Tank’s atas undangannya, sejak kemarin hanya undangan terus yang diberi, yang ayu minta adalah beda Anak Allah = Daud dan Anak Allah = Yesus kok.Duladi wrote:Untuk menguji kebenaran pandangan Ayu tentang Kristen, Admin sudah menyediakan ruang diskusi khusus untuk Ayu di:
Ayu vs Yohannes (Membahas Kristen)
Silakan postingkan pandangan-pandangan Ayu mengenai Kristen di forum tersebut, dan Saudara Yohannes dari Kristen akan meluruskan pandangan Ayu.
Silahkan ajukan argumen sampeyan, Insya Allah kalau saya punya ilmu saya akaan jawab.Di FFI ini, saya hanya menjelaskan pada Ayu sebatas kapasitas saya sebagai murtadin yang melihat kejahatan-kejahatan Islam dan kesalahan-kesalahan logikanya. Saya tidak membela agama lain, saya hanya sekedar melihatnya dari sisi netral bahwa apa yang diimani oleh agama lain itu sungguh logis dan beralasan, tidak seperti iman Islam yang penuh kepalsuan dan pembodohan.
Duladi wrote:1Awloh tidak tahu kalau bintang itu benda langit, bukan missil untuk menembak setan.
2 Awloh juga tidak tahu kalau bumi ini bulat.
3. Awloh juga tidak tahu, menyangka matahari terbenam dalam lumpur hitam.
4. Awloh juga tidak tahu, kalau kisah Ashabul Kahfi itu adalah dongeng, bukan kisah nyata.
5. Awloh juga tidak tahu, kalau penentu jenis kelamin laki-laki dan perempuan itu adalah kromosom, bukan jumlah cairan mani siapa yang lebih banyak atau siapa yang lebih dahulu orgasme.
6. Awloh juga tidak tahu, bahwa satuan mata uang dinar belum ada pada zaman Yusuf.
Ayulestari wrote: 1. Sampe sekarang ilmuan belum bisa membuktikan bahwa Setan itu ada atau tidak, jadi sampeyan belum bisa mengatakan bahwa Ayat itu bertentangan dengan Ilmu pengetahuan
2. Sampeyan sendiri yang tidak mengerti Ayat tersebut, sehingga memberi kesimpulan demikian
3. Lagi-lagi sampeyan tidak mengerti ayat tersebut, ayat tersebut menerangkan penglihatan Zulkarnaen
4. Masalah sejarah belum bisa dikatakan itu dongeng atau fakta, sampe sekarang ilmuan sejarahpun masih berdebat tentang nenek moyang manusia itu monyet atau adam.
5. Lagi-lagi hanya kesalahan pengertian sampeyan atas ayat tersebut
6. Lagi-lagi sampeyan tidak mengetahui maksud ayat tersebut.
Justru dengan tuduhan sampeyan diatas membuktikan sampeyan orang ****, Anak kecil bisa membuat tuduhan macam-macam seperti sampeyan, sepeti Tuhan Sampeyan Makan Taaaik itu bisa saja dituduhkan jika ada yang tanyain bukti, cukup menjawab saya sudah sering membahas ini dan saya malas untuk membahas ayat **** itu satu persatu.Dengan jawaban seperti Ayu di atas, orang **** pun bisa menirunya. Tapi saya sedang tidak tertarik untuk membahas satu per satu ayat-ayat **** dalam Alquran, karena di FFI ini sudah sering dibahas malah lebih fokus dan lebih mendalam. Buat saya, Awloh di dalam Alquran memang tidak mencerminkan sosok pribadi TUHAN, melainkan sosok pribadi manusia ****, yang penuh keterbatasan, tidak mahakuasa, dan pengetahuannya memalukan. Bukan karena saya tidak paham maksud ayatnya, tapi justru karena saya sangat paham karena itulah saya berani men-judge bahwa ayat-ayat itu adalah firman palsu, bukan perkataan dari Tuhan.
Memang mudah untuk mengatakan diri kita Nabi, dan utusan Tuhan, tapi tentu tidak mudah untuk menyamakan ucapan kita sesuai dengan Ilmupengetahuan modern. Cuma Allah yang bisa demikianSemudah Muhammad mengarang firman, semudah itulah Lia Eden mengarang firman. Cek sendiri di situsnya Lia Eden, semoga nalar Ayu terbuka, bahwa betapa mudahnya orang mengaku-ngaku mendapatkan wahyu dari malaikat jibril, tanpa saksi dan tanpa bukti.
Ayulestari wrote:1. QS 9:16, supaya sampeyan bisa mengerti, Pahami kalimat berikut: "Apakah Siswa mengira bisa menyontek, sedangkan Guru tidak tau mereka menyontek, dan Guru mengetahui siapa-siapa yang menyotek dikelas".
Lihat kalimat yang dibold
1. QS 9:16. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kalau begitu sampeyan belum bisa memahami kalimat berikut ini: "Apakah Siswa mengira bisa menyontek, sedangkan Guru tidak tau mereka menyontek, dan Guru mengetahui siapa-siapa yang menyotek dikelas"Pola berpikir yang amburadul dan tidak konek.
Apakah Ayu tidak bisa melihat adanya pertentangan di antara kalimat awal dengan kalimat terakhir? Kalau awloh dapat mengalami suatu kondisi "BELUM TAHU", jadi mana mungkin awloh dapat diklaim "MAHA TAHU" ? Kalau awloh "MAHA TAHU", maka awloh tidak seharusnya mengalami kondisi "BELUM TAHU". Awloh yang "BELUM TAHU" itu justru membuktikan klaim terakhir bahwa awloh maha tahu itu hanyalah jorgan kosong. Kalau Ayu mau memakai nalar Ayu sedikit saja, Ayu akan sadar kalau perkataan itu bukan perkataan Tuhan, melainkan perkataan Muhammad. Tuhan Sejati tidak akan KESELEO LIDAH dengan mengucapkan perkataan yang seharusnya tidak pantas diucapkan oleh TUHAN YG MENGETAHUI SEGALANYA. Sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga. Peribahasa ini cocok buat Muhammad. Sepandai-pandai Muhammad menipu orang-orang **** di Arab, tetap saja ada cela yang dapat membuktikan bahwa ayat yang disampaikannya adalah karangannya sendiri.
Bukan cuma ayat itu, contoh ayat berikut ini juga membuktikan bahwa Muhammad-lah pengarang Alquran:
Baca baik-baik dan pahami kalimat tersebut, lihat yang dibold, jelas kalimat seperti ini sering digunakan setelah kita mengetahui, “Apa Kamu Mengira Saya Tidak TAU?” Ini jelas kalimat yang menekankan bahwa seseorang itu sudah tau mengetahui, Misalnya sampeyan seorang pezina, dan istri sampeyan mengetahui sampeyan seorang peselingkuh karena istri sampeyan memergoki sampeyan tempat pelacuran, trus saat pulang istri sampeyan bertanya, “Dari mana kang? Ada rapatya tadi?” duladi menjawab “ Ia” istri sampeyan berkata “ Apa kamu mengira Saya tidak tau kamu pergi kemana tadi? Cerai kan saya….”
