PENINDASAN MUSLIM atas PENDUDUK ASLI MESIR (kaum Koptik)

Sejarah pedang jihad di Timur Tengah, Afrika, Eropa & Asia.
MuridMurtad
Posts: 1081
Joined: Fri Sep 30, 2005 1:49 pm

PENINDASAN MUSLIM atas PENDUDUK ASLI MESIR (kaum Koptik)

Post by MuridMurtad »

Orang Kristen Copt (Koptik) adalah penduduk asli Mesir yang beragama Kristen. Jumlahnya kira-kira 18% (tapi menurut statistik resmi dibawah 10%) dari penduduk Mesir sekarang. Orang-orang Copt masih menggunakan bahasa Copt (Mesir kuno) dan sama sekali tidak tercampur etnis pendatang (Arab).

Image
Pendeta Koptik Mesir di sebuah pintu biara abad 6

Image
Demo Koptik Mesir di Amrik 2009

Artikel ini membuktikan bahwa Islam berkembang kerena melakukan pemaksaan dengan melakukan berbagai praktek dikriminasi sosial, yang dilegitimasi oleh Quran dan Hadist. Apa yang digambarkan oleh orang-orang Muslim mengenai keindahan Syariah hanya berlaku bagi Muslim, sebaliknya merupakan malapetaka bagi non Muslim. Orang-orang Copt adalah salah satu contoh korban penjajahan Muslim, yang menerima diskriminasi dan penindasan selama lebih dari 1300 tahun.


Artikel ini merupakan terjemahan dari buku “A Christian Minority The Copts in Egypt" yang ditulis oleh Y. Masriya (file Pdf)yang dapat didownload di http://www.dhimmitude.org/archive/by_copts_1976.pdf

Untuk menyingkat, beberapa bagian yang dianggap kurang perlu tidak diterjemahkan.

This article was originally published,the 19th January 1973, by the Centre d’Information et de Documentation sur le Moyen-Orient (Geneva, Switzerland).

II. PAKTA UMAR

MENGUNGKAP KEBOHONGAN NETTER MOSLEM ttg Pakta Umar
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=16627

!! The Pact of UMAR; status Kristen dibawah Islam, 2 artikel
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2046

‘Pakta Umar’, umumnya dihubungkan dengan Umar II (717-740), untuk mengatur status diskrimnatif yang dipaksakan pada para dhimmi, i.e. non Muslim penduduk asli yang tinggal di bawah dominasi Islam. Mereka harus bayar pajak Jizyah yang menandakan ketundukan mereka pada Islam dan juga pajak komersil yang lebih tinggi dari yang dibayar para Muslim. Kepemilikan tanah mereka diberikan pada komunitas Muslim dan dalam rangka untuk mempunyai hak menanami mereka harus bayar pajak special, atau kharaj. Sangat sering komunitas dibebani pajak (pemerasan) dengan sewenang-wenang. Pada awal penyerangan pendatang-pendatang Muslim tidak membayar pajak dan oleh kerena itu Negara Arab dan tentara disubsidi oleh petani dan penduduk non-Muslim.

Pembangunan gereja-gereja baru maupun pemugaran gereja lama, seperti juga penggunaan lonceng, spanduk, buku-buku suci, salib dalam gereja atau memikulnya dalam posesi, dan beberapa obyek-obyek pemujaan dilarang. Maka supaya tidak mengganggu para Muslim, dhimmi melakukan kegiatannya dalam sunyi dan abstain dari perkabungan pada acara-acara penguburan.

Diskriminasi social terhadap para dhimmi dan keperluan mendesak demi keamanan memaksa mereka untuk hidup pada area-area yang terpisah. Pernikahan dan hubungan sexual dengan wanita Muslim merupakan pencemaran terhadap Islam dapat dihukum mati. Hubungan antara para dhimmi dan para Muslim dilarang, tetapi sebagaimana ini tidak dapat dilaksanakan, hubungan ini mendapat ancaman yang sangat kuat.

Para dhimmi mempunyai kedudukan yang lebih rendah dari Muslim, maka mereka pun berbeda dalam penampilan luarnya. Mereka dilarang untuk menggunakan warna tertentu mislanya hijau, yang merupakan warna dari nabi(Muhammad). Dan dilarang untuk memakai pakaian, ikat pinggang, sepatu, sorban yang dikenakan oleh Muslim.

Beberapa tanda wajib dipakai supaya mudah dikenali yang berfungsi sebagai penghinaan di jalan-jalan. Sebuah lonceng kecil yang dikalungkan dileher atau sejenisnya, membuat mereka mudah dikenal di pemandian-pemandian umum.

