Surat AL Anfal: instruksi bagi penjarahan, perampokan

Forum ini berisi artikel2 terjemahan dari Faithfreedom.org & situs2 lain. Artikel2 yg dibiarkan disini belum dapat dicakupkan kedalam Resource Centre ybs. Hanya penerjemah sukarelawan yang mempunyai akses penuh.
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Surat AL Anfal: instruksi bagi penjarahan, perampokan

Post by ali5196 »

http://alisina.org/anfal-in-islam/
Diterjemahkan oleh penerjemah terbaru FFI, anne. Matur nuwun, neng! :prayer:

Image

Mr Ali Sina, dapatkah anda menjelaskan konsep "Anfal" dalam Islam? Ada sebuah surah dalam Quran yang didedikasikan untuk Anfal. Tolong jelaskan kata ini.

Anfal berarti jarahan غنایم perang. Selama ribuan tahun, suku-suku primitif, merampok dan menjarah satu sama lain. Masyarakat yg lebih biadab juga merampas istri dan anak-anak pihak yang kalah. Perempuan sering diperkosa dan anak-anak diperbudak atau dijual.

Arab adalah sekelompok orang liar. Bagi mereka, perampokan dan penjarahan suatu cara hidup. Selama empat bulan dalam setahun mereka abstain dari pertempuran, saat itu perang dianggap sesuatu yg tabu/dilarang. Ini disebut bulan suci, الأشهر الحرم. Anda dapat menemukan ayatnya di dalam Quran 9:5. Di luar bulan-bulan ini mereka bebas menyerang dan menjarah satu sama lain. Tidak ada kekuasaan pusat untuk menghukum para penyerang.

Ketika nabi Islam bermigrasi ke Madinah, para pengikut yang bermigrasi dengan dia kebanyakan para budak dan pemuda-pemuda yg merasa tidak puas. Mereka miskin. Muhammad meneruskan tradisi Arab dengan mengatakan kepada mereka agar mencuri untuk kelangsungan hidup mereka. Moralitas Arab begitu rendah sehingga tidak ada yang keberatan seorang nabi Allah terlibat dalam premanisme. Sebaliknya, mereka malah mengaitkan keberhasilannya merampok sebagai tanda adanya restu dari Tuhan.

Orang-orang primitif mungkin berpikir hal ini benar. Kau bisa menemukan jenis pemikiran primitif ini pada anak-anak. Aku berumur 10 tahun ketika guru kami di salah satu kota kecil di Iran mengatakan bahwa ia akan mengajak kami berenang. Kami sangat senang dan berharap hari itu segera tiba. Ketika hari yang dijanjikan tiba, kami sudah membawa celana pendek, handuk, dan bersiap-siap menjalani hari yang menyenangkan. Ada beberapa siswa penganut Baha’I dan Yahudi di kelas kami. Guru kami mengatakan bahwa mereka tidak boleh ikut. Dia bilang mereka najis dan karenanya mereka tidak boleh masuk ke kolam renang yang sama dengan umat Islam. Aku tidak bisa melupakan kekecewaan dan kesedihan anak-anak tsb. Itu jelas suatu ketidakadilan, tetapi sebagai seorang anak sepuluh tahun aku tidak begitu menyadarinya. Aku merasa sedih tapi kupikir salahnya sendiri, mengapa tidak beragama Islam. Kurasa moralitas seorang anak belum cukup berevolusi untuk melihat sesuatu dengan jelas. Aku menyalahkan korban. Dalam masyarakat di mana semua orang berpikir seperti itu, kau mendapatkan pengesahan dari orang lain dan cara berfikirmu yg salah/menyimpang, dikonfirmasi. Pikiran kita harus ditantang agar berkembang. Disinilah evolusi terjadi. Cara pikir yang lemah tersingkir dan yang kuat, bertahan. Bila organisme tidak ditantang, mereka tidak berevolusi. Ada spesies di bumi yang tidak berevolusi selama ratusan juta tahun. Hal ini disebabkan karena pikiran mereka tidak pernah ditantang. Mereka tidak merasa perlu untuk berkembang. Ketika sebuah ide tidak ditantang, ia tidak akan berkembang. Ini adalah kisah menyedihkan Islam.

