Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

[CRESCENT-STAR]

ya saya minta maaf jika frekuensi kita belum connect ... karena saya masuk dibahasan ini terlambat dan langsung dimintai pendapat.

pertama-tama saya coba luruskan dulu pendirian saya kaitannya dgn pendapat Bung nalika dan bung Zul.

pertama, saya sependapat bahwa setiap ummat di akhirat nanti akan disidang dengan kitabnya masing2 dan diberikan saksi dari nabinya masing2.
kedua, saya sependapat dgn bung Zul bahwa pasca Islam datang maka keselamatan hanya ada pada Islam.
ketiga, data ttg Budha yang bung zul sodorkan saya kira bukan data akan tetapi "praduga" atau tafsiran. tapi tdk mengapalah itu karena tidak essensial dan tdk merubah apapun. jika bermanfaat bisa kita ambil. saya belum memiliki data dari nabi saw.

[duren]

Alah ente giliran diseriusin malah Ngeluh,...

Sia2 deh gue 3 jam ngumpulin materi, tapi tidak apa2, karena apa yg saya lakukan ini bisa menjadi semacam 'Masukan' bwt Muslim n Kafir.

Ke kekekk
Baru tau ya tehnik ngeles si CS
Perhatikan ajah debat nya yang membosankan dengan bung Duladi ... satu satunya cara bertahan si CS adalah tengkurep belaga o_on
Dia akan ngeluarkan wajah aslinya klo MENILAI lawan debatnya ga sanggup menggebukin

[mikimos]

permisi....

nandain thread



miki

[The Satanic God]

Menentukan Sidarta masuk surga atau neraka kok lama amat ?

keburu ogud mati neh.

[CRESCENT-STAR]

dan mengenai DZULKIFLI pun tidak ada satu suara ...

* Sebagian muslim sependapat dengan pandangan Muhammad ibn Jarir al-Tabari, mengangap Dzulkifli adalah orang baik dan sabar yang selalu menolong kaumnya dan membela kebenaran, namun bukan seorang nabi. Sebagian lainnya percaya bahwa dia seorang nabi.

* Maulana Abul Kalam Azad menyatakan bahwa Dzulkifli adalah Siddhartha Gautama. Karena kata dzu pada namanya berarti orang atau pemilik sedangkan kata kifl memiliki banyak maknanya. Salah satunya Kapilawastu (tempat lahir Siddharta Gautama yang sekarang bernama Nepal). Namun ia tak dapat menjelaskan lebih lanjut alasannya.

* Menurut Baidawi, Dzulkifli seperti dengan nabi Yahudi bernama Yehezkiel yang dibawa ke Babilonia setelah kehancuran Yerussalem. Baginda dirantai dan dipenjarakan oleh Raja Nebukadnezzar. Baginda menghadapi segala kesusahan dengan sabar dan mencela perbuatan mungkar Bani Israil.

* Menurut versi lain nama aslinya Waidiah bin Adrin. Beliau nabi bagi penduduk Suriah dan sekitarnya. Beliau membangun kota Kifl di Irak.

* Ada dua tempat yang diyakini sebagai makam Dzulkifli. Pertama di Kifl, Irak dekat Najaf dan Al-Hillah dan yang kedua di Nawa, Suriah.

[Khalifah Almahdi]

bentar, kalo sidharta itu seorang nabi, apakah di dalam ajaran budha, sidharta mengajarkan umatnya utk menyembah Allah?

[The Satanic God]

bentar, kalo sidharta itu seorang nabi, apakah di dalam ajaran budha, sidharta mengajarkan umatnya utk menyembah Allah?

Bagaimana dengan Dewi Kwan Im, apakah dia masuk surga?

[Khalifah Almahdi]

nentuinnya gampang aja. kalo sidharta atau dewi kwan in beriman kpd Allah serta mendpt rahmatnya berarti mereka masuk surga dan kalo tdk y sebaliknya. sekarang tinggal nyari referensinya aja apakah sidharta dan kwan in itu beriman kpd Allah.