Jizyah dibayarkan melalui proses sebuah upacara yang mana dhimmi dihina didepan public dengan menerima sebuah tamparan dimuka dan pukulan dibelakang leher. Si Dhimmi kemudian dikeluarkan dengan tanda terima yang mengijinkannya untuk berpergian; bagaimanapun, dia bisa kehilangan ini, dia akan dihukum mati. Ketika sebuah sensus para rahib di Mesir (715-717), mereka diwajibkan memakai gelang dengan nama, tanggal dan nama dari biara mereka. Beberapa rahib yang ditemukan tanpa gelang mungkin bisa dipotong tangannya dan dieksekusi.

Kharaj, pajak tanah bagi non Muslim, membawa orang-orang Copt pada kemiskinan; mereka meninggalkan wilayahnya dan perpindahan masal terjadi, tetapi mereka secara paksa dibawa kembali oleh tentara dan diwajibkan untuk membayar pajak (694-714). Untuk mecegah orang-orang Copt meninggalkan daerahnya, tentara Arab menyelenggarakan sebuah sensus dan menandai mereka ditangan dan dikeningnya(705-717) Tidak ada orang satu orang Kristenpun dapat berpergian tanpa passport. Perahu-perahu di sungai Nil yang membawa orang Kristen tanpa passport akan dibakar.

Pada th 724, 24000 orang Copt masuk Islam untuk menghindari pajak yang memberatkan. Konversi melemahkan Negara dan untuk menakuti mereka, Jizya juga dikenakan pada yang baru masuk Islam. Lebih jauh lagi mereka dilarang untuk menjual tanah mereka ke Muslim, yang akan membebaskannya dari pajak Kharaj. Belakangan sejumlah tetap pajak dikumpulkan dari komuniti Copt untuk menutupi pendapatan yang hilang akibat dari perpindaham ke Islam.

Pada awal abad ke 8, Usama Ben Zaid, Gubernur Mesir, menulis ke Kalifah Abdel Malik (715-717} : “Aku memeras susu; apabila terhenti ; aku memeras darah ; bila membengkak, aku akan menekan kulit.”

Di Tinnis, pajak-pajak mengakibatkan orang-orang Copt sedemikian kekurangan, sehingga mereka meninggalkan anak-anak mereka untuk diperbudak para Arab. Mereka yang tidak membayar (pajak) dilemparkan ke penjara atau disiksa. Dibawah Abbasids para dhimmi yang tidak bayar pajak akan dimasukkan ke dalam sangkar bersama binatang buas. Pemimpin Gereja selalu memikul tanggung jawab untuk sejumlah pungutan dalam komunitas.

Sekitar tahun 718, Abdel Malik ben Rifa’a gubernur Mesir melemparkan Patriakh Michael ke suatu sel tanpa jendela yang digali dari batu karang, sebuah blok kayu dipasang dikakinya dan sebuah pemberat dikalungkan pada lehernya. Ribuan orang Copt terbunuh,wanita dan anak-anak diperbudak, hak milik mereka diambil alih oleh Arab-Arab yang semakin bertambah banyak di kota-kota dan di desa-desa.

Bersambung...
huruf-m-kecil
Posts: 6
Joined: Fri Dec 16, 2005 4:04 pm

Post by huruf-m-kecil »

ooh... wah hebat, baru tahu sekarang.
ternyata kita bisa jadi kejam juga yah, baru tahu neh.
jadi bila orang orang jaman baheulea bau pasir kayak gitu dah bisa kejam terhadap orang orang yang tertindas dan merupakan minoritas, mengapa kita yang sekarang tidak bisa?
ayoo... mari kita lakukan apa yang mereka bicarakan. toh bicara aja ngga ada gunanya selain masuk tong sampah~

@muridmurtad: THX atas sarannya :lol: mungkin kita bisa ngadain kerusuhan bernuansa SARA lagi, tapi kali bukan atas Cina tapi atas KALIAN, wuehehehee...
MuridMurtad
Posts: 1081
Joined: Fri Sep 30, 2005 1:49 pm

Post by MuridMurtad »

Lanjutan Pakta Umar.