Ketika Muhammad merampok kafilah-kafilah dan desa-desa orang Arab, membantai penduduk tak bersenjata dan menjarah milik mereka, memperbudak wanita dan anak-anak, tidak hanya pengikutnya, tapi juga orang Arab lainnya tidak melihat ini sebagai sesuatu yang sama sekali jahat. Semakin ia berhasil dalam perampokan atau Ghazwa, ia menjadi semakin populer. Musuh-musuhnya-pun kemudian ikut bergabung karena melihat ia menjadi kuat. Tabari mengatakan Khalid bin Walid dan Amro bin Aas adalah musuh Islam dan berperang melawan umat Islam. Mereka menyeberang sewaktu mereka melihat Muhammad tumbuh menjadi pihak yg menang. Orang-orang Arab melihat bahwa mereka yang masuk Islam menjadi kaya. Semua penghasilan mereka berasal dari perampokan. Tapi itu adalah perampokan yang di dukung oleh Tuhan. Dengan cara berpikir Arab yg primitif, hal tsb dianggap indikasi bahwa Tuhan berada di belakang Muhammad.

Moralitas umat Islam tidak berkembang sejak masa Muhammad. Cara berpikir primitif orang Arab yang percaya bahwa kekuatan adalah kebenaran, menyebar ke semua negara Islam, termasuk Iran dan umat Islam di anak benua India, yg sebenarnya sudah jauh lebih berevolusi dari Arab. Sekarang, kita menjadi seperti mereka – segerombolan orang biadab. Nilai keadilan kita menguap dan pemikiran kita menjadi se-primitif orang-orang Arab yang berkat Islam tidak pernah keluar dari kebiadaban mereka.

Sejarawan besar Persia, Mohammad ibn Jarir Tabari, meriwayatkan kejahatan2 Muhammad secara rinci, yakni pengkhianatannya, perampokan, perkosaan, dan pembunuhan hingga ke tingkat yg membuat pembaca muak, mual. Meskipun demikian, orang yang sangat terpelajar ini masih saja mengingkari kenyataan bahwa pencetus seabrek kebiadaban tsb tak mungkin seorang nabi Tuhan.

Salah seorang jenius besar yg pernah hidup, Jalaluddin Rumi, dengan segala bakatnya, tidak mampu melihat bahwa manusia yang disebutnya nabi adalah seorang preman. Ia bahkan percaya omong kosong Muhammad bahwa' Allah mengubah kaum Yahudi menjadi babi dan monyet ketika mereka melanggar hukum Sabbat.'

Inilah yang dilakukan agama pada manusia.Seperti yang dikatakan Voltaire, ketika orang percaya pada absurditas, mereka dapat melakukan kekejaman.
(Bahkan orang tanpa agamapun bisa kejam kalau benar2 buta mempercayai alirannya!---ali5196)

Setiap orang yg waras bisa memahami bahwa merampas rumah seseorang, membunuhnya dan merampok harta bendanya adalah salah. Tak butuh kecerdasan tinggi untuk memahami hal ini. Tapi, luar biasa, 1.5 milyar umat Islam, diantaranya kaum terdidik, tak dapat melihat ini.

Muhammad bahkan menyatakan dalam sebuah ayat Qur’an, bagaimana barang-barang hasil rampokan harus dibagi. Surah Anfal ditulis setelah perang Badr. Dimulai dengan, يسألونك عن الأنفال قل الأنفال لله والرسول (“Mereka bertanya kepadamu (Ya, Muhammad) tentang harta rampasan perang. Katakanlah: Harta rampasan perang adalah milik Allah dan Rasul.” Di sini Muhammad menjadikan pencipta alam semesta sebagai mitra dalam kejahatan, sementara orang dengan otak seukuran otak kucing juga tahu kalau Tuhan tidak membutuhkan barang rampokan dari segerombolan orang Arab. Toh, semua hasil rampasan larinya ke Muhammad. Lantas mengapa merusak nama Tuhan? Terjemahan sebenarnya ayat ini adalah, harta rampasan adalah milikku dan hanya untukku. Muhammad tak percaya pada Tuhan. Ia menggunakan Allah-nya sebagai alat untuk menipu orang. Kalau ia benar-benar percaya pada Tuhan ia tak akan berani menyematkan begitu banyak kebohongan padaNya.