[The Satanic God]

nentuinnya gampang aja. kalo sidharta atau dewi kwan in beriman kpd Allah serta mendpt rahmatnya berarti mereka masuk surga dan kalo tdk y sebaliknya. sekarang tinggal nyari referensinya aja apakah sidharta dan kwan in itu beriman kpd Allah.

tentu sidarta dan dewi kwan tidak beriman kepada Auwloh (Tuhannya orang Arab).

apakah phitecantropus erectus di tanah jawa beriman kepada Auwloh? apakah mereka masuk neraka?

ngakaak.com

[CRESCENT-STAR]

bentar, kalo sidharta itu seorang nabi, apakah di dalam ajaran budha, sidharta mengajarkan umatnya utk menyembah Allah?

sepertinya Budha mengajarkan demikian. namun dalam tradisi agama budha, membicarakan nama Tuhan adalah tabu, mereka sangat hati-hati dgn nama Tuhan. saking hati-hatinya akhirnya mereka tidak berani menyentuh ranah ini. namun sbg manusia yang haus ritual, maka kehausan spiritual mereka dilimpahkan kepada sang Budha.
seperti Nabi Isa yg tdk pernah meminta dirinya disembah, namun ummatnya bersikap berlebihan dan mengagungkan Isa sampai ke tingkat menganggap Tuhan.

[The Satanic God]

bentar, kalo sidharta itu seorang nabi, apakah di dalam ajaran budha, sidharta mengajarkan umatnya utk menyembah Allah?

sepertinya Budha mengajarkan demikian. namun dalam tradisi agama budha, membicarakan nama Tuhan adalah tabu, mereka sangat hati-hati dgn nama Tuhan. saking hati-hatinya akhirnya mereka tidak berani menyentuh ranah ini. namun sbg manusia yang haus ritual, maka kehausan spiritual mereka dilimpahkan kepada sang Budha.
seperti Nabi Isa yg tdk pernah meminta dirinya disembah, namun ummatnya bersikap berlebihan dan mengagungkan Isa sampai ke tingkat menganggap Tuhan.

masa sih umat buddha menyebah sidarta?

sok tahu deh kamu!

[CRESCENT-STAR]

saya tidak mengatakan hal demikian,
yang saya jelaskan di atas adalah kehausan spiritual ummatnya dilimpahkan pada sang Budha. bukan untuk menganggap budha sbg Tuhan yg disembah.

[overdose]

........................
kemudian kaitannya dgn BUdha Sidharta Gautama. kita semua sepertinya sepakat bahwa kita tidak memiliki data apa2 ttg dia. jika memang dia ternyata adalah nabi dan menerima wahyu, kemudian wahyunya itu ditulis, dan dia memiliki ummat. maka dia dan ummatnya akan dikumpulkan, baik ummat yang memiliki ajaran genuine budha atau yang masuk ke dalam faksi-faksi yang mengalami distorsi dan reduksi ajaran budha, maka akan dimintai argumentasinya di akhirat. jika seperti itu adanya maka Budha sudah tentu masuk surga. ada pun mengenai ummat mungkin terbagi dua ada yang masuk surga ada yang neraka akibat menyimpang dari ajaran budha yang genuine misalnya.

..........

bagi ente, tidak tertutup kemungkinan bahwa sidharta adalah "nabi" islam ya bro?
jika ternyata bukan kemana ia akan pergi?
Neraka?

"Bukan setiap orang yang berseru : Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak TUHAN yang di sorga."

sepertinya Budha mengajarkan demikian. namun dalam tradisi agama budha, membicarakan nama Tuhan adalah tabu, mereka sangat hati-hati dgn nama Tuhan. saking hati-hatinya akhirnya mereka tidak berani menyentuh ranah ini. namun sbg manusia yang haus ritual, maka kehausan spiritual mereka dilimpahkan kepada sang Budha.
seperti Nabi Isa yg tdk pernah meminta dirinya disembah, namun ummatnya bersikap berlebihan dan mengagungkan Isa sampai ke tingkat menganggap Tuhan.

seharusnya ente tetap berpegang pd ucapan ente sendiri...

ya mungkin juga bukan nabi, tapi ummat dari salah satu nabi ... ah sepertinya tidak usah berandai-andai

berat ya bro menerima kenyataan, bahwa seorang berakhlak baik spt sidharta bukanlah muslim..
teruslah berandai2...
pada akhirnya..

sok tahu deh kamu!

[Zulfi]

ya saya minta maaf jika frekuensi kita belum connect ... karena saya masuk dibahasan ini terlambat dan langsung dimintai pendapat.

Ok, No problem.
Posisi saya pun sama dengan anda kok. Baru menemukan tulisan Nalika sekitar 3 hari yg lalu.
Ga lama dari itu, langsung saya Confirm ke anda.
<>

pertama-tama saya coba luruskan dulu pendirian saya kaitannya dgn pendapat Bung nalika dan bung Zul.

