Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya

Download Tulisan2 Penting tentang Islam; Website, referensi buku, artikel, latar belakang dll yang menyangkut Islam (Sunni) & Syariah.
Post Reply
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya

Post by anne »

http://www.jihadwatch.org/2013/03/count ... qiyya.html

Ahli kontraterorisme mulai sadar akan realitas taqiyya

Robert Spencer:

Kontra jihadist sudah tahu ttg taqiyya selama bertahun-tahun, namun mereka dianggap Islamophobia tanpa kredibilitas. Namun, sekarang para ahli kontraterorisme minstream (mis. Politically correct, seperti yg bisa anda lihat dari penyangkalan di bawah, ada yg khas terkait taqiyya Islam) sekarang mulai menyadari bahwa istilah “Islamophobia” memiliki maksud tertentu.

Qur’an 3:28 memperingatkan umat Islam untuk tidak mengambil kafir sebagai ‘teman atau penolong’ (أوليا - sebuah kata yang berarti lebih dari pertemanan biasa, tetapi seperti aliansi), “kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka” Inilah dasar ide yang melegitimasi umat Islam berbohong pada kafir ketika berada di bawah tekanan. Kata yang digunakan untuk “guard” (memelihara diri) dalam bahasa Arab adalah tuqātan (تقاة), kata benda verbal dari taqiyyatan – selanjutnya lebih dikenal dengan istilah taqiyya.

Ibn Kathir mengatakan bahwa ungkapan Pickthall "kecuali (itu) untuk menjaga dirimu terhadap mereka.” berarti "umat Islam yang di beberapa wilayah dan waktu yg khawatir akan keselamatan mereka dari kaum kafir” boleh “memperlihatkan persahabatan pada orang-orang kafir secara lahiriah, namun tidak pernah dalam hati. Contohnya, Al-Bukhari mencatat bahwa Abu Ad-Darda berkata, ‘Kita tersenyum di depan beberapa orang walaupun dalam hati mengutuk mereka.’ Al-Bukhari mengatakan bahwa Al-Hasan berkata, 'Tuqyah [taqiyya] dipeirbolehkan sampai hari kiamat.” Abu Ad-Darda 'adalah salah seorang sahabat Muhammad.

Sementara para juru bicara Muslim saat ini bersikeras bahwa taqiyya adalah doktrin Syiah yg dihindari Sunni, cendekiawan ternama Ignaz Goldziher menunjukkan bahwa walau dirumuskan oleh Syiah, “doktrin ini diterima secara sah juga oleh Muslim lain, bersandar pada otoritas Qur'an 3:28.”
Kaum Sunni Al-Qaeda menerapkannya saat ini.

Juga, ada pernyataan Muhammad, “perang adalah penipuan." Ia juga memperbolehkan berbohong dalam pertempuran dan antara suami dan istri. Dan ketika ia memberikan izin kepada salah satu pengikutnya, Muhammad bin Maslama, untuk membunuh salah satu pengkritiknya, Ka'b bin al-Ashraf, ia memberi Muhammad bin Maslama izin untuk berbohong kepada Ka'b dalam rangka memancing Ka’b cukup dekat untuk dibunuh.

Dan Muhammad adalah "contoh perilaku yang sangat baik" bagi umat Islam (Qur'an 33:21).


"Taqiyya, atau ‘seni berbohong teroris,'"
by Anne-Diandra Louarn for France 24, March 14

Setahun setelah serangan Toulouse oleh Mohamed Merah ..., ahli kontraterorisme Perancis memantau praktik "taqiyya" -- atau menipu masyarakat dengan menyembunyikan iman seseorang -- dan penggunaannya di kalangan jihadist/mujahid.

Hampir setahun yang lalu, di saat salah satu peristiwa pengepungan terlama oleh polisi Prancis akan berakhir pada pagi hari tanggal 22 Maret 2012, Mohamed Merah - juga dikenal sebagai "pria bersenjata Toulouse" – meneriakkan sesuatu yang mungkin membingungkan bagi yg tidak mengerti, namun mengandung makna bagi para ahli kontraterorisme.

