KARTUN JIHAD atas MOJOPOHIT (versi kedua)

Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

KARTUN JIHAD atas MOJOPOHIT (versi kedua)

Post by ali5196 »

tunggu tunggu ... ANe temuin gambar2 baru dari buku2 komik tentang menara Babel dan Injil Perjanjian Lama. hehheee ... Anggap aja Mojopohit yah ...

Post ini nanti akan digabung dng kartun jihad Mojopohit versi 1, jadi pada tahap ini teksnya rada semrawut, tapi ane masukin gambar2nya dulu deh. Sori nih rada serabutan, abis ane rada KUPTEK (KUPLUK TEKNOLOGI) sih! Yg penting usaha khan? Udah elu pade jangan ngomel yah!? WEKWEKWEK ...

PS: kalo ada yg tahu gmn kecilin gambar disini, kasih tahu juga yah?

Image

Image
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Re: KARTUN JIHAD atas MOJOPOHIT (versi kedua)

Post by ali5196 »

Image

Image
Menurut wikipedia Malaysia: Model Bahtera Majapahit ini menunjukkan kemahiran pertukangan pada zaman kerajaan Majapahit dalam usaha merentasi samudera untuk memperluaskan jajahan takluknya dan berdagang. Kerajaan Majapahit wujud sekitar abad ke-13 dan merupakan salah sebuah sebuah kerajaan yang agung dan masyhur di Alam Melayu khususnya di Indonesia. http://id.wikipedia.org/w/index.php?tit ... 0104210144


Image
Last edited by ali5196 on Fri Apr 13, 2012 9:38 pm, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

...
Last edited by ali5196 on Mon Apr 16, 2012 4:32 am, edited 2 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Image

Image

Image

Image
http://etnikaos.wordpress.com/category/candi-indonesia/

Image
KOMLEKS MAJAPAHIT DI TROWULAN SEKARANG: http://historic-relics-indonesia.blogsp ... wulan.html
Oia, there is a unique story about Pool Segaran. Breadth swimming acres and is always filled with water was reputedly formerly a royal banquet guests. At that time the plate is made of gold. To show how rich Majapahit, complete meals, the gold plates immediately "dumped" into the pool Segaran! The guests-were made astonished and amazed! And after they went home, retrieved the gold plates.

TERJEMAHAN: ada cerita unik tentang Kolam Segaran (di Kompleks Trowulan ini). Saking kayanya Majapahit, piring2 bagi tamu2 negara terbuat dari emas. Dan untuk mempraktekkan betapa kayanya mereka, para tamu diminta untuk melemparkan piring2 emas itu (setelah selesai makan) kedalam Kolam Segaran. Para tamu sering terheran dan kagum. Setelah mereka pulang, mereka diam2 kembali ke Kolam Segaran dan menyelam mengambil piring2 tsb.
Last edited by ali5196 on Mon Apr 16, 2012 4:12 am, edited 8 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

NGomong-ngomong tentang EMAS:

Image

Berbagai obyek peninggalan Majapahit:

Image
http://nasional.kompas.com/read/2008/11 ... .majapahit.
http://nasional.kompas.com/read/2008/11 ... n.Sidoarjo

Image
Perhiasan Emas CINCIN STEMPEL KERAJAAN (huruf JAWI), Era : Jawa Tengah, abad ke-9, THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY - USA, Dimensions: H. 1/8 in. (0.3 cm); Diam. 1 1/8 in. (2.9 cm)

Image
Arca Emas Garudha Mukha, perkiraan abad ke-10, Kerajaan Kahuripan, Asal Jawa Timur, Koleksi BARAKAT GALLERY, 421 North Rodeo Drive, Beverly Hills, CA - USA


Image
Meriam Kapal CETBANG Kerajaan Majapahit, abad ke-14, Koleksi THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART, 1000 5th Avenue, New York, NY - USA

