Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Adadeh »

Dari komik² pembunuhan para penyair, wanita tak berdaya, orang tua yang menentang Muhammad, kita tahu bahwa Muhammad berakhlak bejad, bermoral mafia, sukar menerima kritik, tak mau bertanggung-jawab atas perbuatan sendiri, suka menyalahkan orang lain atas kesulitannya, dan menganggap diri paling benar, tak peduli sebejad apapun perbuatannya. Dia juga doyan ambil jalan singkat, main bunuh ajah, demi menyelesaikan masalahnya. Orang biadab seperti ini tentunya berpengaruh besar bagi para pengikutnya. Jalan pikiran dan sikap Muslim di jaman sekarang juga tak beda jauh dengan apa yang dicontohkan Muhammad. Di mana pun Muslim tinggal, mereka selalu saja berkelahi, berperang, main bunuh dengan kafir atau Muslim lain yang berbeda pendapat dengan mereka.

Mari kita baca keterangan jalan pikiran dan kejiwaan Muslim di dunia Barat untuk semakin paham gimana jeleknya pengaruh Islam pada diri Muslim.

Wawancara yang dilakukan Robert Spencer kepada Nicolai Sennels:
Muslim diajari untuk bertindak agresif, tak percaya diri, tak bertanggung-jawab dan tak bertoleransi


Image
Nicolai Sennels: Kita (orang Barat yang mengalami masalah dengan imigran Muslim di negara Barat) musti cari tempat di planet kita ini di mana orang² seperti itu (Muslims) bisa hidup tanpa desakan untuk berintegrasi dan di mana sekitar mereka tidak menderita akibat sikap mereka yang anti sosial, fanatik Islam, dan tidak punya sumbangan ekonomi apapun pada pihak Barat. (Adadeh: udah ada tempatnya, yakni di negara Islam bersyariah mereka sendiri, dan jangan biarkan mereka masuk ke dunia Barat atau kafir.)

Nicolai Sennels seringkali menyumbang artikel di Jihad Watch (website milik Robert Spencer), yang bertema psikologi dan terjemahan berita² dari Skandinavia dan German. Untuk mengetahui pribadi Sennel lebih jauh, maka Robert Spencer mewawancarainya.

Nicolai Sennels (lahir tahun 1976) adalah ahli jiwa dari Denmark. Tulisan pertamanya di media Denmark berkenaan dengan metoda terapi modern yang dikembangkannya sebagai satu²nya psikolog di Sønderbro, penjara bagi kaum muda. Dia mengajar para narapidana muda tentang meditasi kesadaran diri dan mengembangkan program khusus untuk mengendalikan amarah. Sennel juga mengembangkan metoda perawatan jiwa yang khusus untuk merawat para kriminal yang tak begitu berkembang emosi dan empatinya untuk mampu bertanggungjawab atas perbuatan mereka sendiri. Di tahun 2008, para napi Sønderbro memungut suara dan memilih tempat itu sebagai penjara terbaik di Denmark. Pemimpin Pelayanan Sosial di Kopenhagen menghubungkan prestasi ini dengan hasil kerja Nicolai Sennels (Amagerbladet, 3 November, 2008).

Di sebuah konferensi tentang kriminalitas para imigran di tahun 2008, yang diselenggarakan oleh kotamadya Kopenhagen, Sennels berkata bahwa istilah yang seharusnya digunakan bukanlah “imigran kriminal” tapi “Muslim kriminal,” karena kebanyakan imigran kriminal adalah Muslim. Tujuh dari sepuluh narapidana di penjara² kaum muda Denmark adalah dari kalangan imigran, dan sebagian besar adalah Muslim. Sennels diancam akan kehilangan pekerjaan jika berani menyebarkan pengalamannya.

Kisah ini berkembang jadi perdebatan nasional tentang kebebasan berbicara dan dibahas di berbagai media Denmark (lihat di sini), dan Menteri Integrasi juga ikut berdiskusi.

Sennels mengambil keputusan untuk menerbitkan sebuah buku tentang pengalamannya, dan bukunya berjudul Among Criminal Muslims A Psychologist's Experiences from the Copenhagen Municipality (Diantara Muslim² Kriminal, Pengalaman Psikologi dari Kotamadya Kopenhagen), yang dipuji oleh majalah dan surat kabar Psychologists Union. Dia lalu diberi tugas baru oleh Menteri Pertahanan Denmark, dan sekarang bekerja kembali sebagai ahli jiwa bagi anak² dan remaja.

Sennels dimintai bantuannya dalam kasus yang menangai Omar Khadr, teroris yang dipenjara di Guantanamo. Dia juga menyumbang tulisan di buku Belanda yang berjudul Islam: Islam: Critical Essays on a Political Religion, bersama para penulis kritis Islam dan imigrasi Muslim ternama lainnya seperti Raymond Ibrahim, Hans Jansen, Michael Mannheimer, Ibn Warraq, Bat Ye’or, dll.

Berikut adalah isi wawancara yang dilakukan.