BUKAN UANG, TAPI TIPUAN YANG PENTING,” jerit pria Aljazair-Prancis berusia 23 tahun itu sesaat sebelum melompat dari jendela apartemennya di Toulouse dan ditembak mati oleh satuan elit anti-teror Prancis

Image

Jeritan samar makna itu mengacu ke “taqiyya”—suatu bentuk penipuan agama atau dispensasi hukum dimana umat Islam boleh menyangkal iman mereka, atau bahkan boleh melakukan tindakan menghujat, sebagai suatu tipuan jika mereka menghadapi ancaman serius atau resiko penganiayaan.

“Menyamar adalah suatu teknik yg sama tuanya dengan dunia,” jelas hakim anti-teroris Prancis, Marc Trévidic, dalam sebuah wawancara dengan FRANCE 24. "Ini juga merupakan komponen penting di setiap strategi perang, terlepas dari siapa yang terlibat."

Tentu, namun diantara agama-agama lain Islam itu unik karena memiliki “strategi perang.”

Dalam Islam, taqiyya ditelusur balik saat Muslim Syiah diburu dan dianiaya kalif Sunni, setelah skisma abad ke-7 diantara para pengikut Ali, menantu Muhammad dan kekalifahan Sunni.

Bagi minoritas Syiah yg teraniaya, kebohongan—atau taqiyya—dianggap masalah kelangsungan hidup. Walaupun istilah tersebut tidak ada dalam yurisprudensi Sunni, ada sejumlah kasus dimana Sunni mempraktekkan taqiyya dalam situasi tertentu.

Sebenarnya, karena didasarkan pada Qur’an, banyak Sunni yang mempraktekkannya, walau mereka tidak menyebutnya taqiyya.
Namun, baru pada saat para mujahid Sunni yang dilatih di kamp-kamp terror Aghan membangkitkan lagi istilah ini-lah, para ahli kontraterorisme mulai memberi perhatian serius, karena para pemuda terlatih dan radikal tsb mempraktekkan taqiyya sebagai sarana untuk berintegrasi dan menyamar dalam masyarakat Barat.

"Taqiyya, sebagaimana yg dipahami saat ini, sebenarnya merupakan versi radikal dari bersembunyi/menyamar, yakni dimana para ekstremis religius menemukan 'dalil' (atau 'bukti') dalam Qur’an yang membenarkan tindakan mereka," kata Trévidic.

Sebenarnya, bukan hanya "para ekstrimis" yang menemukan pembenaran taqiyya dalam Qur’an, namun juga otoritas-otoritas Muslim mainstream masa lampau, seperti yg dijelaskan di atas.

Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya
Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya Alternative
Alternative Rss Feed
Faithfreedompedia
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya

Post by anne »

Dari Afghanistan ke Eropa dan Kanada

Di Prancis, badan-badan intelijen telah menyadari penerapan radikal dari taqiyya sejak pertengahan 1990-an, saat al Qaeda mulai menganjurkan teknik ini diantara para mujahid yg merencanakan serangan pada target-target Barat. Pesan yg juga ditargetkan pada warga Prancis asal Afrika Utara.

“Orang-orang ini, yg menjalani taqiyya disebut ‘sleepers.’ Inilah yg mulai kita temukan, setelah perjalanan melewati kamp-kamp pelatihan jihadis di Afghanistan, mereka dikirim balik ke negaranya dan disuruh memperlihatkan kehidupan normal yg membaur—bahkan kadangkala menyamar sebagai orang kafir,” kata Trévidic.

Salah satu mujahid sleepers yang terkenal adalah “sel Hamburg,” kelompok mahasiswa radikal yang keji di kota Hamburg, Jerman, yg melakukan serangan 11 Sept. 2001—termasuk pimpinan 9/11, Mohammed Atta.

Contoh lain teroris yg menyamar adalah Fateh Kamel, pria Aljazair-Kanada yang dijatuhi hukuman 8 tahun penjara oleh pengadilan Prancis tahun 1999 karena mendukung rencana teroris thp target-target di Paris.

Menilai Bahaya Islamis

Walau perilaku Merah mungkin menipu—sesuai norma taqiyya--, aktivitas-aktivitasnya diketahui dengan baik oleh dinas rahasia Prancis, ungkap Trévidic.

