Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Ttg surga, neraka, hari kiamat, bidadari, 72 perawan, houri.
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Khalifah Almahdi »

blum
Akukomkamu
Posts: 5517
Joined: Sat Jul 11, 2009 11:34 am
Location: "Mengajak onta2 arab unt bisa BERMARTABAT" IFF adalah TEMPAT nya.

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Akukomkamu »

Khalifah Almahdi wrote:blum
Berarti lo besok kalo mati juga masih belum masuk surga , sebab nabi lo ga bisa jamin sih... :lol:

Ga seperti Yesus yg mau menjamin keselamatan umatnya , dengan rela berkorban demi umat yg di kasihi nya. :supz:




Peace... :heart:
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Khalifah Almahdi »

klo mati y ke alam kuburlah, masuk surga ato nerakanya nanti pas udah hari kiamat.
Gmana yesus mw ngejamin? Wong dia aja blum meninggal,,,
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Khalifah Almahdi »

oh iya, btw sbg salibis yg taat kmu udah mmpraktekan hukum sabat blum?
Akukomkamu
Posts: 5517
Joined: Sat Jul 11, 2009 11:34 am
Location: "Mengajak onta2 arab unt bisa BERMARTABAT" IFF adalah TEMPAT nya.

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Akukomkamu »

Khalifah Almahdi wrote:klo mati y ke alam kuburlah, masuk surga ato nerakanya nanti pas udah hari kiamat.
Gmana yesus mw ngejamin? Wong dia aja blum meninggal,,,
Kiamat dibatalkan karena manusia semakin hampir menyamai penciptanya , yg mati ditanggung oleh Yesus akan ikut Yesus , yg mati ngikut mohamad tetep dialam kubur karena itu udah keyakinan islam dan rohnya akan terus bergentayangan ga tau kemana arahnya.hehehe... :finga:



Peace... :heart:
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Khalifah Almahdi »

ya ya terserah kmu lah,
Btw kmu udah ngelaksanain hukum sabat blum?
Apa mesti saya jelaskan?
The Satanic God
Posts: 664
Joined: Mon Feb 01, 2010 12:06 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by The Satanic God »

Khalifah Almahdi wrote:klo mati y ke alam kuburlah, masuk surga ato nerakanya nanti pas udah hari kiamat.
Gmana yesus mw ngejamin? Wong dia aja blum meninggal,,,

kalo tidak ada jaminan apa2 dari Auwloh atas Sidarta Gotama,
apakah kita harus berjihad demi membela sesuatu yg tidak jelas ini?
Malah ini lebih konyol dari main judi!

Judi lebih jelas, bisa dihitung peluangnya, kalau iman? sama sekali kabur2 tapi dangerous!
Akukomkamu
Posts: 5517
Joined: Sat Jul 11, 2009 11:34 am
Location: "Mengajak onta2 arab unt bisa BERMARTABAT" IFF adalah TEMPAT nya.

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Akukomkamu »

Khalifah Almahdi wrote:ya ya terserah kmu lah,
Btw kmu udah ngelaksanain hukum sabat blum?
Apa mesti saya jelaskan?
Gw ga kenal sabet2 tan ...dan ga suka sabet2 tan , ngeriiii....kasian melukai orang itu ...palagi sampe menghilangkan nyawa orang...hiiiii...ngeri. :lol:

Gw cuman hidup dengan berbuat baik dan saling mengasihi pada sesama manusia , itu saja udah cukup bagi gw.... :finga:


Peace... :heart:
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Khalifah Almahdi »

hehe... Lambung saya hampir copot dan sekarang saya baru bisa berhenti ketawa. Saya jelaskan dulu ya.
HUKUM SABAT
Hari Sabat(Sabtu) adalah hari Tuhan yang harus dikuduskan. Pada hari itu setiap orang dilarang bekerja, dilarang memasang api di rumah(lampu, kompor dan lain-lain) karena Sabat adalah hari perhentian penuh. Orang yang bekerja pada hari Sabtu HARUS DIHUKUM MATI (Keluaran 20:8-11, 31:15, 35:2-3).
Siapa orang kristen yg bekerja pd hari Sabtu? Semuaaa..
Gimana, udah tau kan? Jadi sekarang anda harus dihukum mati, tapi kalo anda malu ya gak papa, anda bisa bunuh diri atau disalib juga boleh yang penting anda menunjukkan bahwa anda adalah umat yang beriman dan patuh terhadap ajaran2 di agama anda.
Peace
silahkan, prosesi bunuh diri bisa,dilakukan dari sekarang
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by poligami »

