omega phoenix wrote:Sorry gue bru pertama OL n bru pertama bikin ne komen, klo ada yang salah mohon di maafin
Buat apa loe pikirin sih?? gue ae yang sering pindah-pindah agama dari Budha ke Kristen sante2 ae kok, ga perlu loe ada perasaan takut ato apa segala. Jalanin ae kek biasa, mau orang bilang loe munafik kek apa ke
.......... cut
NB: sekarang gue meluk Kristen sih n dah niat ga bakal pindah lagi ke lain hati. Yang penting hati gue dah nerima Kristus dan ajarannya. Budha juga ga masalah sebenernya sih soallnya ajarannya sama kek Kristen >> (kasih sayang).
Sama, saya juga newbie. Online sejak 1994, tapi nggak terlalu ngurusin agama. Tapi jejak ketemu FFI ini, terasa ada saluran buat saya untuk mengutarkan unek2 setelah sekian lama merasa tertindas oleh perlakuan diskriminatif islam di dunia - tanpa takut merasa terancam dengan ke-bringasan muslim pada umumnya di dunia nyata.
FFI ini yang saya mengerti adalah BUKAN forum orang kristen, FFI adalah forum bebas untuk non-islam untuk memahami dengan jelas sentimen anti-islam - dan ada apa dengan islam yang dimana-mana memunculkan terror, memunculkan sentimen anti-pemerintahan, anti-agama, anti-kemapanan, anti-teknologi, anti-sejarah, anti-peradaban, anti-humanism, dan ketidak-stabilan di berbagai belahan dunia (you name it).
Jika kamu pikir bahwa islam tidak seburuk itu, saya sarankan untuk membaca dulu topik2 yang sebelumnya ada di forum ini. Semua pertanyaan akan terjawab dengan sendirinya.
Kenapa saya tergerak untuk berpartisipasi padahal di indonesia masih damai sampai saat ini? Jawabannya adalah karena
saya tidak buta..
Harus kamu sadari bahwa ada gerakan di Indonesia untuk menjadikan Republik Indonesia sebagai negara muslim dengan issue penerapan Hukum Syariah. Kamu tahu efeknya kemana? Non-muslim akan jadi "tamu" di negara sendiri, non-muslim akan menjadi warga negara kelas-2 dan menjadi pengemis di negaranya sendiri. Non-muslim akan tercampakan hak azasi-nya untuk beribadah. Non-muslim akan dipaksa bekerja dan membayar Jizyah (pajak untuk orang kafir) yang besarannya 50-100% lebih hanya untuk memaksa non-muslim untuk meninggalkan suara hatinya untuk ber-Tuhan.
Apakah hanya itu? Jawabannya adalah
Tidak. Lihatlah kenyataan bahwa negara Syariah Islam semakin termarjinalkan, menjadi terbelakang dan menjadi ****, menjadi miskin secara sistematis (kecuali jika punya sumber daya mineral/minyak berlimpah seperti di arab). Yang mana kekayaan alam itu hanya akan memperkaya lingkungan pemerintahan saja, dan sebagian besar akan tersedot ke Arab Saudi dalam bentuk visa ibadah haji. Belum lagi jika nanti akan terjadi perang saudara /pertumpahan darah antar orang muslim sendiri. Dan kemungkinan akan terjadi masa kediktatoran dan tekanan politis dimana-mana. Suatu masa dimana hukum barbar dari abad ke-7 menjadi panduan dalam bernegara.
Separah Itukah? Bagaimana dengan Malaysia? - Malaysia adalah negara mono-kultural, yang mayoritas orang melayu (berbeda dengan Indonesia yang multikultural), dan kenyataanya adalah terjadi sensor dimana-mana, terjadi kemunafikan di semua aspek bernegara (judi, pelacuran dst), juga terjadi tekanan secara sistematik terhadap non-muslim. Semua berita buruk di malaysia hampir tidak dapat keluar ke telinga kita karena sensor yang ketat.
So? kamu masih mau bertakiya seperti orang islam yang mengatakan "agamamu adalah agamamu, dan agamaku adalah agamaku?"