Serat Darmo Gandhul : Proses Islamisasi Nusantara Sebenarnya

Benturan dan bentrokan antara Islam dengan agama-agama dan peradaban lain di seluruh penjuru dunia.
swatantre
Posts: 4049
Joined: Thu Jul 20, 2006 7:40 pm
Location: Tanah Suci, dalem Ka'bah

Post by swatantre »

http://www.mail-archive.com/ateis@yahoo ... 03689.html

Kegeraman seorang Indonesia akan rusaknya budayanya sendiri karena Islam.

Arab/Islam sumber kerusakan bangsa
Kaji Dullah
Sat, 16 Dec 2006 12:26:39 -0800

Dalam refleksi kosong, kadang-kadang saya jadi geram ketika mengingat sejarah tentang penyebaran virus Islam ke Indonesia.

Para penjahat itu adalah Wali Songo dan mereka-mereka yg membuka jalan bagi masuknya virus Arab ke nusantara. Dulu, pada abad ke-8 saja leluhur kita sudah berteknologi tinggi dan mampu membangun Borobudur (salah satu bukti peradaban paling maju pada zaman itu).

Abad ke-13 Gajah Mada menjelajahi dan menyatukan sebagian besar kawasan Asia Tenggara, dan sebagai bangsa kita mencapai masa keemasan.

Abad berikutnya, mulai para pembawa virus Arab (bukan orang Arab) datang (yakni antara abad 14-15) yang akhirnya pelan-pelan menggerogoti kerajaan Majapahit dan hancur tinggal puing-puing. Dari kerajaan adi-kuasa di Asia Tenggara dengan bangunan2 megahnya (pura, candi-candi), menjadi kerajaan tengu di Yogja & Solo yg istananya aja cuma dari kayu dan udah mau roboh ditiup angin.

Coba kalau Islam tidak masuk ke Indonesia, barangkali kita sudah lebih maju saat ini dan cara berfikir kita pasti lebih advanced. Kalau sejak abad ke-8 saja sudah bisa bikin Borobudur, membangun kota-kota seindah Bali, menguasai kawasan seluas Asia Tenggara harusnya pada abad ke-16 menara Eifel ada di Jawa, bukan di Paris.

Terkadang saya jadi bertanya, Islam sudah memberi apa sih kpd
Indonesia? Kecuali terorisme, budaya jenggot, dan jilbab? Sementara meskipun hanya sisa-sisa, kita sampai sekarang masih bisa menikmati hasil warisan leluhur kita melalui industri pariwisata Borobudur & Bali. Ironisnya, Islam bukan saja telah merusak mental bangsa kita, bahkan telah beberapa kali berusaha menghancurkan warisan budaya asli kita.

Thn 85-an teroris muslim beberapa kali mengebom Borobudur dan belakangan ini mau menghancurkan Bali.

Saya sampai sekarang belum bisa melihat sisi baik apa yang sudah disumbangkan oleh orang Arab ? Kecuali duit2 recehan dari Saudi ke masjid-masjid yang pro Wahabi. Itu pun dampaknya lahir para pasukan jihadi yang siap menjadi relawan perang membela orang Arab yg berantem dengan sepupunya sendiri (Yahudi).

Justru, setelah bangsa kita digerogoti oleh virus Arab (mulai abad 14-15),
akhirnya (pada abad ke-16) bangsa kecil seperti Belanda bisa menguasai kita. Demikianlah seterusnya sampai hari ini. Dengan kata lain, penyebaran virus budaya jahiliyah Arab (melalui Islam) telah merusak banyak tatanan sosial budaya lain yang tanpanya barangkali malah bisa lebih maju.

Jika salah satu kriteria bangsa yg maju/modern adalah bangsa yg telah
memperkenalkan budaya-budaya unggul, maka seberapa majukah bangsamu hari ini? Ukurannya ada di organ bagian atasnya Muslim Melayu yang mereka tutupi dengan peci bau minyak pelet atau jilbab penutup ketombe.

Kaji Dullah
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Re: Serat Darmo Gandhul : Proses Islamisasi Nusantara Sebena

Post by Laurent »

Laurent wrote:
Isi Darmo Gandhul tentu saja
mengagetkan kita yang selama ini mengira bahwa masuknya agama Islam
di Indonesia dilakukan dengan cara damai tanpa muncratan darah, terpenggalnya
kepala dan tetesan air mata. Kaburnya para pemeluk Hindu dan Budha ke berbagai
wilayah, misalnya ke Pulau Bali, ke kawasan pegunungan dan hutan rimba,
adalah salah satu pertanda bahwa mereka menghindari tindakan pembantaian
massal oleh sekelompok orang yang ingin menggulingkan kekuasaan berkedokkan
agama.

Kalo nggak salah sih Mereka menyingkir ke Hutan utk menghindari Jiazayah & Status Dhimmi.
swatantre
Posts: 4049
Joined: Thu Jul 20, 2006 7:40 pm
Location: Tanah Suci, dalem Ka'bah

Post by swatantre »

Ya betul, mereka (keturunan majapahit) lari ke hutan dan pegunungan, dan menyeberang ke pulau lain (Bali). Coba aja ya kalo mereka lari ke Madura, mungkin sekarang pulau itu dah setara ama Bali, hehehe.....

