anak_polos wrote:@ jangan gicu ah
-. kamu jangan berfikir ttg kejadian di akherat itu seperti yg ada di pikiranmu, kita memang ngga tau pasti gimana proses kesaksian diri kita thd kesalahan2 kita dihadapan Allah. namany juga Allah menciptakan hati, tangan, mulut dsb, tentu mudah aja bagi Allah untuk meminta kesaksian mereka entah dengan cara apa...kog mau u pikir dgn otakmu yg terbatas. tau diri donk u cuma manusia.
Silahkan aja nak_polos kamu gak usah mikir. Saya sudah diberi otak dan kemampuan berfikir. Mengapa saya gak boleh menggunakan pikiran saya. Kalau saya tidak menggunakannya, bagaimana saya dapat menghargai pencipta saya dengan menyia-nyiakan pemberiannya. Kalau anda tidak menggunakan pikiranmu, akal budimu, sama saja tarafmu seperti hewan yang tidak mampu menggunakan otaknya secara maksimal, karena otaknya sudah di-set hanya pada kemampuannya mempertahankan diri dan mencari makan yang merupakan naluri semua makhluk. Hewan tidak mampu menggunakan otaknya secara kreatif. Apakah anda seperti itu? Ingat nak polos, anda punya otak yang sudah diciptakan oleh si pencipta (bukan OLLOH). Jika anda ingin menghargai pencipta anda, gunakanlah itu untuk berfikir.
Anda katakan "kita memang tidak tahu pasti gimana proses kesaksian...."...apa maksudnya. Bukankan sudah jelas bila buku Islam itu mengatakan anggota tubuh anda yang akan bersaksi, sedang mulut anda dikunci? mengapa anda masih juga bilang belum pasti? apakah karena OLLOH mu juga mengutus dua malaikatnya di kiri dan kanan mu sehingga anda bingung memastikan apa kira-kira yang akan dipakai OLLOH?. Kalau demikian bagaimana kita bisa mempercayai OLLOH itu kalau ia juga bingung, karena harus membuat dua metode?
Tuhan pencipta sejati tentu tidak akan bingung dengan membuat dua cara membuktikan dalam pengadilannya diakhirat (kalau akhirat itu memang ada). Benar Tuhan yang sejati menciptakan semua organ tubuh manusia. Dia punya kuasa untuk membuat hal-hal ajaib. Tapi tidak dengan cara membuat bagian tubuh yang tak bermulut bisa bicara. Tuhan menempatkan mujizatnya pada hal apa yang wajar. Jika Tuhan menyembuhkan sakit penyakit manusia, itu karena wajar manusia hidup sehat. Kalau Tuhan membuat orang buta melek, itu wajar karena semestinya mata itu berfungsi normal. Mujizat Tuhan diciptakan dan ditempatkan pada posisi wajar guna menghilangkan ketidak wajaran.
Nak Polos...Meskipun Tuhan maha kuasa, tapi Ia tidak dapat berbuat sekehendak hatinya. Ia dibatasi oleh etikanya sendiri, etika yang berkaitan dengan karakter Tuhan. Ia hanya bisa bergerak dalam lingkup etikanya. Ia tidak dapat menabraknya. Saya kasi contoh, jika kemaha kuasaannya seperti menurut pemahaman Muhammad, maka tentu Ia berkuasa untuk melakukan apa saja sekehendak hatinya seperti menipu, berbohong, menyesatkan orang yang tidak mengakuinya, mengijinkan orang untuk berzinah walaupun dibungkus aturan-aturan agama. Tuhan seperti ini tidak dapat dipercaya. Sangat menyedihkan jika orang dengan rela menyerahkan keyakinannya pada Tuhan yang demikian. Bayangkan kalau suatu ketika anda Ia katakan harus dimasukkan neraka tanpa alasan yang jelas, pada hal anda telah bersusah payah mengikuti perintah dan menjauhi larangannya. Maukah anda mengikuti Tuhan tersebut? Jika anda masih mau, itu artinya anda tidak mengerti membedakan mana Tuhan sejati dan mana Tuhan abal-abal.
Tuhan yang benar pasti dapat dipercaya. Sekali Ia mengatakan A, selamanya harus A. Kalau pun Ia ingin merevisi, hasil revisinya tidak akan jauh dari A. Atau yang pasti tidak akan bertentangan dengan karakternya. Tuhan sejati itu sangat baik. Ia tidak akan mengancam siapapun jika orang tidak melaksanakan perintahnya. Ia sangat panjang sabar untuk menunggu hingga waktunya hukuman dijatuhkan buat para pendosa, yaitu di neraka (ini pun kalau neraka itu ada). Kalau ada orang yang mendapat celaka di dunia, mungkin orang relijius menganggapnya sebagai hukuman dari Tuhan. Itu keliru. Pandangan ini pada akhirnya tanpa disadari akan mendakwa Tuhan sejati itu sebagai Tuhan yang tidak adil. Celakanya manusia adalah diakibatkan oleh kecerobohannya sendiri, bukan kehendak Tuhan. Tuhan tidak pernah merencanakan kecelakaan manusia. Perancang kecelakaan adalah berasal dari luar Tuhan (Si Jahat). Ingat kalau di dunia ini ada kekuatan lain (Setan/Iblis) yang bergentayangan mencari orang-orang yang bisa dihancurkannya.