Spencer:
Nicolai, kebanyakan orang² mengetahui dirimu dari artikel² tentang perbedaan kejiwaan antara Muslim dan orang Barat (lihat ini dan ini). Kau juga telah memberi pendapat secara profesional pada tawanan Guantanamo yakni Omar Khadr. Kau menulis beberapa tulisan, dan juga buku. Bisakah kau membagi apa sebenarnya yang kau temukan?

Sennels: Ada banyak perbedaan antara orang yang dibesarkan sebagai Muslim dan orang yang dibesarkan sebagai orang Barat. Aku tetapkan empat perbedaan penting untuk mengerti tingkah laku Muslim. Keempat hal ini berhubungan dengan
(1) kemarahan,
(2) rasa percaya diri,
(3) “pusat kontrol” (locus kontrol), dan
(4) jati diri (identitas)
.

Orang² Barat dibesarkan dengan cara berpikir bahwa kemarahan adalah tanda kelemahan, ketidakberdayaan, dan tiadanya kemampuan mengendalikan diri. “Anjing besar tak perlu menggonggong,” begitulah pepatah Denmark. Sebaliknya dengan budaya Muslim, kemarahan justru dianggap sebagai tanda kekuatan. Bagi Muslim, kemarahan merupakan cara untuk mendapatkan rasa hormat. Tapi orang Barat tidak terkesan ketika melihat orang² berjenggot lebat yang berteriak-teriak Allahuakbar bagaikan binatang buas, sambil mengacung-acungkan senjata di udara. Kita orang Barat melihatnya sebagai apa adanya: mereka (Muslim berjenggot) itu tampak seperti orang² gila tak terkendali.

Di budaya Barat, rasa percaya diri berhubungan langsung dengan kemampuan dalam menghadapi kritik dengan tenang dan menjawabnya secara rasional. Orang Barat beranggapan bahwa orang yang suka marah jika dikritik sebagai orang yang tak punya rasa percaya diri dan tak dewasa. Di budaya Muslim yang terjadi malah sebaliknya; tindakan terhormat untuk menghadapi kritik adalah melawan pengritik secara agresif dan berkelahi secara fisik agar pengritik ketakutan dan tidak berani mengritik lagi (Adadeh: ingat tuh kelakuan si Mamad dalam menghadapi kritik dari Abu Afak dan Asma binti Marwan), bahkan jikalau karena perbuatan agresif ini lalu Muslim dimasukkan ke penjara atau dijatuhi hukuman mati. Jika pihak pengritik tidak membalas balik Muslim secara agresif, Muslim malahan menganggap sikap itu sebagai tanda kelemahan yang harus mereka manfaatkan untuk menindas lawan. Muslim tak menganggap reaksi lembut dan damai sebagai undangan untuk berdialog, berdiplomasi, berdebat secara intelek, kompromi atau ajakan untuk hidup damai bersama.

Pusat kontrol (“Locus Control”) adalah istilah psiklogi yang berhubungan dengan cara orang melihat apa yang mengatur/mengontrol hidupnya. Dalam budaya Barat, kita dibesarkan dengan rasa memiliki “kontrol pusat dalam diri kita,” yang berarti kita melihat sendiri bagaiman emosi, reaksi, keputusan, dan pandangan utama kita sebagai faktor penentu hidup kita. Ada banyak keadaan lingkungan luar yang mempengaruhi kita, tapi akhirnya, persepsi kita sendiri terhadap keadaan dan bagaimana kita menghadapinya itulah yang menentukan masa depan dan jalan pikiran kita. “Kontrol pusat dalam diri kita” membimbing kita untuk terus meningkatkan tanggung jawab atas perbuatan kita sendiri dan meningkatkan kemampuan kita untuk semakin berhasil dalam memecahkan masalah yang kita hadapi. Sebaliknya dengan Muslim. Mereka dibesarkan dengan “kontrol diri dari luar.” Kata insyaallah (terserah Allah aja dah) yang terus-menerus diucapkan oleh mereka ketika bicara tentang masa depan, dan juga fakta di mana hampir seluruh hidup mereka ditentukan oleh tradisi dan pemimpin mereka, membuat Muslim hidup tanpa punya banyak kebebasan pribadi. Keinginan pribadi yang timbul seringkali ditekan habis-habisan. Keadaan ini membentuk jalan pikiran mereka sedemikian rupa sehingga jika mereka menghadapi kesulitan, mereka bukannya melakukan introspeksi, tapi malahan menyalahkan orang lain atas kesulitan mereka. Sayangnya, banyak orang Barat b0t0l yang keluar negeri dan sok merasa bertanggung jawab atas penderitaan orang lain (Muslim miskin merana). Orang Barat yang seperti ini jadi sangat terlalu bermurah hati, sangat ingin memenuhi keinginan Muslim, dan ditambah dengan sikap Muslim yang senang sekali mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain, akhirnya membuka dunia Barat dalam perangkap Islamisasi. Sistem bantuan kesejahteraan masyarakat miskin Barat malahan membuat kaum imigran Muslim keenakan terlena ditanggung hidupnya oleh Pemerintah Barat, dan tidak mau melihat konsekuensi kesalahan atau kemalasan mereka, sehingga mereka tidak mau belajar dari kesalahan sendiri dan tidak termotivasi untuk memperbaiki hidup mereka.

