Merayakan Natal ala khilafah

Benturan dan bentrokan antara Islam dengan agama-agama dan peradaban lain di seluruh penjuru dunia.
Post Reply
User avatar
qprim
Posts: 259
Joined: Wed Nov 09, 2005 4:01 pm

Merayakan Natal ala khilafah

Post by qprim »

Inilah cara khilafah MENGATUR bagaimana seharusnya kafirun merayakan hari raya keagamaan mereka.

Image
Perayaan Natal Dalam Negara Khilafah|VisiMuslim.Com

Negara Khilafah, rmeski dibangun berdasarkan akidah Islam, dan menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan, tetapi Negara Khilafah tetap memberikan toleransi dan kebebasan kepada umat non-Islam untuk memeluk, dan menjalankan agamanya. Mereka dibiarkan memeluk keyakinannya, dan tidak akan dipaksa untuk memeluk Islam.

Jaminan ini ditegaskan dalam Alquran, “La ikraha fi ad-din” (Tidak ada paksaan dalam memeluk [agama] Islam) (Q. al-Baqarah [02]: 256). Nabi SAW juga bersabda, “Man kana ‘ala Yahudiyyatihi au Nashraniyyatihi fainnahu la yuftannu” (Siapa saja yang tetap dengan keyahudiannya, atau kenasraniannya, maka tidak akan dihasut [untuk meninggalkan agamanya]). Begitulah Islam menjaga dan melindungi penganut agama non-Islam yang hidup dalam naungan Negara Khilafah. Mereka mendapatkan perlindungan itu, karena dzimmah yang diberikan oleh negara kepada mereka.

Hak Beragama
Perlu dicatat, Ahli Dzimmah adalah orang non-Muslim yang tunduk di bawah sistem Islam, dengan tetap memeluk agamanya. Mereka berkewajiban untuk membayar jizyah, dan tunduk kepada sistem Islam. Sebagai imbalannya, mereka diberi hak untuk hidup di dalam naungan khilafah, dengan tetap memeluk agama mereka, serta bebas menjalankan ibadah, makan, minum, berpakaian, nikah dan talak menurut agama mereka.

Hanya saja, karena mereka hidup di bawah naungan khilafah, yaitu negara yang berdasarkan akidah Islam, serta menjalankan syariat Islam, maka tentu tidak mungkin agama lain selain Islam lebih menonjol, atau setidaknya sama dengan Islam. Baik dalam hal syiar, simbol maupun atribut yang tampak di permukaan. Karena Nabi SAW menegaskan, “al-Islamu ya’lu wa la yu’la ‘alaihi” (Islam itu tinggi, dan tidak ada yang bisa menandingi ketinggian Islam).

Karena itu, di zaman Khilafah Islam, orang-orang non-Muslim yang hidup di dalam wilayah Negara Khilafah menyadari betul posisi dan kedudukan mereka. Ketika mereka hendak mengajukan dzimmah kepada khilafah, mereka membuat proposal yang membuat khalifah berkenan menerima dzimmah mereka.

Maka wajar, jika kemudian dalam proposal mereka, misalnya menyatakan tidak akan mengajak atau memengaruhi orang Islam untuk mengikuti agama mereka. Termasuk tidak akan mendirikan gereja, atau kalau ada yang rusak, tidak akan direnovasi. Mereka tidak akan membunyikan lonceng gereja, memakai atribut agama mereka di depan kaum Muslim, dan banyak lagi yang lain. Begitulah di antara klausul proposal yang mereka ajukan kepada khalifah, agar bisa mendapatkan dzimmah dari Negara Khilafah.

Karena kesadaran itulah, maka orang-orang non-Muslim yang mendapatkan dzimmah dari Negara Khilafah itu tidak neko-neko. Karena, kalau mereka neko-neko, jaminan dzimmah itu bisa dicabut, dan mereka diusir dari wilayah khilafah, atau diperangi hingga habis. Karena itu, mereka tidak pernah menuntut lebih dari hak yang mereka ajukan kepada negara. Mereka juga tidak akan minta ditoleransi oleh umat Islam dan negara dalam menjalankan agama mereka, lebih dari apa yang telah menjadi haknya.