Pendirian anda dengan pendirian saya pribadi pada dasarnya sama (Karena materi yg digunakan sama kok)

kedua, saya sependapat dgn bung Zul bahwa pasca Islam datang maka keselamatan hanya ada pada Islam.

Nah, pada poin ini saya melihat Kesalahan Nalika.
Menurut saya ini Fatal bung CS karena ini Masalah Pokok2 Akidah.

Coba anda lihat lagi deh Post saya sebelum ini, Apa anda 'Ngeh'/ melihatnya ?
<>

ketiga, data ttg Budha yang bung zul sodorkan saya kira bukan data akan tetapi "praduga" atau tafsiran. tapi tdk mengapalah itu karena tidak essensial dan tdk merubah apapun. jika bermanfaat bisa kita ambil.

Iya saya rasa sih itu memang masalah tafsiran dengan cara Menghubung-hubungkan ayat.
Persis sekali dengan apa yang dilakukan oleh Ahmad Dedat kepada Kitab Veda.

saya belum memiliki data dari nabi saw.

Maksute Opo yang ini CS ?

[Zulfi]

dan mengenai DZULKIFLI pun tidak ada satu suara ...

* Sebagian muslim sependapat dengan pandangan Muhammad ibn Jarir al-Tabari, mengangap Dzulkifli adalah orang baik dan sabar yang selalu menolong kaumnya dan membela kebenaran, namun bukan seorang nabi. Sebagian lainnya percaya bahwa dia seorang nabi.

* Maulana Abul Kalam Azad menyatakan bahwa Dzulkifli adalah Siddhartha Gautama. Karena kata dzu pada namanya berarti orang atau pemilik sedangkan kata kifl memiliki banyak maknanya. Salah satunya Kapilawastu (tempat lahir Siddharta Gautama yang sekarang bernama Nepal). Namun ia tak dapat menjelaskan lebih lanjut alasannya.

* Menurut Baidawi, Dzulkifli seperti dengan nabi Yahudi bernama Yehezkiel yang dibawa ke Babilonia setelah kehancuran Yerussalem. Baginda dirantai dan dipenjarakan oleh Raja Nebukadnezzar. Baginda menghadapi segala kesusahan dengan sabar dan mencela perbuatan mungkar Bani Israil.

* Menurut versi lain nama aslinya Waidiah bin Adrin. Beliau nabi bagi penduduk Suriah dan sekitarnya. Beliau membangun kota Kifl di Irak.

* Ada dua tempat yang diyakini sebagai makam Dzulkifli. Pertama di Kifl, Irak dekat Najaf dan Al-Hillah dan yang kedua di Nawa, Suriah.

Boleh tahu dimana kamu dapat info ini?,

Saya cek lgsg cerita ttg Dzulkifli di Quran dan Kisah 25 nabi dan Rasul juga sama2 tidak menemukan titik terang.
Menurut kamu sendiri gimana ?

[Zulfi]

sepertinya Budha mengajarkan demikian. namun dalam tradisi agama budha, membicarakan nama Tuhan adalah tabu, mereka sangat hati-hati dgn nama Tuhan.

Ok, sekedar Referensi ada baiknya kita melihat artikel ini

KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM AGAMA BUDDHA

"Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak.
Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.

Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."

Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3,
yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha.
Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak".

Sumber = http://www.indoforum.org/archive/index.php/t-10352.html

saking hati-hatinya akhirnya mereka tidak berani menyentuh ranah ini. namun sbg manusia yang haus ritual, maka kehausan spiritual mereka dilimpahkan kepada sang Budha.

Ref. lebih jauh = http://www.angelfire.com/nb/kmbb/tutorialDD2.htm

[Zulfi]

Namun terlepas dari itu semua, ada satu kutipan yang menurut saya Patut untuk 'Kita' Renungkan sebagai pembelajaran.
jujur dari beberapa pengalaman saya berdiskusi dengan muslim (Tipe apapun) baik scr langsung maupun tidak langsung.

Ini pertama kalinya saya membaca dan mendengar kalimat ini.