Akhirnya jati diri berperang besar dalam perbedaan kejiwaan antara orang² Muslim dan orang² Barat. Orang Barat diajar untuk bersikap terbuka dan bertoleransi terhadap perbedaan budaya, ras, agama, dll. Ini membuat kita, sebagai orang Barat, tidak terlalu gampang menghakimi, sukar bersikap diskriminatif, dan masyarakat Barat terbuka dalam menerima pengaruh budaya luar, yang jelek sekalipun. Di lain pihak, Muslim diajari terus-menerus untuk yakin bahwa mereka itu superior, derajatnya di atas kafir, dan kafir itu sedemikian jeleknya sehingga Allah akhirnya akan memasukkan semua kafir ke dalam neraka. Kebanyakan orang Barat sangat kritis dan bahkan malu dengan masa lalu negara dan budaya mereka. Sebaliknya, Muslim malah terlalu membangga-banggakan budaya mereka, saling nikah sesama anggota keluarga (kawin antar sepupu sehingga melahirkan anak² lemah gen) secara besoar²an, hanya menikah antar Muslim saja, dan hanya bergaul dengan sesama Muslim saja sebagai kontrol sosial yang berfungsi untuk melindungi/melestarikan budaya dan jati diri Islam mereka.

Pada umumnya, orang² Barat diajari untuk berbaik hati, yakin pada diri sendiri, bertanggung jawab atas perbuatan sendiri, dan bertoleransi, sedangkan Muslim diajari untuk jadi agresif, tak yakin pada diri sendiri, enggan bertanggung-jawab atas perbuatan sendiri, dan tak mau bertoleransi.

bersambung...
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Adadeh »

Spencer:
Sebagai seorang psiklogis, bagaimana penjelasanmu tentang mengapa Muslim suka menindas wanita?


Sennels:
Aku lihat ada dua keterangan psikologis pada kasus penindasan wanita dalam Islam.

John Adams, Presiden ke-2 USA, berkata bahwa dia mempelajari peperangan agar anak²nya bisa belajar tentang pertanian, dan anak² bisa belajar kesenian. Abraham Maslow menyusun gagasan yang sama, yakni “tingkatan berbagai kebutuhan,” yang semuanya bertujuan agar negara bisa berkembang secara maksimum, mewujudkan kemerdekaan sepenuhnya luar dan dalam, bersikap kreatif secara spontan, dan mencintai segala hal.

Pandangan Adams dan Maslow menjabarkan tujuan dan target dalam masyarakat sosial Barat yakni pengembangan potensi setiap manusia secara maksimal. Hal ini tak berlaku dalam Islam atau tradisi kehidupan Muslim. Tujuan Islam dan Muslim adalah dominasi, dan bukan pemahaman atau perkembangan diri sendiri. Islam dan budaya Muslim itu merupakan gerakan yang agresif, dan membuka diri pada kualitas wanita seperti sikap sensitif dan empati hanyalah melemahkan diri Muslim saja, karena ini membuat Muslim jadi kurang agresif. Diplomasi, kompromi, toleran, demokrasi, belas kasihan, sikap sensitif, dan empati (= simpati) harus dibuang jauh². Penindasan terhadap wanita dilakukan untuk membatasi pengaruh wanita terhadap Muslim. Sikap membenci feminitas di luar juga mendorong Muslim untuk juga menekan perasaan itu di dalam diri mereka secara psikologis. Dengan begitu, penindasan terhadap wanita merupakan cara psikologis untuk memperkeras budaya Muslim di luar dan di dalam diri mereka.

Alasan lain mengapa Muslim menindas wanita dan seksualitas wanita adalah karena wanita itu jelas lebih kuat dalam hal sex. Hal ini jelas tak bisa diterima Muslim yang sok maha kuasa, pencemburu, tak yakin pada diri sendiri, karena saat mereka telanjang berhadapan dengan wanitanya, mereka malahan tampak sebagai pihak yang lebih lemah. Pria Muslim mengatasi kelemahan ini dengan sikap menindas wanita, dan mengurungnya dengan karung gorden yang jelek butut. Terlebih memalukan lagi bagi Muslim adalah fakta bahwa wanita lebih berpengaruh di dalam kehidupan, sehingga Muslim merasa harus mendominasi hidupnya sehari-hari. Aku pernah bicara dengan dua pelacur yang mengatakan para pria Arab tak bisa tahan ejakulasi agak lama di ranjang. Di banyak masyarakat Muslim, kemampuan wanita untuk menikmati sex dipotong dengan pisau (klitorisnya dipotong habis) atau pecahan gelas tajam. Kecemburuan pria Muslim yang tak dapat memuaskan wanitanya dalam bidang sex, atau takut wanitanya lari ke pria lain untuk mencari kepuasan sex, membuat pria Muslim terus-menerus tersiksa jiwanya dan lalu menindas pihak wanita.