Yang gak lari, ya itu tadi mereka terpaksa atau oportunis (demi jabatan) merasuk islam.

Saya juga sama geramnya dengan Kaji Dullah. Coba aja kalo virus islam gak masuk ke indonesia. Mungkin kita udah bangkit melampaui cina dan india, atau mungkin jepang sekalipun..!!!
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Post by Laurent »

Seandainya di Masa itu Gajah Mada & Hayam Muruk masih Ada pasti Raden Patah & Antek2-nya sdh ditumpas abis & Indonesia saat ini tetap Hindu & Budha
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Post by Laurent »

swatantre wrote: Saya juga sama geramnya dengan Kaji Dullah. Coba aja kalo virus islam gak masuk ke indonesia. Mungkin kita udah bangkit melampaui cina dan india, atau mungkin jepang sekalipun..!!!
INdia bisa Maju justru krn Murtad Dr Islam . India khan pernah dijajah oleh Imperialisme ISlam Arab selama 1000 tahun
swatantre
Posts: 4049
Joined: Thu Jul 20, 2006 7:40 pm
Location: Tanah Suci, dalem Ka'bah

Post by swatantre »

Makanya, untung ada situs semacam ini..... Mempercepat dan memperteguh keinginan murtad buat mereka yang udah curiga ama kesesatan islam namun masih ragu2 buat murtad/lepas darinya.....
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://forum.cari.com.my/archiver/?tid-226518.html

Ada info dari Gramedia kalau buku baru tentang Darmo Gandhul sudah dijual...
Coba beli di toko buku terdekat. Rinciannya sbb:

TOKOH ANTAGONIS DARMO GANDHUL
Tragedi Sosial Historis dan Keagamaan di Penghujung Kekuasaan Majapahit
ISBN : -
Pengarang : NURUL HUDA
Penerbit : Pura Pustaka, Yogyakarta
Penerbitan : 2002
Bahasa : INDONESIA
Sampul : Soft Cover
Ukuran : 14 x 20.5 cm
Berat : 0.30 kg
Bonus : -
Jumlah Halaman : 274 hal
Stok : 52
Harga : Rp 35.000,00

Peralihan Kekuasaan dari Kraton Majapahit ke tangan Kraton Demak Bintara menimbulkan ekses sosial, politik, dan keagamaan yang saling berbenturan. Prabu Brawijaya beserta bala tentaranya harus menelan pil pahit atas kehancuran kerajaannya. Sementara Adipati Demak Bintara mendapat angin segar untuk menggantikan dominasi Majapahit yang telah berlangsung lebih dari tiga abad lamanya. Sirna Ilang Kertaning bumi, habis sudah kejayaan dan kebesaran kerajaan yang dibangun Raden Wijaya.

Suluk Darmo Gandhul merekam peristiwa historis yang tragis tersebut. Nasib Prabu Brawijaya yang malang, katula-tula katali, mendapat pembelaan Ki Kalamwadi yang menjadi guru sejarah dan spiritual tokoh Darmo Gandhul. Keangkuhan dan kesewenang-wenangan para laskar dan prajurit dari Demak Bintara yang mencerai-beraikan Kraton Majapahit mendapat kecaman yang sangat pedas. Dengan nada emosional, Ki Kalamwadi tidak membenarkan tindakan yang anarkis dan membabi buta…..

Daftar Isi
BAB I
TOKOH DARMO GANDHUL DALAM PENTAS SEJARAH
1. Ajaran Ki Kalamwadi……………1
2. Kraton Majalengka……………….3
3. desa Gedah………….4
BAB II
PRABU BRAWIJAYA RAJA MAJAPAHIT
1. Tumenggung Kertasana…………..19
2. Adipati Demak……………24
3. Garebeg Majapahit………..26
4. Dimangsa Tumaning Kinjir…………..28
5. Adipati Pengging dan Ponorogo
BAB III
PESANTREN AMPELGADING
1. Kabupaten Terung………….33
2. Nyai Ageng Ampel………37
BAB IV
PERDEBATAN TEOLOGIS PRABU BARWIJAYA
1. Menghayati Rasa………….47
2. Meninggalkan Agama Buda……….48
BAB V
SENJAKALANING MAJAPAHIT
BAB VI
WEJANGAN KYAI KALAMWADI KEPADA ENDANG PERJIWATI
BABVII
KONFLIK KEPERCAYAAN DAN POLITIK JAMAN DEMAK MAJAPAHIT
BAB VIII
SERAT DARMO GANDHUL
BAB IX
PARA PEMBELA DINASTI MAJAPAHIT

http://www.mail-archive.com/ateis@ya.../msg02396.html
Last edited by ali5196 on Fri Dec 18, 2009 3:41 am, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

sumbangan dari telor
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 3&start=20

http://www.dhammacakka.or.id/mahasati/d ... 021019.htm

Mengungkap Budaya Buddhisme di Nusantara (2):
Pasca Majapahit

Oleh: Bhikkhu Dhammasubho Thera
Ringkasan 3, Diskusi Dhamma (19/10/2002)

Image
Peninggalan budaya pada Jaman Majapahit di Nusantara sekarang ini dapat dilihat situsnya di Mojokerto. Di sana ada Situs Majapahit tetapi karena bahan bakunya dari batu bata, maka tidak bisa bertahan lama, kini tampak telah aus dimakan waktu/keropos, runtuh. Berbeda dengan peninggalan Candi-candi Majapahit yang lain di mana bahannya terbuat dari batu andesit, hingga kini masih utuh. Yang menarik untuk diperhatikan dan dipelajari adalah bagaimana Agama Buddha yang demikian besar di Jaman Majapahit akhirnya mengalami kemunduran hingga lenyap tidak dikenal sama sekali, yang tersisa tinggal berupa kepingan-kepingan sejarah.

