Rasionalis wrote:...Tuhan saya hanya satu, bukan dua
Aeon2 wrote:hmm... anda aliran apa sih..??
...Saya tidak memahami mengapa anda bertanya demikian. Setahu saya hanya satu yang dijadikan sebagai panutan.
Rasionalis wrote:...Justru karena diberi otak itu lah saya sangat berterima kasih dan mencintai Tuhan. Saya yakin apabila otak tidak saya gunakan semaksimal mungkin, Dia akan sangat kecewa dan menyesal telah menganugerahkannya kepada saya.
...Saya menolak perintah kalau ditabok pipi kanan berikan pipi kiri sebagai harga mati. Saya diberi kelonggaran untuk berpikir bagaimana sebaiknya menghadapi orang yang menabok pipi saya.
Aeon2 wrote:Karangan anda ato ada dalilnya nih..??
jangan mentang2 punya otak.. perbuatan di luar perintah tuhan anda anda bilang dibolehkan tuhan karena otak yang diberinya membuat anda "memutuskan" instead of "obey"...
...Mau disebut karangan dan penghayatan saya, boleh saja. Bila itu merupakan dosa, saya sendiri yang akan menanggungnya.
...Di dalam perintah itu tidak ada kata "harus" dan hukumannya bila tidak dituruti, seperti kegemaran Muhammad dengan nerakanya. Perintah itu sendiri merupakan revisi terhadap kaidah biadab yang berlaku sebelumnya, mata ganti mata dan gigi ganti gigi, yang justru dikembalikan lagi alias
set-back oleh Muhammad.
...Dalam menanggapi tamparan orang, saya harus berpikir dulu. Mengapa orang itu menampar saya. Bila karena saya salah, tidak pantas membalasnya, bahkan lebih patut saya meminta maaf. Yang terpenting, bukan saya yang memulai perseteruan.
Rasionalis wrote:...Saya menolak perintah kalau ditabok pipi kanan berikan pipi kiri sebagai harga mati.
Aeon2 wrote:berarti tuhan anda tidak perlu di turuti amat ya..
cape deh....
...Anda, dan banyak muslim, sengaja memenggal perintah itu dan tidak melihat konteksnya. Bila ditelaah secara komprehensiv, tidak ada yang tidak saya turuti. Karena menggunakan otak juga merupakan perintah dan harapan Tuhan yang di mata saya adalah Bapak yang super bijaksana.
...Ingin saya ceritakan salah satu contoh bagaimana menanamkan
Golden Rule kepada putra saya, yang ada dalam semua agama, kecuali dalam agama Islam. Ketika putra pertama kami berumur 5 tahun, suka sekali bermain-main api. Di suatu pagi hari libur, dia memantik korek api dan menyundutkannya ke lengan adiknya. Saya tersentak mendengar jeritan dan tangisan disusul kemarahan ibunya. Koran saya campakkan dan bergegas ke dapur.
...Saya perintahkan putra pertama saya duduk di lantai menghadap saya dan menyerahkan kotak korek api dari tangannya. Tangan kanannya saya cekal dengan tangan kiri saya sambil mengepit kotak korek api, yang 2-3 anaknya sudah saya keluarkan. Dia meronta dan menarik tangannya, agaknya tau apa yang akan saya lakukan. Wajahnya berubah jadi pucat-pasi. Saya goreskan sebatang anak korek api lalu saya sundutkan ke lengan kanannya itu. Dia menjerit sekuat-kuatnya. Saya bentak agar tutup mulut dan jangan menangis.
..."Sakit, kan?" Dia diam saja. "Kalau sakit, jangan ulangi perbuatan seperti itu kepada siapa pun!" Saya tinggalkan dia, karena saya tidak tega lebih lama melihat wajahnya menahan rasa sakit dan deraian air matanya.
...Malam harinya, saya mendatanginya ke kamarnya. Saya pijit-pijit bahunya. "Kamu tidak mau disakiti orang, kan?" "Iya, pa," katanya. "Kamu mau janji tidak akan pernah memulai menyakiti orang lain?" "Saya janji, pa." Saya memeluknya dengan erat dan mencium pipinya, "Saya sangat menyayangimu,
Xxxxx."
...Dalam kasus di atas, malah bukan pipi saya yang "ditabok", melainkan pipi orang lain. Karena saya anggap orang yang "menabok" itu perlu memiliki rasa empati, maka orang itu saya "tabok".
...Orang yang berpangku tangan menyaksikan perbuatan yang salah di hadapannya, bagi saya juga bersalah. Saya tidak hirau apakah tindakan saya di atas sesuai atau tidak dengan ajaran keyakinan saya. Yang jelas, sejak itu putra saya tidak pernah lagi sebagai inisiator menyakiti orang lain. Dia memahami, menghayati dan menerapkan
Golden Rule.
...Bila para pakar sikologi terpaku pada perintah yang anda persoalkan, maka tidak akan ada
behaviorism dengan tokoh-tokohnya seperti Ivan Petrovich Pavlov (pemenang hadiah Nobel 1904), John B. Watson, B. F. Skinner dan Edward Thorndike. Teori-teori mereka banyak digunakan dengan sukses dalam manajemen perusahaan modern, seperti
reinforcement theory yang sejalan dengan
reward and punishment system.
Aeon2 wrote:ngomong2.. yang saya sebut tuhan a dan b itu adalah tuhan anda semuanya..
yang ngetem di sorga maupun yang keluyuran, plus yang pake k0lor...
...Saya tau maksud anda. Perdebatan mengenai hal itu sudah tidak terbilang banyaknya. Model ejekan anda juga sudah amat sering saya baca di forum ini. Saya merasa kasihan kepada muslim, karena tidak bisa mengemukakan ejekan yang lebih bermutu, misalnya menyangkut moral.
...Pakai kolor masih lebih mending dibanding kakek-moyang kita yang telanjang bulat! Bagi manusia bermoral, perangai panutannya jauh lebih penting daripada pakaiannya.
...Untuk selanjutnya, agar tidak menyimpang dari fokus
thread ini, sebaiknya anda memasuki sub forum “Isa, Injil dan Quran” agar lebih puas.
...Tidak aneh bila motiv anda hanyalah ingin menghambat dan menyimpangkan fokus
thread ini, yakni mengungkap kehidupan Muhammad sebagai maling atau pencuri.