Cinta sejati hanya bisa dicapai dengan dasar rasa hormat terhadap sesama dan kesamaan derajat. Masyarakat Muslim itu penuh dengan pria dan wanita yang tak pernah mengalami cinta kasih yang sejati, yang memuaskan dan saling memberi. Rasa frustasi emosi dan sexual karena ketidak seimbangan hubungan sex atau pemaksaan kawin dengan orang yang tak dicintai akhirnya menimbulkan sikap agresif dan kerdil mental yang membludag keluar saat Muslim sudah merasa berjumlah banyak. Seperti yang dikatakan orang, “kawin paksa itu bagaikan gempa bumi yang diikuti dengan tsunami kekerasan domestik, penindasan sexual, pelecehan anak², bunuh diri, dan pembunuhan.”

Spencer:
Mengapa Muslim yang hidup di negari Barat secara statistik lebih kriminal dan lebih sangar daripada orang lain?


Sennels:
Well, ada beberapa alasan. Pertama-tama, Qur’an mengajarkan mereka bahwa menyerang dan merampok kafir adalah halal. Budaya Muslim yang menghina kafir itu sama fungsinya seperti propaganda perang. Dengan mendengar berkali-kali betapa jahat, menjijikan, dan tak berharganya kafir, maka empati Muslim terhadap kafir jadi hilang, sikap agresif ditingkatkan, dan tak lama kemudian meningkat jadi tindakah menyakiti kafir yang dianggap musuh. Qur’an dan hadis adalah buku² kriminal yang tidak hanya mengijinkan, tapi juga malah mendorong Muslim untuk melakukan tindakan² kriminal terhadap sesama manusia.

Perbedaan psiklogi yang aku tadi sebut juga berperan dalam tingginya angka kriminalitas diantara para Muslim. Sikap Barat kita yang penuh diplomasi dan toleransi malah dianggap Muslim sebagai sikap yang lemah dan mereka memanfaatkan sikap ini. Kita, pihak Barat, harus meninggalkan sikap kita yang ingin damai saja, mau cari dialog saja, dan bersikap politically correct jika kita mau berharap bisa berkomunikasi dengan pihak Muslim. Jika tidak begitu, pihak Muslim malah menganggap orang² Barat terlalu takut untuk mengambil resiko terjadinya konflik (pertentangan). Mereka itu tak punya rasa hormat atau tak bisa mengerti cara Barat dalam berkomunikasi.

Akhirnya, kebanyakan Muslim itu gagal meraih rasa hormat sepenuhnya dari pihak barat. Perilaku mereka yang kekanak-kanakkan, tiadanya sumbangsih bagi masyarakat tempat mereka tinggal, dan tiadanya kemampuan meraih sukses membuat mereka jadi tampak sebagai masyarakat yang gagal total di mata masyarakat Barat modern. Tentunya tak mudah jadi orang pilihan Allah, yang seharusnya lebih baik daripada kafir, jika faktanya mereka malahan yang paling terbelakang setiap saat. Jadi karena tak sanggup mendapatkan rasa hormat dari masyarakat Barat, dan tak mampu mencari jalan keluarnya, maka mereka memilih jadi orang² yang ditakuti saja. Pihak Muslimlah, dan bukan pihak Barat, yang menciptakan kata Islamofobia. Pihak Muslim memang sengaja ingin membuat kafir takut pada mereka. Tapi kami pihak Barat sih kagak takut lahyaw. Sebaliknya, kami malahan muak sama mereka yang bagaikan parasit, kelakukan mereka yang sarat kekerasan, dan perlakukan mereka yang menjijikan terhadap para wanita. Kami muak sama Islam.

bersambung...
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Adadeh »

Spencer:
Apakah ada keterangan psikologis tentang mengapa politically correctness masih saja tersebar luas, meskipun sudah tampak jelas bahwa Islam adalah ideologi agresif dan imigrasi Muslim menggerogoti masyarakat Barat kita dan menghancurkan ekonomi Barat?


Sennels:
Ya, ada keterangannya. Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, kita, pihak Barat, dibesarkan dan dididik untuk bersikap toleran dan terbuka pada kualitas manusia yang positif. Selama jangka waktu yang lama, kita tidak sadar bahwa kualitas ini hanya jadi kekuatan kita selama tak ada orang luar yang ingin menghancurkan kita. Dalam menghadapi Islam dan imigrasi Muslim, kekuatan terbesar kita – yakni sikap kita yang terbuka akan hal baru, yang membuat kita jadi ingin tahu dan memperbesar pengetahuan kita – ternyata malahan jadi musuh terbesar kita.

Dalam artikelku yang berjudul Psychological explanations of Political Correctness, aku menulis penjelasan psikologi sosial yang paling penting tentang perilaku masyarakat yang tak masuk akal. Yang terpenting adalah (1) efek pengamat dan (2) sikap masa bodo yang massal.

Efek pengamat adalah saat orang menggunakan reaksi orang lain untuk memahami keadaan. Jika orang lain tak bereaksi, maka dianggap keadaannya tidak serius dan tidak perlu ada aksi. Itulah sebabnya mengapa kita perlu menggalang lebih banyak orang untuk menimbulkan reaksi, dengan cara yang positif.
Sikap masa bodo massal terjadi jika masyarakat tahu bahwa ada suatu masalah tapi terlalu sungkan untuk menunjuknya. Pihak kiri langsung menjerit “rasis” kalau ada orang Barat yang berani menunjuk kesalahan pihak Muslim dan kelemahan Barat yang terlalu bertoleransi dan terbuka. Mereka ingin menutup mulut kita dan membuat kita ragu akan pertimbangan kita. Jika masyarakat mayoritas enggan buka mulut karena ingin jadi “orang yang baik”, maka yang terjadi adalah sikap masa bodo massal. Kisah dongeng Denmark yang terkenal “Baju Baru sang Raja” cocok banget untuk menggambarkan keadaan ini.

