Iya, tapi Allahnya Muhammad itu mengijinkan suami punya istri sampai empat dan punya budak2 wanita yang jumlahnya tanpa batas. Kita bolak-balik ke masalah asal lagi, sebab inilah pokok utama ketidakadilan dalam aturan nikah yang paling dasar. Karena itu pula saya tanyakan di posting terdaulu apakah arti kesetiaan dalam pernikahan Islam. Tapi lalu kau jawab dengan setia pada Tuhan. Bukan itu yang saya tanyakan, tapi apakah kesetiaan pihak suami terhadap istri dan istri terhadap suami. Dalam norma masyarakat global dan universal, suami yang setia adalah suami yang tidak main gila atau menikah lagi dengan wanita lain. Suami yang setia adalah suami yang mengutamakan istrinya sebagai pasangan hidupnya yang tunggal sampai akhir hayat. Tapi tidak begitu yang diyakini Muhammad. Suami yang setia bagi dia adalah yang mengikuti aturan yang ditetapkannya sendiri dalam Islam, yakni boleh punya istri lagi, lagi, dan lagi, terus masih ditambah boleh punya budak wanita untuk disetubuhi pula, lagi, dan lagi, dan lagi, dst.Kesetian pernikahan Islam itu bukan hanya diantara suami-isteri-anak2 tetapi juga berkait dengan Tuhan.
Saya tahu kamu akan terus bersikeras bahwa aturan yang dibuat Muhammad tentang jumlah istri dan budak seks bagi seorang suami adalah adil. Tapi cobalah kamu sendiri lakukan itu pada istrimu dengan mengambil istri baru atau budak seks baru. Saya yakin istrimu akan sangat tidak bahagia dan besar kemungkinan rumah tanggamu akan hancur. Tidak ada manusia yang suka untuk dimadu, diduakan atau bahkan diempatkan sekalian. Hal ini pun diketahui oleh jutaan pria Muslim yang dengan sendirinya memilih untuk setia dengan pasangan hidupnya sampai akhir hayat, tapi tentu saja mereka tidak mau mengakui secara tertulis bahwa mengambil istri2 baru seperti yang tertulis di Qur’an adalah perlakuan yang adil.
Ya ini kembali lagi dengan contoh zinah yang dilakukan berkali-kali oleh Muhammad.Sebagai contoh, jika si suami telah melakukan perzinahan dengan wanita lain yang dilarang oleh Islam,
Misalnya (1) menyetubuhi Mariah budak istrinya yang bernama Hafsah di ranjang Hafsah dan ketahuan lagi sama Hafsah. Kau katakan bahwa Mariah dinikahi Muhammad. Tidak ada informasi tentang itu sama sekali. Yang ada hanyalah Muhammad berjanji pada Hafsa bahwa dia tidak akan meniduri Mariah lagi, asalkan Hafsah tutup mulut tentang peristiwa memalukan ini, tapi Hafsa menyampaikannya ke Aisha, istri kesayangan Muhammad. Silakan baca di Bukhari Volume 3, Book 43, Number 648. Sebenarnya Muhammad sudah layak untuk dirajam dengan melakukan perzinahan ini.
(2) menyetubuhi dan lalu mengawini Safiyah tanpa melakukan Idda (saat tunggu wajib Q2:228) bagi para janda yang baru kehilangan suami (gara2 dipancung oleh perintah Muhammad). Bukankah ini jelas melanggar aturan Qur’an. Dengan begitu perkawinan dengan Safiyah tidak sah, alias hanya perzinahan belaka. Sekali lagi, Muhammad layak dirajam sampai mati karena melanggar hukumnya sendiri di Q 2:228.
Saya tidak peduli pula kamu mau mengikuti Muhammad atau tidak. Kita di sini sedang membicarakan “Islam itu Adil” seperti yang kau tulis. Sudah jelas bahwa keadilan dalam Islam itu hanya dari kaca mata kebutuhan Muhammad belaka.Kalau mengaggap perkataan dan perilaku Rasulullah SAW itu tidak baik, samalah mengatakan perintah Allah SWT itu tidak baik. Kamu tidak mahu mengikut, kami tidak peduli. Pahala/dosa saya tidak terkait dengan kamu.
Sahih al-Bukari The Book of Gifts No. 2417 menceritakan bahwa istri2 Muhammad cemburu karena dia menghabiskan waktu lebih banyak dengan Aisyah daripada dengan istri2 lain. Tapi Muhammad tidak mengindahkan mereka, bahkan mereka harus terima keadaan ini, sebab inspirasi hanya datang pada saat Muhammad sedang di bawah selimut bersama Aisyah. Nah, ini kan perbuatan yang tidak adil pada istri2 lain?Sirah **** mana yang kamu baca ini? Sedangkan Rasulullah SAW pernah menegur isteri baginda yang cemburu.
Merosakkan isteri2 itu adalah sama seperti merosakkan "amanah Allah SWT".
Kalau pun tujuannya baik, tapi akibatnya jelek.
HADIS SUNAN OF ABU DAWUD BAB 709 #2141
Iyas Dhubab melaporkan perkataan Rasulullah:
"Jangan memukuli gadis2 Allah", namun ketika Umar menghadap Rasul ia mengatakan: "Perempuan semakin berani melawan suami mereka", ia (Nabi), memberi ijin agar memukuli mereka. Lalu banyak wanita datang kepada keluarga Rasulullah yang mengeluh tentang suami mereka. Jadi Rasulullah mengatakan, "Banyak wanita datang kepada keluarga Muhamad mengeluh tentang suami mereka. Mereka bukan yang terbaik diantara kalian".