Hal yang patut dicatat bahwa suatu agama akan berkembang menjadi besar bila didukung oleh beberapa syarat, sekurang-kurangnya ada lima, yaitu:

1. Kalau menjadi agama negara; sehingga kegiatan keagamaan maju pesat karena sepenuhnya didukung oleh raja. Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan lain-lain, dibangun karena sepenuhnya didukung oleh raja.
2. Ditangani oleh kaum profesional agama (ulama); artinya sebagai ahli pelaku agama (ulama), waktu sepenuhnya tercurah, berpikir, berucap, dan bertindak untuk kemajuan agamanya.
3. Tingkat kemakmuran masyarakat mendukung;
4. Tingkat kerelaan umat; jika dari kemakmuran dan kerelaan cukup, pengadaan sarana dan prasarana demi kegiatan pengembangan keagamaan semua dengan mudah terwujud.
5. Tingkat keimanan umat cukup mantap; artinya tidak mudah terpengaruh atau pindah agama

Agama Buddha pada Jaman Majapahit menjadi besar karena lima hal tersebut di atas terpenuhi. Raja, pejabat tinggi negara, dan rakyatnya menganut cara berpikir Buddhis, beragama Buddha. Akan tetapi ketika yang terjadi sebaliknya, petinggi-petinggi negara beralih agama, para profesional (ulama) agama menyimpang dari haluannya, tingkat kesejahteraan rakyat tidak mendukung, keimanan goyah, maka lambat laun agama akan ditinggalkan.

Begitu pula Agama Buddha pada jaman pasca Majapahit menjadi merosot tajam, lenyap hilang. Agama Buddha di Indonesia sekarang dalam kondisi baik dan aman, karena sah dan dilindungi undang-undang, akan tetapi karena belum ditangani oleh kaum profesional (ulama) sepenuhnya, maka masih tersendat-sendat, sering ngadat.

Selama ini lembaga-lembaga, organisasi agama masih ditangani oleh pemimpin-pemimpin yang belum sepenuhnya profesional agama, sehingga perhatian dan pencurahan energi, serta pemikirannya masih harus dibagi dua dengan tanggung jawab kebutuhan keluarga atau profesi lain yang menjadi kendala.

Hal lain yang menjadi sebab Agama Buddha menurun adalah Raja ke-5 pada Jaman Majapahit yaitu Raja Brawijaya V mempunyai anak laki-laki hasil pernikahannya dengan Putri Campa (China), di mana sejak kecil anak tersebut yang diberi nama Raden Babah Patah dididik oleh Raja Ariyodamar di Palembang, Sumatera, yang telah beragama lain (ISLAM). Jadi Raden Patah diajar agama lain bukan Agama Buddha yang telah dianut di negeri itu, sampai Raden Patah menjadi besar dan kembali ke negeri Tanah Jawa di Kerajaan Majapahit.

Oleh Brawijaya diterima dan diberikan wilayah kekuasaan untuk dibuka menjadi kerajaan baru. Tempat tersebut oleh Raden Patah dibangun bersama dengan guru-guru spiritualnya yakni para wali, jadilah Kerajaan Demak Bintoro, di Jawa Tengah. Akhirnya demi kepentingan tertentu guru-guru spiritualnya mendesak Raden Patah sebagai Raja Demak Bintoro, untuk segera mereformasi Majapahit berganti agama baru. Meskipun berkali-kali Raden Patah menunda-nunda permintaan gurunya, akan tetapi karena didesak dan didesak terus, akhirnya Raden Patah menurut juga. Oleh karena Brawijaya tidak mendidik Raden Patah untuk mempelajari Agama Buddha, akibatnya Raden Patah tidak menganut Agama Buddha, malah bermaksud mengganti agama yang dianut Brawijaya, orangtuanya.

Sampai suatu ketika Majapahit didatangi PANSUS tentara dari Demak, untuk tujuan mereformasi Majapahit. Prabu Brawijaya sebagai orangtua tentu berpikir panjang, apakah dia harus berperang berhadapan dengan anak, sedangkan sebagai orangtua rela kurang makan minum, kurang tidur, asal anak bahagia orangtua sudah cukup puas. Maka meskipun negeri kerajaan dalam keadaan didesak bahaya, daripada perang dengan anak, Prabu Brawijaya memilih pergi meninggalkan kerajaan; lewat pintu belakang beliau meninggalkan Kerajaan Majapahit menuju Blambangan.