Image
Emperor's New Cloth (Baju Baru sang Raja)

Akhirnya yang terjadi hanyalah sikap pengecut dan keinginan untuk dilihat sebagai orang baik saja. Mereka tidak memandang sebelah mata terhadap belas kasihan yang dibutuhkan bagi 700 juta Muslimah yang tidak bisa memilih sendiri pasangan hidup mereka, yang dipaksa pakai karung gorden kalau keluar rumah, Muslim yang terang²an memerangi nilai dan budaya negara kita, cepatnya Syariah berkembang di budaya Barat, dan kehancuran ekonomi Barat gara² imigran Muslim.

Spencer:
Selain menulis tentang masalah psikologi, kau juga menulis dan menerjemahkan artikel² tentang Muslim² kriminal, politik, dll. Apakah kau adalah pengritik Islam yang kebetulan adalah seorang psikolog?


Sennels:
Bukan, aku adalah psikolog yang melalui tugasku menelaah Muslim, menjadi sadar akan bagaimana besarnya kesalahan Barat yang mengijinkan masuknya imigran Muslim dan menyebarnya Islam di masyarakat Barat. Sekarang dengan jumlah populasi Muslim yang membesar, ditambah dengan besarnya dana bantuan pihak Barat bagi negeri² yang tak punya duit, maka semuanya ini menjadi ancaman terbesar bagi perdamaian dunia. Kita sudah terlambat beberapa dekade dan sekarang masalah ini sudah sedemikian besar sehingga tak bisa terpecahkan tanpa pertumpahan darah, keringat, dan air mata.

Aku telah membaktikan diriku untuk menyadarkan orang² Barat akan bahaya ini yang telah mencaplok sebagian besar kota², eknonomi, dan kemerdekaan kita. Kemungkinan paling mengerikan yang bisa kubayangkan adalah bumi, sebagai satu²nya tempat di jagad raya yang dihuni kehidupan intelijen, akhirnya musnah, sedangkan planet kalifah terus beredar di ruang angkasa. Sama seperti makhluk² jahat di film The Lord of The Rings, Star Wars, dan kisah perang antara yang baik dan jahat lainnya, Islam tidak bertujuan untuk mencapai kemerdekaan, kebahagiaan, dan cinta kasih. Islam bertujuan agar Muslim tunduk sepenuhnya pada Allah dan kafir tunduk pada Muslim – ini merupakan dunia yang gelap, dingin, tanpa kegembiraan di mana orang² dipaksa untuk menindas wanita dan siapapun sebagai budak bagi sebuah tuhan yang hanya ingin agar Syariah diterapkan habis²an sampai pada titik komanya. Muslim melakukan segala cara untuk mencapai hal ini, dan kita harus melakukan segala yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal ini.

Spencer:
Kau punya beberapa tahun pengalaman dalam menulis dan berdebat tentang Islam. Kau juga sudah berpartisipasi dalam perdebatan² di TV dan radio nasional Denmark tentang Islam dan imigrasi Muslim. Banyak orang yang bersikap kritis terhadap Syariah dan imigrasi, tapi tak berani bicara – atau ingin bicara tapi tak tahu gimana caranya. Apakah kau punya nasehat atau saran bagi orang² seperti ini?


Sennels:
Kalau kau punya sikap yang peduli akan orang lain, maka orang² bisa merasakannya. Mengritik Islam itu bagaikan menembaki ikan dalam kolam, tapi kita bukanlah orang² intelek yang sadis. Kita khawatir akan kebebasan kaum wanita kita dan masa depan anak² kita, dan tentang Undang² negara kita. Kita juga tahu bahwa dalam banyak kasus, korban terbesar Islam adalah Muslim. Kita tak perlu menggunakan kata² seperti Islam atau Muslim. Kita bisa bicara bahwa kita benci pada agama yang menindas kaum wanita dan menyelenggarakan perang agama nan suci. Jika kau tahu bahwa kau benar, makan kau tidak perlu gugup atau malu akan diri sendiri. Ketahuilah bahwa para politikus dan media Barat berusaha menarik simpati masyarakat kelas menengah agar bisa dipilih ulang dan bisa jual koran dan iklan, jadi terserah masyarakat awam kelas menengah seperti kita ini untuk melindungi nilai² budaya, masyarakat, dan Undang² Barat kita.

Didiklah dirimu dan sebarkan apa yang kau ketahui tentang Islam melalui email, media sosial, blog, dan surat pada para editor media, politikus, dan wartawan. Yang juga sangat penting adalah: jangan bersikap memaksakan kehendakmu atau pandanganmu pada mereka. Bersikaplah gembira dan santai ketika kau menyatakan pendapatmu. Hanya bagi pengetahuan dan pandanganmu jika keadaan memungkinkan – tunggulah sampai orang lain mengungkit topik Islam dan hanya gunakan satu dua patah kata saja untuk menanggapi, kecuali kalau orang² lain bertanya padamu beberapa kali akan pendapatmu. Ada baiknya juga jika keteranganmu ditambahi dengan humor.