Nah jadi jelas semoga sampeyan paham.
1. Baca aja tanpa tanda kurung1. QS 6:104. Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat, maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).
2. QS 70:40. Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.
2. Siapa yang bisa melarang Allah bersumpah kepada dirinya?
Ayulestari wrote:QS 17:51. ayat berikut ini akan saya perumpamakan begini.
" Saya seorang artis terkenal, dan saya akan Merid, tapi tanggalnya saya rahasiakan, Saya mengetahui bahwa saya merit tanggal 7 Juni 2009, trus seorang asisten saya berkatakan " Nyonya, jika paparazi menanyai saya kapan Nyonya merit?". saya mengatakan ke asisten tersebut " Katakanlah : "Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini"
Jelas sudah dikatakan, hal itu dirahasiakan oleh Allah, maka Allah hanya memberikan kalimat mudah-mudahan, seperti yang sudah saya katakan kemarin jadi seperti analogi yang ayu berikan kepada sampeyan kemarin:Bagaimana Ayu menjelaskan ini:
QS 5:52. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana." Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.
Bagaimana awloh yang katanya Mahatahu itu TIDAK YAKIN dengan apa yang bakal diperbuatnya? Itu bukan ucapan berasal dari Tuhan, melainkan ucapan karangan Muhammad.
Muhammad alias awloh juga tidak yakin terhadap apa yang akan dilakukan oleh pengikutnya:
QS 45:12. Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.
Kalau itu nasehat, seharusnya ucapannya tidak demikian, melainkan: "Bersyukurlah kamu..."
Kata "MUDAH-MUDAHAN" hanya pantas diucapkan oleh manusia yang oleh keterbatasan akan pengetahuannya sendiri sehingga dia tidak yakin dan berharap Tuhan memberi suatu kondisi yang sesuai dengan harapannya. "Mudah-mudahan" dalam bahasa Islam kerap diucapkan sebagai "insyaallah", yang artinya "semoga awloh menghendaki demikian." Di dalam kitab agama Nasrani, saya tidak temukan satu pun ucapan Tuhan dengan memakai kata "mudah-mudahan". Yang memakai kata "mudah-mudahan" adalah MANUSIA. Coba, dengan nalar seharusnya kita mengerti kalau Alquran itu memang tidak memenuhi STANDAR PERKATAAN TUHAN, melainkan hanya kata-kata karangan manusia yang diklaim sebagai kata-kata "tuhan" (dalam tanda kutip). Sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga. Peribahasa ini cocok untuk Muhammad. Dari ayat-ayat **** yang dikarangnya akhirnya KETAHUAN...... kalau ayat-ayat itu bukan datang dari Tuhan, tapi karangannya sendiri.
Saya mengetahui bahwa saya merit tanggal 7 Juni 2009, trus seorang asisten saya berkatakan " Nyonya, jika paparazi menanyai saya kapan Nyonya merit?". saya mengatakan ke asisten tersebut " Katakanlah : "Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini"
Ayulestari wrote:Berarti mereka ****, jika mereka memang kritis, mereka tidak akan mendapatkan jawaban yang sama tentang apa itu tritunggal jika mereka bertanya kepada 10 pendeta, siapa itu tritunggal? Sampeyan akan mendapatkan jawaban yang berbeda sesuai kapasitas otak para pendeta, jadi jelas mereka bukan kristis tapi mereka nrimo dan pasrah dengan jawaban satu pendeta, tapi jika sampeyan bertanya ke 10 ustad sampeyan akan mendapatkan jawaban yang sama dan mereka menggunakan kitab suci, karena Tuhan tidak bisa ditebak-tebak sesuai kapasitas otak.
Nah keliatan kenapa sampeyan bisa murtad, lagi-lagi sampeyan ga ngerti, keberadaan Allah saja sampeyan ga tau, beda sifat dan sikap sampeyan ga tau, apa orang seperti sampeyan yang katanya akan mengajarkan islam yang sebenarnya itu di FFI ini?Ah, masak sih? Bukankah di antara umat muslim sendiri ada ketidakkompakan tentang HAKIKAT AWLOH? Awloh itu ada di mana-mana atau cuma berada di satu titik saja? Ayu akan melihat banyaknya perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang itu.
Kedua pendapat ulama tentang keberadaan Allah keduanya adalah benar, dimanakah Allah? Di 'Arasy atau berada dimana-mana?
Jawabannya keduanya benar, karena Arasy Allah meliputi Langit dan Bumi, jadi Allah ada dimana-mana.
Nih ayatnya:
bla......bla......Singgasananya meliputi langit dan bumi , dan tiada merasa berat Ia menjaga dan memelihara keduanya. Ia Mahatinggi, Mahabesar. (Surat al-Baqarah, 255)
"bla....bla....bla.....Kursinya meliputi langit dan bumi...........bla....bla..."(2:255)
Allah tidak terikat oleh ruang dan bahwa Ia meliputi segala sesuatu dinyatakan di ayat lain berikut ini :
Milik Allah timur dan barat : ke mana pun kamu berpaling, di situlah kehadiran Allah. Allah Mahaluas, Mahatahu (Surat al-Baqarah, 115)
Jadi keberadaan Allah adalah pada Arasy yang meliputi Langit dan Bumi, Jadi pendapat kedua Ulama adalah benar, karena kita masih dibumi, dan masih dikolong langitnya Allah, tetap kita bisa berkata Allah berada dimana-mana, dan tetap kita bisa berkata Allah itu berada di Arasnya atau singgasananya.
Allah “ada dimana-mana” dan meliputi segala sesuatu. Karena setiap wujud material merupakan persepsi atau sesuatu yang ada karena Informasi, maka materi tak dapat melihat Allah. Sebaliknya, Allah melihat seluruh materi yang diciptakannya dalam berbagai bentuknya. Artinya, kita tak dapat menangkap wujud Allah dengan mata kita dan pikiran kita, namun Allah meliputi kita dari dalam, dari luar, dalam pandangan dan pikiran. Kita tak mampu mengucapkan perkataan apapun selain dengan pengetahuan dan ijinNya, bahkan tanpa Dia bernafaspun tidak akan bisa.
Jadi sampeyan tetap tidak bisa mengatakan Tuhan itu maha kecil, karen dia tidak memberikan sampeyan pengetahuan tentang dia maha kecil.