Jadi Kerajaan Majapahit ketika itu bukan diambil alih dengan peperangan (???) atau perundingan, tetapi tepatnya ditinggal pergi oleh rajanya. Raja Demak berhasil mengambil alih istana Kerajaan Majapahit, tetapi misinya dianggap belum sukses karena Prabu Brawijaya belum pindah agama baru. Akhirnya diputuskan untuk mengirim Raden Sahid Sunan Kalijaga menyusul Prabu Brawijaya ke Blambangan, di ujung timur Pulau Jawa. Tujuannya membujuk dan merayu, serta memohon agar Prabu Brawijaya kembali ke Majapahit dan berganti agama.

Pembicaraan ini berlangsung berhari-hari sampai akhirnya Prabu Brawijaya menyanggupi untuk kembali ke Majapahit. Tetapi beliau mengatakan bahwa: "Saya mau kembali ke Majapahit bukan untuk kekuasaan sebagai Raja Majapahit, tetapi demi anak."

Sudah jelas dikudeta, tetapi Prabu Brawijaya tetap tidak pupus rasa sayang pada anaknya. Walaupun demikian misi para wali guru spiritual Raden Patah belum tercapai, maka berhari-hari terus diadakan dialog. Karena alotnya sampai suatu ketika dialog diambil alih oleh kedua penasehat spiritual Prabu Brawijaya yaitu Sabdopalon dan Noyoginggong (nama yang sudah diistilahkan, yang dimaksud adalah bhikkhu). Akhirnya Sabdopalon, Noyoginggong, dan Sunan Kalijaga berdebat seru mengadu ilmu dan kesaktian.

Di mana untuk membuktikan misi baru ini hebat, Raden Sahid mengambil air untuk mencuci muka, begitu tersentuh tangan, air tersebut berubah menjadi berbau wangi. Untuk menandai kejadian ajaib ini, maka di tempat itu diberi nama Banyuwangi.

Akhirnya disepakati rombongan meninggalkan Blambangan menuju Majapahit. Dalam perjalanan ke Majapahit rombongan berhenti di suatu tempat peristirahatan (villa). Di tempat itu diteruskan lagi diskusi yang belum usai. Sabdopalon dan Noyoginggong menerima keajaiban air wangi tidak tinggal diam, tetapi ingin menguji air wangi tersebut sampai kapan bertahan. Air wangi yang dibawa dalam bumbung (tabung) dari Blambangan, oleh Sabdopalon dan Noyoginggong dibuka tutupnya, ternyata air yang semula berbau wangi itu sekarang berubah menjadi berbau basin (busuk) dan banger.

Prabu Brawijaya berkata: "Saya sudah tua, semuanya demi anak. Permintaan saya, meskipun Majapahit sudah berganti pemerintahan tetapi jangan sampai dinodai tetesan darah. Saya sanggup berganti agama tetapi saya mempunyai permintaan, kalau saya meninggal jangan ditulis di sini makam Brawijaya, cukup diberi tanda 'di sini peristirahatan si putra bulan [trowulan]."

Begitu Prabu Brawijaya memberi disposisi, kedua penasehat spiritualnya berkata: "Brawijaya, saya tidak akan mengikuti perjalananmu lagi, saya akan tidur saja, dan saya tidak akan bangun sebelum Agama Buddha kembali. Dan ingatlah keharuman air wangi nanti akan bertahan selama 500 tahun dan 4 jaman."

Usai berkata demikian Sabdopalon dan Noyoginggong "Moksa" (menghilang). Mendengar kata-kata itu, Brawijaya menangis tetapi semuanya sudah terlambat. Untuk memberi saksi harumnya air wangi menjadi berbau basin dan banger, tempat itu diberi nama Jember. Dihitung-hitung perjalanan dari Banyuwangi sampai Jember selama 4 hari dan 5 malam. Artinya keharuman itu nanti bertahan selama 500 tahun dan 4 jaman.

Inilah pentingnya dunia pendidikan, besar sekali pengaruh ucapan seorang guru pada anak-anak. Diakui atau tidak, sebuah nasehat yang sama isi kata-kata maupun artinya dari orangtua, masih lebih didengar ucapan guru untuk anak-anak. Maka berhati-hatilah orangtua mencarikan guru untuk anak-anak, karena ucapan guru lebih didengar oleh anak-anak.

Orangtua jika ingin hidupnya aman, agamanya tidak terputus, maka seyogyanya anak-anak harus diajar agama yang sama dengan orangtuanya. Kalau orangtua terlambat mendidik anak, suatu ketika akan menjadi masalah dikemudian hari. Jadi jangan heran kalau nanti anaknya tidak akan menyembayangi orangtuanya yang sudah menjadi leluhur. Tetapi kadang orangtua terlalu merdeka, bebas, dan bangga mempunyai keluarga yang berbeda-beda agamanya, padahal itu akan menjadi masalah dikemudian hari.

Sejak terjadi reformasi pemerintahan di Majapahit, petinggi-petinggi Majapahit, banyak yang terpaksa atau dipaksa berubah haluan. Bagi yang tidak kuat imannya dan goyah, demi hidup, demi jabatan, mereka pindah keyakinan agama. Yang bimbang diberi pilihan hidup atau mati.