Juga jangan khawatir kehilangan bebarapa teman² yang PC (politically correct) karenanya. Mereka kelak akan berterima kasih kepadamu.
Last edited by Adadeh on Tue Apr 03, 2012 11:21 pm, edited 1 time in total.
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Kibou »

Adadeh wrote: bersambung... panjang deehhh...
Tapi isinya dahsyat Bro! Semoga makin banyak nih bule yang kayak Mr Sennels. Terima kasih sudah bersusah payah menterjemahkan.
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by 1234567890 »

Adadeh wrote: politically correct ...
artikel yang bagus .....

bold ... salah satu masalah paling utama di negara barat
tidak berani mengungkapkan kebenaran jika kebenaran itu menyinggung muslim
contohnya ... ketika terjadi kasus pemerkosaan berantai yang dilakukan oleh muslim dari pakistan, media di australia tidak pernanh berani menyebutkan bahwa pelakunya adalah imigran dari negara muslim
beberapa orang yang vokal dan menyebutkan fakta ini malahan mendapat kecaman

dan juga bagi para PC, tidak boleh menyinggung muslim ... tapi jika muslim menginjak2x non muslim .... tidak ada masalah
dan hal ini membuat muslim makin menjadi jadi (london dimana sekarang muslim ingin memaksakan penerapan syariah di sana)
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Kibou »

Adadeh wrote: politically correct ...
1234567890 wrote:artikel yang bagus .....

bold ... salah satu masalah paling utama di negara barat
tidak berani mengungkapkan kebenaran jika kebenaran itu menyinggung muslim
contohnya ... ketika terjadi kasus pemerkosaan berantai yang dilakukan oleh muslim dari pakistan, media di australia tidak pernanh berani menyebutkan bahwa pelakunya adalah imigran dari negara muslim
beberapa orang yang vokal dan menyebutkan fakta ini malahan mendapat kecaman

dan juga bagi para PC, tidak boleh menyinggung muslim ... tapi jika muslim menginjak2x non muslim .... tidak ada masalah
dan hal ini membuat muslim makin menjadi jadi (london dimana sekarang muslim ingin memaksakan penerapan syariah di sana)
Penerapan PC di barat itu sudah tidak konsisten, alias tergantung dari tabiat orang yang disinggung. Kalau yang disinggung beringas, yah bule-bule PC memilih diam aja, malah berusaha agar yang non-PC juga ikut diam. Kacau!
nadia ghazali
Posts: 1141
Joined: Fri Nov 19, 2010 9:48 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by nadia ghazali »

Wah thread ini cocok buat links ...buat tell a friend
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by ali5196 »

kyknya perlu dimasukin tret tersendiri dehh ...
User avatar
Rasionalis
Posts: 1069
Joined: Sun Dec 19, 2010 12:29 am
Location: Whereever I want to be

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Rasionalis »

...Terima kasih atas penerjemahan dan pemuatan artikel ini, bung Adadeh!
...Dengan mengikuti analisis psikologi yang disampaikan secara populer ini, semakin saya fahami mengapa kontribusi positif muslim bagi kehidupan manusia hanya marjinal. Malahan agaknya lebih tepat menilai sumbangan mereka lebih banyak yang bersifat negatif.
...Kalau para imigran muslim yang masih minoritas saja di dunia Barat dapat berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat yang sudah demikian maju, bagaimana dengan kehidupan kita di negeri ini yang penduduknya mayoritas muslim?
...Mari berharap dan berdoa semoga pemurtadan berlangsung secara besar-besaran, sehingga hari depan bangsa kita berubah menjadi cerah.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Adadeh »

ali5196 wrote:kyknya perlu dimasukin tret tersendiri dehh ...
Dimasukkin di mana sebaiknya? Mungkin perlu dibikin duplikatnya di sub forum lain. Aku tempatkan di sini karena pembahasan kejiwaan Muslim ini sangat cocok dengan perkataan, sikap dan perilaku Muhammad dalam menghadapi orang² yang berani mengritiknya. Tanpa penjelasan kejiwaan ini, komik² gw terasa kurang berbobot, dan hanya sekedar gambar berdasarkan Qur'an, Hadis, dan Sira saja. Misalnya, Muhammad bunuh Asma binti Marwan di depan anak²nya. Orang² yang melihat komik gw berpikir, "So what, gitu lho. Itu sih contoh extrim saja. Muslim umumnya gak akan berbuat seperti itu." Pemikiran seperti ini tentunya salah, sebab kebanyakan Muslim di jaman sekarang juga melakukan penindasan dalam berbagai tingkat kejahatan terhadap siapapun yang berani mengritik Muhammad. Umumnya Muslim memang tidak berani sampai membunuh pengritik Islam, tapi setidaknya mereka otomatis jadi memusuhi atau memutuskan hubungan dengan pengritik Islam.