Medium: Bronze
Dimensions: L. 37 7/16 in. (95.2 cm)
Classification: Metalwork

Armada laut Majapahit yang dipersenjatai CETBANG inilah sangat disegani oleh kawasan Asia. Terdiri dari beberapa ukuran (1 meter hingga 3 meter), menggunakan mesiu jenis low explosive berdaya bakar tinggi. Hal ini beda dengan mesiu yang ditemukan China yang high explosive berdaya dorong tinggi. Sempat menggetarkan armada laut Spanyol dan Portugis di Malaka, karena mereka tidak mengira ada bangsa di belahan timur (yang dianggap primitif) sudah menggunakan senjata api (meriam dan senapan). Dikemudian hari jenis meriam ini kalah jauh dengan meriam eropa (yang lebih baik kwalitas materialnya dan mampu melontarkan proyektil lebih jauh karena memakai mesiu China), tetapi tetap disegani karena bentuknya yang kecil dan berdaya bakar tinggi mampu dibawa bergerak cepat. Di era berikutnya di warisi oleh Demak dan era kerajaan berikutnya. Ketika masa penjajahan kolonial Belanda, semua meriam dan senjata api dikumpulkan dan dilebur menjadi senjata mereka. Pengetahuan tentang membuat mesiu dan senjata api dilarang keras dan akan dihukum berat pelakunya. Senjata sisa peninggalan Majapahit justru tersisa banyak di negara-negara bawahannya di semenanjung Melayu dan Sumatera serta di Kalimantan. Karena banyak dimusnahkan, adalah suatu kebanggaan bagi kita semua bisa melihat sisa peninggalan yang ada walau disimpan oleh museum asing di Amerika Serikat ini. Pada gambar, bagian hulu yang seharusnya tertutup dipapas / dipotong guna memperlihatkan mekanisme kerjanya.
Last edited by ali5196 on Mon Apr 16, 2012 4:33 am, edited 3 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Silsilah Majapahit:

Image
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Majapahit

Image
Prabu Brawijaya, siapa ia?

Siapa raja terakhir Majapahit?
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Brawijaya:
Prabu Brawijaya (lahir: ? - wafat: 1478) atau kadang disebut Brawijaya V adalah raja terakhir Kerajaan Majapahit versi naskah-naskah babad dan serat, yang memerintah sampai tahun 1478. Tokoh ini diperkirakan sebagai tokoh fiksi namun sangat legendaris. Ia sering dianggap sama dengan Bhre Kertabhumi, yaitu nama yang ditemukan dalam penutupan naskah Pararaton. Namun pendapat lain mengatakan bahwa Brawijaya cenderung identik dengan Dyah Ranawijaya, yaitu tokoh yang pada tahun 1486 mengaku sebagai penguasa Majapahit, Janggala, dan Kadiri, setelah berhasil menaklukan Bhre Kertabhumi.

Babad Tanah Jawi menyebut nama asli Brawijaya adalah Raden Alit. Ia naik tahta menggantikan ayahnya yang bernama Prabu Bratanjung (Rajasa Wardhana?), dan kemudian memerintah dalam waktu yang sangat lama (10 tahun dianggap lama?--ali5196), yaitu sejak putra sulungnya[rujukan?] yang bernama Arya Damar belum lahir, sampai akhirnya turun takhta karena dikalahkan oleh putranya yang lain, yaitu Raden Patah yang juga saudara tiri Arya Damar.[rujukan?]

Brawijaya memiliki permaisuri bernama Ratu Dwarawati, seorang muslim dari Campa. Jumlah selirnya banyak sekali. Dari mereka, antara lain, lahir Arya Damar bupati Palembang, Raden Patah-bupati Demak, Batara Katong bupati Ponorogo, serta Bondan Kejawan leluhur raja-raja Kesultanan Mataram. [TAPI menurut babad-babad keraton Raden Patah dinyatakan sebagai anak Kertabhumi dan seorang putri/selir Cina, yang dikirim ke luar istana sebelum ia melahirkan.]