Menurut sang hakim anti-teror, tantangan bagi otoritas Prancis tidak begitu berat bila terkait pengidentifikasian para penganut paham taqiyya, namun tantangan terletak pada menilai tingkat ancaman mereka. “Itulah masalah utama DCRI [Direction centrale du renseignement intérieur – atau dinas intelijen dalam negri Prancis] dalam kasus Merah," kata Trévidic.

Bila perjalanan mencurigakan Merah ke tempat-tempat seperti Pakistan bisa dimonitor terus, dan agen rahasia Prancis tahu ia bagian kelompok Salafi yg berbasis di Toulouse, mereka gagal untuk membedakan mana mujahid kelas teri dan mana mujahid militan yg berbahaya—atau pada titik apa yg disebut kelas teri bisa berubah menjadi militan berbahaya.

Trévidic mengakui bahwa hal tsb menjadi tantangan bagi DCRI, yi, untuk mengidentifikasi pemuda radikal yg siap dan mampu mewujudkan rencana mereka ke dalam tindakan. Tapi itulah kekuatan umat pengikut taqiyya: di kalangan masyarakat pinggiran miskin Prancis yg didominasi para imigran -- atau banlieues dalam bahasa Prancis - mereka sering berperilaku seperti gangster lokal atau pemimpin geng. Untuk menghindari radar kontraterorisme, tidak lazim bagi teroris potensial untuk terlibat dalam tindak kriminal kecil.

"Menemukan kembali apa yang sudah kita ketahui '

“Tidak ada Negara yg benar-benar diperlengkapi thp penyamaran. Yang kita ketahui saat ini adalah (untuk mengatasi) praktek-praktek seperti taqiyya diperlukan: infiltrasi mendalam di wilayah kita (anne: jadi ingat para mualaf Barat) pengetahuan mendalam mengenai kelompok-kelompok dan individu, serta sistem yg efektif untuk memulihkan dan menelusur informasi di lapangan,” ujar Trévidic.

Pembongkaran sel tidur yang dicurigai, seperti penangkapan tiga tersangka teroris 7-8 Maret di selatan kota Marignane, Perancis (pinggiran Marseille), telah diintensifkan dengan adanya kasus Merah. “Dalam terorisme, kita terus menerus menemukan kembali apa yang sudah kita ketahui,” kata Trévidic.

Ini adalah pandangan yg dicerminkan juga oleh Alain Gresh, wakil direktur terbitan bulanan sayap kiri, Le Monde Diplomatique. Dalam sebuah wawancara dengan FRANCE 24, Gresh mengatakan taqiyya bukanlah fenomena baru. "Teroris mana yg meneriakkan niat mereka terang-terangan?" tanyanya.

Dalam sebuah posting blog yg dipublikasikan tanggal 2 Maret, Gresh berpendapat bahwa perlakuan media thp taqiyya kadangkala bersifat “rasis” dan kurang pantas. “Beberapa jurnalis berpendapat orang Arab memiliki cara berpikir menyimpang yang dibenarkan agama mereka. Penyamaran tidak terbatas pada Islam radikal. Ini ada di semua doktrin agama, dan bahkan doktrin politik.” Katanya.

Alain Gresh seharusnya tahu lebih baik. Taqiyya adalah doktrin Islam, bukan Arab. Apakah ia pikir semua Muslim orang Arab? Dan tidak, tidak ada taqiyya dalam Kekristenan - pemahaman Katolik Roma terhadap keadaan mental seseorang mungkin paling mendekati, namun masih sangat jauh berbeda dengan PENIPUAN terperinci dan canggih umat Islam thp kafir yg melibatkan Taqiyya. Kekristenan tidak pernah menyuruh mengingkari IMAN—kisah para martir yg jelas menolak mengingkari iman mereka saat di bawah ancaman kematian, sangat kontras dengan ajaran Qur’an yang memperbolehkan umat Islam mengingkari iman mereka di bawah tekanan: “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (Qur’an 16:106).

Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya
Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya Mirror
Mirror Rss Feed
Faithfreedom forum static
User avatar
spaceman
Posts: 2031
Joined: Thu Sep 18, 2008 12:23 pm
Location: Green Planet

Re: Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya

Post by spaceman »

Bule hanya pintar berpikir bebas, tapi mereka butuh 'pengorbanan besar' ( memasukkan muslim menjadi warga negara mereka dan membuat muslim2 itu menjadi warga prioritas dengan halal food etc) untuk kemudian mengenali masalah : di situ letak ketololan mereka terhadap islam
User avatar
keeamad
Posts: 6954
Joined: Tue Aug 23, 2011 4:06 pm

Re: Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya

Post by keeamad »

Sesuai banget dg trit gw dulu:
Dari link::
http://www.voa-islam.com/islamia/jihad/ ... abilillah/

Misi Jihad fi Sabilillah

Sesungguhnya Islam datang untuk memasukkan (MEMAKSA) seluruh manusia ke dalam agama dan syariat Allah Ta'ala.

"Katakanlah: 'Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia." (QS. Al A'raf: 158)

Islam juga datang untuk menghapus segala bentuk kesyirikan di atas bumi, "sehingga Allah saja yang diibadahi, tiada sekutu bagi-Nya," -al hadits-.

Untuk mewujudkan itu maka dakwah yang diemban Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di makkah adalah: "Ucapkan La Ilaha Illallah." (HR. Ahmad)

إِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ

"Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian sebelum (menghadapi) adzab yang keras."

Dalam rangka mewujudkan misi menghambakan seluruh manusia kepada Allah semata, pasukan kaum muslimin bertolak dari Madinah ke seluruh penjuru Arab kemudian ke negeri Persia dan Romawi. Ekspedisi pasukan itu dikirim dari ibukota kekhalifahan yang berpindah-pindah selama tiga belas abad dari Madinah ke Damsyiq, ke Baghdad, kemudian ke Kairo dan terakhir ke Konstantinopel dengan membawa bendera Islam ke seluruh penjuru bumi.

Sasaran kaum muslimin dalam pengembaraan jihad ini adalah satu yaitu agar manusia mentauhidkan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya.

Dengan ungkapan lain yang disampaikan oleh Rub'i bin Amir, seorang prajurit kavaleri muslim, ketika ditanya oleh Rustum, panglima besar Persia, "apa yang mendorong kalian datang ke sini?"

Rub'i menjawab, "Allah telah mengutus kami untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan terhadap sesama hamba kepada penghambaan kepada Allah, dari kesempitan dunia kepada keluasannya, dari kezhaliman agama-agama kepada keadilan Al-Islam. Maka Dia mengutus kami dengan agama-Nya untuk kami seru mereka kepadanya. Maka barangsiapa yang menerima hal tersebut, kami akan menerimanya dan pulang meninggalkannya. Tetapi barangsiapa yang enggan, kami akan memeranginya selama-lamanya hingga kami berhasil memperoleh apa yang dijanjikan Allah.”

"Allah telah mengutus kami untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan terhadap sesama hamba kepada penghambaan kepada Allah, . . .

Rub'i bin 'Amir

Ini yang menjadi sasaran Rasulullah dan para sahabatnya, dan di antara yang telah mempelajarinya adalah Rub'i bin Amir. Sasaran itu tidak berubah sama sekali, yang berubah hanyalah jalan dan sarana untuk mewujudkannya sesuai dengan medan dakwah dengan perintah dari Allah. Semua perubahan itu berdasarkan wahyu, pengarahan yang jelas, dan perintah yang tegas dari Allah kepada Rasul-Nya. Maka beliau memulai perjuangannya dengan dakwah sirriyah (secara rahasi), beliau tidak berdakwah kecuali kepada siapa yang beliau pandang memiliki kecerdasan dan mempunyai hubungan kuat dengan beliau melalui kekerabatan atau perkenalan.

Tiga tahun kemudian beliau diperintah agar berdakwah dengan terang-terangan. Maka beliau pun berdakwah secara terbuka di Makkah dan di tempat lainnya.

Tahapan ini berlangsung selama sepuluh tahun. Selama itu, Rasul diperintah agar tabah menghadapi gangguan. Begitu pula para sahabat beliau, diperintah agar bersabar. Mereka belum diperintah berperang walau untuk melawan kekejaman yang ditimpakan kepada beliau atau para sahabatnya. Lebih dari itu, karena beliau belum diperintah untuk memulai perang kepada siapapun. Karena itu, beliau menolak merestui orang-orang yang berbai'at di Aqabah kedua ketika mereka meminta izin untuk memerangi kaum musyrikin di Mina. Beliau menjawab: "kita belum diperintahkan untuk itu."