Sikap penindasan terhadap pengritik Islam juga dilakukan pada orangtua Muslim terhadap anaknya yang berani meninggalkan Islam. Mereka akhirnya memilih memutuskan hubungan dengan anak kandung mereka yang murtad, alias tak mengakuinya sebagai anak lagi. Kejahatan seperti ini dianggap biasa dan malah dibenarkan dalam Islam karena Islam memang mengajarkan Muslim untuk menindas penentang Islam, sampai taraf membunuh sekalipun.

Kembali ke komik² gw. Tujuanku bikin komik² ini adalah untuk menunjukkan bahwa Muhammad itu tidak hanya bejad moral, tapi kebejadannya juga menular pada sikap dan perbuatan Muslim di jaman modern sekarang. Sikap Muhammad terhadap Asma, Abu Afak, Ummu Walad, dll itu tentu saja sangat berbeda dengan sikap dan sifat asli bangsa Indonesia yang toleran, gotongroyong, welas asih, tepo saliro terhadap sesama manusia, tidak peduli kafir atau Muslim. Islam mengajarkan manusia Indonesia untuk melupakan sifat asli mereka yang baik, dan membuat mereka jadi sama beringasnya seperti para Muslim Arab extrimis.

Jika para pembaca kafir bertemu dengan para pemimpin kafir (baik pemimpin agama, politik, organisasi, kantor, dll) yang mengatakan Muhammad itu sudah tentu baik, sama seperti Yesus dan Budha, maka tunjukkan saja komik² contoh perbuatan sangar Muhammad terhadap Umm Qirfa, Ummu Walad, Asma binti Marwan, Abu Afak, dll pada mereka. Kebanyakan dari mereka awalnya tentu tak percaya, tapi komik gw dilengkapi oleh literatur Islam, dan semua ini tentunya akan membuat mereka berpikir dan membuka wawasan baru tentang Islam.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Adadeh »

Rasionalis wrote:...Terima kasih atas penerjemahan dan pemuatan artikel ini, bung Adadeh!
...Dengan mengikuti analisis psikologi yang disampaikan secara populer ini, semakin saya fahami mengapa kontribusi positif muslim bagi kehidupan manusia hanya marjinal. Malahan agaknya lebih tepat menilai sumbangan mereka lebih banyak yang bersifat negatif.
Betul sekali, bang. Jika diterapkan secara harafiah, Islam itu bersifat sangat menghancurkan dan merubah Muslim jadi monster atau mesin pembenci dan pembunuh kafir dan juga sesama Muslim yang berbeda pendapat. Jika diterapkan dalam kadar yang lebih rendah, Islam tetap saja jelek dan merusak, meskipun akibatnya tidak langsung jadi kematian.
User avatar
duren
Posts: 11117
Joined: Mon Aug 17, 2009 9:35 pm
Contact:

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by duren »

Setelah bertahun tahun debat sama si CS ... cuma masalah Asma binti Marwan yang belum pernah ku debat dengan nya , setiap kusenggol langsung dia ngacir hehehe
User avatar
Mahasiswa98
Posts: 1480
Joined: Wed Mar 28, 2012 6:50 pm
Location: Dalam TerangNya

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Mahasiswa98 »

Adadeh wrote: Betul sekali, bang. Jika diterapkan secara harafiah, Islam itu bersifat sangat menghancurkan dan merubah Muslim jadi monster atau mesin pembenci dan pembunuh kafir dan juga sesama Muslim yang berbeda pendapat. Jika diterapkan dalam kadar yang lebih rendah, Islam tetap saja jelek dan merusak, meskipun akibatnya tidak langsung jadi kematian.

Broo Adadeh ane yang masih Mahasiwa mengucapkan matur suwn hatur nuhun tarengkyu atas kerja keras Broo Adadeh. semakin terang benderang Kegelapan di kikis mirip cerita penyakit SPIKOLOGIS diatas, semakin para mahasiswa makin senang karena yang bakalan melek dan terbuka makin banyak.

:heart: :supz: :yawinkle:
User avatar
Rasionalis
Posts: 1069
Joined: Sun Dec 19, 2010 12:29 am
Location: Whereever I want to be

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Rasionalis »

Rasionalis wrote:...Terima kasih atas penerjemahan dan pemuatan artikel ini, bung Adadeh!
...Dengan mengikuti analisis psikologi yang disampaikan secara populer ini, semakin saya fahami mengapa kontribusi positif muslim bagi kehidupan manusia hanya marjinal. Malahan agaknya lebih tepat menilai sumbangan mereka lebih banyak yang bersifat negatif.
Adadeh wrote:Betul sekali, bang. Jika diterapkan secara harafiah, Islam itu bersifat sangat menghancurkan dan merubah Muslim jadi monster atau mesin pembenci dan pembunuh kafir dan juga sesama Muslim yang berbeda pendapat. Jika diterapkan dalam kadar yang lebih rendah, Islam tetap saja jelek dan merusak, meskipun akibatnya tidak langsung jadi kematian.
...Puluhan tahun, sejak mengikuti kelas sosiologi di bangku kuliah, saya mengira bahwa penghambat utama kemajuan bangsa kita adalah feodalisme yang bertentangan dengan demokrasi. Selama bekerja di bank negara, karakter para pemimpin yang otoriter merupakah salah satu yang paling menjengkelkan bagi saya. Apalagi setelah saya pelajari bahwa yang paling cocok bagi bank dalam persaingan adalah participative management style atau kepemimpinan bergaya demokratis.
...Setelah menemukan situs FFI ini baru saya sadari bahwa budaya feodalisme, karena pengaruh adanya berbagai kerajaan terutama di pulau Jawa, justru diperkuat dan diperhebat oleh Islam. Maka semakin komplit dan kuatlah hambatan terhadap pencapaian kemakmuran dan kemajuan bangsa ini.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Adadeh »