Nalika =
Saya senang dengan penjelasan anda.
Tapi pada dasarnya dialog antar agama memang sulit dilakukan selama keimanan orang yang nimbrung didalamnya masih diselimuti oleh emosi dirinya sendiri. Iman yang bercampur baur dengan emosi tidak pernah bisa menerima "yang lain".
Itu harus dimaklumi karena pada dasarnya perkembangan manusia itu butuh waktu dan usaha yang sangat keras.

Tapi pada ruang yang lain,dialog terus berjalan diantara penganut-penganut agama yang berbeda-beda.
Hanya saja baru sedikit orang yang bisa mengikutinya.
Sampai mereka bisa menyadari keimanan dirinya sendiri, mereka pasti akan selalu menolak dialog dengan menggunakan akal sehat dan nalar yang jernih.

<>

[The Satanic God]

@atas,

sampai kapan mau dialog? keburu masuk neraka jahanam dunk?

[Zulfi]

@ Atas itu khan bukan gw yg ngomong, itu hanya anjuran saja.
Sebenarnya gue udah curiga sm ni orang,... kok Dimensi berpikir nya sangat berbeda dgn materi Islam yg gw pelajari n yakini sebelumnya. ...

<>

Nalika -Sufi-

Tapi pada dasarnya dialog antar agama memang sulit dilakukan selama keimanan orang yang nimbrung didalamnya masih diselimuti oleh emosi dirinya sendiri
Tapi pada ruang yang lain,dialog terus berjalan diantara penganut-penganut agama yang berbeda-beda.

Nih Keyakinan W beserta argumentasi pendukungnya. ...
Silahkan disimak,... ....
Dengan sedikit penekanan.
<>

Mereka (non muslim) menyembah selain Allah tanpa keterangan yang diturunkan Allah.
Mereka tidak memiliki ilmu dan tidaklah orang-orang zalim itu mempunyai pembela (QS al-Hajj:67-71).

Ayat ini menegaskan bahwa agama-agama selain Islam itu sesungguhnya menyembah kepada selain Allah SWT.
Lalu bagaimana bisa dinyatakan, bahwa Islam mengakui bahwa semua agama adalah sama-sama benarnya dan
menyembah kepada Tuhan yang sama ?

Dalam ayat yang lain, Allah SWT menegaskan:

Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam (QS Ali Imran [3]: 19).

Allah SWT pun menolak siapa saja yang memeluk agama selain Islam (QS Ali Imran [3]: 85);
menolak klaim kebenaran semua agama selain Islam, baik Yahudi dan Nasrani, ataupun agama-agama lainnya (QS at-Taubah [9]: 30, 31);
serta memandang mereka sebagai orang-orang kafir (QS al-Maidah [5]: 72).

Karena itu, yang perlu dilakukan umat Islam sesungguhnya bukan menyerukan dialog antaragama untuk mencari titik temu dan kesamaan.
Masalahnya, mana mungkin Islam yang mengajarkan tauhid (QS 5: 73-77; QS 19: 88-92; QS 112: 1-4) disamakan dengan Kristen yang mengakui Yesus sebagai anak Tuhan ataupun disamakan dengan agama Yahudi yang mengklaim Uzair juga sebagai anak Tuhan?!

Apalagi Islam disamaratakan dengan agama-agama lain ?
Benar, bahwa eksistensi agama-agama tersebut diakui, tetapi tidak berarti dianggap benar. Artinya, mereka dibiarkan hidup dan pemeluknya bebas beribadah (dengan melihat fakta yg ada di lapangan konsep ini hanyalah sebatas retroika*), makan, berpakaian, dan menikah dengan tatacara agama mereka. Tetapi, tidak berarti diakui benar.

Karena itu, yang wajib dilakukan umat Islam tidak lain adalah terus-menerus menyeru para pemeluk agama lain untuk memeluk Islam
dan hidup di bawah naungan Islam. Meski dengan catatan tetap tidak boleh ada pemaksaan.

Allahu Akbar

[MasaIya]

Karena itu, yang wajib dilakukan umat Islam tidak lain adalah terus-menerus menyeru para pemeluk agama lain untuk memeluk Islam dan hidup di bawah naungan Islam.

Zulfi, umat lain yang kafir juga boleh dunk terus-menerus menyeru para pemeluk agama lain untuk memeluk agama non-Islam? Kan semua orang punya hak dan kedudukan yang sama bukan? Atau mungkin tidak yah dalam Islam?

Meski dengan catatan tetap tidak boleh ada pemaksaan.

Apakah ada ayat Qur'an yang melarang Muslim memaksakan Islam terhadap kafir?