Tetapi yang betul-betul idealis, Buddhis meskipun dengan berbagai cara ditekan, tidak tergoyahkan. Orang-orang idealis Buddhis ini lebih baik menyingkir, menjauh sampai ke daerah-daerah pedalaman hingga menjadi komunitas masyarakat tersendiri. Mereka hidup apa adanya tidak banyak aturan, tetapi aman tenteram tanpa gangguan, tidak ada gejolak, tetap memegang teguh ajaran agama lama secara turun temurun.

Ajaran penting ini diberikan sangat tradisional/sederhana, tidak ada tulis menulis, tetapi dihafal melalui lisan, contoh dalam perilaku dan perbuatan, bagian-bagian yang amat penting cukup di dalam bathin. Orang-orang idealis yang ditakut-takuti, ajarannya "diamputasi", budayanya dilarang berfungsi, dan menyingkir ini, selanjutnya dikenal sebagai Orang Badui di Jawa Barat, Orang Samin di Jawa Tengah, Orang Tengger di Jawa Timur, Suku Kajang di Sulawesi Selatan, Suku Kaly di Sulawesi Tengah, Orang Sangir di Sulawesi Utara, Suku Dayak Kaharingan di Kalimantan, Suku Karo di Sumatera, dan lain-lain.

Ajaran yang diajarkan turun-temurun melalui hafalan lisan dan perbuatan itu tadi tetap utuh. Hanya karena tidak terbuka secara umum dan kadang-kadang hanya di bathin-bathin saja, maka lama-lama menjadi istilah "Kebathinan" yang di Jawa disebut "Kejawen", sehingga ketika mengalami kebangkitan lagi 500 tahun kemudian, orang-orang kebathinan itu umumnya sangat respon pada Agama Buddha. Ibarat bola karet yang menggelinding di pasir, tidak lagi terlihat itu sebagai bola karet tetapi yang tampak adalah bola pasir.

Begitu juga dengan Ajaran Buddha yang meskipun tetap dipraktikkan oleh masyarakat, tetapi tidak dikenal lagi bahwa itu sesungguhnya Ajaran Buddha. Ajaran ini dapat dilihat hanya dalam bentuk sastra budaya, tradisi puja, perilaku tata krama, sopan santun, dan beberapa kosa kata yang menjadi dialek masyarakat, atau kepingan-kepingan candi yang kita baca lewat prasasti; tetapi bentuk agama yang kongkrit sudah tidak dikenal lagi selama 500 tahun sejak Majapahit surut, runtuh.

Meskipun Ajaran Buddha sudah hilang dari permukaan Bumi Nusantara ini, tetapi tetap tidak lenyap. Ibarat sebatang pohon yang cabang rantingnya sudah patah, daunnya sudah rontok, batangnya sudah rubuh, tetapi akarnya belum tercabut. Jadi meskipun pohon tersebut tumbuh tidak segar, rantingnya tidak panjang, batang tidak besar, daunnya tidak subur karena tidak dipupuk dan iklim yang tidak menunjang, tetapi pohon itu tetap hidup. Cuma tumbuhnya kecil seperti bonsai, namun meskipun bonsai itu kecil, nilainya unggul harganya mahal.

Di Sulawesi Selatan dahulu ada 15 kerajaan yang masyarakatnya beragama Buddha. Pada abad ke-15 kerajaannya berganti agama, maka yang tersisa tinggal kosa kata. Seperti Bahasa Makasar, ada beberapa yang persis sama dengan yang ada di Jawa.

Di Kabupaten Bone ada Kecamatan Palaka, di Kabupaten Sengkang ada Kecamatan Attangasila, di Kabupaten Sopeng ada Kecamatan Aparitta. Di daerah Aparitta ada satu hal yang mentradisi dari tahun ke tahun yaitu dilarang keras orang-orang menggunakan warna kuning. Jika ditanya alasannya, dikatakan kalau memakai warna kuning hidupnya akan sial. Ternyata warna kuning adalah warna bagi bhikkhu, warnanya Agama Buddha. Karena mendapat tekanan politik pada jaman itu, mereka tidak boleh mengaku ini itu, apalagi membaca paritta (aparitta); tidak memakai warna Buddhis supaya tidak ketahuan.

Di Sulawesi Selatan pernah diketemukan sebuah Patung Buddha posisi berdiri. Menurut ahli antropologi patung tersebut duplikatnya ada di Jember dan Nepal. Patung itu hadiah dari Mpu Tantular ketika melakukan perjalanan mengunjungi daerah-daerah Wilayah Majapahit.

Disposisi Prabu Brawijaya pada waktu itu ditandai dengan Chandra Sangkala (Tahun Caka) 'Sirno Hilang Kertaning Bumi' artinya Tahun Caka 1400 (Tahun Masehi 1478). Itulah awal perjalanan Dhamma selama 500 tahun tidak dikenal wujud sesungguhnya. Baru di jaman Republik ini 'api' Dhamma mulai berkelip lagi, dan yang mengelipkannya adalah kaum Theosofi yaitu kelompok kebathinan terdiri dari kumpulan kaum elit Belanda dan ningrat Jawa yang secara khusus mendiskusikan ilmu agama-agama serta Ketuhanan dalam Agama Buddha. Sehingga pada tahun 1934 mengundang Bhikkhu Narada dari Sri Lanka berkunjung ke Indonesia.

