IA wrote:kami mengerti itu adalah hak tuhan, tapi pertanyaanya..
mengapa tuhan itu harus susah2 turun ke ciptaanya? apakah selama ini dia jauh dari ciptaanya, sehingga dia harus turun dan menjelma menjadi ciptaanya?
Muslim: "Kami mengerti itu adalah hak Tuhan, tetapi kami tidak suka tuhan menggunakan hak-Nya...! Karena bagi kami, bila Tuhan menggunakan hak-Nya, sama saja Tuhan merendahkan derajad-Nya"
Kafir: "Apakah Tuhan pernah mengatakan pada anda jika Dia turun ke dunia, maka Ia akan merasa rendah? Bukankah otak anda yang muslim yang menganggapNya rendah? Jadi siapa sebenarnya yang merendahkan Tuhan?"
Muslim: "Ya jelas kafir! Karena tidak mungkin Tuhan mau merendahkan diriNya dengan cara mengambil rupa manusia. Mana mungkin Tuhan tetap bisa menjadi Tuhan bila Dia memakai sifat-sifat manusia? Itu berarti Tuhan telah kehilangan sifat-sifat ketuhananNya! Karena itu kami menolak keras anggapan seperti itu."
Kafir: "Sifat-sifat mana yang anda maksud?"
Muslim: "Ya itu, sifat makan minum, buang air besar, ngantuk, misalnya."
Kafir: "Kamu salah menyebut sifat. Yang kamu katakan itu bukanlah sifat, tetapi insting!"
Muslim: "Ok, bagaimana dengan sifat gembira, sedih, menyesal, marah, kecewa?"
Kafir: "Ada lagi, jangan lupa, murka, membalas perbuatan"
Muslim: "Ya, termasuk itu. Bukankah sifat itu sangat manusiawi sekali sehingga tidak mungkin dimiliki oleh Tuhan."
Kafir: "Menurut anda sifat-sifat yang kamu sebut itu diciptakan siapa?"
Muslim: "Ya, sudah barangtentu Tuhan karena Dialah yang menciptakan segala yang ada di Bumi maupun di langit."
Kafir: "Kalau begitu anda percaya bahwa sifat manusia itu pun pemilik sebenarnya Tuhan? karena Dia yang menciptakan?"
Muslim: "Ya, tentu!"
Kafir: "Apakah anda tahu bahwa semua ciptaan Tuhan akan kembali kepadaNya?"
Muslim: "Itu pasti, karena manusia akan mati dan kembali kepada sang pencipta!"
Kafir: "Kalau begitu, jika sifat-sifat manusia itu kembali kepada Tuhan dan diambilNya untuk diriNya sendiri, apakah kamu berhak melarangNya?"
Muslim: "#%!@()*&! (Putus kamus !)
IA wrote:apakah wajar, yang posisinya sangattttttttttttttttttttt tinggi dari segala ciptaan, harus buang air besar, harus makan, harus minum, harus tidur, harus bernafas seperti layaknya manusia?
Ya, wajar saja jika Tuhan mengambil rupa manusia