Khalifah Almahdi wrote:ya ya terserah kmu lah,
Btw kmu udah ngelaksanain hukum sabat blum?
Apa mesti saya jelaskan?
Sudah dijelaskan disini => http://katolisitas.org/2008/11/21/katol ... ri-minggu/ O:)
The Satanic God
Posts: 664
Joined: Mon Feb 01, 2010 12:06 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by The Satanic God »

Khalifah Almahdi wrote:hehe... Lambung saya hampir copot dan sekarang saya baru bisa berhenti ketawa. Saya jelaskan dulu ya.
HUKUM SABAT
Hari Sabat(Sabtu) adalah hari Tuhan yang harus dikuduskan. Pada hari itu setiap orang dilarang bekerja, dilarang memasang api di rumah(lampu, kompor dan lain-lain) karena Sabat adalah hari perhentian penuh. Orang yang bekerja pada hari Sabtu HARUS DIHUKUM MATI (Keluaran 20:8-11, 31:15, 35:2-3).
Siapa orang kristen yg bekerja pd hari Sabtu? Semuaaa..
Gimana, udah tau kan? Jadi sekarang anda harus dihukum mati, tapi kalo anda malu ya gak papa, anda bisa bunuh diri atau disalib juga boleh yang penting anda menunjukkan bahwa anda adalah umat yang beriman dan patuh terhadap ajaran2 di agama anda.
Peace
silahkan, prosesi bunuh diri bisa,dilakukan dari sekarang

Emang aneh sifat2 Tuhan. Dia sangat sewot mengurus hal2 tolol.

ngakak.com
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by CRESCENT-STAR »

Zulfi wrote:Ok saya minta ada ayat yg mendukung pemahamanmu, bukan hanya secara dalil aqli saja melainkan menyeluruh menyentuh substansi persoalan.
Dimana posisi Islam memandang agama lain dan bagaimana Allah memperlakukan mereka (agama lain) ketika ajal menjemput.
Saya rumuskan dulu ya argumentasi nya. Nanti pun anda bisa melihat 'Kadar' Islam yg saya pahami sperti apa ?
<>
Anyway thks atas kesediaan anda dalam merespon saya. :roll: .... :rock:
ummat itu nanti akan dipimpin nabi masing2 dan kitab masing-masing.
[17:71] suatu hari Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.
semua akan dimintai hujjah/argumentasinya sesuai yg di yakini.

[28:75] Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi , lalu Kami berkata "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu", maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
bahkan tuhan-tuhan mereka pun dihadirkan, semisal berhala-berhala, yesus, dan setan2 yg disembah.
[40:73] kemudian dikatakan kepada mereka: " Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan,

[5:116] Dan ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?". 'Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku . Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".

[6:22] Dan , hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan Kami?".

[16:86] Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan melihat sekutu-sekutu mereka , mereka berkata: "Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau". Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta".

[46:6] Dan apabila manusia dikumpulkan niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.

setiap zaman ada nabi dan syariat yang harus mereka lakukan. tidak mungki ummat Musa dihakimi dgn Quran. baca saja belum pernah.
[5:48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat , tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

[10:47] Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka tidak dianiaya.

[16:63] Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat : "Sembahlah Allah , dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya . Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan .

[39:69 dan 71] Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya Tuhannya; dan diberikanlah buku dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. (.... 70) Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar ". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.

[22:67] Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan ini dan serulah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.

umat kristen dan yahudi zaman sekarang pun akan dikumpulkan/dikelompokkan dgn ummat kristen dan yahudi zaman dahulu sebelum nabi Muhammad saw lahir.
[18:89] akan hari Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

[16:84] Dan akan hari Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi , kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir dan tidak mereka dibolehkan meminta ma'af.
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Zulfi »

Ok hampir sama dgn apa yang akan ku paparkan, cuma ada beberapa hal yang saya tidak sependapat denganmu.
Sebagai penyeimbang harap kamu memperhatikan setiap detail dari post saya.

