ayat kitab suci)

Muhammad kemudian berkata, Ishaq:166, “Kemudian Allah membatalkan apa yang telah Iblis tempatkan, dan membuat ayat-ayatnya dengan mengatakan padanya bahwa ia sama seperti para nabi dan utusan lain.” Tuhannya Muhammad mewahyukan, ‘Setiap utusan atau nabi sebelum engkau mengucapkan ayat yang Iblis letakkan dalam ucapannya. Allah membatalkan yang Iblis tempatkan. Kemudian Allah membuat ayat-ayatnya. Allah Mahatahu, Mahabijaksana.’(isi surah ke-22, lengkapnya di bawah)

Satu kebohongan dibantah dengan kebohongan lain. Surat ke-22 BARU DIWAHYUKAN TAHUN KEMUDIAN. :rolling:

Bahkan, surat ini merupakan salah satu surah terakhir Medinah. Dengan mengutip surat ini, Muhammad menghancurkan satu-satunya alibi yang dimilikinya: menyangkal! Sekarang, karena Qur’an sendiri telah memverifikasi keberadaan ayat-ayat Iblis tersebut, umat Islam tidak dapat menyembunyikannya lagi tanpa meragukan kredibilitas Allah bersama Muhammad.

SURAT 22

Mari kita lihat selintas surat tersebut untuk lebih mengerti pola pikir Muhammad. Namun, agar tidak memperparah kesalahan sang nabi dan menjadikan ayat tersebut diluar konteks, aku ingin kau paham bahwa ayat ke-47 surat ini bicara mengenai penghukuman Allah di Hari Bencana/Kiamat. Ayat ke-48 mengenai penangguhan azab kota-kota, ayat ke-49 mengenai peringatan, ayat ke-50 mengenai pengampunan, ayat ke-51 merendahkan para penghuni neraka. Dan entah bagaimana, ayat-ayat tersebut membawa kita ke ayat ke-52, “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” [Qur’an 22:52]. Terjemahan lain berbunyi, ‘Ia mengucapkan (ayat) yang diusulkan Iblis. Namun Allah menghapuskan yang diusulkan Iblis itu.’ Lainnya lagi, ‘Iblis memberi saran untuk menghormati keinginannya; tapi Allah membatalkan yang disarankann Iblis,’ Dan ada juga, ‘Mereka yang ayat-ayat ucapannya ditambahkan Iblis, Allah membatalkan apa yang ditambahkan Iblis; dan Allah akan memastikan ayat-ayat/wahyuNya: karena Allah maha mengetahui dan bijaksana.’

Seakan ini sesuatu yang begitu pelik, sehingga setiap orang kelihatannya memiliki sudut pandang berbeda terhadap apa yang diduga sbg wahyu Allah, sudah begitu, terlambat 10 tahun lagi (10 tahun setelah kejadian, surah ke-22 baru turun di Medinah). Namun, tak perduli bagaimana ayat tsb disajikan, Quran justru mengkonfirmasi bahwa episode peristiwa Ayat-ayat Setan memang benar terjadi. Sebab itu, Hadis mengenai ini tidak dapat dikatakan ‘tidak sahih.’ Muhammad dikatakan telah mengijinkan Iblis menempatkan ‘kesombongan dalam keinginannya’ (Kesepakatan Quraysh); dan mengijinkan Iblis ‘mencampuri isi ayat’ (Ayat-ayat Setan). Setelah Allah
membatalkan apa yang dikatakan Iblis, menghapuskan ayat-ayat Iblis, atau melakukan abrogasi—puncak mukjizat Quran ALlah tetapi tidak menyangkal adanya Kesepakatan Quraysh maupun Ayat-ayat Setan, maka umat Islam juga tidak bisa menyangkalnya.

Kesampingkan dulu masalah Allah mengabrogasi ayat Setan, pembenaran Qur’an terhadap Ayat-ayat Setan ini diakhiri dengan harta karun inspirasi spiritual berikut ini: Quran 22:53, “Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat, dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” Muhammad kalah pada godaan, menyerah pada Iblis, tapi yang bersalah semua orang kecuali dia. Indulgensi si Allah pada Muhammad diplintir jadi cobaan untuk kaum kafir—kefasikan kita. Kemudian, setelah mengatakan bahwa proposal Iblis kadangkala terselip dalam ayat suci, kita diminta beriman serta tunduk patuh pada Qur’an. Selain memuakkan, ayat ini juga memberatkan. Umat Islam yang mencoba menyangkal keberadaan Ayat-ayat Setan, mau tak mau harus menyangkal Qur’an mereka juga, karena Qur’an jelas mengakui keberadaan ayat Setan tersebut.

