Penulis Arab: ‘Peradaban’ Islam yang Tidak Beradab Tidak Menyumbang Apapun, Filsafat dan Logika Dianggap Bid’ah dalam Islam
‘Peradaban Islam’ – Kebohongan Terbesar Dalam Sejarah Kemanusiaan
By Ali Hassan
Translated by Ibn Kammuna
Reviewed and Edited by Jon MC
SOURCE: http://www.annaqed.com/ar/content/show.aspx?aid=16482
Dengan yakin dapat kukatakan, satu-satunya peradaban yang dikaitkan dengan agama hanyalah yang disebut ‘peradaban Islam’. Peradaban-peradaban lain tidak mendasarkan diri mereka pada agama. Kita tidak mendengar adanya ‘peradaban Kristen’, ‘peradaban Yahudi’ atau peradaban Buddha’.
Saat aku masih menjadi siswa di sekolah Arab, aku mempelajari modul atau unit kurikulum yang disebut ‘peradaban Islam’ yang diajarkan seorang Imam Salafi. Keseluruhan kurikulumnya adalah biografi kelompok ‘Ahlu Sunna’ Salafi; kelompok yang ingin mengikuti tata cara di masa Muhammad dan umat Islam masa awal. Segala yang kami pelajari adalah ‘sebagaimana dan sebagaimana dikatakan….’ Dan ‘Syariah memerintahkan kita untuk melakukan ini dan itu…..’ keseluruhan kurikulum dirancang untuk “pencucian otak Islami.” Imam yang mengajar tidak pernah tersenyum dan topik yang diajarkan tidak ada kaitannya dengan peradaban. Bagiku, ini ajaran bertele-tele dan sepele yang merusak otak, “the straw that broke the camel's back” yang akhirnya membuatku pergi dan menyelesaikan studiku di negara kafir.
Pelajaran yang yang kuterima dari sang Imam tidak lebih dari penghinaan terhadap intelektualitasku. Dipenuhi segala omong kosong mengenai Islam yang disertai beberapa warisan keyakinan bertalian dengan orang-orang Yahudi dan Persia.
Siapakah sosok jenius yang menciptakan istilah ‘peradaban Islam’?
Tapi, tunggu sebentar …!
Mereka yang menciptakan istilah ‘peradaban Islam’ (paling banyak) bicara mengenai tujuh abad sebelum kekaisaran Ottoman muncul di panggung dunia. Kita tak mungkin bicara mengenai ‘Era Turki” karena itu adalah masanya Orang-orang Turki, bukan masa peradaban Islam. Aku bicara mengenai masa tujuh abad saat negara-negara dimana Muslim memerintah berada di ‘masa keemasan’ mereka.
Saat ini, peradaban-peradaban besar di masa lampau mewariskan bukti atas prestasi-prestasi mereka. Orang Roma melakukannya. Demikian pula orang Yunani, Maya dan China. Peradaban Mesir kuno yang hebat mewariskan Pyramid pada kita – salah satu saksi prestasi mereka.
Lantas, dimana bukti peradaban Islam? Mesjid Ummayah di Damascus? Ini tak lebih dari Gereja Kristen yang diambil alih umat Islam dan diubah menjadi mesjid, hanya untuk menyakiti umat Kristen dan sebisa mungkin membuat hidup mereka tidak nyaman.
Peradaban-peradaban kuno memiliki prestasi-prestasi besar yang jelas asal-usulnya. Bagi umat Islam ini berada di wilayah Mekah dan Medinah. Namun, tiada prestasi disana. Yang ada disana hanyalah batu hitam pra-Islam yang berada di sebuah kubus jelek. Tidak ada yang layak disebut di Mekah dan Medinah. Bahkan di wilayah-wilayah lainpun prestasi umat Islam nol. Di Spanyol misalnya, umat Islam mengambil alih bangunan-bangunan mereka dengan paksa dari penduduk asli, dan diam di dalamnya tanpa diundang, sampai penduduk asli memiliki cukup kekuatan untuk menyingkirkan umat Islam. Andai umat Islam tidak ditendang dari Spanyol, mungkin yang ada saat ini bukan Marbella melainkan Kandahar, bukan Mallorca melainkan Waziristan, dan buan Barcellona melainkan Mogadishu.
Betapa indah dirimu, pikiranku, saat engkau berada di lingkungan yang tepat!
Berkat studiku di negara kafir, pikiranku berkembang dengan sehat dan memiliki kemampuan berpikir secara kritis. Sebagai perbandingan, pendidikan di negara-negara Islam hanyalah indoktrinasi.
Contoh pencurian intelektual umat Islam adalah mengaku menemukan konsep ‘nol’ yang tanpanya tidak mungkin ada komputer.
Ini suatu kebohongan, konsep ‘nol’ berasal dari India. Hal serupa juga berlaku untuk angka-angka ‘Arab’ yang asal-usulnya dari Babylonia.
Apa yang umat Islam suka ajarkan dan bualkan hanyalah kebenaran setengah-setengah.
Umat Islam mengklaim mereka menerjemahkan karya-karya filsuf Yunani: Socrates, Aristotle, dll., dan tanpa terjemahan mereka asal-usul peradaban Eropa akan lenyap.
Ini tidak akurat.
Benar, terjemahan-terjemahan tersebut dibuat di negara-negara pendudukan Islam seperti Iraq dan Levant. Tapi bukan umat Islam yang melakukan penerjemahan. Kristen Assyria yang menerjemahkan. Di masa itu Kalif yang berkuasa tidak mematuhi ajaran Islam. Filsafat dan logika dianggap bid’ah dalam Islam, namun untunglah Sultan termasuk seorang yg bid’ah dan mengizinkan terjemahan-terjemahan dibuat.