<>
Nalika dan beberapa sanggahan

Penjelasan yang dipaparkan nalika dimulai dari
Dalam pandangan kaum sufi, "KEISLAMAN" itu dipahami sebagai kata sifat, yang berasal dari sebuah upaya "kerja diri', dan bukan sebagai kata benda.
Islam itu sesuatu yang fitrah dalam diri manusia, sejak zaman Adam sampai zaman kita sekarang. Jadi saya meyakini bahwa semua Nabi itu seorang Muslim, meskipun setelah mereka ajaran yang dibawanya mengalami pengorganisasian dan disebut dengan nama yang berbeda.
Jika seorang Nashrani beriman kepada kitab Injil dan hidup sesuai dengan petunjuk kitab tersebut, maka keselamatannya akan dipengaruhi oleh keimanan dan kemampuannya mengamalkan kitab itu. Di akhirat nanti dia akan diadili dengan menggunakan kitab injil dan Nabi Isa lah saksinya. Kalau dia berbuat baik, dia akan dibalas sesuai kebaikan yang diperbuatnya. Kalau dia berbuat buruk, dia akan menerima akibatnya.
Dan tidak ada bedanya dengan umat agama yang lain selama agama mereka memang berasal dari wahyu.
Mungkin nalika ini mengambil kutipan ayat AL HUJURAAT : 13

[49.13] Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa surat Hujurat ayat 13 hanya menunjukkan bahwa Islam mengakui adanya pluralitas/ (keragaman) suku, bangsa, agama, dan lain-lain.

Adanya keragaman suku, bangsa, bahasa, dan agama merupakan perkara alami.
Hanya saja, Islam tidak pernah mengajarkan bahwa semua agama adalah sama-sama benarnya.

Islam juga tidak pernah mengajarkan bahwa semua agama menyembah Tuhan yang sama, meskipun cara penyembahannya berbeda-beda.
<>

Bahkan, Islam menolak klaim kebenaran yang dikemukakan oleh penganut-penganut agama selain Islam, dan menyeru seluruh umat manusia untuk masuk ke dalam Islam, jika mereka ingin selamat dari siksa api neraka.

Perhatikan ayat-ayat berikut ini;

لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ فَلَا يُنَازِعُنَّكَ فِي الْأَمْرِ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ(٦٧)وَإِنْ جَادَلُوكَ فَقُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ(٦٨)اللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ(٦٩)أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ(٧٠)وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَا لَيْسَ لَهُمْ بِهِ عِلْمٌ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ(٧١)

“Tiap umat mempunyai cara peribadatan sendiri, janganlah kiranya mereka membantahmu dalam hal ini. Ajaklah mereka ke jalan Rabbmu. Engkau berada di atas jalan yang benar.” Kalau mereka membantahmu juga, katakanlah, Allah tahu apa yang kalian kerjakan. Rabb akan memutuskan apa yang kami perselisihkan di hari akhir. Apa mereka tidak tahu bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan bumi. Semua itu ada di dalam pengetahuanNya , semua itu mudah bagi Allah. Mereka menyembah selain Allah tanpa keterangan yang diturunkan Allah, tanpa dasar ilmu. Mereka adalah orang-orang dzalim yang tidak mempunyai pembela.” (al-Hajj:67-71).

<>

Ayat ini dengan tegas menyatakan, bahwa Islam mengakui adanya pluralitas (keragaman) agama.

Hanya saja, Islam tidak pernah mengakui kebenaran (truth claim) agama-agama selain Islam.
Tidak hanya itu saja, ayat ini juga menegaskan bahwa agama-agama selain Islam itu sesungguhnya menyembah kepada selain Allah swt.

Lalu, bagaimana bisa dinyatakan, bahwa Islam mengakui ide yang menyatakan bahwa semua agama adalah sama-sama benarnya, dan menyembah kepada Tuhan yang sama?
<>

Di ayat yang lain, al-Quran juga menegaskan bahwa agama yang diridloi di sisi Allah swt hanyalah agama Islam.

نَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imron:19).

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali Imron:85).

Pada tempat yang lain, Allah swt menolak klaim kebenaran semua agama selain Islam, baik Yahudi dan Nashrani, Zoroaster, dan lain sebagainya. Al-Quran telah menyatakan masalah ini dengan sangat jelas.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Dan diantara manusia ada yang mendewa-dewakan selain daripada Allah, dan mencintainya sebagaimana mencintai Rabb, lain dengan orang yang beriman, mereka lebih mencintai Allah. Kalau orang lalim itu tahu waktu melihat adzab Allah niscaya mereka sadar sesungguhnya semua kekuatan itu milik Allah, dan Allah amat pedih siksaNya.”(al-Baqarah:165).

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (al-Taubah:30)

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (al-Taubah:31)

وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).” (al-Maidah:18)

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
“Sungguh telah kafir, mereka yang mengatakan, “Tuhan itu ialah Isa al-Masih putera Maryam.”(al-Maidah:72)

Ayat-ayat di atas –dan masih banyak ayat yang lain– menyatakan dengan sangat jelas (qath’iy), bahwa Islam telah menolak truth claim semua agama selain Islam. Islam juga menyatakan dengan tegas, bahwa konsepsi Ketuhanan Islam berbeda dengan agama selain Islam yang ada pada saat ini, alias tidak sama.