Allah dimana-mana terbukti dengan ucapannya
“Dia lah yang menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya; karena Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (sendiri). (Surat Qaf: 16)
Jika Sampeyan sudah bisa berpikiran bahwa tubuh sampeyan hanya terdiri dari “materi”, sampeyan tidak akan dapat memahami fakta penting ini. Jika sampeyan menganggap otak sampeyan sebagai “diri sampeyan”, maka letak dunia luar adalah hanya 20-30 cm dari diri sampeyan. Namun jika sampeyan mengerti bahwa materi hanya lah imajinasi, maka pengertian luar, dalam, jauh ataupun dekat tak memiliki arti sama sekali. Allah meliputi diri kita dan Dia “sangat dekat” kepada diri kita.
Jadi walaupun Allah berada lebih dekat pada sampeyan dan berada dimanapun, tetap semuanya itu adalah Arasy Allah, sepanjang sampeyan melihat seluas samudra satu bulatan bumi, seluar alam semesta, tetap itu adalah Arasy Allah, Allah berada disana.
Doktrin trinitas bukanlah fakta yang tertulis dalam kitab suci, karena kitab suci tidak pernah mengatakan tuhan itu Trinitas. Ini fakta yang membuktikan sampeyan dan umat kristen sedang menciptakan Tuhan didalam otak mereka masing-masing, Tuhan telah memperkenalkan dirinya kekita yaitu melalui Sifat-sifat atau ciri-cirinya, nah itulah tuhan, jika sampeyan menambahkan ciri-ciri tersebut, itu artinya sampeyan sedang memaksakan TUhan untuk sama dengan apa yang ada dalam otak sampeyan, itu sama saja sampeyan seperti Anak kecil yang sedang memindahkan seluruh Air Laut kedalam kolam kecil.Kalau tentang Tritunggal, orang-orang Kristen hanya berusaha menjelaskan FAKTA yang tertulis dalam kitab suci mereka. Dari fakta yang mereka terima itu, mereka berusaha merumuskan suatu teori atau konsep. Bukankah itu sudah watak manusia yang selalu ingin menyelidiki sesuatu secara mendalam dan kemudian merumuskannya? Walau konsep tritunggal tidak ditetapkan, orang Nasrani tetap meyakini Tuhan yang Tiga, karena kitab suci mereka menyatakan demikian. Adanya perbedaan cara mereka menjelaskan konsep tersebut, tidak berarti apa yang mereka imani itu salah. Mereka hanya mencoba menjelaskan apa yg kitab suci nyatakan. Sebenarnya faktor penyebab kesulitan kita menerima dogma itu adalah karena kita "DIPAKSA" oleh Muhammad untuk mengakui tuhan yang tunggal, dan bukan Tuhan yang Jamak namun SEIA-SEKATA (ESA). Baca pemaparan saya di: Ajaran Tauhid Muhammad, sebuah kebenaran atau salah kaprah?
Sampeyan sendirilah yang telah membelenggu Tuhan dalam otak sampeyan yang kecil, sebesar apa otak sampeyan sehingga sampeyan berusaha memasukkan Ilmu yang Maha Luas kedalamnya?Buat saya pribadi, masalah dogma bisa dikesampingkan, karena itu sebenarnya bukan urusan kita. Manusia hanya bisa menerima apa adanya, dan Tuhan sebagai variabel bebasnya. Heran, kenapa kita berusaha membelenggu Tuhan? Bukankah yang lebih penting adalah tentang AJARAN MORAL-nya? Buat apa menyembah tuhan tunggal, kalau mengajarkan MORAL BEJAT? Ayu masih belum menjawab pertanyaan saya: Apakah bagi Ayu, mending menganut agama yang ajarannya bobrok dan jahat daripada menganut agama yang ajarannya baik tapi dogmanya membingungkan?
Sampeyan sedang membalikkan fakta, sampe sekarang Trinitas belum bisa dibuktikan, Apakah itu sikap seorang MAHASISWA yang harus manut dan nurut dengan sesuatu yang tidak masuk diakal? Kalau memang seperti itu MAHASISWA Indonesia, jadi kelihatan dan wajarlah MAHASISWA Indonesia kerjaannya hanya Tauran.Ibaratnya Ayu lebih memilih jadi RAMPOK daripada menjadi seorang MAHASISWA karena menjadi MAHASISWA otaknya akan DIPERAS dan menemukan pelajaran yg membingungkan dalam setiap mata kuliahnya?
Bagi ayu:
Mending jadi RAMPOK, karena gak pake mikir.... daripada menjadi MAHASISWA yang akan disuguhi hal-hal membingungkan.
Mending jadi MUSLIM, karena gak pake mikir... daripada menjadi NON-MUSLIM yang akan dibingungkan oleh dogma-dogma rohani yang membingungkan.
Cara berpikir muslim adalah: MENDING JADI RAMPOK ketimbang JADI ORANG BAIK, karena menjadi RAMPOK itu gampang.
Ayulestari wrote:Kalau kiamat tiba, jika kristen benar maka tetap Ayu masuk surga karena Ayu hidup dengan ajaran Alkitab, masalah menuhankan dan tidak menuhankan yesus tidak ada janji yesus akan menghukum manusia yang tidak menuhankan dirinya.
Nabi palsu yang dikatakan Yesus tersebut memiliki kriteria yang gimana?Janji Tuhannya Kristen sangat jelas, yaitu NABI PALSU & PENGIKUTNYA akan dihukum di dalam neraka.
Kalau Kristen benar, otomatis Muhammad adalah NABI PALSU karena Muhammad tidak berkata yang benar tentang Kristen. Ayu sebagai pengikut Nabi Palsu, tapi masih berharap akan selamat?
Kalau Kristen benar, berarti Yesus itu Tuhan. Sementara Ayu dilarang oleh Muhammad untuk mempercayai Yesus. Ayu menggantungkan keselamatan Ayu pada safaat Muhammad. Jadi, Muhammad-lah juruselamat Ayu, bukan Yesus. Kalau Kristen benar, maka Ayu akan masuk neraka.
Sebagai muslim, Ayu adalah JAHAT, karena Ayu telah mendukung MANUSIA BEJAT MORAL dan semasa hidupnya juga sangat KEJAM. Setiap hari Ayu malah mendoakan Muhammad dan memuji-muji namanya. Apakah Ayu masih tidak mengerti kalau Muhammad itu BUKAN ORANG BAIK dan akan terus membelanya dan menganggapnya NABI PILIHAN TUHAN?
Ayulestari wrote:Tetap juga islam masuk surga karena, jelas yesus tidak mengatakan bahwa orang yang tidak menyembahnya akan masuk neraka.
Bukti-bukti yang anda ajukan tersebut tidak membuktikan kalau Nabi Muhammad jahat.The problem is...... menjadi Muslim berarti menjadi ORANG JAHAT.
Walau muslim tidak pernah berbuat seperti apa yang diperbuat nabinya, tapi dengan menjadi pengikut Muhammad sama saja mendukung ORANG JAHAT.