Hal ini membuat Islam berada di posisi yang sulit. Umat Islam harus mengakui bahwa Muhammad adalah seorang yang haus kekuasaan, mata duitan, atau seorang penipu, maniak seks yang bersekongkol dengan Iblis, atau….menyangkal validitas Hadis dan Qur’an. Pilihan pertama membuat mereka kehilangan sosok nabi, pilihan berikutnya membuat mereka kehilangan sosok tuhan. Yang jelas, pilihan yang manapun membuat mereka tak lagi punya agama!

Tabari VI:110, “Kemudian Allah menghapus kesedihan dari RasulNya, menentramkannya mengenai apa yang ia takutkan, dan membatalkan kata-kata yang telah ditempatkan Iblis di lidahnya, yaitu kata-kata ‘dewi-dewi mereka sangat dimuliakan, yang perantaraan mereka diterima dengan persetujuan.’ Ia sekarang mewahyukan, setelah menyebutkan Al-Lat, Al-Uzza dan Manat, kata-kata, “Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya;” [Qur’an 53:21] sampai kata-kata “bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).”

Hal ini bukan hanya berarti Allah meng-copas kata-kata Iblis, namun juga membuktikan bahwa Muhammad tidak tahu ia berada dimana—atau bahkan siapa berkata apa, pada siapa, dan kapan. Kutipan di hadis tersebut berasal dari surah ke-53, yang turun sebelum surah ke-22. Faktanya, surah ke-53, secara kronologis adalah wahyu ke-46. Berarti turun mendahului peristiwa Iblis ini beberapa tahun sebelum kejadian di surah ke-22. Sementara surah ke-22, secara kronologis adalah wahyu ke-114. Hadis berkata bahwa wahyu ilahi turun beturut-turut satu demi satu, namun hal ini mustahil. Bukan hanya urutannya terbalik, mereka juga terpisah lautan kata, jarak ratusan kilometer (Mekah-Medinah), dan waktu satu dekade.

So, Islam punya problem yang fatal. Bila dasar pemikiran penghilangan Ayat-ayat Setan saja tidak valid, atau bahkan tidak masuk akal, maka jelas motivasi Muhammad mendirikan agama kepatuhan hanyalah mengenai hasrat duniawinya, bukan wahyu Ilahi. Tidak ada cara bagi umat Islam membedakan antara bimbingan spiritual dengan tipuan Iblis—suatu problem yang sulit, apalagi mengingat betapa banyaknya ayat-ayat Qur’an yang terpaku pada dunia Iblis, rasa sakit dan penghukuman. Apakah Kesepakatan Quraysh atau Ayat-ayat Setan, terjadi atau tidak, Qur’an jelas tidak dapat dipercaya karena klaimnya. Sebagai ‘lauhul mahfudz yang sempurna dan abadi’ tidak mungkin berantakan, terbalik, atau terputus-putus, terutama untuk masalah sebesar ini.

Validitas keseluruhan Islam, berada di seputar Ayat-ayat Setan ini. Bila Muhammad dipikat oleh seks, uang dan kekuasaan, dan ..menyerah, sebagaimana hadist bersaksi atasnya, Islam hancur sudah. Kredibilitas nabi tunggalnya ternoda tak terselamatkan lagi. Motivasi Muhammad diekspose ke semua orang. Akibatnya, Qusayy-lah yang menjadi pendiri Islam; sedangkan Muhammad hanyalah promotor untuk dirinya pribadi. Dan, tiba-tiba jelas semua: Rencana Nabi yang Menguntungkan oleh Khadija, menjadi satu-satunya penjelasan yang layak.

Lebih parah lagi, peristiwa-peristiwa ini tidak berdiri sendiri. Muhammad mengakui bahwa Islam dirancang untuk memperkaya dirinya pribadi dengan mengorbankan orang lain. Kita telah memeriksa pengakuannya (harta Chusroes dan Caesar-Bab.7). Dan perilakunya mulai saat itu, sebagaimana yang dicatat oleh hadist, menjadi sepenuhnya berfokus pada seks, kekuasaan dan uang. Adapun mengenai Iblis, Muhammad mengakui dirasuki Iblis. Menurut Qur’an, kaumnya mengenali tanda-tandanya. Mereka bahkan menawarkan untuk membantu mengusir roh jahat dalam dirinya.

