MENANGGAPI TANTANGAN ALLAH MENIRU QURAN
index.php?name=News&file=article&sid= 278
by: mumin salih, July 21, 2006
Allah menantang manusia dan Jin agar memproduksi buku sehebat Quran (Q.17: 8). Dan sampai sekarangpun tantangan itu masih terbuka.
Namun tidak banyak yg tahu bahwa tantangan ini sering sudah ditanggapi, bahkan sebelum semua wahyu Quran itu diturunkan.
Pemenang pertama adalah JIN, saat Setan (yg juga termasuk jin), mengatakan kpd Muhamad utk mencakupkan beberapa ayat2nya dlm Surat al Najm (Q.53). Sampai Muhamad sendiri tidak dapat melihat perbedaannya dan terus menyebut ayat2 ini dalam doa2nya, yg hanya setelah ketahuan Allah dicabutlah ayat2 tsb. Bahkan orang2 Arab sendiri di jaman pra-Islam sudah menggunakan gaya penulisan ala Quran. Contoh : Quess Ibnu Saedah.
Nah, setelah Jin dan manusia2 pra-Islam berhasil menerima tantangan Allah itu, sekarang giliran Muslim ! Namun Muslim manapun yg menerima tantangan ini perlu keberanian besar karena Muslim lainnya pasti akan tersinggung. Dan kita tahu bgm reaksi Muslim kalau tersinggung, bukan ?

Mereka begitu sensitif bukan hanya terhdp komposisi tetapi juga terhdp apapun yg menggunakan gaya pembacaan (Tajwid) yg hanya dimaksudkan bagi Quran. Saking sensitifnya Muslim, sampai mereka tidak mengijinkan gaya tulisan yg hanya disediakan secara eksklusif bagi Quran.
Kami tidak bisa mengomentari upaya2 lalu utk menjiplak Quran karena mereka hilang dari sejarah, karena Islam memang memiliki tradisi utk menghancurkan segala sesuatu yg dianggap tidak Islami. Apa yg kita ketahui adalah bahwa penyair2 Arab ternama spt Al Mutanabbi dan Abu Alala’ Al Ma’arri dll memiliki cukup keberanian (mungkin mereka gila juga !) utk menulis karya2 yg mengimitasi Quran. Tapi akhirnya mereka dipaksa utk menarik karya mereka dan bertobat. Mereka yg menolak : dibunuh. Spt penulis puisi ternama, Ibnu al-Muqaffa yg dibunuh th 756 AD.
Bukti2 sejarah juga menunjukkan bahwa bahkan Muslim sendiri tidak mampu membedakan antara kata2 Allah dan kata2 manusia. Ini terjadi setelah kematian Muhamad dan selama proses koleksi naskah2 Quran oleh komite yg dipimpin Zaid Ibn Thabet. Komite ini mensyaratkan adanya seorang saksi utk memastikan bahwa sebuah ayat bisa dianggap sbg ayat Quran, yg hanya berarti: bagi mereka kata2 Allah MIRIP KATA2 MANUSIA. Oleh karena itu, sekte Islam terkenal, al Mutazillah, menolak gagasan bahwa Quran adalah sebuah mukjizat.
Dijaman kami, internet membuka kesempatan luas bagi para penulis utk mengritik Islam tanpa takut digorok Muslim2 tulen. Di internet juga saya temukan Surat2 luar biasa. Saya hanya membaca sebagian, spt Surat al Shajara, http://213.186.47.139/ladeeni/forum/vie ... php?t=2040 dan yang ini, Surat Zakariah, http://213.186.47.139/ladeeni/forum/viewtopic.php?t=433.
Saya menganggap mereka sangat mirip dng ayat2 Quran. Hanya mereka memiliki kesalahan gramatik dan sains. Spt saya, banyak juga pembaca yg walau menyukai Surat2 itu, tidak bisa menemukan adanya mukjizat2 sains dan angka2 ! Banyak pembaca Muslim sebal dan menganggap Surat2 itu sampah. Anehnya, tidak ada satupun dari mereka yg mampu menulis komentar mereka dlm bahasa Arab yg mapan ! Tetapi mereka menganggap diri cukup kompeten utk menilai dan mengutuk gaya bahasa yg mereka anggap terlalu inferior dibanding dgn Quran.
Beberapa tahun lalu, situs Arab Kristen (http://www.suralikeit.com/) menuliskan sejumlah halaman yg meniru gaya Quran. Dan tebaklah, tidak lama kemudian, berbagai organisasi Muslim menyerang situs2 itu dgn ratusan surat protes dan kutukan. Jelas, ketakutan itu diakibatkan karena mereka ‘takut ayat2 itu akan dicampur dgn Quran!’
Sejarah penuh dgn contoh orang2 yg menciptakan karya2 istimewa, dan tidak ada satupun dari mereka yg menantang orang lain utk menghasilkan karya sehebat karya mereka. Leonardo De Vinci menciptakan masterpiece-nya, the Mona Lisa, tetapi ia tidak pernah menantang siapapun utk membuat replika karyanya. Memang banyak artis besar tidak pernah ambil pusing utk mencontek Mona Lisa, mereka hanya memproduksi karya besar mereka sendiri. Tapi jelas tidak sulit menciptakan copy persis lukisan Mona Lisa, walau karya itu tetap dianggap sbg copy, sementara yang aslinya tetap dianggap sbg asli.
Kalaupun pelukis/penulis lain tidak mampu menanggapi tantangan utk mencipta karya yg mirip dgn aslinya, ini artinya apa ? Artinya bahwa si penulis asli adalah sang pemenang, tetapi INI TIDAK BERARTI bahwa ia adalah Tuhan !
Siapa menjadi hakimnya ?
Muslim sudah kokoh pada sikap mereka. Mereka dijamin tidak akan menerima penilaian Non-Muslim, kecuali penilaian itu sesuai dgn penilaian Muslim. Karena Allah sudah memberikan keputusanNya dlm Q.17: 8; maka setiap upaya imitasi sudah pasti akan gagal.
Situasi aneh lainnya adalah walaupun tantangan ini terbuka bagi semua manusia dan jin, tantangan ini tidak dapat ditawarkan kpd sebagian besar umat manusia, karena QURAN DITULIS DALAM BAHASA ARAB DAN HANYA ARAB YG BISA MEMBACANYA !
Fakta ini saja membatasi jumlah orang yg dapat menanggapi tantangan ini kpd hanya 5 % umat manusia. Jumlah ini semakin mengecil karena hanya sebagian kecil orang Arab menguasai bahasa Arab.
Jadi kesimpulan logisnya adalah bahwa ALLAH HANYA INGIN MENANTANG KAUM ARAB. Ini membawa kita pada pertanyaan berikutnya : mengapa ? Mengingat kemampuan Arab jaman abad ke 7 dan sekarang, mereka bukanlah bangsa yang paling intelektual.