Tidakkah sudah terbukti di FFI ini, seburuk dan sejahat apapun Muhammad, muslim akan selalu membelanya?
Jadi, dengan menjadi muslim, berarti kita telah menjadi ANTEK KEJAHATAN.
Persoalan mengenai Islam adalah persoalan yang sangat kompleks, jadi bukan hanya gara-gara muslim tidak mengakui Yesus saja, tapi juga karena muslim itu JAHAT.
Ayulestari wrote:Buat aja bualan tersebut terhadap Monas, tapi jelas, monas memang tidak pernah orang Yahudi atau agama samawi Beribadah dalamnya khan?
Apakah orang Yahudi juga beribadah di Kabah?
Apakah Bapa-bapa Kristen abad pertama ada yang beribadah di Kabah?
Monas didirikan oleh Sukarno ditahun 1965, jelas sejarahnya, gimana dengan Ka'bah?Kalau orang Arab bisa membual, kenapa kita tidak? Kalau orang Arab bisa mengklaim Kabah itu didirikan oleh Abraham, kita pun bisa mengklaim Monas itu didirikan oleh Adam.
Ayulestari wrote:Makanya itu, baca lagi teka-teki setan terjawab, sampeyan sendiri yang mengatakan yang tidak serupa dengan makhluk adalah setan, kalau gitu YHVH kan bukan materi sedangkan Materi adalah penyusun dari Mahkluk, nah kalau gitu YHVH tidak serupa dengan makhluk dan YHVH adalah setan.
Makanya itu tuhan yang sampeyan maksudkan adalah SetanKata siapa YHVH tidak serupa dengan makhluk? Bukankah YHVH menurut Taurat serupa dan segambar dengan manusia? Hanya tuhan rekayasa Islam saja yang tidak serupa dengan apapun. Saya tahu Awloh itu setan bukan karena tidak serupa dengan makhluk, tapi karena TABIAT-TABIATNYA serupa dan segambar dengan SETAN, baik SETAN di dalam Bibel maupun SETAN di dalam Alquran sendiri.
Karena :
YHVH tersusun dari Materi, YHWH se tabiat dengan SETAN, ini jelas pengakuan sampeyan, karena dalam Teka-teki setan terjawab, sampeyan mengatakan bahwa Tuhan harus sama dengan Mahkluk, jika sampeyan percaya bahwa Setan adalah makhluk ciptaan Tuhan, tentu Tuhan sampeyan memiliki tabiat yang sama dengan setan, karena TUhan sampeyan adalah sama dengan Makhluk
Ayulestari wrote:Dengan tegas dong, jawab saja: Baiklah Saya AKui bahwa TUHAN MEMILIKI SIFAT-SIFAT, gitu aja kok repot, kalau gitu argumen sampeyan yang mengatakan sesuatu yang memiliki sifat adalah ciptaan adalah salah ?
Saya tidak mengatakan sesuatu yang memiliki sifat adalah ciptaan,
Lagi-lagi sampeyan menafsirkan Sifat-sifat sebagai Sikap atau suatu kontrol. Jelas sampeyan tidak mengerti apa itu Sifat, Sifat adalah sesuatu yang memperkenalkan kepada sesuatu, misalkan siapa sampeyan? sampeyan akan memberikan beberapa pengetahuan siapa diri sampeyan, yaitu sampeyan akan menggambarkan sifat-sifat sampeyan, mulai dari sifat fisik (Proporsi, cakep, cantik, jelek, dan sebagainya) dan non fisik (Sikap/Prilaku, hobi, agama/kepercayaan, kebiasaan, dlltetapi SESUATU YANG TERCIPTA DARI SIFAT-SIFAT & DIKONTROL oleh SIFAT-SIFAT adalah CIPTAAN.
Tuhan berhak menciptakan sifat apapun untuk Dia pakai, tetapi awloh dibatasi oleh sifat-sifat tertentu yang berjumlah 99 dan dikendalikan oleh sifat-sifat itu.
Jadi 99 Sifat-sifat Allah tersebut bukanlah sesuatu yang mengontrol Allah, tetapi Adalah sebagai perkenalan Allah terhadap manusia tentang siapa Allah itu, kita tidak mengetahui bentuk Allah, maka kita tidak boleh untuk berprasangka bahwa Allah itu seperti tiang jemuran, karena Allah tidak mengatakan bawah dia seperti Tiang jemuran, atau kita mengatakan Allah itu kecil berbentuk batu, Allah tidak mengatakan dirinya berbentuk Batu, baik Hitam maupun Putih atau Kotak, Tuhan tidak pernah mengatakan itulah dirinya, tuhan hanya memperkenalkan dirinya 99 sifat tersebut, diluar itu hanya persangkaan hanya Tuhan hasil ciptaan manusia.
Ayulestari wrote:Adakah dalam kitab suci (Quran ataupun Alkitab) mengatakan Allah memiliki Sifat Maha Kecil?
Jika tidak ada, sebaiknya sampeyan jangan mengarang Tuhan Sendiri, itulah bukti bahwa Tuhan diciptakan di dalam Otak sampeyan, bukan Tuhan yang menciptakan sampeyan tapi otak sampeyan yang menciptakan TUhan Sampeyan.
Justru terbalik, sampeyan lah yang dengan mudah membuat - buat Tuhan berdasarkan otak sampeyan tanpa dilandaskan ucapan atau Firman Tuhan sendiri, dengan mudah sampeyan mengatakan Tuhan ITu Maha Kecil, ucapan itu hanyalah Tuhan dalam otak sampeyan, orang Zaman dulu pun bisa saja berpikiran seperti sampeyan, dengan mengatakan : "Patung inilah Tuhan kami, Apakah Tuhannya Ibrahim bisa menjelma jadi Patung? Tidak bukan? jadi Patung inilah yang Hebat dibandingkan Tuhannya Ibrahim yang tidak bisa berubah jadi Patung"Sudah menjadi kebiasaan manusia sejak zaman dahulu, inginnya mengagung-agungkan sesembahannya, sehingga mereka akan menyematkan gelar-gelar BAGUS & MULIA buat sesembahannya. Tapi kita tidak sadar kalau Tuhan itu tidak dibatasi oleh sifat sehingga dia memiliki ukuran besar atau kecil. Besar atau kecil, yang mana yang bagus, itu tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Semakin kecil ukuran, dalam dunia teknologi nano, akan dianggap PALING HEBAT. Jadi kata siapa sesuatu yang dianggap hebat itu hanya yang BESAR saja? Kalau manusia sanggup menciptakan benda-benda berukuran SUPER KECIL, dan benda-benda terkecil itu dianggap LUAR BIASA, bukankah terlebih lagi Tuhan, bukankah Tuhan lebih sanggup lagi mengambil ukuran terkecil yang tak pernah terbayangkan dalam pikiran manusia? Jadi, kalau dalam Islam awloh itu tidak bisa memiliki sifat maha kecil, sedangkan menurut LOGIKA Tuhan yang Sejati bisa memiliki sifat maha kecil.