Tanggal 4 Maret 1934, untuk pertama kalinya ada seorang bhikkhu di Bumi Nusantara sejak surutnya Majapahit. Dari tahun ke tahun Beliau selalu datang ke Indonesia mengadakan ceramah-ceramah umum di berbagai tempat, sehingga akhirnya resmi menjadi kunjungan negara, dan ditandai dengan penanaman Pohon Bodhi di lingkungan Candi Borobudur. Setelah putera Indonesia menerima benih-benih Ajaran Buddha, akhirnya beberapa dari mereka memutuskan untuk menjadi bhikkhu.

Dihitung-hitung sejak 500 tahun lampau Pemerintahan Majapahit runtuh, berganti jaman Kerajaan Demak, jaman penjajahan Hindia Belanda, dan jaman pendudukan Jepang, di ketiga jaman itu Agama Buddha tidak dikenal sama sekali, tidak sebagai agama negara. Sekarang dihitung sejak kejatuhan Majapahit, tahun 1400 caka, 500 tahun kedepan berarti tahun 1900 caka, dan tahun 1478, ditambah 500 tahun kedepan berarti tahun 1978, sejak itulah sesuai perkataan Sabdopalon dan Noyoginggong, Agama Buddha bangkit kembali sejak kedatangan Bhikkhu Narada dari Sri Lanka tahun 1934. Dan duduk sejajar dengan agama-agama lainnya di Indonesia sejak Direktorat Urusan Agama Buddha berdiri tahun 1978.

Saat ini memang Agama Buddha sedang tumbuh kembali di Bumi Nusantara. Maju atau mundur Agama Buddha ada di tangan kita. Oleh karena kita sudah belajar dari sejarah mengapa agama yang begitu besar bisa runtuh, maka dari itu hendaklah kita tidak mengulang pengalaman tidak indah itu. Tiga hal penting tanda menjadi umat beragama yang tidak mudah goyah yaitu beragama di tempat ibadah, di rumah, dan di masyarakat. Tahu, mengerti, mengalami praktik sehari-hari. Praktik untuk diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan. [MR]



Begitu penting kah sampe memaksa2 orang lain untuk berpindah agama?
Kenyataanya sangat konyol !

Selepas jaman kerajaan majapahit, cerita sejarah indonesia tidaklah diisi dengan cerita2 kejayaan lagi, tetapi berganti dengan cerita2 perang antara kerajaan islam sendiri sampai akhirnya kolonial asing masuk dan menjajah indonesia baru berbagai kerajaan2 islam geblek itu berhenti perang. (seperti anak kecil yang berebut permen)
Kalo ngga percaya coba baca buku sejarah indonesia!

Sungguh konyol!


To muslimer... saya tantang kalian, coba tunjukkan warisan2 kerajaan islam pasca sriwijaya/majapahit yang bisa di banggain oleh dunia (atau minimal oleh kalian sendiri)!

paling juga cerita perang yang bisa kalian banggakan

Image
Last edited by ali5196 on Sat Apr 07, 2007 8:12 pm, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Lebih banyak bule menikmati, mempelajari dan 'memeluk' budaya asli Indonesia, ketimbang masuk Islam.

Lihatlah betapa populernya budaya Indonesia di luar negeri !!

Ingat sukses dari tahun ke tahun PASAR MALAM BESAR di Den Haag !!

http://www.pasarmalambesar.nl/english/pmbeng.htm
The largest Eurasian festival in the world... fourth most popular fair in the Netherlands, in The Hague the annual event with the highest number of paying visitors...

The rich cultural programma of the event is called Tong Tong Festival. In 2006’s edition artists included:
Krontjong Toegoe from Jakarta, Indonesia
Saung Angklung Udjo from Bandung, Indonesia
and from West Java, Indonesia, a group of musicians and dancers performed an opera about the Dutchman Karel Bosscha, who built the observatory in Lembang, West Java

Image

The 49th Pasar Malam Besar, including the international Tong Tong Festival, will be held from May 17th through May 28th 2007.
Dan masih banyak lagi peristiwa budaya Indonesia yg sangat diminati bule2 di New York, AS :
Image

Di London, Inggris
Image
http://www.sbgp.org.uk/biog.htm

Di Jepang ...
Image
http://www.wac.ucla.edu/cip/appexbook/h ... roads.html

Dsb dsb...

Sementara bule2 yg masuk Islam, yg tampang2nya begini nih :
Image
Richard Reid, the UK-Muslim convert shoe bomber

http://www.telegraph.co.uk/news/main.jh ... knews.html
Whites being lured into Islamic terror
By Sean Rayment, Security Correspondent
Last Updated: 12:05am BST 02/07/2006

Significant numbers of white Britons have been lured into Islamic terrorism, according to a Whitehall report.

Details of the document, which have emerged in the week before the first anniversary of the July 7 London Tube bombings, also reveal that white converts and other British Muslims are joining a "terrorist career path" after being targeted by radicalist recruiters at universities or by extremist preachers.