Sedangkan agama Yahudi dan Nashraniy sebelum disimpangkan oleh penganutnya, dahulunya masih memiliki konsepsi ketuhanan yang sama dengan agama Islam, yakni tauhid.

Hanya saja, karena keculasan para penganutnya, akhirnya dua agama menyimpang jauh dari konsepsi tauhid.
Dari sini bisa dipahami, bahwa Islam tidak sama dengan agama yang lain yang ada pada saat ini, baik dari sisi cara penyembahan (bentuk empirik), maupun konsepsi ketuhanannya (aspek gnosis). Fakta nash telah menunjukkan kesimpulan ini dengan sangat jelas.
Oleh karena itu, menyamakan Islam dengan agama selain Islam jelas-jelas keliru dan menyesatkan, bahkan terkesan dipaksakan.

<>

Dengan ini, al-Quran telah menjelaskan dengan sangat jelas, bahwa orang Yahudi, Nashrani, dan kaum Musyrik, tidak mungkin masuk ke surganya Allah, akan tetapi mereka kekal di dalam neraka. Perhatikan ayat berikut ini.

وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”. (al-Baqarah:111)

Siapapun yang mengakui kebenaran agama selain Islam, atau menyakini bahwa orang Yahudi dan Nashrani masuk ke surga, maka dia telah murtad dari Islam.

<>

[2.256] Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Imam Qurthubiy di dalam Tafsir Qurthubiy menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan al-diin pada ayat di atas (al-Baqarah:256) adalah al-mu’taqid wa al-millah (keyakinan dan agama).

Sedangkan kandungan isi ayat ini, seperti yang dituturkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir, adalah; sesungguhnya seorang Muslim tidak boleh memaksa orang kafir untuk masuk Islam. Sebab, kebenaran Islam telah terbukti berdasarkan hujjah yang terang dan gamblang; sehingga, tidak perlu lagi memaksa para penganut agama lain untuk masuk ke dalam Islam.

Tidak adanya pemaksaan atas penganut agama lain untuk masuk Islam hanya menunjukkan bahwa Islam mengakui identitas agama mereka. Akan tetapi, Islam tidak mengakui sama sekali truth claim agama mereka.

Bahkan, kaum Muslim diperintahkan untuk mengajak orang-orang kafir masuk ke dalam agama Islam dengan hujjah dan hikmah.

لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ فَلَا يُنَازِعُنَّكَ فِي الْأَمْرِ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ
“Tiap umat mempunyai cara peribadatan sendiri, janganlah kiranya mereka membantahmu dalam hal ini. Ajaklah mereka ke jalan Rabbmu. Engkau berada di atas jalan yang benar.” (al-Hajj:67)
<>

Surat al-Maidah : 69 dan Surat al-Baqarah: 62

Dua ayat yang menjadi landasan berpikir bahwa umat dari agama lain juga memiliki kans yang sama untuk masuk ke dalam surganya Allah swt.
Dua ayat tersebut adalah:

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(al-Maidah:69)

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (al-Baqarah:62).

Berbagai ayat diatas sama sekali tidak ada hubungannya dengan penganut agama lain yang ada pada saat ini.

Sebab, topik yang diperbincangkan ayat tersebut adalah umat-umat terdahulu sebelum diutusnya Nabi Mohammad saw. Ayat ini menjelaskan kepada kita, bahwa umat-umat terdahulu, baik Yahudi, Nashrani, Shabi’un, yang taat kepada ajaran agama dan Rasulnya, maka mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah swt.

Akan tetapi, ayat di atas tidak menunjukkan pengertian, bahwa Islam mengakui truth claim agama-agama lain yang ada pada saat ini, baik Yahudi, Nashrani, Zoroaster, dan sebagainya.

Dua ayat di atas tidak menunjukkan pengertian, bahwa pemeluk agama lain yang ada pada saat ini juga memiliki kans yang sama untuk masuk ke dalam surganya Allah swt, seperti halnya pemeluk agama Islam.
Sebab, nash-nash al-Quran dan Sunnah dengan jelas menyatakan, bahwa setelah diutusnya Mohammad saw, seluruh manusia diperintahkan untuk meninggalkan agama mereka.