Awloh tidak mampu atau tidak bisa memiliki sifat-sifat lain selain dari yang sudah ditentukan oleh Muhammad dalam Quran, yaitu berjumlah 99 itu. Tetapi Tuhan yang Sejati tidak dikendalikan atau tidak dibatasi oleh sifat-sifat.
Ayulestari wrote:Itukan hanya menurut sampeyan yang tanpa Argumen yang jelas, Apa yesus pernah mengatakan yang masuk surga itu adalah orang yang percaya bulat-bulat kepada alkitab, yang masuk surga adalah orang yang mengikuti kehendak Bapa Disurga khan?
Sampe sekarnag tidak ada tuh tulisan si Yohanes yang menerangkan kalau orang kristen aja yang masuk surga kalau kiamat dan kristen yang benarAyu buta Alkitab, makanya silakan diskusi dengan pakarnya di http://mengenal-islam.forumphp3.com" onclick="window.open(this.href);return false;
Makanya sampeyan saya tanya, anak yang dimaksud anak yang gimana? Bukankah saya sudah menyampaikan Islam juga percaya kalau Yesus adalah Anak Allah (Nabi)?Ayu pasti belum pernah baca ini:
Yohanes 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Jelas yang disuruh yesus adalah percaya kepadanya, bukan percaya kepadanya sebagai TUhan, tapi sebagai Anak (NAbi)Orang Kristen memaknai kata PERCAYA dalam ayat itu sebagai BENAR-BENAR PERCAYA bahwa Yesus itu Juruselamat/Tuhan dan MENELADANI YESUS dalam kehidupannya sehari-hari, jadi bukan sekedar berseru-seru: Yesus itu Tuhan, Yesus itu Tuhan. Silakan untuk selanjutnya Ayu tanyakan pada Sdr Yohannes pada sub forum yang sudah saya tunjukkan link-nya di awal.
Ayulestari wrote:Kalau kristen benar, Jelas Ayu masuk surga, karena Orang Yang mengikuti perintah Bapa disurgalah yang akan masuk surga
Yang diajarkan Nabi Muhammad adalah ajaran yang tidak pernah bertolak belakang dengan Alkitab. Bahkan lebih mulia lagi.Perintah Bapa di surga jelas, sesuai dengan Yohanes 6:40 di atas.
SEbagai muslim, Ayu tidak mengikuti perintah Bapanya Yesus, tapi mengikuti perintah awloh tuhan rekayasa Muhammad.
Awloh dan Bapanya Yesus itu berbeda.
Ayulestari wrote:Makanya mana dia Perbuatan jahat yang dilakukan Nabi Muhammad? sampeyan hanya bisa mengatakan DIa jahat, Psikopat, tapi buktinya sampe sekarang Orang FFI hanya bisa mengatakan Psikopat, jahat, pedop tanpa bukti yang jelas.
RESOURCE CENTER sudah terlalu panjang. lebih baik membahas satu persatu.Sorry, mata Ayu PICEK!!!!
Ayu tidak baca RESOURCE CENTER? Teruslah berpura-pura PICEK1!!
Ayulestari wrote:Rumah ibadah siapa yang dirusak? Yang dirusak tersebut bukan Rumah ibadah, tapi Rumah tempat tinggal yang jadi Rumah ibadah tanpa Izin pendirian Rumah Ibadah, dan itu melanggar Hukum, apakah yang melanggar hukum memang harus didiami aja gitu?
Untuk mendirikan Ruham Ibadah ada kententuannya, ada undang-undang yang harus dipatuhi, tempat ibadah yang dirusak tersebut adalah tempat ibadah yang melanggar hukum, beribadah didalam Ruham tidak apa-apa, tapi bagaimana kalau tiap minggu mengadakan misa?Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, menjadi MUSLIM sama dengan MENJADI ORANG JAHAT.
Ayu membela perbuatan MERUSAK, dengan dalih yang dirusak bukan rumah ibadah. Bukankah bangunan apapun, kalau dijadikan tempat beribadah, itu adalah TEMPAT IBADAH? Dan sekalipun yang dirusak itu bukan gereja, tetap saja itu TINDAK PENGRUSAKAN. Bukankah yang namanya MERUSAK itu JAHAT? Bukankah yang suka membuat kerusakan di muka bumi itu adalah MUSLIM? Kalau muslim yang berbuat, jangan menimpakan tuduhan pada kafir, dong! Itulah yang Muhammad lakukan. Baca Qurannya. Siapa yang suka menuduh pihak lain berbuat kerusakan?
Dan memang siapa Muslim, sehingga berhak menghakimi pihak lain yang menurutnya MELANGGAR HUKUM? Kalau muslim boleh tadarrusan di rumah warga, kenapa umat agama lain tidak boleh? *****-nya Ayu ini.
Beribadah di rumah dilarang, dan dikatakan melanggar hukum. Bukankah yang telah melanggar hukum itu adalah orang yang melakukan TINDAK PENGRUSAKAN? Sudah saya bilang, menjadi muslim itu sama dengan menjadi JAHAT. Otaknya akan menjadi KAMPRET, PRET!!!! Jadi *****, buta rohani...... Apa Ayu tidak sadar Ayu inginnya MENANG SENDIRI dan akan selalu membela PERBUATAN JAHAT Islam dengan berbagai macam alasan?
Orang yang mengikuti orang jahat, sama dengan dirinya mendukung kejahatan. Menjadi muslim, sama dengan menjadi ANTEK KEJAHATAN.
Dan aturannya jelas, siapa berbuat jahat, akan masuk neraka, tidak peduli agama apapun yang benar.
Ayulestari wrote:Kamu liat ayat ini baik-baik, bertanya yang kek gimana yang dilarang disini? Jelas disini dibolehkan bertanya.
Mana buktinya? Ayat yang sampeyan kutip kemarin? Noh sudah saya jawab, sampeyan aja yang kaga bisa ngarti maksud ayat tersebut.Muslim dilarang oleh Muhammad untuk menanyakan hal-hal yang kritis, yang dapat mengungkap KEPALSUAN ISLAM.
Jadi, kalau di hati muslim mulai timbul keraguan dan agar tidak terungkap KEPALSUAN ISLAM, muslim disuruh melupakan ganjalan di hatinya itu dan dilarang menanyakan hal itu.
Agama ***** atau agama yang BIKIN orang jadi *****, membebek aja pada apapun yang diajarkan oleh Arab tanpa boleh mengkritisinya, ini namanya PENGGOBLOKAN.