Sebuah artikel berjudul, "Jihad: Kewajiban yang Dilupakan" yang dapat ditemukan lewat Google di beberapa situs Islam mengatakan:Perbekalan, Dibawah Bayangan Tombakku: Dikisahkan oleh Ibn Umar (ra) bahwa Nabi (saw) berkata “Hidupku di bawah bayangan tombakku, dan barang siapa yang menolak perintahku akan dipermalukan” (Bukhari, p.408, vol.1). Keutamaan tombak telah disebutkan dalam hadist ini dan kita telah diberitahu bahwa penghidupan dan perbekalan Nabi (saw) terletak di ujung tombak (jihad). Inilah sebabnya para muhaditheen (pengumpul hadist) menyatakan bahwa penghasilan terbaik diperoleh dari jarahan perang dan jelas terbukti di hadist ini kalau harta jarahan dibuat halal bagi umat Islam. Cat.: istilah ‘dipermalukan bagi kaum kafir’ dalam hadist, bermakna membayar jizyah (pajak bagi kafir dhimmi di negara Islam). (Fath ul Bari, p.116, vol.2)”

LIHAT JUGA:
Sumber Nafkah Umat Muslim: Negara Islam punya sejarah unik karena merupakan satu²nya negara yang tidak memajak umatnya (paling zakat doang). Bagaimana mungkin? Hal ini karena sumber pendapat negara datang dari:
1. Jizyah → pajak terhadap kafir Kristen dan Yahudi
2. Kharaaj → pajak tanah pertanian kafir
3. Ghanima → harta kafir yang dijarah atau dirampas Muslim
4. Fay → harta kafir yang dirampas Muslim tanpa peperangan. Para kafir ketakutan dan ngacir lari melarikan diri dari Muslim dan meninggalkan harta bendanya atau mereka menyerah tanpa perlawanan atau mereka bayar Jizyah.
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... im-t33306/
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ai-t31044/


Penuturan di atas meringkas nilai moral umat Islam. Hadist berkata bahwa Muhammad mencari nafkah lewat perampokan. Akibatnya, para ulama dan muhaditheen menyimpulkan harta jarahan itu halal dan penghasilan terbaik adalah yang diperoleh lewat perampokan. Dewasa ini, umat Islam mengeluh kalau kewajiban jihad telah dilupakan dan bahwa mereka seharusnnya mencari nafkah dengan merampok dan memaksa non-Islam membayar jizyah.

Seperti inilah aksi Mafia. Kebetulan juga, IslamLAH yang menjadi cikal bakal Mafia Sicilia/Italia. Islam menaklukkan Sicilia dan Malta tahun 902 dan
memerintah di kepulauan tsb hingga 1061, ketika mereka akhirnya diusir oleh kaum Normandia. Bayangkan saja: Islam bercokol di Sicilia selama 100 tahun. Itu waktu cukup untuk menanamkan tradisi perampasan ala Islamiyah pada penduduk lokal yang Katolik. Dan setelah Islam/Muslim diusir, preman lokal
menggantikan kekosongan kekuasaan Muslim yg terusir (sekaligus mengcopy pola kerjanya) ). Memeras uang, sebagai ganti ‘perlindungan,’ adalah yg dipraktekkan Islam di Italia selatan. Dengan mengerti hubungannya, kita dapat memahami bagaimana Mafia Katolik Itallia dapat menyandingkan hobbi merampas kekayaan orang ala Islam dengan kehidupan relijius (katolik) mereka.