Bahkan, Islam telah menjelaskan kesesatan dan kekafiran semua agama yang ada pada saat ini; baik agama Yahudi, Nashrani, maupun agama kaum Musyrik (Budha, Hindu, Konghucu, dan lain-lain).
<>
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Zulfi »

Untuk menafsirkan surat al-baqarah ayat 62, ada baiknya kita simak penuturan ahli tafsir berikut ini:


Menurut al-Sudiy, ayat ini (al-Baqarah: 62) turun berkenaan dengan shahabat-shahabatnya (pendeta-pendeta) Salman al-Farisi; tatkala ia menceritakan kepada Nabi saw kebaikan-kebaikan mereka. Salman ra bercerita kepada Nabi saw, “Mereka mengerjakan sholat, berpuasa, dan beriman kepada kenabian Anda, dan bersaksi bahwa Anda akan diutus oleh Allah swt sebagai seorang Nabi.” Tatkala Salman selesai memuji para shahabatnya, Nabi saw bersabda, “Ya Salman, mereka termasuk ke dalam penduduk neraka.”

Selanjutnya, Allah swt menurunkan ayat ini. Lalu hal ini menjadi keimanan orang-orang Yahudi; yaitu, siapa saja yang berpegang teguh terhadap Taurat, serta perilaku Musa as hingga datangnya Isa as (maka ia selamat). Ketika Isa as telah diangkat menjadi Nabi, maka siapa saja yang tetap berpegang teguh kepada Taurat dan mengambil perilaku Musa as, namun tidak memeluk agama Isa as, dan tidak mau mengikuti Isa as, maka ia akan binasa.

Demikian pula orang Nashraniy. Siapa saja yang berpegang teguh kepada Injil dan syariatnya Isa as hingga datangnya Mohammad saw, maka ia adalah orang Mukmin yang amal perbuatannya diterima oleh Allah swt. Namun, setelah Mohammad saw datang, siapa saja yang tidak mengikuti Nabi Mohammad saw, dan tetap beribadah seperti perilakunya Isa as dan Injil, maka ia akan mengalami kebinasaan.”

Imam Ibnu Katsir menyatakan, “Setelah ayat ini diturunkan, selanjutnya Allah swt menurunkan surat,
“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang merugi.”[Ali Imron:85].

Ibnu ‘Abbas menyatakan, “Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada satupun jalan (agama, kepercayaan, dll), ataupun perbuatan yang diterima di sisi Allah, kecuali jika jalan dan perbuatan itu berjalan sesuai dengan syari’atnya Mohammad saw.

Adapun, umat terdahulu sebelum nabi Mohammad diutus, maka selama mereka mengikuti ajaran nabi-nabi pada zamanya dengan konsisten, maka mereka mendapatkan petunjuk dan memperoleh jalan keselamatan.” Inilah pengertian surat al-Baqarah:62; dan surat al-Maidah:59.

Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan, bahwa ahlul kitab dan kaum musyrik –setelah diutusnya Mohammad saw—terkategori muslim, dan berhak memperoleh pahala dari Allah swt.
Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Mohammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang dari manusia yang mendengar aku, Yahudi, dan Nashrani, kemudian mati, sedangkan ia tidak beriman dengan apa yang diturunkan kepadaku, kecuali ia menjadi penghuni neraka.” [HR. Muslim dan Ahmad]

Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada nabi, di antara aku dan ia, yakni ‘Isa as, sesungguhnya ia adalah tamu. Bila kalian melihatnya, maka kalian akan mengenalnya sebagai seorang laki-laki yang mendatangi sekelompok kaum yang berwarna merah dan putih, seakan kepalanya turun hujan, bila ia tidak menurunkan hujan, maka akan basah, Dan ia akan memerangi manusia atas Islam, menghancurkan salib, membunuhi babi, mengambil jizyah, saat itu Allah menghancurkan seluruh agama kecuali Islam, sedangkan ‘Isa as menghancurkan Dajjal. Dan ia berada di muka bumi selama 40 tahun, kemudian wafat dan kaum muslimin mensholatkannya.” (HR. Abu Dawud)
==

Akhir kata,...
Semoga tulisan ini bermanfaat. In uridu illa ‘l-islah wa taufiqi illa bi l-Lah.
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by CRESCENT-STAR »

loh kok jadi rumit begini bung Zul ?

yang saya tangkap permasalahannya adalah bahwa menurut Nalika semua manusia akan hadir di hadapan Tuhan sejati bersama dgn hujjah mereka atas keimanan mereka masing-masing.
yang nyembah batu akan berhujjah kenapa nyembah batu dan batunya pun akan dihadirkan atau bahkan lenyap. yang nyembah yesus dan mengaku berkitab akan membawa kitabnya tersebut dan berhujjah dgn kitabnya tersebut, juga dihadirka yesus di sana sebagai saksi. demikian yang berkitabkan tripitaka, weda dan taurat. mereka akan membawa kitabnya masing2 dan beragurmen kenapa mereka menjadi hindu, budha dan yahudi atau kristen atau bahkan jadi kejawen.