Ayu lihat di agama lain, khususnya di kristen, ada ORANG-ORANG KRITIS di sana dan tidak ada ANCAMAN MATI. Di Islam, baru saja seorang santri menanyakan benarkah Muhammad itu nabi, dia bisa babak belur atau bisa jadi sate panggang. Adalah tabu, meragukan kebenaran Islam, itulah yang dinamakan MELARANG ORANG BERTANYA. Islam itu AGAMA YANG BIKIN KITA JADI *****.
Ayulestari wrote:Tidak ada yang menyangkal Yesus, jelas Yesus sudah diterima dalam islam sebagai Anak Bapa (NABI) dan Juruselamat israel (Rasul)
Saya punya argumen yang membuktikan Anak Bapa=nabi dan juruselamat = Rasul, apa sampeyan punya argumen buat matahkan agumen Ayu? tidak khan? Argumen sampeyan paling cuma suruh Ayu untuk tanya kepada Pak Yohanes.Dengan menganggap Anak Bapa = Nabi, dan Juruselamat = khusus Israel saja, itu sama dengan PENYANGKALAN.
Kalau Kristen benar, otomatis Islam telah keliru. Dan penyangkalan Islam terhadap Tuhannya Kristen otomatis akan membuat mereka tertolak masuk surga.
Ayulestari wrote:Kalau sudah jelas, mana penjelasan sampeyan kalau Daud dan nabi-nabi lain nya bukan Anak Bapa?
Saya sudah sangat panjang lebar membuktikan bahwa Anak Allah, allah-allah, allah = Nabi
Ayu sudah mematahkan argumen sampeyan, sampe sekarang sampeyan belum memberikan jawaban, dan hanya jawaban tanyakan kepada Pak Yohanes.Pernahkah Daud berkata, "Aku sudah ada sebelum Abraham jadi?"
Pernahkah Musa berkata, "Aku akan membangkitkan orang-orang mati pada akhir zaman dan menghakimi perbuatan mereka."
Pernahkah Abraham berkata, "Bukan setiap orang yang memanggil-manggilku: Tuhan, Tuhan, akan selamat, tetapi mereka yang benar-benar menjadi pelaku firman."
Pernahkah nabi-nabi lain berkata, "Aku berkuasa mengampuni dosa." "Siapa percaya kepada-Ku akan selamat." "Kerajaanku bukan dari dunia ini, aku datang dari surga." dsb...?????
Seperti yang pernah saya bilang, OTAK MUSLIM masih setingkat ANAK TK NOL KECIL, jadi belum bisa melihat secara HOLISTIK.
Kenapa fokusnya cuma pada gelar "anak Allah" saja? Itulah bodohnya kita kalau masih muslim.
Ayulestari wrote:1) Benarkah Muhammad itu ORANG PALING MULIA sejagat?
2) Benarkah Muhammad bukan PERAMPOK?
3) Benarkah Muhammad bukan PEDOFIL?
4) Benarkah awloh itu TUHAN YG MAHAKUASA?
1. Kemuliaan tidak bisa diukur dari mata manusia, karena orang dikatakan mulia memiliki kriteria bermacam-maca, seseorang bisa dikatakan mulia ketika banyak kekayaannya, bisa karena jabatannya, dan bisa karena Akhlaknya. saya mengerti yang dimaksud akang duladi tentu bukti bahwa Nabi Muhammad memiliki Akhlak yang muliakan? Akhlaq tidak berhnti pada pembahasan masalah etika pergaulan dan tata sopan santun belaka, tapi mencakup semua pola pikir, selera, pandangan, sikap, perilaku, kecenderungan dan keinginan yang ada pada seseorang dan pada masa dan tempat dimana orang tersebut berada, jadi tetap kemuliaan akhlak seseorang yang berada pada zaman yang sudah lama sekali berlalu dan daerah yang jauh dari kita tidak bisa kita sesuaikan dengan semua polapikir sesuai dengan zaman dan daerah tempat dimana kita berada, jadi tetap kemuliaan seseorang hanya Allah yang bisa menilainya. Tepatlah ketika Aisyah ra ditanya tentang akhlaq Rasulullah SAW, beliau menjawab dengan jawaban yang singkat dan padat,?Akhlaq Rasulullah SAW itu adalah Al-Quran?. Jadi ruang lingkupnya menjadi tidak terbatas, karena semua sikap, tindakan, perilaku dan apapun yang dikerjakan manusia, tidak bisa dari masalah akhlaq.
Di mata Allah, orang yang mulia yakni ketaqwaan:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling taqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Waspada. (Surat Al-Hujurat: 13)
Taqwa artinya mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala pikiran dan perbuatan merugikan yang dilarang Allah. Di dalam Al-Qur’an, nama lain bagi orang beriman yang selalu ta’at kepada Allah adalah “orang yang saleh”. Pentingnya sifat taqwa disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
...Berbekal lah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertaqwa lah kepadaKu hai orang-orang yang berakal! (Surat Al-Baqarah: 197)
Sampeyan tidak nyambung, pertanyaan sampeyan adalah bukti bahwa Nabi Muhammad orang mulia, saya menjawab Orang Mulia tidak dapat dinilai dengan mata manusia yang Fana hanya Allah, sampeyan malah menjawab Allah adalah Iblis.Masalahnya, taqwa kepada awloh = taqwa kepada Iblis. Karena awloh adalah Iblis.
Dengan melihat ajaran-ajarannya dalam Quran yang BEJAT dan lebih condong pada pemuasan ego kaum pria, maka kita menjadi tahu kalau YG BERBICARA DI DALAM ALQURAN itu seseorang yg diinspirasi oleh RUH SETAN.
Tolong sebelum berkomentar, perhatikan kembali yang sedang di Quote, jangan asbun!!!
Ayulestari wrote:2. Sampeyan kaga punya bukti Bahwa Nabi Perampok, sekarang kok minta bukti Nabi Itu bukan perampok? aneh.
Perangbadar terjadi berawal dari api permusuhan yang dikobarkan oleh pihak Qurais,Ayu belum tahu kalau Perang di Badar itu PERAMPOKAN?
Apakah Ayu sudah tahu, apa motivasi Muhammad menyerang Kaybar?
Saya tahu Muhammad itu PERAMPOK, sementara Ayu tidak tahu. Jadi, silakan Ayu buktikan bahwa Muhammad SELAMA JADI NABI tidak pernah MERAMPOK!