Sebagaimana Pakta Umar melarang para dhimmi untuk menggunakan otoritas apapun atas seorang muslim, mereka tidak dapat menjadi pegawai sipil maupun masuk tentara. Dalam setiap periode, banyak putusan yang mengakibatkan pemecatan orang-orang Kristen dari pos mereka, kecuali mereka pindah ke Islam. Bagaimanapun juga orang-orang Copt sangat dibutuhkan kerena menguasai system birokrasi Mesir. Para muslim menuduh mereka dengan sengaja mempersulit admisnistrasi dalam rangka mempertahankan pos mereka. Penyimpangan dari dhimma mempropokasi kekacauan; masa kemudian membakar markas Kristen, membunuh para Copt dan menghancurkan Gerejanya.

Dalam setiap periode, biara-biara dan gereja-gereja dirampas, dibakar dan dihancurkan. Kalifah Al Hakim (996-1020) memperbaharui pasal-pasal Pakta Umar. Seluruh gereja dan synagogue dalam kekaisarannya (Mesir, Syria, Palestina) dirampas dan dihancurkan – atau dijadikan mesjid. Gerombolan merampas markas-markas Kristen dan Yahudi dan kalifah menekan para dhimmi untuk memeluk Islam atau meninggalkan kedaulatannya. Pada akhir rejimnya, ia mengijinkan mereka kembali ke agama mereka dan membangun kembali tempat-tempat sembahyang. Pada tahun 1058, semua gereja ditutup, patriakh dan uskup-uskup di lempar ke penjara dan orang-orang Copt menebusnya sebesar 70.000 dirham. Sedikit insiden dapat memicu pembunuhan massal. Seorang Kristen berkuda dekat Mesjid Al Azhar, spur
dan pelananya yang menarik perhatian, membuat muslim marah dan mengejarnya dengan maksud membunuhnya. Kerusuhanpun pecah, mendorong Sultan untuk memanggil
pemimpin komunitas Yahudi dan Kristen dan mengingatkan mereka bahwa mereka adalah subyek aib dan kehinaan dari dhimma. Ketika mereka meninggalkan Sultan, mereka diserang oleh gerombolan yang menyobek pakaian mereka dan memukul mereka sampai mereka setuju untuk murtad. Rumah-rumah dan gereja para dhimmi yang lebih tinggi dari kepunyaan muslim dihancurkan. Pada tahun 1343 orang-orang Kristen dituduh menyebabkan kebakaran di Cairo; Sekalipun Sultan berusaha melindungi mereka, mereka ditangkap dijalanan, dibakar atau dibantai oleh gerombolan yang keluar dari mesjid-mesjid.

Sejarah panjang orang-orang Copt, dipenuhi dengan cerita-cerita persekusi, pembunuhan masal, konversi paksa, pembinasaan dan penghancuran gereja-gereja. Ribuan orang Copt mengungsi ke Abyssinia, tetapi sebagian terbesar menyerah dan memeluk Islam.


III. MASA KINI.

Peletak dasar Mesir modern, Muhammad Ali (1801-1806), membuat revolusi budaya dan industri negaranya dengan bantuan tim ilmuwan Perancis. Toleran dan berpikiran politis, ia mencoba memperlunak diskriminasi agama dalam rangka menghadapi penolakan masyarakat tradisinonalis. Orang-orang Copt memanfaatkan periode itu untuk membangun sekolah-sekolah dan memperoleh kecakapan modern dan ketika pendudukan Inggris (1882), orang-orang Kristen disiapkan untuk bekerja sebagai pegawai negeri sipil dengan administrasi modern. Pendudukan Inggris membawa kestabilan dan pertumbuhan ekonomi pada Mesir. Sekolah-sekolah dibangun dan peluang-peluang baru diciptakan dalam mengembangkan perdagangan, industri dan pertanian.

Meskipun serba bebas, sekalipun terbatas, kecenderungan yang diwarnai sekularisasi negara dan kesamaan hak seluruh warga negara, munculnya para mantan dhimi menimbulkan rasa shock bahkan traumatis pada perasaan Muslim – kerena status hina para ex dhimmi dulu didasarkan pada superioritas dan dominasi Islam.
Persoalan menjadi rumit kerena penghapusan diskrimnasi hukum pada non-Muslim pada tahun 1856 tidak muncul dari sebuah evolusi su genesis mentalitas Arab, tetapi dipaksakan oleh Barat. Dalam pembalasan, ribuan orang Kristen dibantai di propinsi Syria pada tahun 1860. pembunuhan massal ini mendorong Perancis melakukan intervensi singkat – dalam persetujuan dengan kekuatan Eropah yang lain- dan pembentukan sebuah daerah otonomi Kristen di Libanon, meskipun masih dalam kekuasaan mutlak Ottoman.