kemudian kaitannya dgn BUdha Sidharta Gautama. kita semua sepertinya sepakat bahwa kita tidak memiliki data apa2 ttg dia. jika memang dia ternyata adalah nabi dan menerima wahyu, kemudian wahyunya itu ditulis, dan dia memiliki ummat. maka dia dan ummatnya akan dikumpulkan, baik ummat yang memiliki ajaran genuine budha atau yang masuk ke dalam faksi-faksi yang mengalami distorsi dan reduksi ajaran budha, maka akan dimintai argumentasinya di akhirat. jika seperti itu adanya maka Budha sudah tentu masuk surga. ada pun mengenai ummat mungkin terbagi dua ada yang masuk surga ada yang neraka akibat menyimpang dari ajaran budha yang genuine misalnya.

prosesi pengadilan spt di atas berlaku juga bagi ummat2 beragama di luar Islam yang hidup pada masa Islam. karena toh jika mereka adalah agama dari Tuhan baik itu budha hindu, kristen dan yahudi sudah pasti ada perjanjian di dalamnya mengenai kewajiban mengikuti Islam. tapi yaaa itu di akhirat.




dan saya tidak menyangka ternyata persoalannya tentang orang2 agama lain setelah Islam datang. kenapa saya tdk menyangka demikian, karena yang dibahas adalah BUDHA SIDHARTA GAUTAMA yang hidup jauh sebelum Islam.
ya kalo peluang surga non muslim pasca lahirnya ISlam, saya setuju dgn penjelasan bung Zul. bahwa tidak ada keselamatan kecuali hanya dgn Islam. karena hukum ini berlaku juga bagi agama2 lain di masa ajaran Ibrahim, Musa, Isa dan sebagainya. Isa bahkan berkata bahwa tidak akan ada yg sampai ke Bapa kecuali melalui dia. artinya keselamatan di luar yesus tidak ada. mereka bisa selamat jika beriman pada yesus.

namun ada juga kelompok lain yang eksis di pasca islam lahir, yakni kaum2 yang tdk pernah mendengar kabar dan pengajaran ttg ISlam. mereka pun ada yg masuk surga tanpa harus memiliki label Islam.
overdose
Posts: 1227
Joined: Sat Apr 11, 2009 1:52 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by overdose »

CRESCENT-STAR wrote: ........................
kemudian kaitannya dgn BUdha Sidharta Gautama. kita semua sepertinya sepakat bahwa kita tidak memiliki data apa2 ttg dia. jika memang dia ternyata adalah nabi dan menerima wahyu, kemudian wahyunya itu ditulis, dan dia memiliki ummat. maka dia dan ummatnya akan dikumpulkan, baik ummat yang memiliki ajaran genuine budha atau yang masuk ke dalam faksi-faksi yang mengalami distorsi dan reduksi ajaran budha, maka akan dimintai argumentasinya di akhirat. jika seperti itu adanya maka Budha sudah tentu masuk surga. ada pun mengenai ummat mungkin terbagi dua ada yang masuk surga ada yang neraka akibat menyimpang dari ajaran budha yang genuine misalnya.

..........
:lol: :lol:
bagi ente, tidak tertutup kemungkinan bahwa sidharta adalah "nabi" islam ya bro?
jika ternyata bukan kemana ia akan pergi?
Neraka?

"Bukan setiap orang yang berseru : Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak TUHAN yang di sorga."

:green:
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by CRESCENT-STAR »

ya mungkin juga bukan nabi, tapi ummat dari salah satu nabi ... ah sepertinya tidak usah berandai-andai
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Zulfi »

Alah ente giliran diseriusin malah Ngeluh,...