Sungguh ironis, dalam Islam pencurian dilarang dan hukuman bagi pencuri adalah potong tangan untuk pelanggaran pertama, dan bagian tubuh lain untuk pelanggaran berikutnya. Tapi hanya diterapkan kalau mencuri dari sesama umat Islam. Bila korbannya non-Islam, tak ada hukuman. Malah pencurian spt itu ada aturannya dan dianjurkan.

Segera setelah serangan Khaybar, dalam serangan di Wadi al Qura, sebuah anak panah nyasar membunuh seorang budak Muhammad. Umat Islam berkumpul di sekelilingnya dan memberinya selamat karena memperoleh surga. Muhammad berkata, “Sudah pasti tidak! Bahkan saat ini jubahnya sedang membakarnya di neraka. Ia mencuri jubah itu dari hasil rampasan orang Islam.” Pengikut lain yg mendengarnya, maju dan berkata, “Rasul Allah, aku tak punya sepatu dan mengambil sepasang sandal tali kulit milik orang yg kubunuh.” Muhammad berkata padanya “Dua tali kulit api neraka akan ditimpakan padamu, kalau begitu.” Ia kemudian menjelaskan bahwa semua barang jarahan harus dikumpulkan dan dibagi sesuai ketetapan Allah. Seperlima untuk Allah dan rasulnya (aku dan diriku), sisanya dibagi diantara para penjarah. Penjarah yang mengendarai kuda dapat 3 bagian, yang berjalan kaki mendapat 1 bagian.

Apakah kau melihat ironinya? Kedua orang Islam tsb akan masuk neraka karena mereka mencuri sebuah jubah dan sepasang sandal dari hasil rampasan, TAPI jarahan itu sendiri dianggap sah dan hasil nafkah yang terbaik. Surah yang sama Anfal mengatakan, فكلوا مما غنمتم حللا طيبا “Nikmati apa yang kau ambil dalam perang, sah dan murni.”(Q. 8:69) Ayat ini menunjukkan bahwa mungkin sebagian umat Islam memiliki disonansi kognitif dan hati nurani mereka merasa terganggu. Muhammad mewahyukan ayat ini sehingga mereka dapat menenangkan hati nurani mereka. Bagaimana seseorang bisa berdebat dengan apa yang telah diputuskan Tuhan? Jika Tuhan berkata membunuh dan mencuri dari non-Muslim adalah halal, siapa yang bisa mempertanyakan hal itu?

Ini memperlihatkan bagaimana umat Islam mengenyampingkan hati nurani mereka. Sekali keputusan sudah ditetapkan Allah, mukminin takkan perlu lagi mempertimbangkan hati nurani mereka lagi. Ia malah wajb mengabaikan nuraninya. Allah tahu yang terbaik dan bukan hak manusia mempertanyakan kebijaksanaan Allah. Untunglah, sebagian besar agama tak memiliki banyak ajaran jahat dalam kaitannya dengan orang yg tak percaya ajarannya. Tapi Islam memiliki banyak ajaran jahat dan akibatnya umat Islam direndahkan setingkat preman dan penjahat. Mereka adalah orang-orang paling tak bermoral dan paling berbahaya di dunia. Kalau soal melakukan kejahatan, tak ada yg menandingi umat Islam. Tak seorangpun dapat melakukan kejahatan seperti orang Islam, tanpa merasa terganggu nuraninya. Semua orang berbuat jahat, tapi mereka seringkali merasa terganggu nuraninya, dan memohon pengampunan Tuhan mereka. Umat Islam melakukan kejahatan, dan kemudian berdoa berterimakasih pada tuhan mereka karena memampukan mereka melakukannya. Mereka mengharap imbalan atas perbuatannya. Para preman Basiji di Iran yg memperkosa gadis-gadis muda sebelum membunuhnya, mengaku bahwa mereka akan mendapat imbalan dari Allah atas kejahatan keji mereka. Islam menurunkan martabat manusia menjadi monster.