Sesudah diemansipasi oleh Eropa, orang-orang Kristen – yang merupakan sisa-sisa kebudayaan pra Islam- dalam sebuah paradox sejarah yang sinis, secara otomatis diasosiasikan dengan imperialisme. Kemenangan yang keras untuk persamaan, dipertimbangkan oleh orang-orang Arab sebagai penghinaan tambahan yang dipaksakan pada mereka oleh kekuatan Barat. Ini adalah penyebab, mengapa perjuangan kemerdekaan nasional, dengan penolakannya pada Barat dan kembalinya ke Islam, juga memanisfestasikan diri dalam bentuk penindasan pada minoritas. Faktanya , perjuangan anti pendudukan tidak pernah dimengerti sebagai perjuangan nasional dalam pengertian Eropa. Ini adalah djihad, sebuah perang suci melawan kekristenan.


Bersambung.
MuridMurtad
Posts: 1081
Joined: Fri Sep 30, 2005 1:49 pm

Post by MuridMurtad »

Sambungan.

Lebih buruk : Situasi minoritas mejadi lebih dipersulit oleh fakta pada banyak perkara antara muslim dan non muslim, hukum islam diterapkan, dan kemudian, oleh kerena tidak berlakunya kesaksian maupun sumpah non muslim -berkenaan dengan keburukan yang melekat pada status kafirnya, muslim secara otomatis dibebaskan. Dalam rangka melindungi hidup dan hak miliknya, para minoritas mencoba untuk mendapatkan perlindungan konsul atau kewarganegaraan asing, dengan begitu menguntungkan system Kapitulasi.

Di bawah proktetorat Inggris, faktanya beberapa orang Copt dan Yahudi, menjadi pejabat tinggi pemerintahan menciptakan ilusi kebebasan, disamping gejala kebencian pada asing (xenophobia) oleh keseluruhan Islam yang merupakan manisfestasi dari perlawanan Islam terhadap supremasi politik dan budaya Barat. Kebencian yang sama, ditujukan pada apa yang mereka sebut kolusi para minoritas dengan imperialisme Barat.

Setelah th 1927, asosiasi-asosiasi keagamaan dan politik muslim bermunculan, seperti Society of Young Muslims, Society for the Benevolence of Islamic Morals, Salfiya Socieity, Persaudaraan Muslim, dsb. Cairo menjadi pusat dari nasionalisme relijius, yang mana dari situ para juru dakwah pergi ke Sudan, Jepang dan India. Kegiatan dakwah ini diberengi dengan kebencian pada asing (xenophobia), yang juga memanisfestasikan diri dalam bentuk perlawanan terhadap para orientalis Eropah, yang dituduh merusak iman Islam. Mereka menuduh aktivis Kristen menggunakan obat-obatan berbahaya dan hipnotis untuk memurtadkan Muslim.

Pada tahun 1936, Makram Ebeid, Menteri Keuangan Mesir mengatakan :” Saya seorang Kristen, itu betul menurut keyakinan, tetapi kerena negaraku, saya adalah seorang Muslim”. Maksudnya untuk menjadi seorang Mesir, diharuskan berlaku seperti seorang Muslim.

Pada Bulan Agustus 1957, orang-orang Copt protes melawan penindasan yang muncul kembali di era Mesir modern, sebuah tradisi yang dikenal pada abad ke 13 : pembatasan bangunan Gereja, status hukum baru orang-orang Kristen,diskriminasi terhadap orang Kristen di kantor-kantor pemerintah, distribusi tanah, dalam perumahan dan pos-pos di media masa. Kejadian-kejadian belakangan ini harus dilihat dalam konteks dhimma – gereja-gereja dihancurkan oleh penduduk desa, rumah dan took-toko dibakar, uskup dan jamaah Copt dilempari batu.

Saatnya untuk para intelektual Muslim mengakui, dengan berani, jika mereka bisa mengutuk imperialisme Barat, maka komutitas-komunitas Kristen Timur menuntut kesamaan hak di tanah yang secara sukses dikoloni oleh imperialis Arab.


Btw. Untuk meringkas, dalam bagian ini banyak yang diloncat.