Artikel bermutu tinggi Nicoali Sennels lainnya bisa dibaca di sini:

Masalah Kawin Sedarah Islamiah
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by 1234567890 »

Adadeh wrote: Betul sekali, bang. Jika diterapkan secara harafiah, Islam itu bersifat sangat menghancurkan dan merubah Muslim jadi monster atau mesin pembenci dan pembunuh kafir dan juga sesama Muslim yang berbeda pendapat. Jika diterapkan dalam kadar yang lebih rendah, Islam tetap saja jelek dan merusak, meskipun akibatnya tidak langsung jadi kematian.
imho, islam memiliki sifat ingin menang sendiri dan TIDAK PUNYA toleransi
muslim mengaku mereka mempunyai toleransi ... tapi kenyataannya mereka mau bertoleransi karena belum kuat

dari tingkat rendah, terlihat bahwa muslim selalu ingin menang sendiri ...

banyak kasus di sini dimana muslim menuntut hal hal yang mengganggu orang lain ... seperti
menuntut kolam renang umum membuat hari hari khusus untuk muslim (karena mereka tidak mau bergabung dengan non muslim)
menuntut pemerintah membiayai tiket mereka untuk mengunjungi sanak saudara mereka di luar negeri

dalam hal bekerja, muslim selalu mencari alasan untuk tidak bekerja
mulai dari minta waktu untuk sholat (diluar dari waktu break yang sudah ditentukan)
lalu, minta waktu kerja dikurangi pada bulan puasa .... dan mencari alasan untuk mangkir

saya pernah menyaksikan sendiri ketika bekerja di sebuah restaurant fast food di sini
produk yang dijual banyak mengandung babi ... dan banyak muslim yang melamar kerja ... lalu menolak bekerja jika harus mempersiapkan produk yang mengandung babi. dan jika management berusaha mengganti mereka, mereka akan mengadu bahwa management bersikap rasis terhadap mereka


dan dari kasus kriminalitas, muslim mendominasi untuk macam2x kejahatan
pencurian ... banyak dilakukan oleh muslim dari afrika
organised crime, banyak dilakukan oleh muslim dari lebanon dan timur tengah
pemerkosaan, mayoritas dilakukan oleh muslim dari pakistan, lebanon dan arab
hebatnya, dalam hal ini, muslim mencari pembenaran ... wanita kapir layak diperkosa karena mereka berpakaian merangsang dll
nadia ghazali
Posts: 1141
Joined: Fri Nov 19, 2010 9:48 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by nadia ghazali »

bro 1234..
tadi ada preview Master Chef 2012..ada kandidat yg mix egypt sama south korea...rada gendut tp bermuka manis..dan muslim
dia bilang dia tdk bisa masak/menyentuh pork krn dia muslim..
trus judgenya bilang..sbg pro chef kamu hrs bisa memasak segala macam makanan...
Gua jamin ..tar si slimah pasti complain krn merasa dizolimin kl ada episode masak dgn bacon atau pork rib etc..
bullshit tuh slimer...orang lain dituntut utk adjust sama dia...kl tdk dituduh rasis or discrimination
kl tdk mau masak pork ..ya buat acara sendiri yg khusus buat zombie2 arab
aneh..mau numpang beken di TV kafir..koq mau ngatur2 kafir
tdk ada kandidat dr background selain islam yg paling rese... udah parasit masih nuntut2 lagi..kl tdk dikasih langsung mewek2 dan main petasan
User avatar
Mahasiswa98
Posts: 1480
Joined: Wed Mar 28, 2012 6:50 pm
Location: Dalam TerangNya

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by Mahasiswa98 »

nadia ghazali wrote:bro 1234..
jiah uth acara ane demen tuh
"cut it down!?? wkwkkw yes chef !! wkwkw
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: Komik Pembunuhan Asma binti Marwan oleh Muhammad

Post by 1234567890 »

nadia ghazali wrote:bro 1234..
tadi ada preview Master Chef 2012..ada kandidat yg mix egypt sama south korea...rada gendut tp bermuka manis..dan muslim
dia bilang dia tdk bisa masak/menyentuh pork krn dia muslim..
ditempat dahulu saya kerja, ada muslim yang seperti ini
melamar kerja ke restoran yang menjual produk babi (di sini kita tidak pernah menanyakan agama kepada pelamar)
lalu menolak menyentuh produk yang mengandung babi
tapi marah ketika jam kerjanya dikurangi (casual worker)
menuduh manajemen rasis dll
Post Reply