Kemudian secara berturut-turut beliau diperintahkan agar hijrah ke Madinah. Lalu diizinkan memerangi siapa yang memerangi beliau dan menahan diri dari orang yang tidak memeranginya. Dalam tahap ini, terjadi perang Badar, uhud, Ahzab, dan diikuti dengan beberapa ekspedisi dan delegasi.

Dengan terusirnya tentara sekutu yang mengepung Madinah, tibalah tahap akhir dalam hukum-hukum jihad. Sewaktu kembali dari perang Ahzab beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersbada:

الْآنَ نَغْزُوهُمْ وَلَا يَغْزُونَنَا نَحْنُ نَسِيرُ إِلَيْهِمْ

"Sekarang kita yang memerangi mereka dan bukan mereka yang memerengi kita; kita yang akan menyerang mereka." (HR. al Bukhari)

Kemudian turun surat At Taubah menjelaskan hukum-hukum jihad yang baku, yang berlaku hingga hari kiamat, yaitu perintah untuk memerangi kaum musyrikin. Jihad dilaksanakan untuk menyebarkan agama Allah serta untuk meninggikan kalimat dan syariat-Nya.

بُعِثْتُ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي

"Sesungguhnya aku diutus menjelang kedatangan kiamat dengan pedang sehingga Allah saja yang disembah, tiada sekutu bagi-Nya. Rizkiku dijadikan di bawah kilatan tombak dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi orang menyelisihi urusanku." (HR. Ahmad)

Berangkatlah tentara Islam dengan membawa mushaf dan pedang, menyeru segenap bangsa, kerajaan, kekaisaran, dan kabilah-kabilah kepada Allah semata. Barangsiapa beriman, dibebaskan dan hidup nyaman. Barangsiapa yang enggan beriman, harus membayar jizyah dan hidup hina dina. Namun siapa yang menolak dan menyombongkan diri, maka pedanglah yang berbicara.

Sasaran itu tidak berubah sama sekalimaka, dakwah, gerakan dan jihad yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para pengikut beliau tetap berkisar pada satu poros yang diungkapkan oleh Rub'i bin Amir dengan ucapannya, "untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan terhadap sesama hamba kepada penghambaan kepada Allah."
Sebelumnya Nabi kita telah menyebutkan dalam sabda beliau, "sehingga Allah sendiri yang disembah, tiada sekutu bagi-Nya." (HR. Ahmad)

Al Qur'an juga mengemukakan dengan ungkapan yang lebih agung, lebih sempurna dan lebih indah: "Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al Anfal: 39)

Tabligh dan penjelasan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dakwah dan ajakan agar melepaskan selendang kemusyrikan dan membebaskan diri dari setiap tuhan yang disembah selain Allah.

Penghancuran patung-patung pada waktu penaklukan Makkah adalah penghapusan tuhan-tuhan yang disembah selain Allah.

Pengiriman tentara untuk berperang adalah dakwah kepada tauhid dan penghancuran kemusyrikan.

Pengiriman tentara untuk berperang adalah dakwah kepada tauhid dan penghancuran kemusyrikan.

Memang perang adalah dakwah kepada tauhid berdasarkan nash-nash hadits Rasulillah shallallahu 'alaihi wasallam:

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ

"Aku diperintakan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi tiada ilah yang berhaq disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusanNya, menegakkan sholat dan menunaikan zakat." (HR. Bukhari dan Muslim dari jalan Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma)

Pengiriman pasukan perang adalah dakwah kepada tauhid karena kekaisaran dan kerajaan yang memiliki kekuatan dan kekuasaan enggan mengizinkan dakwah tauhid dan para juru dakwahnya untuk menembus seluruh permukaan bumi Allah, dengan alasan ini adalah tanah kekuasaan dan rakyat mereka. Padahal langit dan bumi serta apa saja yang ada di dalamnya adalah kepunyaan Allah semata. Ketika kondisi seperti ini maka harus ada pedang untuk menjawabnya.

Perang adalah untuk menghapus kemusyrikan dengan menghapus taghut-taghut yang berkuasa atas masyarakat. Mereka berperan sebagai pemerintah yang memerintah dan melarang serta menetapkan undang-undang yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah lalu menyuruh masyarakat untuk mentaatinya, suka ataupun tidak.