Sementara itu Serat Kanda menyebut nama asli Brawijaya adalah Angkawijaya, putra Prabu Mertawijaya dan Ratu Kencanawungu. Mertawijaya adalah nama gelar Damarwulan yang menjadi raja Majapahit setelah mengalahkan Menak Jingga bupati Blambangan.

Sementara itu pendiri Kerajaan Majapahit versi naskah babad dan serat bernama Jaka Sesuruh, bukan Raden Wijaya sebagaimana fakta yang sebenarnya terjadi. Menurut Serat Pranitiradya, yang bernama Brawijaya bukan hanya raja terakhir saja, tetapi juga beberapa raja sebelumnya. Naskah serat ini menyebut urutan raja-raja Majapahit ialah:

Jaka Sesuruh bergelar Prabu Bratana
Prabu Brakumara
Prabu Brawijaya I
Ratu Ayu Kencanawungu
Prabu Brawijaya II
Prabu Brawijaya III
Prabu Brawijaya IV
dan terakhir, Prabu Brawijaya V

Image
Konflik Demak dan Majapahit pada Masa Raden Fatah/Patah [menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Patah]

Image
LIngkaran hijau= Demak, lingkaran merah=Majapahit/Trowulan

Versi Perang antara Demak dan Majapahit diberitakan dalam naskah babad dan serat, terutama Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda. Dikisahkan, Sunan Ampel melarang Raden Patah memberontak pada Majapahit karena meskipun berbeda agama, Brawijaya tetaplah ayah Raden Patah. Namun sepeninggal Sunan Ampel, Raden Patah tetap menyerang Majapahit. Brawijaya [urlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Moksa=]moksa[/url] dalam serangan itu. Untuk menetralisasi pengaruh agama lama, Sunan Giri menduduki takhta Majapahit selama 40 hari.

Versi Kronik Cina dari kuil Sam Po Kong (tempat singgah laksamana Cheng Ho) juga memberitakan adanya perang antara Jin Bun melawan Kung-ta-bu-mi tahun 1478. Perang terjadi setelah kematian Bong Swi Hoo (alias Sunan Ampel). Jin Bun menggempur ibu kota Majapahit. Kung-ta-bu-mi alias Bhre Kertabhumi ditangkap dan dipindahkan ke Demak secara hormat (Bukan ke Bali?---ali5196). Sejak itu, Majapahit menjadi bawahan Demak dengan dipimpin seorang Cina muslim bernama Nyoo Lay Wa sebagai bupati.

Versi Prof. Dr. N. J. Krom dalam buku “Javaansche Geschiedenis” dan Prof. Moh. Yamin dalam buku “Gajah Mada” mengatakan bahwa bukanlah Demak yg menyerang Majapahit pada masa Prabu Brawijaya V, tetapi adalah Prabu Girindrawardhana. Kemudian pasca serangan Girindrawardhana atas Majapahit pada tahun 1478 M, Girindrawardhana kemudian mengangkat dirinya menjadi raja Majapahit bergelar Prabu Brawijaya VI, Kekuasaan Girindrawardhana tidak begitu lama, karena Patihnya melakukan kudeta dan mengangkat dirinya sebagai Prabu Brawijaya VII. MENURUT MB. Rahimsyah. Legenda dan Sejarah Lengkap Walisongo. (Amanah, Surabaya, tth), perang antar Demak dan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya VII bukan pada masa Raden Fatah dan Prabu Brawijaya V. (Muslim vs Muslim?--ali5196)

Pada tahun 1485 Nyoo Lay Wa mati karena pemberontakan kaum pribumi. Maka, Jin Bun mengangkat seorang pribumi sebagai bupati baru bernama Pa-bu-ta-la, yang juga menantu Kung-ta-bu-mi.

Tokoh Pa-bu-ta-la ini identik dengan Prabu Natha Girindrawardhana alias Dyah Ranawijaya yang menerbitkan prasasti Jiyu tahun 1486 dan mengaku sebagai penguasa Majapahit, Janggala, dan Kadiri.