Link tambahan :
http://www.copts.net/detail.asp?id=407
http://www.copts.net/descrimination.asp
http://www.sullivan-county.com/z/dhimmi.htm

--
hilmanos1
Posts: 20
Joined: Sat May 20, 2006 5:26 pm
Contact:

Post by hilmanos1 »

sebenernya untung apa sih bingung gw
Phoenix
Posts: 9422
Joined: Mon Feb 27, 2006 5:33 am
Location: FFI

Post by Phoenix »

Bingung?? Pegangan!!!
Moderator 3
Posts: 516
Joined: Tue Sep 13, 2005 8:53 pm

Post by Moderator 3 »

Last edited by Moderator 3 on Mon Jan 22, 2007 2:32 am, edited 1 time in total.
Moderator 3
Posts: 516
Joined: Tue Sep 13, 2005 8:53 pm

Post by Moderator 3 »

abd_el_maseeh_el_banjari menulis :

PENYIKSAAN DAN PEMBUNUHAN ATAS HANI SAROFIM NASR, SEORANG KOPTIK, KARENA MENOLAK MASUK ISLAM
http://www.meca-me.org/newsdetails.php?id=430 (pranalanya sudah hilang dari internet pada Oktober 2011)
Mon Jan 22, 2007 2:13 am


Ini sebuah pernyataan memilukan dari keluarga Koptik yang harus mengubur putera mereka karena menolak masuk Islam.
“Kami keluarga Kristen dari desa El-Rahmania di Ngah-Hamadi, Egypt. Putera kami, Hani Sarofim Nasr, adalah tentara dalam angkatan bersenjata Mesir. Ia ditempatkan di Aswan. Nomornya dalam unitnya adalah: 33-G-2152.”

”Kami menemukan jenazahnya di Sungai Nil. Seluruh tubuhnya disiksa sebelum ia dibunuh. Anda dapat melihatnya dari bukti2 foto.”

2.”Dalam kunjungan terakhirnya kerumahnya, ia memberitahu kami bahwa atasannya memintanya untuk MASUK ISLAM. Hani menolak dan sang atasan mulai melakukan tekanan berupa bermacam2 pelecehan terhadapnya.”

3.”Hani mengatakan kepada atasannya bahwa kalau ia tidak menghentikan tekanan dan pelecehan tidak dihentikan, ia--Hani--akan melaporkan atasannya.”

4.”Si atasan menjawab, ‘Kau akan membayar mahal, Hani. SAYA SENDIRI akan mengurusimu.’”

5.”Si atasan merencanakan penyiksaan dan pembunuhan Hani dan meletakkan jenazah Hani dalam keadaan mengenaskan itu didekat desa kami untuk mengintimidasi semua Kristen dikawasan itu.”

6.”Sbg alibi, si atasan memberikan ijin bagi dua liburan bagi Hani selama periode ia menghabisi Hani, yaitu antara 4/8/2006 dan 13/8/2006.”

Tolonglah kami mencapai keadilan bagi putera kami -- Hani Sarofim Nasr. Kami dan banyak lagi wanita dan lelaki Kristen menggantungkan diri pada keadilan. Kami sudah cukup menderita. Anak2 perempuan dan wanita2 kami diperkosa, para lelaki dan bahkan wanita dibunuh karena menolak Islam, kami mengalami kehilangan pekerjaan, kemampuan untuk menafkahi keluarga, pemerasan, penculikan dan berbagai bentuk intimidasi – HANYA KARENA KAMI MENOLAK MASUK ISLAM! Pemerintah tidak mampu dan menolak melindungi kami dan kaum Muslim fanatik nampaknya lebih kuat dari pemerintah.

BANTULAH KAMI MENCAPAI KEADILAN.

Tertanda: Keluarga Nasr Family, desa El-Rahmania, Nag-Hamadi County, Egypt.
Mesir telah menerima bantuan sekitar $50 milyar US antara tahun 1975 dan 2004. Mesir senang menerima duit kafir, sambil tidak peduli dengan nasib kafir---yang notabene penduduk asli Mesir sebelum islam menjarah negeri itu---dan tetap melaksanakan intimidasi dan pembunuhan disiang bolong atas mereka yang menolak Islam. Amerika dan negara2 lain harus segera memikirkan bantuan dana mereka kepada Mesir.

Hubungi Kedubes Mesir di Washingto: http://www.embassyofegyptwashingtondc.org
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.news.faithfreedom.org/index. ... le&sid=973

The Message of Egyptian Coptic Christians in 2007
Author: NACA on Saturday, January 20, 2007 - 01:39 AM
Printable page Email to a friend

National American Coptic Assembly
NACA
Washington DC
Mr. Morris Sadek-ESQ President
[email protected]
[email protected]

Over the past fourteen Hundred years Coptic Christian in Egypt endured all forms of discrimination exerted by Muslim extremists. Since the Arab envision to Egypt in 650 AD, Copts have been always terrorized by Islamists fundamentals. Copts have compelled by Muslim leaders to relinquish their native Coptic language and adopt the Arabic one. They have been called by Al Azhar (the most prominent Islamic institution In Egypt) as infidels and rouges elements because of religion. They also have been subjected to all kind of hate crimes including, the abduction of young Coptic girls, the killing of Coptic Women and children and the destruction of their places of worship.