Perhatikan bahwa Muhamad sama sekali tidak mengomentari tindakan suami yang memukuli isteri. Kamu lihat abuse pemukulan itu telah terjadi di jaman Muhammad, sampai2 para istri yang dipukuli mengadu padanya, tapi Muhammad tidak berbuat apapun untuk menegur para suami itu. Dia bahkan diam saja pula waktu istri2nya dipukul oleh ayah2 mereka. .
Hadis Sahih Muslim, Book 009, #3506:
….. Rasulullah tertawa dan mengatakan: "Mereka disekeliling saya ini, seperti anda lihat, meminta uang lebih." Abu Bakr lalu berdiri dan menghampiri 'Aisha dan menampar lehernya, dan 'Umar berdiri didepan Hafsa dan menamparinya sambil mengatakan: "Kau meminta pada Rasulullah sesuatu yang tidak ia miliki." Kata mereka: "Demi Allah, kami tidak memintai Rasulullah hal yang tidak ia miliki …."
Dalam kasus diatas, Muhamad sendiri memang tidak memukuli isteri2nya, tapi ia membiarkan ayah2 para isteri-nya memukuli mereka. Ini membuatnya turut bersalah.
Coba kau tunjukkan di mana pihak Muslim di jaman Muhammad diserang sekelompok tentara musuh duluan? Bukankah semua usaha perampokan yang dilakukan Muhammad itu ditulis dengan keterangan lengkap di berbagai Hadis dan biografi Muhammad bahwa dia yang selalu terlebih dahulu melakukan perampokan, pembunuhan, dan pemerkosaan?Kalau kamu sudah terbukti tidak jujur mengunakan perkataan2 yang kamu ada-adakan seperti, "pemerkosaan", "dibenci" dll., mengapa pula kami harus mempercayai kata2 kamu seperti "rampokkan", "duluan" dll.
Apakah arti perkosaan bagimu? Bagi saya, perkosaan terjadi dalam suatu hubungan seksual di mana satu pihak tidak menyetujui perbuatan seks itu berlangsung, tapi pihak yang lain memaksakannya. Pihak pemerkosa memaksakan hubungan seksual atas pihak yang tidak mau yakni korban perkosaan. Kalau kau tidak setuju akan jabaran saya, tunjukkan apa arti perkosaan bagimu. Berdasarkan pengertian saya, bisa dilihat banyaknya kasus perkosaan yang terjadi dalam Islam, dan dibiarkan saja oleh Muhammad, karena dia pun melakukannya. Contoh perkosaan dalam Islam bisa dilihat dari
Sura 33:50 di Qur’an menganugerahkan pria hak untuk menggunakan budak2 wanitanya secara seksual, tapi tidak disebutkan sama sekali apakah budak wanita punya hak untuk menolak. Jadi, kalaupun pihak wanita tidak mau, para majikan berhak untuk memperkosanya.
Sahih Bukhari 7,62,137 bicara tentang prajurit2 Muslim yang biasa berhubungan seks dengan para wanita tawanan perang. Tapi karena mereka tidak mau membuat wanita2 itu hamil dan mau mengembalikan mereka sebagai sandera setelah memperkosanya, para prajurit itu pergi ke Muhammad dan bertanya tentang coitus interruptus (mengeluarkan sperma di luar tubuh wanita). Sang Nabi tidak melarang pemerkosaan terhadap wanita tapi hanya berkata tidak usah melakukan coitus interruptus karena jika Tuhan menentukan seorang jiwa (bayi) akan lahir, maka akan lahir dengan sendirinya. Lihat pula Sahih Bukhari 8.77.6.
Sewaktu Muhammad menyetubuhi Safiyah di hari yang sama dia membunuh suami dan ayah Safiyah, Muhammad pun melakukan pemerkosaan. Safiyah sebagai budak atau tawanan wanita tidak punya hak untuk menolak kemauan Muhammad.
Perkawinan Muhammad dan Aisyah pun termasuk kasus pemerkosaan fedofilia, sebab Aisyah belum cukup umur untuk dapat menentukan keputusan sendiri apakah dia mau berhubungan seksual dengan Muhammad atau tidak. Bagaimana bisa anak berusia 9 tahun mengambil keputusan seksual jika dia sendiri tidak tahu apa artinya hubungan seksual. Jadi yang terjadi adalah pemaksaan kehendak Muhammad atas diri seorang anak perempuan kecil.
Di awal ayat itu lagi Allah SWT telah berfirman dengan kalimat "kalau Kami perintahkan" bererti Allah SWT tidak memerintahkan, hanya KALAU.
Tapi ternyata Allah/Muhammad memang memerintahkan orang2 Muhajirin untuk meninggalkan kampung dan hijrah bersama Muhammad ke Medinah.
Apakah saat itu Muhammad meminta orang2 Muhajirin untuk ke luar kampung meninggalkan rumah mereka? Ya.
Apakah mereka mau melakukan itu? Tidak.
Karena mereka tidak mau, maka Muhammad mengeluarkan ayat itu, dengan keterangan jika mereka mau ke luar kampung maka mereka akan dapat pahala.
Nah, sekarang jika permintaan Allah/Muhammad adalah bunuh diri, apakah mereka mau melakukannya? Tidak. Nah, upah yang sama pula diterapkan bagi mereka yang mau bunuh diri. Begitu logikanya. Kamu mau terima atau tidak, itu terserah kamu, yang jelas ayat ini manjur sekali untuk membuat orang2 Muslim rela meledakkan diri mereka.