Selain itu, Dyah Ranawijaya juga mengeluarkan prasasti Petak yang berkisah tentang perang melawan Majapahit. Berita ini melahirkan pendapat kalau Majapahit runtuh tahun 1478 bukan karena serangan Demak, melainkan karena serangan keluarga Girindrawardhana.

KESIMPULAN WIKIPEDIA
Pada umumnya, perang antara Majapahit dan Demak dalam naskah-naskah babad dan serat hanya dikisahkan terjadi sekali, yaitu tahun 1478. Perang ini terkenal sebagai Perang Sudarma Wisuta, artinya perang antara ayah melawan anak, yaitu Brawijaya melawan Raden Patah, tetapi cerita ini cenderung bertentangan dengan fakta sejarah yang diperkuat oleh prasasti petak dan prasasti Jiyu (?) bahwa Brawijaya dijatuhkan oleh Girindrawardhana pada tahun 1478. Jadi sesungguhnya terjadi adalah perang antara Demak dan Daha untuk memperebutkan hegomoni sebagai penerus Majapahit. Kesimpulan ali5196: kalau begitu ini adalah perang antara Brawijaya/Kertabumi melawan IPARnya (Girindrawardhana). Brawijaya yang penganut agama lama melawan IPARnya yang penganut agama baru. Mungkin perang antara keduanya tidak menyangkut agama, tapi faktanya akibat perang ini, Majapahit jatuh dibawah kekuasaan Islam. Kerajaan besar di Trowulan yang termasyur di Asia ini hanya sedikit bekasnya kecuali pintu gerbang dan sebagian fondasi gedungnya, sangatlah mengherankan. Padahal 300-500 tahun bukanlah jangka waktu yang lama bagi penghancuran sebuah istana oleh elemen alami. Ini hanya bisa terjadi karena istana HIndu/Buddha beserta dengan segala pernak pernik patung dan tanda2 'kemusyrikan' lain (menurut Islam) telah dihancurkan secara sengaja. Pola penghancuran islamiah ini yang khas ikonoklastik ini bisa ditemukan diseantero dunia dimana Islam bercokol dan secara pelan tapi sistimatis menghancurkan sisa2 budaya lama. Hanya istana Persepolis di Iran dan Piramida di Mesir yang tidak berhasil dihancurkan Muslim. Kuil2 HIndu di India, misalnya, dijadikan mesjid, termasuk Taj Mahal dan dibersihkan dari segala sisa budaya 'musyrik.'

Naskah babad dan serat tidak mengisahkan lagi adanya perang antara Majapahit dan Demak sesudah tahun 1478. Padahal menurut catatan Portugis dan kronik Cina kuil Sam Po Kong, perang antara Demak melawan Majapahit terjadi lebih dari satu kali.

Dikisahkan, pada tahun 1517 Pa-bu-ta-la bekerja sama dengan bangsa asing di Moa-lok-sa sehingga mengundang kemarahan Jin Bun. Yang dimaksud dengan bangsa asing ini adalah orang-orang Portugis di Malaka. Jin Bun pun menyerang Majapahit. Pa-bu-ta-la kalah namun tetap diampuni mengingat istrinya adalah adik Jin Bun.

Perang ini juga terdapat dalam catatan Portugis. Pasukan Majapahit dipimpin seorang bupati muslim dari Tuban bernama Pate Vira. (Ada juga Muslim yang memihak pada Majapahit, rupanya! ali5196) Selain itu Majapahit juga menyerang Giri Kedaton, salah satu sekutu Demak di Gresik. Namun, serangan ini gagal di mana panglimanya akhirnya masuk Islam dengan gelar Kyai Mutalim Jagalpati.

Sepeninggal Raden Patah alias Jin Bun tahun 1518, Demak dipimpin putranya yang bernama Pangeran Sabrang Lor sampai tahun 1521. Selanjutnya yang naik takhta adalah Sultan Trenggana adik Pangeran Sabrang Lor.