Sia2 deh gue 3 jam ngumpulin materi, tapi tidak apa2, karena apa yg saya lakukan ini bisa menjadi semacam 'Masukan' bwt Muslim n Kafir.
yang saya tangkap permasalahannya adalah bahwa menurut Nalika semua manusia akan hadir di hadapan Tuhan sejati bersama dgn hujjah mereka atas keimanan mereka masing-masing.
Hayah, berarti ente belum nangkap dong apa 'Maksud' yg sebenarnya dari nalika.
Udah pake metode Qiyas segala tapi tidak berhasil tuh di mata ane.
Nalika = “Jangan meminta upah pada Yudhoyono kalau anda bekerja untuk Megawati”.
Anda pasti tidak setuju kalau punya pelayan yang bekerja dan setia juga pada orang lain, terutama kalau orang itu musuh anda.
Dan Allah itu pada dasarnya tidak memiliki musuh atau lawan karena Dia senantiasa Berdiri Sendiri dan selalu berbeda dari ciptaan-Nya. Jadi kemusyrikan menjadi semakin mustahil untuk bisa diterima dalam hal penyembahan kepada Allah.
Kafiru euy = Maksudmu hanya utk Agama yg mempunyai Kitab Suci ?!?!,…. dan
Akan diadili oleh Hakim yg sama –nabi yg membawa risalahnya*- dan diukur melalui Kitab Sucinya msg”,…. yg nantinya akan digunakan sbg ‘INDIKATOR’ dlm menentukan Surga atw Neraka
Nalika = Betul sekali, itulah pendapat saya. Konyol kan kalau anda mati dan diadili pake Al Quran padahal anda tidak mempercayainya, dan anda meyakini sebuah kitab suci lain dan menjadikannya sebagai pegangan.
Umat Kristen akan diadili dengan Injil dan Nabi Isa lah saksi mereka. Begitu juga dengan umat agama yang lain selama agama itu berasal dari seorang Nabi.
Jadi nalika menganggap umat masing2 agama bisa dapat kesempatan yg sama tuk masuk Surganya Allah.\
Konteks kejadiannya pun bisa diaplikasikan sampai saat ini.

Sementara di post saya yg Buaanyak itu menunjukkan bahwa umat masing2 agama tidak akan masuk surga nya Allah,
Karena umat itu tidak beragama yang benar -diridhoi Allah- (tentu saya membawa konteks saat ini bukannya umat terdahulu sebelum Islam)

Opsinya ya mereka (Penganut agama selain Islam) harus masuk Islam dulu baru bisa dapat kesempatan menuju surga Allah.
Nalika = Jika seorang Nashrani beriman kepada kitab Injil dan hidup sesuai dengan petunjuk kitab tersebut, maka keselamatannya akan dipengaruhi oleh keimanan dan kemampuannya mengamalkan kitab itu.
Di akhirat nanti dia akan diadili dengan menggunakan kitab injil dan Nabi Isa lah saksinya. Kalau dia berbuat baik, dia akan dibalas sesuai kebaikan yang diperbuatnya. Kalau dia berbuat buruk, dia akan menerima akibatnya.
Dan tidak ada bedanya dengan umat agama yang lain selama agama mereka memang berasal dari wahyu.
<>
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Zulfi »

kemudian kaitannya dgn BUdha Sidharta Gautama. kita semua sepertinya sepakat bahwa kita tidak memiliki data apa2 ttg dia.
jika memang dia ternyata adalah nabi dan menerima wahyu
Aduhh, ini lagi Kamu -Head Fixer- membaca link ref. ane ga diatas. Gw sengaja kasih ref. ini karena w udh prediksi jawaban antum.
Ya udah dah berhubung ente Khilaf mungkin, ane copas aja dimari
Sang Buddha dalam Al Quran.

Tidaj ada kata-kata “Buddha” dalam Al Quran, namun para sejarawan dan peneliti mengaitkan beberapa ayat Al-Quran dengan Sang Buddha.

Demi (buah) Tin (fig) dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
(Quran Surat at-Tin (95) : 1)

Buah Zaitun melambangkan Yerusalem, Yesus dan Kristianitas. Bukit Sinai melambangkan Musa dan Yudaisme. Kota Mekah menyimbolkan Islam dan Muhammad. Lantas pohon Tin (fig) melambangkan apa?

Tin = fig = Pohon Bodhi.

Pohon Bodhi adalah tempat Sang Buddha mencapai Penerangan Sempurna.


Ada penafsir-penafsir zaman sekarang sebagaimana disebutkan oleh al-Qasimi di dalam tafsirnya berpendapat bahwa sumpah Allah dengan buah tin yang dimaksud ialah pohon Bodhi. Prof. Hamidullah juga mengatakan bahwa perumpamaan pohon (buah) tin (fig) di dalam Quran ini merepresentasikan Sang Buddha, sehingga menunjukkan bahwa Sang Buddha diakui sebagai nabi di dalam agama Islam.
Hamid Abdul Qadir, sejarawan abad 20 mengatakan dalam bukunya :
“Buddha Yang Agung: Riwayat dan Ajarannya” (Arabic: Budha al-Akbar Hayatoh wa Falsaftoh), bahwa Sang Buddha adalah nabi Dhul Kifl, yang berarti “ia yang berasal dari Kifl”. Nabi Dhul Kifl disebutkan 2 kali dalam Quran:

Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.
QS. al-Anbiya (21) : 85

Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik
QS. Shad (38) : 48

“Kifl” adalah terjemahan Arab dari Kapilavastu, tempat kelahiran Sang Bodhisattva.
Mawlana Abul Azad, teolog Muslim abad 20 juga menekankan bahwa Dhul Kifl dalam Al Quran bisa saja adalah Buddha.