Merayakan Perayaan Agama
Perayaan agama adalah bagian dari ritual agama, karena itu mereka pun dibiarkan untuk merayakan perayaan agama mereka. Bagi orang Kristen, yang hendak merayakan Hari Raya Paskah atau Natal, misalnya, diberi kebebasan. Hari Paskah diyakini oleh umat Kristiani sebagai hari bangkitnya Isa al-Masih. Biasanya dirayakan pada akhir Maret atau April. Bagi umat Kristiani Timur dirayakan pada awal April hingga Mei.

Peristiwa bangkitnya Isa al-Masih, atau yang biasa dikenal dengan turunnya Isa al-Masih itu diyakini oleh penganut Kristiani terjadi pada tahun 27-33 M. Di Geraja Katolik, perayaan ini dilakukan selama 8 hari, juga disebut Hari ke-8 setelah perayaan gereja Octave of Easter. Hari Raya Paskah ini diawali dengan Minggu Berkabung, yang jatuh pada minggu terakhir dari 40 hari puasa. Minggu ini dimulai hari Ahad, dan berakhir pada hari Sabtu, malam Sabtu Cahaya. Hari yang dianggap paling suci dalam seminggu berkabung ini adalah hari Jum’at Berkabung, atau Jum’at Agung, yaitu Jum’at sebelum Hari Paskah.

Pada hari ini dilakukan ritual sembayang tertentu, dan membaca Injil, terutama ayat-ayat tentang peristiwa penyaliban. Itu merupakan hari suci bagi umat Kristiani. Mayoritas gereja Kristen mempercayai, bahwa Isa al-Masih disalib, meninggal dunia, kemudian bangkit pada hari ketiga. Selain ritual ini, mereka juga menjalankan puasa, yang terdiri dari: Puasa Besar, yang dilakukan sebelum Hari Paskah. Puasa Kecil, yang dilakukan sebelum Natal. Selain itu, juga ada praktik puasa-puasa lain, menurut ritual dan sekte masing-masing.
Puasa Besar dalam tradisi Kristen Barat dan Timur dilakukan selama 40 hari. Waktunya bisa berbeda-beda, sesuai dengan jatuhnya Hari Pasca Agung, yang ditetapkan berdasarkan perhitungan astronomi (hisab).
Adapun Hari Natal, atau Christmas, yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Isa al-Masih, merupakan sentral perayaan agama Kristen. Syiar perayaan Natal ini tampak pada pohon Natal, Malam Kelahiran, Pertemuan Keluarga, Sinterklas, dan pemberian hadiah. Mereka merayakan Tahun Baru Masehi, yaitu malam tanggal 31 Desember, yang dirayakan tiap tahun, di penghujung tahun, mengawali pergantian tahun baru.

Selain perayaan-perayaan tersebut, mereka juga memperingati Kelahiran Bunda Maria, Hari Diangkatnya Salib (Isa al-Masih), sebagaimana umat Katolik meyakini Penebusan Dosa Santo dan Hari Raya Santo. Ada juga perayaan yang identik dengan Kristen, seperti Hollowen dan Valentine Day. Inilah bentuk-bentuk ritual dan perayaan dalam agama Kristen. Selama ini merupakan bagian dari agama mereka, maka semuanya ini boleh saja mereka rayakan.

Ruang Perayaan
Meski tidak dilarang, tetapi perayaan ini tetap diatur oleh Negara Khilafah. Selain berdasarkan klausul dzimmah mereka, juga filosofi “al-Islamu ya’lu wa la yu’la ‘alaihi” (Islam itu tinggi, dan tidak ada yang bisa menandingi ketinggian Islam) tetap harus dipegang teguh. Karena itu, perayaan ini dibatasi dalam gereja, asrama dan komunitas mereka. Di ruang publik, seperti televisi, radio, internet atau jejaring sosial yang bisa diakses dengan bebas oleh masyarakat tidak boleh ditampilkan.

Alasannya, karena ini bertentangan dengan akad dzimmah mereka. Selain itu, ini juga menyalahi filosofi “al-Islamu ya’lu wa la yu’la ‘alaihi” (Islam itu tinggi, dan tidak ada yang bisa menandingi ketinggian Islam). Para ulama juga telah membahas larangan mengucapkan selamat kepada mereka, baik secara pribadi apalagi sebagai pejabat publik.
Begitulah Islam memberikan toleransi kepada mereka. Begitulah Islam menjaga dan melindungi agama dan keyakinan mereka. Mereka tidak diusik, dan diprovokasi untuk meninggalkan agamanya. Namun, mereka juga tidak dibenarkan untuk mendemonstrasikan dan memprovokasi orang Islam agar memeluk keyakinan mereka. Begitulah cara Negara Khilafah memberi ruang kepada mereka. Wallahu a’lam. [Hafidz Abdurrahman]
Sumber: http://www.visimuslim.com/2013/12/peray ... lafah.html

Rasanya tidak perlu terlalu banyak komentar. Sudah makin jelas bagaimana sebenarnya sikap dan pandangan islam terhadap kafir.

