Manusia memikirkan, meyakini, dan melakukan apa yg diangapnya benar. Kebenaran tiap-tiap manusia tidak akan pernah satu/sama. Dalam memahami suatu kebenaran(khususnya kebenaran akan Alloh SWT), manusia hanya memanfaatkan SUMBER DAYA yg diberikan Alloh SWT secara sepihak. Tidak ada tawar menawar. Dan faktanya adalah suber daya yang Alloh SWT berikan bisa melakukan kesalahan bahkan kemungkinan pembangkangan.
Kemudian 'katanya' dia mengirimkan utusan(Muhammad) dan pesan2(Quran). Bukannya menjelaskan cara memanfaatkan SUMBER DAYA ciptaanNya agar mengerti kebenaranNya, malah dia ceritakan siksaan2 yg akan diterima jika kami membangkangnya. Dia tak lebih tau dari Guru yang baik, tak lebih bijak dari Orang Tua yang sabar. Lebih mirip seorang frustasi yang disepelekan rivalnya.
Anggapan yang tersisa adalah Alloh SWT tidak tahu cara kerja dari semua sumber daya manusia. karena Alloh SWT bukan pencipta manusia. Dia hanya tau satu hal: KEINGINANNYA. Dia ingin kita mengikuti, membela, bersujud, dan berperang di jalanNya. Agar dia punya kekuatan yang besar, memperoleh banyak keuntungan dan banyak yang mengagung2kanNya. Sebab tak lain Alloh SWT hanyalah expresi dari KERAKUSAN dan KENARSISAN MUHAMMAD.
Kemudian 'katanya' dia mengirimkan utusan(Muhammad) dan pesan2(Quran). Bukannya menjelaskan cara memanfaatkan SUMBER DAYA ciptaanNya agar mengerti kebenaranNya, malah dia ceritakan siksaan2 yg akan diterima jika kami membangkangnya. Dia tak lebih tau dari Guru yang baik, tak lebih bijak dari Orang Tua yang sabar. Lebih mirip seorang frustasi yang disepelekan rivalnya.
Anggapan yang tersisa adalah Alloh SWT tidak tahu cara kerja dari semua sumber daya manusia. karena Alloh SWT bukan pencipta manusia. Dia hanya tau satu hal: KEINGINANNYA. Dia ingin kita mengikuti, membela, bersujud, dan berperang di jalanNya. Agar dia punya kekuatan yang besar, memperoleh banyak keuntungan dan banyak yang mengagung2kanNya. Sebab tak lain Alloh SWT hanyalah expresi dari KERAKUSAN dan KENARSISAN MUHAMMAD.