angky wrote:
Pasti ada dan suharto tidak perduli dengan hal yg seperti ini. selama tidak menggangu rezim dan kroni nya dia malah senang.
Suharto bukan islam kaffah dia cenderung memberangus kaum hijau dengan membenturkan nya pada kaum merah. Agama hingga tahun 97 bukan menjadi perhatian dia.
wah Eyang Angki. sesuai adat timur saya pangil demikian
Bagaimana bisa "ADA" semua thread isinya bikin rusuh negara hahahhaa hahaa
dia memang seperti bukan islam kafah mau di cemberutin sama istrinya yang nota bene mantan katholik. hahahha haha
jangan lupa amerika negara kafier juga kasih makan secara halus ke indonesia. maaf jgn lupa itu
macam macam dengan kafier di indonesia mau di tahan bantuan utangnya? haha
Sekadar gambaran - seperti ditulis dalam lampiran buku “Implikasi SKB 1969 dan Perber 2008” (Yapama, 2006) -, dalam 32 tahun atau 370 bulan (Maret 1967-Mei 1998) masa pemerintahan Soeharto, terdapat 456 gereja ditutup paksa, dirusak ataupun dibakar. mana giginya soeharto ketika itu hahha ahah adalah benar jaman soeharto. cuma gak ada beritanya di koran hahah ahaha. dia bukan hanya membenturkan islam hijau sama merah tapi juga gak mau "tukang kritik" macam gereja Katholik terlalu banyak rumahnya. haha hha ha
angky wrote:
coba anda browsing era 80an.... kalau bro paham maksud ane.
sampun Eyang angki
angky wrote:
Saya tidak naif, apa yang diucapkan suharto saat itu saya lihat keletihan dari seorang manusia. Bro mungkin tidak menonton saat itu. Tapi brutus brutus disekitar pak harto, yang kemudian melarikan diri tanpa tanggung jawab, adalah orang orang yang sekarang berteriak REFORMASI...
Betul sistem pada jaman suharto brengsek, tapi sudah membaik kah dengan kondisi saat ini?? Sekali lagi, ane bukan pendukung suharto, bahkan ane salah satu yang sangat tidak menyukai (membenci bukan term yg baik bagi ane saat ini, maaf) suharto. 15 tahun sudah berlalu reformasi apa yang lebih baik dibandingkan dengan tahun 98??? Kebebasan berbicara. Berapa ratus juta yang perduli dengan kebebasan berbicara dibandingkan dengan urusan perut??
saya sudah tulis tanggalnya 21 mei 1998 adalah hari bersejarah dan kepedihan bangsa ku
jelas saya melihat raut wajahnya. kalau sekarang mereka memanfaatkan REFORMASI jelas banget. Puji Tuhan saya tidak termasuk didalamnya.
untuk urusan perut saya harus melihat posisi PNS dan petani jaman itu. gak fair kalu kalau saya melihat hanya untuk kaum establish saja. saya juga "anak Kolong" Eyang tentu tahu maksud saya kan. tapi apakah saya bangga ? tidak saya prihatin sekali.
betapa banyak militer yang cuma di anggap kacung jaman itu. apa lagi golongan sipil militernya haeduh kasihan. dibandingkan jaman soeharo masih lebih sejahtera PNS sekarang.
petani di kasih janji manis sekali ketika itu. gak boleh naik harga dengan kata kata manis mengambil image sebagai anak petani? prettt lah. masih lebih baik sekarang petani bisa bernegoisiasi dng pemerintah.
angky wrote:
Jika bung masih kuliah tahun 98, saat apa yang pernah ane alami, bung masih sd atau baru lahir. Kena popor disaat ephoria, bukan ane meremehkan, adalah pengalaman berkesan. Tapi lebih penting lagi, apa yang sudah bung lakukan untuk negara sekarang ini?? Mempemasalahkan nama jalan?? heheheh itu baru naif bung. Kalau bung mau mengejar harta kroni suharto, baru ane angkat jempol.
semua orang punya jamannya karena lahir beda waktu. mungkin saya masih SD makanya Anda saya panggil Eyang Angki sekarang
bagi saya kena popor itu sudah resiko adik kelas saya mati ketembak. saya mah gak ada apa apanya h ah ah ha. Benar sekali yang penting memang apa sih yang udah kita buat untuk negara? saya tidak tahu apa yang saya lakukan di forum ini termasuk do something for my country atau tidak. yang pasti jelas ada manffatnya. amin.
ngejar harta soeharo? ane lebih milih berjuang untuk agar kebusukan soeharto di munculkan karena lebih penting dari pada uangnya dia. kenapa? busuknya masih tersisa sampai sekarang. Reformasi suruh bersih2 maaf bisa gila mereka hah ahah aha
karena telalu busuk sekali.
termasuk gak setuju nama soeharto dipakai sebagai nama jalan. sama saja mengiyakan soeharto bersih.
memangnya soeharto tidak tahu bgaimana sejarah islam di tanah air? pasti tahu sekali.
angky wrote:Katakan hal ini pada beberapa aktivis mahasiswa yang sekarang nyaman sebagai anggota dpr dan sekaligus memperkaya dirinya. Ane lebih salut pada demonstran yang walau sudah lulus, tapi konsisten dengan prinsip prinsip kebenaran.
Ada beberapa yang terjun pada dunia politik tapi tetap tinggal di rumah type 70 dan tidak memiliki kendaraan, tapi tak kurang yang tergerus oleh silau nya kekuasaan dan uang. Ane harap bung bukan pada yang terakhir.
masih banyak kok yang bersih Eyang pasti juga tahu kan.
itu lah yang masih membuat harapan akan perubahan di era ini bagi saya. masih ada orang yang punya nyali miskin sekalipun mungkin sangat berjasa saat reformasi. tapi konsisten hidup bersih. saya tidak tahu apakah saya termasuk golongan mana. bagi saya bertanggung jawab dan gak bikin rusuh sudah lebih baik.
kesimpulannya: Mohon maaf sama sekali bukan offense :
1. Bagi saya yang masih bermimpi kembali ke jaman soeharto. orang yang tidak punya nyali hanya senang di zona nyaman.
2. mengambil kata kata moselm liberal ulil . ketika mengatakan indoneisa kalau mau dijadikan negara islam sama saja mundur 100 tahun kebelalang.
saya mau bilang jaman soeharto dibawa ke era ini sama saja 1000 th mundur kebelakang.
mungkin terlihar sepele atau bahkan naif sekali hanya masalah nama jalan di ributin. namun lebih benar menurut saya " katann iya jika iya katakan salah jika salah selebinya dari kuasa jahat"
GBU . Eyang Angki.