Reaksi Muslim
Muslim tulen tidak akan pernah meragukan bagian Quran manapun. Ia tidak akan pernah bertanya ttg kesempurnaan bahasa atau isinya.
Utk mengerti kelakuan aneh ini, kita harus mengerti otak Muslim. Tanpa sadar, Muslim hidup dlm ketakutan yang konstan dan sangat dalam. Mereka selalu ‘in denial’ alias membantah fakta. Mereka menyebutnya ’iman’ atau ‘taqwa’ atau ‘makhafatu Allah’ atau apalah … tetapi sebenarnya ini hanya cerminan ketakutan yg sangat mendalam yg sudah diprogram di benak mereka.
Kata ‘taqwa’ sebenarnya berarti ‘menghindari,’ yg hanya dilakukan saat seorang Muslim dikonfrontasi. 'Makhafatu Allah' hanyalah berarti ketakutan kpd Allah. Muslim sadar bahwa Allah adalah mahluk yang paling sulit dibahagiakan. Mereka hanya mengatakan bahwa Allah penuh maaf dan baik hati, sementara mereka tahu bahwa semua doa dan puasa mereka tidak akan menghalangi Allah utk melemparkan mereka ke neraka sebelum mereka akhirnya menikmati surga. Ini benar bahkan kalau mereka tidak pernah berdosa sekalipun (Q.19:71). Mereka tahu bahwa Allah tidak akan menunggu hari kiamat utk menyiksa mereka dan IA akan mengirimkan malaikat2nya utk memulai menyiksa para mualaf dalam kegelapan kuburan mereka.
Muslim membaca tantangan dlm ayat2 Quran, tetapi dalam hati mereka tahu bahwa maksud Allah adalah ‘JANGAN BERANI LU !’ Allah sendiri mengatakan: mereka yg berani akan dikutuk. Nah, utk apa mencoba-coba ?
Kesimpulan logis dari tantangan membuat ayat2 Quran yg mirip dgn Quran itu adalah : Allah bisa disejajarkan dgn manusia (atau : manusia mencoba mensejajarkan diri dgn Allah). Menang ataupun kalah tidak ada artinya, kalau pada akhirnya ini hanya akan membawa pada kesimpulan bahwa Allah bukan penulis yg jago.
Tapi utk mengatakan bawha buku semacam Quran dibuat Tuhan adalah suatu penghinaan bagi Tuhan yg tidak dapat dimaafkan. Menyatakan buku macam itu sbg sebuah mukjizat adalah penghinaan terhdp intelektualitas manusia. Quran adalah koleksi mitos2 kuno dan kontradiksi. Quran mengkontradiksi sains, kitab2 suci sebelumnya dan logika manusia. Quran tidak ada hubungannya dgn logika maupun sains, tapi hanya mengkontradiksi keduanya.
Kalau Quran memang mukjizat, maka Quran mudah dimengerti oleh semua orang, terlepas dari bahasa, latar belakang atau tingkat intelektualitas manusia serta tidak memerlukan bantuan ustadz utk menafsirkannya. Katakanlah pada Muslim dan mereka akan balik bertanya : bgm mungkin kau dapat menulis buku yg bisa dimengerti orang Arab dan orang Eropa dan orang Cina sekaligus ?
Wah, saya jelas tidak bisa, tetapi kalau Allah benar2 tuhan, IA pasti bisa. Tapi satu hal : buku yg bisa dimengerti semua mahluk manusia macam itu jelas TIDAK akan dinamakan Quran.


[email protected]