Menurut kronik Cina, pergantian takhta ini dimanfaatkan oleh Pa-bu-ta-la untuk kembali bekerja sama dengan Portugis. Perang antara Majapahit dan Demak pun meletus kembali tahun 1524. (Mengapa kerjasama dengan Portugis sampai perlu jadi alasan perang??ali5196) Pasukan Demak dipimpin oleh Sunan Ngudung, anggota Wali Sanga yang juga menjadi imam Masjid Demak. Dalam pertempuran ini Sunan Ngudung tewas di tangan Raden Kusen, adik tiri Raden Patah yang memihak Majapahit.

Perang terakhir terjadi tahun 1527. Pasukan Demak dipimpin Sunan Kudus putra Sunan Ngudung, yang juga menggantikan kedudukan ayahnya dalam dewan Wali Sanga dan sebagai imam Masjid Demak. Dalam perang ini Majapahit mengalami kekalahan. Raden Kusen adipati Terung ditawan secara terhormat, mengingat ia juga mertua Sunan Kudus.

Menurut kronik Cina, dalam perang tahun 1527 tersebut yang menjadi pemimpin pasukan Demak adalah putra Tung-ka-lo (ejaan Cina untuk Sultan Trenggana), yang bernama Toh A Bo.

Dari berita di atas diketahui adanya dua tokoh muslim yang memihak Majapahit, yaitu Pate Vira dan Raden Kusen. Nama Vira mungkin ejaan Portugis untuk Wira. Sedangkan Raden Kusen adalah putra Arya Damar. Ibunya juga menjadi ibu Raden Patah. Dengan kata lain, Raden Kusen adalah paman Sultan Trenggana raja Demak saat itu.

Raden Kusen pernah belajar agama Islam pada Sunan Ampel, pemuka Wali Sanga. Dalam perang di atas, ia justru memihak Majapahit. Berita ini membuktikan kalau perang antara Demak melawan Majapahit bukanlah perang antara agama Islam melawan Hindu sebagaimana yang sering dibayangkan orang, melainkan perang yang dilandasi kepentingan politik antara Sultan Trenggana melawan Dyah Ranawijaya demi memperebutkan kekuasaan atas pulau Jawa. (atau menurut ali5196: perang antara Islam moderat/abangan melawan Islam fundamentalis. ali5196)

Menurut kronik Cina, Pa-bu-ta-la meninggal dunia tahun 1527 sebelum pasukan Demak merebut istana. Peristiwa kekalahan Girindrawardhana Dyah Ranawijaya ini menandai berakhirnya riwayat Kerajaan Majapahit. Para pengikutnya yang menolak kekuasaan Demak memilih pindah ke pulau Bali.
Last edited by ali5196 on Mon Apr 16, 2012 4:40 am, edited 6 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Sebelum om ali memasukkan gambar2 komik utk mengilustrasikan perang Majapahit vs Demak ini, diminta masukan dari netter2 yang pandai dan sudah membaca buku Dharma Shasangka atau Slamet Muljana. Setelah membaca keterangan diatas:

- mana yang lebih masuk akal? Majapahit vs anak (versi Darmogandul) atau Majapahit vs ipar (versi lainnya)? APakah Darmogandul cuma isapan jempol? Mengapa justru Darmogandul secara tepat menggambarkan kelakuan Muslim sesuai dengan sunnah rasulullah mereka?

- Brawijaya/Bhre Kerthabumi tewas saat melawan Demak atau lari ke Bali?

- mengapa kerjasama dengan portugis perlu menjadi alasan perang?
Bukankah ini berarti bahwa bukan Portugis/Barat yang melakukan devide et impera, seperti yang sering diajarkan di buku teks sejarah Indonesia, tapi justru kehadiran Barat dimanfaatan oleh raja2/penguasa untuk saling berebut kekuasaan? Yang devide et impera justru para anggota keluarga kerajaan sendiri!