Istilah yang tepat adalah “Primitivisme Islam”
Agama Islam adalah budaya Arab invasive yang berusaha --dan telah-- menghancurkan kebudayaan penduduk asli. Satu-satunya alasan Piramid Giza di Mesir masih berdiri saat umat Islam menginvasi Mesir, dan memerintah atas penduduk asli Koptik adalah, saat itu mereka belum memiliki pengetahuan mengenai bom dan bahan peledak, sehingga tidak dapat menghancurkannya.
Ini tidak berlaku pada patung Bamiyan Buddha raksasa di Afghanistan yang berusia 2500 tahun. Ketika umat Islam belajar menggunakan bahan peledak, mereka menghancurkannya sambil berteriak, ‘Allahu Akbar’. Dunia yang beradab menyaksikan di TV mereka dengan penuh kengerian saat ini terjadi.
Di India, tiga ribu kuil-kuil Hindu diubah menjadi mesjid-mesjid, dan akibatnya masih terlihat saat ini:
Penduduk asli anak benua India tinggal bersama dalam harmoni hingga umat Islam muncul dan dengan keji mengubah kuil-kuil menjadi mesjid-mesjid. Dengan datangnya umat Islam, perang mencabik India menjadi dua negara: yang satu negara demokrasi terbesar (India modern) dan satu lagi wadah teroris Islam terbesar di dunia (Pakistan).
Islam dan Kedokteran
Dewasa ini, orang akan mual dan sakit kepala mendengar segala bualan islami mengenai kontribusi Islam terhadap Kedokteran selama ‘masa keemasan’nya.
This is nonsense.
Selama dinasti Abbasid, Kalif (Sultan) tidak mengikuti Islam. Malah, ia seorang pecandu minuman beralkohol dan menghabiskan waktunya bersama pelayan-pelayan cantik.
Justru kemurtadan beberapa penguasa Abbasid-lah yang memungkinkan penerjemahan karya-karya Non-islam, pertumbuhan pengetahuan, serta memungkinkan Gerakan yang meletakkan Nalar/Intelektualitas di atas Islam, untuk berkembang.
Di bidang kedokteran, umat Kristen Assyria mendominasi. Umat Islam mencoba numpang nama untuk menipu dunia. Beberapa diantara umat Kristen tersebut dipaksa masuk Islam, ‘diislamisasi’ baik melalui kemiskinan atau pedang. “Jizya” adalah pajak berat sekaligus uang pemerasan perlindungan Islami. Tidak mengherankan beberapa umat Kristen ‘diislamisasi.’ Di masa sekarang, ini tak lain dari praktek ala Mafia. Dan, inilah yang sekarang terjadi di Mesir. Seorang pemuda Koptik mungkin akan mendeklarasikan ia muslim agar dapat menikahi gadis muslim yang ia cintai. Dikemudian hari, ia mungkin akan menyesali apa yang ia lakukan, namun sudah terlambat. Sistem pengadilan tidak mengizinkannya kembali ke iman Kristennya.
Islamisasi Paksa Para Ilmuwan
Umat Islam membual mengenai Al-Razi (Persia), Ibn Sina (Persia), Al-Biruni (Persia), Abu Hamid al-Ghazali (Persia), Al-Farabi (Kazakhstan), Al-Khuwarizmi (Uzbekistan), Al-Bukhari, Al-Tirmidhi, Al-Sijistani, Bashar ibn Burd, Abu Nawas, Abu Hanifa, Taftazani, Abu Faraj Isfahani, Ibn Al-Roumi, Ibn Bakhtaishou’, Haneen ibn Ishaq, Al-Rumi, etc. .. etc. …
Umat Islam membual mengenai orang-orang tersebut seolah-olah mereka sepupu-sepupu Muhammad, atau seolah-olah mereka keturunan suku Quraish. Orang-orang ini bahkan BUKAN orang Arab. Yang terjadi adalah, para muslim Arab penjajah masuk ke dalam masyarakat mereka dan melakukan dua hal: pertama, menghancurkan budaya dan pengetahuan penduduk setempat; kedua, mengislamisasi melalui pedang atau pemaksaan pajak Jizya, dan cara lain. Dapat kau pahami?
Ringkasan
Warisan sesungguhnya dari kebohongan yang disebut ‘Peradaban Islam’ eksis di satu --dan hanya satu-satunya—tempat: Quran. Tidak ada peradaban Islam lain. Yang dilakukan umat Islam adalah menghancurkan peradaban-peradaban lain sebelum mereka. Mereka, umat Islam, memiliki tujuan menghapus identitas asli penduduk yg mereka invasi. Mereka menggantikan intelektualitas manusia dengan Quran; buku yang mengandung kisah-kisah umat Kristen dan Yahudi di setengah bagian awalnya, dan menyerukan kutukan pada mereka, menghancurkan dan membunuh mereka di setengah bagian sisanya, sebagai usaha meninggikan status Muhammad.
Itulah semua yang disumbangkan peradaban Islam pada dunia. So, orang takkan bisa menahan tawa ketika kata ‘peradaban Islam’ disebut.
~ 0000 ~
Ali Hassan: ‘Peradaban Islam’ – Kebohongan Sejarah TerbesarFFI Alternative
Faithfreedompedia