Fakta bahwa Muhammad mengaku telah terinspirasi oleh Iblis telah menyebabkan banyak orang mengatakan bahwa Islam datang dari Iblis, dan itu bukan tanpa alasan, bukti-bukti melimpah. Simbol-simbol yang digunakan di seluruh kitab Islam berasal dari Okultisme (lihat Bab 6). Ular, personifikasi setan, memimpin Ibrahim ke Kabah dan menunjukkan pondasinya. Ular adalah satu-satunya makhluk yang dikatakan tinggal di Kabah (Ishaq 84: “orang-orang takut ular karena setiap orang mendekat, ular itu akan tegak, mengeluarkan suara gemerisik, dan membuka mulutnya. Suatu hari, ular tersebut berbaring di atas Ka’abah seperti biasa..). Bulan menggelap atau bulan sabit, symbol Iblis yang lain, mewakili sumber cahaya palsu, adalah logo agama ini. Allah adalah dewa bulan. Ia bersumpah atas nama bulan. Batu hajar aswadnya, hitam. Kegelapan malam adalah waktu terbaik untuk menyembahnya dan melantunkan ayat-ayatnya. Qur’an didukung oleh Jin, sejenis setan dari si Iblis. Muhammad memperhatikan kata-kata peramal. Dia percaya pada mantra sihir. Seorang okultis menyelamatkan jiwa ayahnya; yang lain ingin tidur dengannya. Bahkan, segel kenabian di punggung Muhammad dikatakan seperti apel (Tabari VI:46, “Aku juga mengenalinya lewat segel kenabian yang berada di bawah tulang rawan bahunya dan seperti buah apel.”). Apel lambang godaan Iblis, dan Iblis pula menjadi peran utama di Qur’an, namanya disebut sepuluh kali lebih sering dari Muhammad.

Kemudian penggambaran Qur’an mengenai Allah. Sosok ini menghabiskan waktu di alam Iblis, menyiksa para penghuni neraka (lihat Bab 9). Ia tidak pernah ditampilkan bermain dengan para perawan di surga. Sosok Allah sama dengan Iblis: sadis. Ia menyesatkan manusia, membelenggu mereka, dan menyeret mereka ke dalam neraka, dimana ia sendiri terlibat secara pribadi, menggunakan tubuh manusia sebagai bahan bakar api neraka. Ia membalik tubuh manusia di atas panggangan, memakasa mereka makan duri, dan menuangkan air mendidih pada mereka, dan menyebutnya ‘hiburan mereka.’

Beberapa akan protes, bahwa nabi dan buku/Qur’an yang sama juga mengatakan Allah itu maha pengasih, dan bahwa Iblis-lah musuh mereka. Namun, justru inilah bukti terbesar dari semua bukti yang ada. Iblis tidak pernah mengidentifikasi dirinya sendiri; ia adalah master kamuflase. Perintah-perintah Qur’an untuk Q 5:33, ‘membunuh, menyalibkan, atau memotong tangan dan kaki orang kafir dengan bertimbal balik’ dan Q 8:7, ‘memusnahkan orang-orang kafir’ serta Q 8:12, ‘penggal kepala orang kafir dan pancung ujung jarinya’ juga disertai pernyataan Q 5:34, ‘Allah maha pengampun lagi maha penyayang’ dan Q 8:10, ‘Allah maha perkasa lagi maha bijaksana,’ benar-benar transparan. Persis seperti itulah yang akan dilakukan Iblis – tetap kelihatan ilahiah selagi menginspirasikan perilaku iblisnya pada umat Islam. Faktanya, perilaku di surganya Allah membawa manusia ke nerakanya Alkitab. Iblis memang master tipuan. Hitam adalah putih, kebohongan menjadi kebenaran, dan segala sesuatu membawa manusia menjauh dari hubungan dengan Tuhan yang sejati.

Namun, ada 3 perbedaan antara Iblis dan Allah, yang menyebabkan aku yakin bahwa Islam tidak seluruhnya bersifat Iblis. Iblis itu nyata. Ia sangat kuat dan brillian/cerdas luarbiasa. Allah hanyalah imajinasi/khayalan. Ia impoten dan ****. Sebagian besar Islam adalah buatan Muhammad. Ia harus dibenci, bukan dikasihani. Ia, seperti halnya roh setan yang menginspirasinya, harus diekspos dan dicerca.

Hadis mengklaim bahwa bagian Qur’an yang merupakan pemulih bagi indulgensi Iblis di diri Muhammad adalah surah ke-53. Mari kita lihat, pakah tim pembela Islam dapat melepaskan diri dari masalah atau justru semakin membenamkan diri. ‘Sang Bintang Fajar’ julukan si Iblis. Qur’an 53:1, “Demi bintang ketika terbenam [atau Bintang Fajar]. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya [kecuali ia tergoda uang, seks dan kekuasaan]. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril)[sebenarnya Iblis] yang sangat kuat. yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).”

Jibril atau Iblis tidak akan pernah bersujud pada manusia manapun, Muhammad berimprovisasi disini.
Post Reply