- dan pigimane ane kecilin gambar disini?
Last edited by ali5196 on Mon Apr 16, 2012 9:29 pm, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

ANyway, sambil menunggu komentar anda2 semua, mari kita lanjutkan dgn gambar

Image
Image
Menurut Serat Darmogandul:
Ing wêktu iku, Sang Prabu lagi kalimput panggalihe, Sang Prabu krama oleh Putri Cêmpa, (2) ing mangka Putri Cêmpa mau agamane Islam, sajrone lagi sih-sinihan, Sang Rêtna tansah matur marang Sang Nata, bab luruhe agama Islam, sabên marak, ora ana maneh kang diaturake, kajaba mung mulyakake agama Islam, nganti njalari katariking panggalihe Sang Prabu marang agama Islam mau.
(Pada saat itu, Sang Prabu sedang dimabuk asmara, ia menikah dengan Putri Cempa, karena Putri Cempa itu beragama Islam, maka saat sedang berdua-duaan, Sang Putri [selalu] berbicara pada sang Raja, mengenai agama Islam. Tiap kali berkata-kata, tidak ada hal lain yang dibicarakan, selain mengagung-agungkan agama Islam, sehingga menyebabkan tertariknya hati Sang Prabu akan agama Islam.)

Ora antara suwe kaprênah pulunane Putri Cêmpa kang aran Sayid Rakhmat tinjo mênyang Majalêngka, sarta nyuwun idi marang Sang Nata, kaparênga anggêlarake sarengate agama Rasul.
(Tidak berama lama datanglah pengikut Putri Cempa yang bernama Sayid Rakhmat ke Majalengka. Ia minta izin pada sang raja, untuk menggelar penyebaran agama Rasul (Islam).)

Image

Sang Prabu iya marêngake apa kang dadi panyuwune Sayid rakhmat mau. Sayid Rakhmat banjur kalakon dhêdhukuh ana Ngampeldênta ing Surabaya anggêlarake agama Rasul. Ing kono banjur akeh para ngulama saka sabrang kang padha têka, para ngulama lan para maulana iku padha marêk sang Prabu ing Majalêngka, sarta padha nyuwun dhêdhukuh ing pasisir.
(Sang Prabu juga mengabulkan apa yang diminta oleh Sayid Rakhmat itu. Sayid Rakhmat lalu mendirikan sebuah desa kecil (dukuh) di Ngampeldenta, Surabaya. Ia mengajar agama Islam di sana. Selanjutnya makin banyak para ulama dari seberang yang datang. Para ulama dan para maulana itu beramai-ramai menghadap sang raja di Majalengka, serta sama-sama meminta desa kecil di daerah pesisir.)

Image


Panyuwunan mangkono mau uga diparêngake dening Sang Nata. Suwe-suwe pangidhêp mangkono mau saya ngrêbda, wong Jawa banjur akeh bangêt kang padha agama Islam.
(Permintaan tersebut juga dikabulkan oleh Sang Raja. Lama-lama perkampungan kecil semacam itu makin menjamur, orang Jawa makin banyak yang beragama Islam.)

Sayid Kramat dadi gurune wong-wong kang wis ngrasuk agama Islam kabeh, dene panggonane ana ing Benang (4) bawah Tuban. Sayid Kramat iku maulana saka ing 'Arab têdhake Kanjêng Nabi Rasulu'llah, mula bisa dadi gurune wong Islam. Akeh wong Jawa kang padha kelu maguru marang Sayid Kramat. Wong Jawa ing pasisir lor sapangulon sapangetan padha ninggal agamane Buddha, banjur ngrasuk agama Rasul. Ing Blambangan sapangulon nganti tumêka ing Bantên, wonge uga padha kelu rêmbuge Sayid Kramat.
(Sayid Kramat menjadi gurunya orang-orang yang sudah menganut agama Islam. Tempat menetapnya berada di Benang (juga disebut Bonang - penerjemah), Tuban. Sayid Kramat itu adalah pemuka agama yang berasal dari Arab, atau tempat kelahirannya Nabi Muhammad, sehingga dapat menjadi gurunya para penganut agama Islam. Banyak orang Jawa yang berguru pada Sayid Kramat. Orang Jawa di pesisir utara, baik bagian barat maupun timur, sama-sama meninggalkan agama Buddha dan berpindah masuk Islam. Dari Blambangan ke arah barat hingga Banten, banyak orang yang telah mematuhi perkataan Sayid Kramat.)