Pandangan para tokoh Muslim pada Sang Buddha dan Teks-teks Buddhis di Dunia Muslim

Sejarawan Muslim yang terkenal, Abu Rayhan Al-Biruni (973–1048) yang pergi ke India dan menetap di sana selama 13 tahun untuk mengenal bangsa India dan mempelajari teks-teks Sansekerta mendefinisikan Sang Buddha sebagai seorang nabi. Pada waktu dinasti Ghaznavid, sejarawan Persia Al Biruni menemani Mahmud dari Ghazni pada abad 11 M di mana Mahmud menyerang India. Dalam buku Sejarah India (Kitab al-Hind) yang ditulisnya, Al Biruni memuji Sang Buddha dan ajarannya. Al Biruni juga menulis sebuah teks yang berkisah tentang ukiran Buddha di Bamiyan.

Ibn al-Nadim (995 M), penulis kitab Al-Fihrist, berkata:
Orang-orang ini (Buddhis di Khurasan) adalah yang paling dermawan di antara seluruh penghuni bumi dan semua kaum agama. Ini dikarenakan nabi mereka, Budhasaf (Bodhisattva) telah mengajarkan pada mereka bahwa dosa yang terbesar, di mana tidak diperbolehkan untuk berpikir atau melakukan, adalah perkataan “tidak”. Maka dari itu mereka bertindak sesuai anjuran-Nya dan mereka menmganggap perkataan “tidak” sebagai tindakan Satan. Inti ajaran agama mereka (Buddha) adalah untuk membasmi Satan.

Sejarawan Muslim bernama Abu Ja`far Muhammad ibn Jarir al-Tabari (839-923 M), menyebutkan bahwa rupang-rupang Buddha dibawa dari Kabul, Afghanistan ke Baghdad pada abad ke-9 M. Juga dilaporkan bahwa rupang-rupang Buddha dijual di sebuah vihara Buddhis dekat masjid Makh di pasar kota Bukhara (Uzbekistan).

Pada abad ke-9 M, seorang dari Baghdad menterjemahkan kisah Sang Buddha ke dalam bahasa Arab yaitu dalam Kitab al Budasaf wa Balawhar yaitu “Buku Bodhisattva dan (gurunya) Balawhar” yang ditulis Aban Al-Lahiki (750-815 M) di Baghdad. Teks ini kemudian diterjemahkan lagi dalam bahasa Yunani dan Georgia, terkena pengaruh Kristiani dan akhirnya menjadi Kisah St. Barlaam dan Josaphat.
Catatan sejarah Muslim tentang agama Buddha dapat ditemukan di Kitab al-Milal wa Nihal yang berarti “The Book of Confessions and Creeds” yang ditulis oleh Muhammad al-Shahrastani (1076–1153 M) di Baghdad pada masa Dinasti Seljuk. Kitab sejarah yang ditulis oleh Al-Shahrastani tersebut adalah kitab yang paling akurat dalam dunia pendidikan Muslim ketika menjelaskan agama Buddha di India. Al-Shahrastani menjelaskan agama Buddha sebagai agama “pencarian kebenaran dengan kesabaran, memberi dan ketidakmelekatan” yang “dekat dengan ajaran Sufi (mistisisme Islam)”
Al-Shahrastani memperbandingkan Sang Buddha dengan Al Khidr (Eliyah), tokoh dalam Al-Quran, sebagai dua orang yang sama-sama mencari pencerahan. Al-Shahrastani juga memperbadningkan Buddha dengan Bodhisattva (Budhasf). Ia memberikan catatan yang mendeskripsikan penampilan dari para Buddhis (asahb al bidada) di India dan memberikan perhatian yang lebih tentang agama Buddah di India beserta ajaran-ajarannya.[/quote]
Last edited by Zulfi on Sun Feb 28, 2010 10:23 am, edited 2 times in total.
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Zulfi »

Apa pendapat ente, ada sanggahan terkait ref n post ane ? :roll:

Syukron

<>

Oh iya post saya itu bisa kamu jadikan argumentasi melawan Islam Liberal lho. :rock:
Selamat mencoba. :heart:
Post Reply