Perang harus dilaksanakan untuk menghapuskan kekuasaan yang ditaati selain Allah. Perang juga dilaksanakan untuk menghadapi penguasa yang menghalangi dakwah Islam dan melarang diterapkannya syariat Islam.


Perang harus dilaksanakan untuk menghapuskan fitnah, melenyapkan kemusyrikan, dan meninggikan syariat Allah. "Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al Anfal: 39)

Sesungguhnya tidak ada selain Allah yang menciptakan dan tak seorang pun yang mencipta bersama Allah. Karena itu tidak seorangpun yang berhak membuat undang-undang selain dengan hukum-hukum Allah.

Ibnu Taimiyyah berkata:

لَيْسَ لِأَحَدٍ أَنْ يَحْكُمَ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ خَلْقِ اللهِ، لاَ بَيْنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَلاَ الْكُفَّارِ إِلاَّ بِحُكْمِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ

"Tidak ada hak bagi seseorang untuk menetapkan hukum bagi orang lain, baik antara kaum muslimin dan kafir, kecuali dengan hukum Allah."

Sesungguhnya manusia tidak menciptakan diri mereka sendiri serta tidak menciptakan bumi tempat mereka hidup dan tempat masyarakat berada. Karena itu bukan hak mereka mengatur dan bukan hak sebagian mereka untuk mengatur, membuat syariat, membuat hukum, memerintah dan melarang, dengan selain syariat Allah.

Kaum muslimin diperintahkan agar menegakkan kedaulatan syariat Allah di muka bumi Allah dan atas makhluk-Nya.

Kaum muslimin diperintahkan agar tidak membiarkan ada satu kelompok manusia di muka bumi ini yang memerintah manusia dengan selain syariat Allah. Barangsiapa yang enggan menggunakan hukum Allah dan menolak untuk patuh, maka akan diperangi.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Please, dengan rendah hati saya mohon ada netter yg mau menterjemahkan tulisan di atas ke dalam bahasa inggris ....
Ini penting agar para kafirin di negara2x barat, mengerti seperti apa pandangan islam pd umumnya dan konsep islam dalam MELAKUKAN SYIAR DAKWAH .....

Jika para kafir tahu tentang hal ini, tentu mereka akan mengerti MENGAPA NEGARA MEREKA (Mulai) DIHANTUI OLEH TEROR ISLAM,
dengan MENINGKATKNYA BERBAGAI GANGGUAN KEAMANAAN baik berupa bom, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, pembakaran dan tindakan kriminal lainnya,
hingga PEMAKSAAN AGAR DIBERLAKUKANNYA Hukum2x syariah di negara Barat (Seperti Meminta ruang khusus wanita, Bebas kudung, Mengatur Pakaian Wanita, Melarang Perayaan Hari Raya Agama lain, Meminta Banyak Pembangunan Mesjid, Mushola dll)

Kata2x yang paling pas UNTUK MENGGAMBARKAN AGRESI ISLAM dari tulisan di atas adalah :
"Sekarang kita yang memerangi mereka dan bukan mereka yang memerengi kita; kita yang akan menyerang mereka." (HR. al Bukhari)
DAN ARTI KATA SEKARANG ADALAH, Sejak muhamad saw MENGATAKAN hal itu, hingga KIAMAT NANTI ... !!!

Salam
GBU All

http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... an-t51124/

Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya
Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya Mirror
Mirror Rss Feed
Faithfreedom forum static
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: Prancis: Mulai Menyadari Realitas Taqiyya

Post by 1234567890 »

spaceman wrote:Bule hanya pintar berpikir bebas, tapi mereka butuh 'pengorbanan besar' ( memasukkan muslim menjadi warga negara mereka dan membuat muslim2 itu menjadi warga prioritas dengan halal food etc) untuk kemudian mengenali masalah : di situ letak ketololan mereka terhadap islam
bule itu naif ... mereka dengan dungunya mau dikadalin oleh para cecunguk muslim

dan setelah muslim ngacau, masih saja ada bule bule dungu yang membela para muslim
mereka merasa kasihan pada muslim ..... karena muslim jago ngemis
Post Reply