Silahkan di share seluas-luasnya.

Merayakan Natal ala khilafah
FFI Alternative
Faithfreedompedia
User avatar
gema
Posts: 1097
Joined: Sun Sep 08, 2013 10:27 pm

Re: Merayakan Natal ala khilafah

Post by gema »

aturan tersebut berlaku di negara2x kadalnya arab, jangan samakan dengan di nkri donk bos..
kotak pandora
Posts: 313
Joined: Sat Jun 11, 2011 2:08 pm

Re: Merayakan Natal ala khilafah

Post by kotak pandora »

gema wrote:aturan tersebut berlaku di negara2x kadalnya arab, jangan samakan dengan di nkri donk bos..
tapi kalo kafir lemah, kejadian di atas akan terjadi juga bahkan mungkin lebih buas lagi muslimnya melampiaskan harat kebenciannya. FFI ini harus tetap ada.
walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: Merayakan Natal ala khilafah

Post by walet »

FFI ada kalau Tifatul tidak jadi menkominfo lagi.
Jadi pastikan itu dengan bikin komentar tentang skandal dia di media online seperti kompas, detik, tempo, merdeka, vivanews, forum2, kaskus, fb, twitter dll.
Jadi bikin orang bener2 jijik dengan Tifatul.
swatantre
Posts: 4049
Joined: Thu Jul 20, 2006 7:40 pm
Location: Tanah Suci, dalem Ka'bah

Re: Merayakan Natal ala khilafah

Post by swatantre »

Merayakan Natal ala khilafah
..waahhh peraturan/larangan/pembatasan ibadahnya kaya kaya di negara komunis thd kristen...

islam = komunis ?

kata islam kan komunis itu tdk penyembah tuhan, memang islam jg bukan penyembah tuhan tapi setan, kan? (sudah terbukti kok di FFI ini... sia2 saja para muslim menyangkalnya...)
User avatar
qprim
Posts: 259
Joined: Wed Nov 09, 2005 4:01 pm

Re: Merayakan Natal ala khilafah

Post by qprim »

kotak pandora wrote:tapi kalo kafir lemah, kejadian di atas akan terjadi juga bahkan mungkin lebih buas lagi muslimnya melampiaskan harat kebenciannya. FFI ini harus tetap ada.
Bukan cuma FFI harus tetap ada. Topik2x yang ada di sini harus disebarluaskan ke mana2x. Terutama bagi para kafirun awam. Indonesia mau pemilu. Jangan sampai para kafirun ketipu mentah2x dengan taqqiya para muslim yang belagak pluralis macam PKS, PPP, Rhoma Irama, dlsb. Kafirun harus sangat berhati-hati memilih wakil rakyat dan presidennya. Sampai salah pilih, kafirun akan diinjak-injak oleh muslim kaffah.
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Merayakan Natal ala khilafah

Post by fayhem_1 »

Ini sih usaha muslim agar ucapan muhammad bahwa Islam itu tinggi menjadi benar
scheherazade
Posts: 508
Joined: Sat Feb 02, 2013 1:19 am

Re: Merayakan Natal ala khilafah

Post by scheherazade »

walet wrote:FFI ada kalau Tifatul tidak jadi menkominfo lagi.
Jadi pastikan itu dengan bikin komentar tentang skandal dia di media online seperti kompas, detik, tempo, merdeka, vivanews, forum2, kaskus, fb, twitter dll.
Jadi bikin orang bener2 jijik dengan Tifatul.
Tanpa perlu begitu juga sudah banyak kok rakyat yang jijik dengan Tifatul + kroni-kroninya.
User avatar
lionheart
Posts: 154
Joined: Sat Jan 04, 2014 11:22 am
Location: faith freedom nation

Re: Merayakan Natal ala khilafah

Post by lionheart »

Saya mau balikin sebenerna.. :v
Wahyudi punya syariat juga.. Nah.. Skrg klo islam minoritas trus wahyudi mau mendirikan syariat mereka, islam pasti teriak" di dzolimi.. :v
Post Reply