Mangka agama Buddha iku ana ing tanah Jawa wis kêlakon urip nganti sewu taun, dene wong-wonge padha manêmbah marang Budi Hawa. Budi iku Dzate Hyang Widdhi, Hawa iku karêping hati, manusa ora bisa apa- apa, bisane mung sadarma nglakoni, budi kang ngobahake.
(Pada saat itu agama Buddha telah dianut di tanah Jawa selama seribu tahun, para penganutnya menyembah pada Budi Hawa. Budi adalah Zat dari Hyang Widdhi, sedangkan Hawa itu adalah kehendak hati. Manusia itu tidak dapat berbuat apa-apa selain berusaha menjalankan, tetapi budi yang mengubah segalanya.)

Sayid Keramat kemudian dikenal dengan nama SUNAN BONANG!
Image
Gambar Sunan Bonang (anggap aja Imam Samudera diatas adalah Sunan Bonang ... khan teroris pertama indonesia yg dihukum mati itu merasa lebih Arab dari Arab. COba kalau Sunan Bonang lahir dijaman ini, dia akan diserbu TNI! Sayang Majapahit terlalu lemah --anyway, itu komentar ane, ali5196.)

Image
Lihat letak Bonang dan Demak diatas!
Last edited by ali5196 on Tue Apr 17, 2012 1:21 am, edited 7 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Pengaruh Islam sudah pasti akan menempel pada keturunan raja yang ibu2 mereka adalah Muslimah2 dari Tiongkok. Sementara itu:

Image
CATATAN: Arya Damar disangsikan sebagai kakak tiri Raden Patah dari ayah yang sama. Kemungkinan besar A Damar adalah anak selir Cina dgn Brawijaya III. Jadi Raden Patah dan A Damar adalah keponakan-paman. Belum jelas apakah ini penting bagi cerita kita selanjutnya.

Image
Adipati Raden Patah alias Jin Bun bergelar Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun. Lahir: Palembang, 1455; wafat: Demak, 1518. Dia adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518. Menurut kronik Cina dari Kuil Sam Po Kong Semarang, ia memiliki nama Tionghoa yaitu Jin Bun tanpa nama marga di depannya, karena hanya ibunya yang berdarah Cina. Jin Bun artinya orang kuat. Nama tersebut identik dengan nama Arabnya "Fatah (Patah)" yang berarti kemenangan. Pada masa pemerintahannya Masjid Demak didirikan, dan kemudian ia dimakamkan di sana.
Last edited by ali5196 on Tue Apr 17, 2012 1:01 am, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Asal-usul Raden Patah/THE CHINESE CONNECTION! Ternyata sebagian bangsa Indonesia (dari Palembang dan Jawa TImur/Tengah) adalah hasil titisan selir2 Muslimah dari Tiongkok!

Terdapat berbagai versi tentang asal-usul pendiri Kerajaan Demak.
Image
Selir CIna; ibu Raden Patah dan istri Arya Damar (yang notabene hasil perkawinan selir Cina dengan ayahnya, Brawijaya III)

Menurut Babad Tanah Jawi, Raden Patah adalah putra Brawijaya raja terakhir Majapahit (versi babad) dari seorang selir Cina. Selir Cina ini puteri dari Kyai Batong (Ma Hong Fu). Karena Ratu Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari Campa merasa cemburu, Brawijaya terpaksa memberikan selir Cina tsb kepada putra sulungnya, yaitu Arya Damar bupati Palembang. Setelah melahirkan Raden Patah, putri Cina dinikahi Arya Damar, melahirkan Raden Kusen. \:D/