Tuhan sejati itu pun sangat pemaaf. Tidak ada kesalahan yang tidak dapat diampuninya, kalau anda memohon ampun. Tapi tentunya harus dengan cara yang diingininya. Meskipun kesalahanmu sebesar gunung, Ia akan mencampakkannya ke jurang laut (kiasan). Bahkan Ia sabar menunggu orang-orang untuk datang mengakui kesalahannya. Jika anda menyadari kesalahanmu, Ia dengan tangan terbuka memaafkan dan menyambutmu dengan senyum dan keramahannya. Bahkan anda akan diperlakukan seperti seorang ayah memperlakukan anak yang dikasihinya. Ia akan memberi apa saja yang engkau pinta. Sudah pernah minta pada Tuhan sejati itu nak_polos?
anak_polos wrote:-. intinya Allah itu Maha Adil dan Maha mengetahui, jadi ngga perlu sok menganalisa cara2 Allah untuk memberikan keadilan pada mahluk2NYA. andai malaikat sudah mencatat dan diperkuat dgn saksi/bukti dari organ2 tubuh yg melakukan apapun...itu bisa2 aja. yg jelas yg namanya hari HISAB itu manusia akan mendapatkan apa2 yg sudah dilakukannya secara adil.
Bagaimana anda bisa mengenal Tuhan yang sejati jika anda tidak pernah kenal karakternya. Dengan cara apa anda dapat mengenalnya jika tidak menggunakan daya analisa anda? Sangat **** sekali kita, jika kita mau menerima apa saja yang dikatakan orang lain seperti Muhammad ini, tanpa perlu memikirkan sifat-sifatnya. Apakah jika ada orang lain yang menawarkan Tuhan lain akan dengan serta merta anda terima? Tentu anda harus membandingkan sifat-sifatnya. Kita ternyata sifat-sifatnya lebih buruk dari yang pertama, masakkan Tuhan seperti itu anda percayai?. Tahukah anda ada semacam anekdot yang mengatakan syetan itu jauh lebih baik dari Tuhan. Mengapa? Karena syetan itu sangat cepat tanggap dan dengan segera memenuhi permintaan manusia yang meminta bantuannya. Beda dengan Tuhan sejati. Ia pasti terlebih dulu melihat urgensi permintaan manusia itu dan kapan waktu yang tepat untuk memenuhinya. Jika syetan anda minta bantuannya hari ini, hari ini juga mungkin akan diberikannya. Tapi ingat juga, syetan pasti akan menagihnya kembali dengan jaminan hidup anda.
anak_polos wrote:hal2 yg mutlak kuasa Allah kog sok mau kamu analisis....hi hi ngga tau diri banget.
Itu pendapat anda. Tuhan sejati tidak akan pernah berfikir manusia itu sok, kalau ia menganalisa diri-Nya. Ia tidak pernah marah kalau orang membicarakannya. Sebaliknya ia akan senang dan akan mendorong orang untuk lebih banyak mengenalnya. Karena pada waktu Ia dibicarakan, Ia punya kesempatan untuk menyatakan diri-Nya lewat suaranya yang dititipkan dalam hati manusia. Karena Tuhan sejati berbicara melalui hati nurani manusi. Tergantung bagaimana manusia mau menanggapi suara itu. Jika anda tidak mau mendengarkan suara hati nuranimu, maka tidak akan ada kesempatan bagimu untuk mengenal Tuhan sejati itu.
Allah swt itu bukan Tuhan sejati, karena ia tidak memenuhi karakter illahi yang penuh kasih, panjang sabar, pemaaf dan bukan pemarah dan banyak karakter lain yang positip yang diidamkan oleh manusia yang hati nuraninya masih hidup dan normal. Allah swt itu sangat ganjil, bertindak sangat gegabah, tidak punya pendirian, terlalu banyak kontroversi dalam ucapannya. Bagaimana Allah swt bisa dipercaya sebagai tempat manusia untuk curhat jika kata-katanya mendua? Bisakah anda mempertaruhkan masa depan anda (akhirat) kepada Tuhan semacam Allah swt ini. Ingatlah kalau utusannya sendiri mengatakan bahwa tidak ada jaminan muslim masuk surga, melainkan mendatangi neraka itu. Ini ngomong Tuhan sejatikah? Kalau anda tidak setuju, silakan bantah hati nurani anda.
Tengkyu anak_polos...!!!