'Abdullah bin Ubayy, seorang tokoh penting di Madinah, memang memiliki pengaruh besar di sana. Sebelum Nabi Suci hijrah, penduduk Madinah dikira akan membuatnya menjadi pemimpin mereka. 'Abdullah bin Ubayy perlahan-lahan mengalami kemunduran. Dia merasa sangat iri dan menyimpan rasa permusuhan terhadap kaum Muslimin. Lebih dari itu kaum Quraisy berusaha menghasutnya agar dia bisa mengusir kaum Muslimin. Tapi sejumlah besar dari sukunya telah bergabung ke dalam barisan Islam dan usaha untuk membuka pintu permusuhan terhadap Nabi Suci bisa mengakibatkan perang saudara di antara kaumnya sendiri. Karena kecewa pada 'Abdullah bin Ubayy, kini kaum Quraisy mulai menghasut penduduk daerah-daerah yang terletak antara Makkah dan Madinah. Sebagai penjaga Rumah Suci Ka'bah, mereka bisa memerintahkan seluruh bangsa Arab, dan karena posisinya itu, mereka menggunakan pengaruhnya terhadap suku-suku di sana. Kesuksesan propaganda kaum Quraisy di antara rakyat itu membuat kaum Muslimin sekali lagi harus berjaga-jaga dan waspada. Dari semua sudut mereka dikepung oleh musuh, dan bahkan dari orang-orang di dalam kota Madinah sendiri, yang juga telah memendam permusuhan yang dibakar dan dihasut oleh 'Abdullah bin Ubayy, tetap berlangsung terus. Walaupun nampaknya kompak, tapi kaum Yahudi ini tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Karenanya kaum Muslimin harus berhati-hati serta waspada terhadap keamanan mereka. Serangan bisa saja terjadi sewaktu-waktu dari tempat yang tidak terduga, begitu pula pengkhianatan dari dalam.
Pasukan kecil Quraisy biasa keluar untuk tujuan merampok dan menggasak daerah-daerah hingga ke daerah pinggiran kota Madinah. Satu kelompok dari mereka menunggang unta-untanya bahkan dari lapangan rumput di dalam kota. Terbukti, sejak saat Pengungsian, mereka ingin sekali mencari kesempatan untuk membuat keonaran dan membasmi Islam dengan pedang. Mereka sudah membuat persiapan untuk menyerang Madinah. Situasi demikian memerlukan kewaspadaan setiap Muslim. Wahyu Ilahi telah diterima dan mengizinkan untuk menghunus pedang demi mempertahankan diri. Firman Qur'an Suci dalam hubungan ini cukup dimengerti, dan ini melahirkan kritikan tajam yang menodai Islam, kadang-kadang dan sering kali dicap sebagai agama pedang. Qur'an Suci berfirman: "Perang diizinkan kepada orang-orang yang diperangi sebab mereka ditindas" (22:39). Dan di tempat lain di dalam Qur'an juga dikatakan: "Berperanglah di jalan Allah melawan mereka yang memerangi kamu, tapi janganlah kamu melanggar batas" (2:190). Jadi perang itu dibatasi oleh dua kondisi. Itu boleh dilakukan hanya dalam mempertahankan diri, dan harus segera dihentikan jika itu telah usai. Di bawah perintah Qur'an Suci, karenanya kaum Muslim tidak boleh melakukan penyerangan. Dia harus menanti hingga musuh menyerang terlebih dulu. Sekian banyak peperangan yang pernah dilakukan; kemudian, pada setiap tingkat tindakkannya, dia harus mengamati terlebih dulu dengan seksama demi pertahanan diri, jadi jika musuh cenderung pada perdamaian, dia harus bersedia untuk menjumpai mereka lebih dari setengah perjalanan, di sana harus menunda permusuhan pada waktu itu juga. Dia tidak boleh "melampaui batas".
Penyerangan Khaybar dikarenakan kebencian yahudi tehadap islam:
Perang Khaibar datang setelah perjanjian Hudaibiyah yang terjadi di tahun ketujuh setelah Hijrah, namun lantaran adanya hubungan antara Yahudi dan Islam, ini tidak keluar dari tempat ini. Ketika dikucilkan dari Madinah, sebagian besar kaum Bani Nadir, khususnya para pemimpin mereka, tinggal di Khaibar, benteng kekuatan Yahudi di negeri Arab, yang berjarak 200 mil dari Madinah. Di sini mereka memegang tampuk kekuasaan dan membangun benteng dengan kokohnya. Sewaktu kedatangan Banu Nadir, bibit permusuhan terhadap Islam sudah nampak di dalam. Dalam kesempatan perang Ahzab, mereka membangkitkan semangat orang-orang Makkah untuk melawan Islam, yakni suku Ghatafan dan suku-suku Badui dan bahkan memepreoleh bantuan kerjasama dari Banu Quraizah. Dengan gagalnya ekspedisi tentara ke Ahzab, kekuatan kaum Muslimin semakin mantap dan kuat di Madinah. Kedengkian kaum Yahudi karenanya semakin menjadi-jadi. Mereka mengadakan hubungan rahasia dengan 'Abdullah bin Ubayy, pemimpin kaum munafik, yang memberikan jaminan kepada mereka bahwa mereka pasti dapat menghancurkan kekuatan Islam. Di tahun keenam Hijriah, Nabi Suci dihalang-halangi oleh orang-orang Makkah untuk menunaikan ibadah Hajji, kemudian mengadakan gencatan senjata dengan mereka dalam keadaan yang agak memalukan. Ini ditekankan lebih dalam lagi oleh kaum Yahudi dari Khaibar guna melemahkan kekuatan kaum Muslimin dan mereka mulai menyegarkan harapan yang dapat mengakibatkan timbulnya kehancuran Islam. Mereka sekali lagi memperkuat persekongkolan dengan suku Ghatafan yang sedikit mengerahkan pasukannya menuju Madinah. Hasil penyeldikan tentang rencana jahat mereka telah sampai kepada Nabi Suci, yang setelah membuktikan kebenaran laporan itu, langsung mengirim 1600 tentara ke Khaibar. Di tengah perjalanan antara Khaibar dan Ghatafan terletaklah daerah yang bernama Raji'. Karena mempunyai latar belakang yang strategis, tempat ini dipilih sebagai basis dan untuk gerak memotong semua jalur hubungan antara dua tempat itu. Karena tidak ada bantuan dari suku Ghatafan yang datang. Yang belakangan ini sadar akan kesalahan mereka dengan menahan serangan mereka sendiri dan merasa terpusat kepada perhitungan mereka sendiri. Dikira kaum Yahudi akan membatalkan perlawanan dan akan menyerah. Tapi karena kaum Muslimin mendapat kemajuan di Khaibar, ternyata kaum Yahudi telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk melakukan pertempuran keras. Pertempuran pun dimulai; beberapa benteng pertahanan direbut oleh kaum Muslimin. Tapi satu benteng yang disebut Qamus, perbentengan yang sangat kuat dan berpenghuni, baru bisa dibongkar selama kurang lebih dua puluh hari, yang akhirnya ini pun tunduk di hadapan serangan gencar yang langsung dipimpin oleh 'Ali. Setelah menyerah, kaum Yahudi meminta agar tanah yang mereka tinggalkan bisa tetap menjadi milik mereka dengan syarat bahwa separo dari hasil buminya dijadikan sebagai upeti. Permintaan itu dikabulkan dan kaum Yahudi diizinkan untuk menguasai pemilikan tempat itu walaupun Nabi Suci tahu bahwa mereka tidak akan menghentikan perbuatan salah mereka.