The report follows calls made by al-Qaeda in April last year for white converts to become suicide bombers because it was easier for them to travel and evade detection before carrying out their attacks.
advertisement

The document, which was produced by officials from MI5 and the Home and Foreign Offices, also states that as many as 16,000 British Muslims - or one per cent of the Muslim population in Britain - "support" Islamist terrorist acts at home and abroad.
Yah, Muslim silahkan membanggakan banyaknya bule yg masuk Islam. Sebagian besar menjadi teroris. Wong memang gitu kok ajarannya ! Bawaannya ngerusakin nyawa orang melulu !
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Post by Laurent »

thanks buat ALi5196 yg tlh menjadikan Thread ini Sticky biar kita tau proses Islamisasi Nusantara yg sebenarnya
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Laurent wrote:thanks buat ALi5196 yg tlh menjadikan Thread ini Sticky biar kita tau proses Islamisasi Nusantara yg sebenarnya
Bukan gua yg bikin sticky. Ini sih kerjaan Admin.
User avatar
artends
Posts: 101
Joined: Sat Apr 07, 2007 8:35 am

Post by artends »

nice thread bro!!
sayangnya cerita darmo gandhul ini ga masuk pelajaran sejarah ya ?

sejarah yang dipelajari di sekolah2 paling juga penjajahan belanda 3,5 abad, dikaitkan dengan misi orang eropa 3G (gold gospel glory) nyebarin agama sambil ngeruk kekayaan untuk kemashuran orang perorang.

padahal ajaran cinta kasih Yesus itu tidak mencakup gold dan gloryapalagi dengan politik devide et impera.

pada semangat 3G sangat disayangkan Gospel hanya menduduki peringkat kedua setelah Gold, maka dari itu penjajah belanda mencari kekayaan alam berupa rempah2 dan imbalannya adalah Gospel sebagai devisa. maka dari itu menurut statistik negara2 eks jajahan belanda relatif lebih miskin daripada eks koloni inggris.

God Bless VOC!!
Last edited by artends on Thu Apr 12, 2007 7:07 pm, edited 2 times in total.
spiderweb
Posts: 318
Joined: Sat Nov 05, 2005 4:29 am

Post by spiderweb »

Gua trenyuh sekali membaca post di atas. Tamat sudah kejayaan Indonesia. Gua yakin pasti setelah islam datang agama-agama lain mendadak dikafirkan terus pengikutnya dipaksa pindah agama atau dibunuh. Lagu lama...

Padahal sewaktu indo masih mayoritas hindu and buddha pengikutnya gak pernah bunuh2-an and mengkafirkan 1 sama lain. Well, tapi gua yakin yang namanya wali songo ini sudah lama membusuk di neraka ama si pedofil mohamed...

:twisted: :twisted:
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

artends wrote:padahal ajaran cinta kasih Yesus itu tidak mencakup gold dan gloryapalagi dengan politik devide et impera.
Memang tuh ! Ternyata BUKAN BELANDA yg melakukan devide et impera ! Justru para walisongo dan Fatahillah ITULAH yg memporak porandakan negara kita !! Jadi mereka2 yg kita puja2 sbg nenek moyang gagah perkasa itu sebenarnya menginfiltrasi setan Islam TOHhhhh !!!

Yg dibahas kebengisan Westerling melulu, ehhhh giliran kebengisan Muslim ditutup2 deh !

Bayangkan, sampai GAJAH MADA MATI DITANGAN MUSLIM ... itu gimana tuh ... kok bu guru nggak pernah kasih tahu sih !! KURANG AJARrrrrrrrrr !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada hari dimana gua tidak mengalami shock KABEH dgn kekejian Islam. :x :x :x :evil: :evil: :evil: :evil: :evil: :evil:
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Post by Laurent »

ali5196 wrote: Memang tuh ! Ternyata BUKAN BELANDA yg melakukan devide et impera ! Justru para walisongo dan Fatahillah ITULAH yg memporak porandakan negara kita !! Jadi mereka2 yg kita puja2 sbg nenek moyang gagah perkasa itu sebenarnya menginfiltrasi setan Islam TOHhhhh !!!

Yg dibahas kebengisan Westerling melulu, ehhhh giliran kebengisan Muslim ditutup2 deh !

Bayangkan, sampai GAJAH MADA MATI DITANGAN MUSLIM ... itu gimana tuh ... kok bu guru nggak pernah kasih tahu sih !! KURANG AJARrrrrrrrrr !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada hari dimana gua tidak mengalami shock KABEH dgn kekejian Islam. :x :x :x :evil: :evil: :evil: :evil: :evil: :evil:
Bukankah Gajah Mada hidup di era sebelum hancurnya Kerajaan Majapahit . Coba Kalo Hayam Muruk & Laksamana Nala masih ada , kira2 gimana nasib Wali SOngo & Raden Patah
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Laurent wrote:Bukankah Gajah Mada hidup di era sebelum hancurnya Kerajaan Majapahit . Coba Kalo Hayam Muruk & Laksamana Nala masih ada , kira2 gimana nasib Wali SOngo & Raden Patah
Laurent, gimana sih kau nak ! Kau sendiri yg memasukkan cerita ini : (lihat di halaman dua, terus cari nama Gajah Mada)
Patih Gajah Mada menghadap Prabu Brawijaya dan memberitahukan bahwa tanah Kertasana rusak akibat perbuatan Sunan Bonang. Akhirnya, Prabu Brawijaya memerintahkan agar mengusir kaum Islam dari daerah Majapahit, kecuali kaum muslimin yang tinggal di Ngampelgading dan Demak, Sunan Benang dan Sunan Giri menyingkir ke Tuban dan berlindung ke Demak.

