Salam,
Maaf Kang JC F, dan forum saya interupt sedikit, mudah2 an saudara PP bisa menjawab reply yang disebutkan di atas.
Istilah ideal / tidak ideal atau tidak tergantung kesepakatan....UU negara NKRI dan UU agama tidak pernah sekalipun mengatakan pernikahan yang ideal adalah monogami..anda hanya menilai menurut selera anda sendiri. Ideal atau tidak tergantung pada sipelaku perkawinan itu sendiri... Seseorang yang melakukan monogami tidak menjamin dia tidak melakukan tindakan yang menyakiti hati isteri , mertua, anak dll..Sisi menyakiti hati ini tergantung pada oknum..baik dia berpoligami atau bermonogami. Percekcokan rumah tangga pasangan monogami juga sering terjadi...
Didunia barat dimana hanya diakui monogami tingkat perceraian juga tinggi...ini membuktikan semua itu tak tergantung pada sytem poly / monogami..melainkan tergantung oknum...
Ya, saya yakin sekali pernikahan ideal itu monogami, tidak poligami dan tidak poliandri, karena dalam keadaan poligami segala sesuatu menjadi kompleks sehingga sukar untuk dikatakan ideal, contoh: bagaimana kita bisa mengantar anak dari istri yang satu sekolah dan belajar di malam hari, kalau di waktu-waktu itu kita berada di rumah istri yang lain !
Saya tidak pernah mendengar ada rumah tangga poligami bebas dari cekcok, bahkan Rumah Tangga Nabi Muhammad pun demikian, dan sumber percekcokan itu sudah jelas sekali, yang bersumber pada suasana emosional yang tidak managable under certain circumstances, dalam rumah tangga monogami percekcokan malah bersumber apabila salah satu pasangan sudah selingkuh, kalau masalah ekonomi sebenarnya hanyalah alasan belaka, banyak keluarga miskin yang hidup harmonis, dan banyak keluarga kaya yang tidak harmonis, seluruh masalah rumah tangga selalu dimulai dari perselingkuhan, tidak ada yang lain !
Dari data itu sebenarnya sdh bisa diambil kesimpulan bahwa perzinahan lebih mendominasi dunia dari pernikahan poligami...Sebelumya anda mengatakan perzinahan diancam hukuman keras..sementara saya tidak melihat frekuensi hukuman perzinahan tinggi di dunia barat....kalo mau taruhan saya berani mengatakan frekuensi hukuman bagi pelanggar lalu lintas lebih tinggi dari hukuman perzinahan..Ini membuktikan didunia barat perzinahan bukan dianggap satu kesalahan....Tolong bedakan antara perzinahan dan perkosaan...
Ha..ha.. dunia bagi anda gelap sekali bung PP, anda menganggap bahwa 99% manusia punya resiko terpapar perzinahan, dunia ini banyak orang baik bung PP, saya tidak mau digolongkan sebagai orang yang cenderung perzinahan, karena saya sangat mencintai keluarga saya.
Perzinahan adalah delik aduan, lihat KUHP kita sajalah, dan apabila bukti dan fakta hukum kuat, maka pezinah pasti dikenakan sangsi berat sekali, tetapi sedikit sekali orang mengadu ke pengadilan karena untuk menutupi aib, sehingga penyelesaiannya menjadi pragmatis saja, cerai ! di Indonesia tingkat perceraian tinggi sekali, jauh melampaui perceraian di dunia barat, ini membuktikan bahwa di negara kita tingkat perzinahan itu bisa jadi sangat tinggi angkanya.
Akh teory...dibarat semua bisa dilakukan dgn alasan kebebasan.HAM, dll.saya belum menemukan ada razia media porno atau pesidangan perzinahan atas dasar suka sama suka dibarat...
Di dunia barat razia punya mekanisme yang diatur ketat oleh UU, sehingga sukar untuk dijadikan alat pemerasan bagi aparatur negara yang bermasalah, jangan jauh-jauh melihat, apakah di negara maju anda bisa melihat material porno di jual bebas di kios-kios jalanan, atau jaringan internet tidak diperlengkapi oleh porn nanny di sekolah-sekolah, tidak seperti disini material porno dapat diakses murah sekali, jangankan beli, yang gratis di tonton pun banyak.
Anda benar..dimekkah sekalipun ada perbuatan dosa...bedanya hanya, dibelahan dunia lain kejatahan dilegalkan..sementara di mekkah tidak..
Saya sangat iri melihat Singapore, negeri yang 80% penduduknya kafir, disana segala sesuatu amat teratur, merokok tidak boleh sembarang, nyebrang jalan, sampai buang sampah, jangan kejahatan perzinahan, buang sampah atau melewati batas kecepatan saja dendanya minta ampun gedenya, di Singapore sangat susah mencari pelacur jalanan, kalaupun ada itu hanya kebetulan aja dapat, mari kita bandingkan Singapore dengan negeri-negeri Islam secara majoritas, tentu tidak adil membandingkan Darfour dan Kota itu.
kalau patokan untuk berbuat kebaikan hanya takut akan dosa, maka selesai sudah semua masalah, karena nurani jadi berhenti menjadi pencerna keadaan, dan kita akan selalu menghakimi orang lain padahal tubuh kita kotor luar biasa.
Salam..