Ayulestari wrote:3. Sampeyan kaga punya bukti bahwa Nabi Pedofil, sekarang sampeyan minta bukti bahwa Nabi itu Pedofil
Makanya Ayu mengatakan Orang kafir selalu kalau yang namanya menikah yang dipirkan hanya Ngeseknya doang, apa kafir memang pikirannya hanya kepada Nafsu birahi aja? Tidak dilihat kenapa Nabi menikah?Pedofil adalah suatu tabiat yang menyimpang, di mana laki-laki dewasa atau bahkan tua berkeinginan NGESEKS dengan anak di bawah umur.
Muhammad apakah tidak pernah melakukan itu? Dan apakah Ayu tidak tahu, bahwa Muhammad mengajarkan perilaku pedofil itu kepada pengikutnya pula?
Ayulestari wrote:4. Benar, karena itu Ciri-ciri atau sifat-sifat Allah.
Sekarang masalahnya adalah Catatan sejarahnya Ada Dua, yaitu Alkitab dan Quran, kalau saya mengambil cerita kekuasaan Allah dalam Al-Quran sampeyan tentu akan mengatakan itu cerita Hasil contekan dari Alkitab, nah untuk itu perlu kita lihat dulu saja kebenaran sejarahnya, karena Sejarah Adam dan Hawa antara alkitab dan Quran adalah sama tapi sangat jauh berbeda, cerita daud begitu juga, Musa begitu juga, Nuh juga demikian, uji aja kisah antara kedua kitab ini, yang mana yang isinya tidak sesuai fakta sejarah, dan yang mana yang sesuai fakta sejarah dari temua-temuan arkeolog.Itu FAKTA atau TEORI?
Kalau Ayu menganggap itu fakta, buktikan dari CATATAN SEJARAH ISLAM, kalau awloh MAMPU melakukan hal-hal yang ILAHI, yang adikodrati sebagai bukti dia tuhan yang mahakuasa. Kalau Ayu tidak bisa tunjukkan dari CATATAN SEJARAH, maka Awloh adalah tuhan palsu karangan Muhammad yang menjadi "TUHAN" berkat TRIBUL.
Ayulestari wrote:Bukan masalah Punya Anak atau Tidak punya anak maka itu bukti bahwa Dia Pencipta, Seperti cerita 2 orrang yang mengaku pembuat pergedel, apakah yang menyatakan dia sebagai pembuat pergedel harus punya anak dulu?
1. Berhala, Fir'aun, Zeus pun terbukti secara inderaTolok ukur untuk mengetahui sosok itu benar-benar tuhan adalah:
1) Harus ada BUKTI EKSISTENSI-nya, di mana hal itu dinyatakan secara audio-visual, dapat diterima secara indera.
2) Mampu tunjukkan ke-Mahakuasaan-Nya.
2. Dengan mengatakan : " Apakah Tuhan sampeyan Tidak bisa jadi Manusia?" adalah sudah bisa membuktikan Tuhan Abal-abalan sampeyan menjadi Mahakuasa.
Inilah bukti kebodohan sampeyan terhadap Al-Quran, Anak yang dimaksud dalam Al-Quran adalah Anak Biologis, Ayat tentang Anak Biologis tersebut menegur orang kafir qurais yang berprasangka bahwa Allah memiliki Anak Lata dan Uza, Bukan Anak yang artinya sebagai Nabi.Menurut saya pribadi, Tuhan di dalam Alkitab (yang mengaku punya Anak itu), mampu buktikan EKSISTENSI & KEMAHAKUASANNYA. Sebaliknya awloh tuhan yang Ayu sembah cuma tuhan abal-abal rekayasa Muhammad.
Kalau Kristen benar, otomatis Tuhan yang punya Anak itulah yang benar. Sedangkan Islam bertuhankan awloh yang menyangkal punya Anak. Jadi, tuhan kedua agama ini berbeda. Kalau Kristen benar, muslim akan masuk neraka karena muslim tidak menyembah Tuhan yg Sejati, melainkan statusnya seperti penyembah berhala (penyembah tuhan lain).
Ayulestari wrote:Apa alkitab ada mengatakan jika mengikuti Ilmu pengetahuan akan masuk neraka?
Jelas lolos, karena tudahan sampeyan hanya hasil dari kesalahan berpikir sampeyan terhadap Quran, orang bodohpun bisa saja mengatakan Yesus itu Setan, tapi ketika ditanya bukti malah ngeyel.Sepanjang pengetahuan saya, Alkitab menyatakan dengan tegas siapa yang akan masuk neraka:
Wahyu 22:15
Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.
Wahyu 21:27
Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
Apakah Muhammad lolos dari kriteria di atas? Apakah Muhammad bukan "anjing", yang suka mengumbar penisnya kepada wanita manapun yang dia nafsuhi? Apakah Muhammad bukan manusia sundal? Apakah Muhammad bukan pembunuh? Apakah Muhammad bukan penyembah berhala? Apakah Muhammad bukan seorang penipu, pendusta dan pemfitnah? Dan mungkinkah muslim akan tertulis namanya dalam kitab kehidupan Yesus (sang Anak Domba), sedangkan muslim tidak mengakui Yesus sebagai Juruselamat?
Itu hanya prediksi sampeyan, bukan alkitab yang mengatakannya khan?Mengharapkan tetap akan selamat walaupun Kristen benar, adalah angan-angan yang sangat **** dan tidak bisa dinalar. Ayu akan menyesal karena telah menipu diri sendiri. Menjadi muslim adalah pilihan terburuk dan sudah seharusnya setiap orang yang sadar akan posisinya ini segera OUT dan memilih AGAMA MORALIS, seperti Budha, Kristen atau lainnya. Janganlah DOGMA membutakan pikiran kita. Kita dapat mengetahui agama itu SALAH atau BENAR adalah dari meninjau seberapa botol pengetahuan rohaninya. Agama yg buta rohani, tak bisa bedakan benar dan salah, bejat tak bermoral, sudah pasti SALAH.
Sampai sekarang seperti sampeyan yang bertambah picek, sampai-sampai Sifat = Perilaku.Setelah Ayu menanggapi tulisan saya ini, saya tertarik untuk membuka mata Ayu bahwa Islam itu AGAMA TIDAK BERMORAL, agama bejat. Dari situ kita akan tahu bahwa Islam itu SALAH. Itulah yang akan kita bahas berikutnya.
Salam,
DULADI
11 Maret 2009