Perlawanan antara pasukan Prabu Brawijaya dengan Sultan Demak

Dengan pertempuran sengit itu tentara Majapahit hancur, Gajah Mada gugur di medan laga. Kemudian orang-orang Majapahit yang takluk kepada Demak diperintahkan masuk agama Islam.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Lihat juga kelakuan Muslim di INdia :

Islam's War Against Buddhism
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 448#151448

Sedih sedih sedih .... kasihan amat orang Budha ... Muslim keparat !! Biar aja mereka dinuklir sampai abis ... :twisted: :twisted:
swatantre
Posts: 4049
Joined: Thu Jul 20, 2006 7:40 pm
Location: Tanah Suci, dalem Ka'bah

Post by swatantre »

artends wrote:nice thread bro!!
sayangnya cerita darmo gandhul ini ga masuk pelajaran sejarah ya ?

sejarah yang dipelajari di sekolah2 paling juga penjajahan belanda 3,5 abad, dikaitkan dengan misi orang eropa 3G (gold gospel glory) nyebarin agama sambil ngeruk kekayaan untuk kemashuran orang perorang.

padahal ajaran cinta kasih Yesus itu tidak mencakup gold dan gloryapalagi dengan politik devide et impera.

pada semangat 3G sangat disayangkan Gospel hanya menduduki peringkat kedua setelah Gold, maka dari itu penjajah belanda mencari kekayaan alam berupa rempah2 dan imbalannya adalah Gospel sebagai devisa. maka dari itu menurut statistik negara2 eks jajahan belanda relatif lebih miskin daripada eks koloni inggris.

God Bless VOC!!
Bahkan kayanya pelajaran sejarah itu amat perlu direformasi materi2nya.... Materi pelajaran sejarah kita amat sangat kritis memerlukan kritik....

Sebab VOC/Hindia Belanda dan Misi/Zending itu ternyata berbeda...
Sebab VOC/HB tidak menjajah selama 350 tahun melainkan sepotong demi sepotong, terakhir Aceh (tahunnya lupa).....

Dan seterusnya......, termasuk penyebaran Islam di Nusantara dimana mitos penyebaran secara damai itu adalah palsu dan klaim sepihak semata....
swatantre
Posts: 4049
Joined: Thu Jul 20, 2006 7:40 pm
Location: Tanah Suci, dalem Ka'bah

Post by swatantre »

spiderweb wrote:Gua trenyuh sekali membaca post di atas. Tamat sudah kejayaan Indonesia. Gua yakin pasti setelah islam datang agama-agama lain mendadak dikafirkan terus pengikutnya dipaksa pindah agama atau dibunuh. Lagu lama...

Padahal sewaktu indo masih mayoritas hindu and buddha pengikutnya gak pernah bunuh2-an and mengkafirkan 1 sama lain. Well, tapi gua yakin yang namanya wali songo ini sudah lama membusuk di neraka ama si pedofil mohamed...

:twisted: :twisted:
Bahkan, saking rukunnya, jaman MAjapahit ada penyatuan kepercayaan Buddha-Syiwa. Rajanya Buddha, patihnya Hindu. Indonesia modern? Biar bobrok dan ***** yang penting muslim dah..!!!!

Btw, kasian juga ya para muslim yang masih dijajah oleh pembodohan sistemik yang masih nyembah2 berhala makam sunan islam..!!!

Mungkin OOT, tapi penemuan berbagai macam arca dan candi pasca Lumpur Lapindo yang menggenangi daerah muslim2 fanatik (Jawa Timur) merupakan peringatan akan kebangkitan kembali Hindu/ hajaran untuk islam di Nusantara secara bertubi2 (secara mistis, orang2 Kebatinan pada ngrasanin begitu...)
User avatar
artends
Posts: 101
Joined: Sat Apr 07, 2007 8:35 am

Post by artends »

ali5196 wrote: Bukan gua yg bikin sticky. Ini sih kerjaan Admin.
adminnya paranoid: masa 3G aja ga boleh dibahas, terus fahrenheit 911 juga?

kalo ga ada penyeimbang informasinya asimetris lho, semua yang baca pake kaca mata kuda deh

Swalayan wrote:
Sebab VOC/Hindia Belanda dan Misi/Zending itu ternyata berbeda...

oh gitu? jadi yang bawa misi Gold pake kapal sendiri, yang bawa misi Gospel pake kapal sendiri, dan yang bawa misi Glory pake kapal sendiri?
bukan 3G's dong, itu 1G's x 3?

setuju bro swalayan!! tapi kalo mo revisi buku sejarah, mendiknas kita harus kerjasama mendiknas belanda, supaya 3G's juga dihapus
Last edited by artends on Sun Apr 15, 2007 11:39 pm, edited 2 times in total.
Post Reply