Islam adalah agama para pencuri. Bukan hanya pencuri, tapi juga para pedofil, pemerkosa, pembunuh, dan tiran kejam mendapat pembenaran atas kejahatan mereka dalam Islam. Satu-satunya larangan, yi kau tak boleh mencuri milik geng. Semua organisasi preman punya aturan sama. Kalau kau anggota Mafia dan mencuri dari sang godfather, kau akan ditangani lebih berat dari hukum apapun. Bukan berarti para penjahat melarang pencurian. Mereka justru melakukannya untuk dapat hidup. Kalau kau anggota organisai criminal, kau tak boleh mencuri milik geng.

Walau Muhammad melarang umat Islam mengambil harta jarahan sebelum ia mengambil bagiannya sbg sang raja, ia sendiri mencuri secara terang-terangan dari pengikutnya. Segera setelah Khaybar ditaklukkan, Muhammad membidik Fadak, tanah paling subur di Arab. Penduduk Fadak, mempertimbangkan posisi mereka, memutuskan untuk menyerah. Mereka mengirim utusan ke Muhammad selagi ia berada di Khaybar, memberitahu bahwa mereka akan meninggalkan kota sbg ganti nyawa mereka. Muhammad setuju. Dia kemudian menawarkan mereka untuk tinggal sbg budak dan menyerahkan 50% penghasilan padanya. Muhammad menyatakan Fadak sbg harta pribadinya karena umat Islam tidak bertempur disana. Alasan kaum Yahudi Fadak menyerah adalah jelas karena pasukan Muhammad. Tanpa pasukan itu, akankah mereka menyerah pada satu orang? Muhammad mengambil 20% dari hasil jarahan tanpa pernah bertempur secara pribadi atau menempatkan hidupnya dalam bahaya. Tapi ia mengambil seluruh kekayaan Fadak dan Bani Nadir untuknya sendiri, karena penduduk di kota-kota tsb menyerah tanpa pertempuran. Bukan berarti pengikutnya begitu **** shg tak menyadari hal tsb, tapi mereka takut. Ia melakukan apa yg ia suka dan tak seorangpun berani memprotes, karena memprotes Muhammad sama dengan memprotes Allah. Itulah sebabnya umat Islam takut mempertanyakan ajaran Islam hingga sekarang.

Setiap orang Iran harus belajar ttg penjarahan Fadak. Kota kecil ini memainkan peran penting dalam nasib negara kita. Setelah kematian Muhammad, Fatima satu-satunya anak perempuan yg masih hidup, mengklaim harta Fadak (atau Fay) sbg warisannya, karena harta Fadak itu milik pribadi ayahnya. Abu Bakr, kalif yg dipilih semua orang termasuk oleh Ali (suami Fatimah), berkata bahwa sang Nabi tak punya kekayaan pribadi dan apapun yg dimilikinya harus diserahkan ke baitul mal (kekayaan rakyat). Muhammad juga punya beberapa istri, termasuk Aisyah (puteri Abu Bakr ) dan Hafsa (puteri Omar) dan seorang cucu dari anak perempuannya yg lain, Zainab. Mereka juga ahli waris Muhammad. Sebab itu, kalaupun Fadak/Fay kekayaan pribadi Muhammad, klaim Fatima tak berdasar. [Ia bukan satu2nya ahli waris. Fatima ini memang mirip ayahnya: rakus, tidak ingin membagi harta warisannya dgn para ahli waris lainnya. Oleh karena itulah Abu Bakar sebenarnya mengatakan, 'jeng ... emangnya ente sendirian yg berhak atas Fay?' Bukannya si Abu Bakr ingin melindungi harta itu bagi 'rakyat', tapi dia takut anaknya (Aisya) tidak kebagian. ali5196] NAAAHHHHH ... INILAHhhhhh asal mula pertikaian Sunni-Syiah: perebutan harta curian antara Ali/Fatima vs Abu Bakar/Aisyah.

Trims anne buat terjemahannya! :supz:
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Post Reply