Menurut kronik Cina dari kuil Sam Po Kong, nama panggilan waktu Raden Patah masih muda adalah Jin Bun, putra Kung-ta-bu-mi (alias Bhre Kertabhumi alias Brawijaya V) raja Majapahit (versi Pararaton) dari selir Cina. Kemudian selir Cina diberikan kepada seorang berdarah setengah Cina bernama Swan Liong (ARYA DAMAR!) di Palembang. Swan Liong merupakan putra Yang-wi-si-sa (alias Hyang Purwawisesa atau Brawijaya III) dari seorang selir Cina lain lagi. :rolleyes: Dari perkawinan kedua itu lahir Kin San. Kronik Cina ini memberitakan tahun kelahiran Jin Bun adalah 1455. Mungkin Raden Patah lahir saat Bhre Kertabhumi belum menjadi raja (memerintah tahun 1474-1478).

Menurut Slamet Muljana (2005), Babad Tanah Jawi teledor dalam mengidentifikasi Brawijaya sebagai ayah Raden Patah sekaligus ayah Arya Damar, yang lebih tepat isi naskah kronik Cina Sam Po Kong terkesan lebih masuk akal bahwa ayah Swan Liong (alias Arya Damar) adalah Kung-ta-bu-mi alias Brawijaya III, berbeda dengan ayah Jin Bun (alias Raden Patah) yaitu Yang-wi-si-sa alias Brawijaya V.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

SEMENTARA ITU (menurut Serat Darmogandul) ...

Image
Suwening suwe sarak Rasul saya ngrêbda, para ngulama padha nyuwun pangkat sarta padha duwe sêsêbutan Sunan, Sunan iku têgêse budi, uwite kawruh kaelingan kang bêcik lan kang ala, yen wohe budi ngrêti marang kaelingan bêcik, iku wajib sinuwunan kawruhe ngelmu lair batin. Ing wêktu iku para ngulama budine bêcik-bêcik, durung padha duwe karêp kang cidra, isih padha cêgah dhahar sarta cêgah sare.
(Makin lama agama Rasul makin menyebar luas, para ulama menjadi ingin memiliki gelar, dimana kemudian mereka digelari Sunan. Sunan itu artinya budi, pohon pengetahuan kesadaran pada yang baik dan buruk. Jika buah budi itu menyadari akan kebaikan, maka ia wajib menuntut ilmu lahir dan bathin. Pada saat itu para ulama masih memiliki hati yang baik, belum memiliki keinginan buruk, masih menahan diri dari makan dan tidur.)

Sang Prabu Brawijaya kagungan panggalih, para ngulama sarake Buddha, kok nganggo sêsêbutan Sunan, lakune isih padha cêgah mangan, cêgah turu. Yen sarak rasul, sirik cêgah mangan turu, mung nuruti rasaning lesan lan awak. Yen cêgah mangan rusak, Prabu Brawijaya uga banjur paring idi. Suwe-suwe agama Rasul saya sumêbar.
(Sang Prabu Brawijaya jadi jatuh hati, para ulama itu dikiranya Buddha, tetapi kok disebut Sunan. Tingkah laku mereka masih menahan diri dari makan dan tidur. Apabila mengikuti rasul, maka mereka [seharusnya] bukan menahan diri dari makan dan tidur, melainkan hanya menuruti hawa nafsu keinginan. Tatkala kebiasaan menahan diri dari makan dan tidur telah rusak, tetapi Prabu Brawijaya telah terlanjur memberikan angin. Makin lama agama rasul makin menyebar.)

Image
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

OK .. demikian versi Darmogandul. Kini kita balik lagi ke versinya Dharmashasangka! :finga:
Last edited by ali5196 on Thu May 03, 2012 11:11 pm, edited 2 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

sabar sabaaarr ...
Last edited by ali5196 on Thu May 03, 2012 11:12 pm, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

....
Last edited by ali5196 on Thu May 03, 2012 11:13 pm, edited 1 time in total.
Post Reply