Over the past forty years, the government of Egypt has endorsed and fostered an environment of Islamic radicalism to recruit more Muslim fundamentals. This phenomenon played a key role to force Islam on Coptic girls and enhance the isolation of the Coptic community in Egypt. As a result of citing in the constitution that Islam is the main source of legislation in Egypt, Coptic Christians has lost the freedom of religion including the right to build churches and the right to worship free respect.

During the 80s and under the Mubark administration, Islamic militants instigated several violent episodes against the Copts and western tourists, attacked, sacked and burned churches and Coptic businesses.

During the recent package of constitutional reform that took place in 2006, Mubark did not insert any constitutional provisions that enhance the rights of Christians in Egypt. On the contrary, he kept the provision that emphasizing the role of Islam as the main source of legislation.

Enclosed are some of the incidents that demonstrate the violence endured by Copts over the past 25 years:

July 1980: St. Mary church in Cairo has been burned by Islamic Militant

June, 1981: 80 Coptic Christian were slaughtered in there houses, in the vicinity of El zauia El hamra, Cairo, Egypt

July, 1981: St. Mary Church was bombed by Muslim radicals, in the vicinity of Shoubra, Cairo, Egypt. Seven people were killed in the attack.

March 1990: Rumors that Copts are using Muslim girls in a white slave trade prompts two weeks of violence in Abu Quraqa (250 kms s. of Cairo). Churches, shops, houses and cars are firebombed and two Christians are kidnapped but there are no deaths or injuries. (Note: There are constant complaints of harassment by Islamic militants during this period. This harassment includes, as noted earlier, the spreading of false rumors, extortion and violence up to and including murder, often with the tacit approval or even participation of local officials. Such incidents, short of murder, will not be noted here unless they deserve special attention.)

May 1990: Father Bishoy Hanna was killed by Muslim extremists along with his wife and five more people at his church in the province of Alexandria, Egypt.

June 1990: A Christian liquor store owner is attacked by Islamic militants with swords and chains.

1990: In Minshiat at Nassar (310 km s. of Cairo) workers repairing a Church are attacked by Islamic Militants.

September 20-22 1991: Militant Muslims commit a wave of violence against Christian churches and shops in Imbabah, a suburb of Cairo. Police refuse to take reports of many incidents and discourage future reports. Some Copts who attempt to make reports are arrested. Also, after being harassed by a Muslim customer, a Christian butcher shoots and wounds him.

March 11 1992: 3 people are killed and more injured in a gun battle between Christians and Muslims in the village of Sanbau (350 kms. of Cairo).

April 29 1992: A church is stoned in Imbabah.

May 4 1992: 11 Copts and two Muslims attempting to defend them are killed by gunmen, believed to be Islamic militants, in Sanabu. The authorities dismiss this as being part of a local "blood feud."

October 27 1992: Four gunmen, believed to be Islamic militants, kill a Christian jeweler and his assistant.

November 1 1992: Gunmen, believed to be Islamic militants, wound 10 Copts in an attack on a bus returning to Dayrut (310 kms of Cairo) from Cairo.

December 20 1992: A Coptic weekly, Al-Watan, urges the government to stop what is called a new invasion of the schools by Islamic extremists. Headmasters are discriminating against Copts and forcing female students to wear veils. "Fanatic teachers" are also discriminating against their Coptic students. The Article notes that the government is opposed to this but is not doing enough to stop it.

January 4 1993: In two separate assaults, gunmen, believed to be Islamic militants, kill one Copt and wound another.
A Coptic church in Dayrut is firebombed.

February 23 1993: In a Reuters article, Copts complain of discrimination including: job discrimination; discrimination by government both in the awarding of scholarships and upper government jobs; an informal Muslim boycott of Copt stores; discrimination and segregation by teachers and school officials; and the removal of all reference to Copts and Christianity from many school curriculums. This has resulted in the emigration of as much as a half million in the past ten years. Although the government protects the Copts from physical threats, the Copts complain that most government action is due to the threats to the state and foreign tourists rather than any concern for the Copts.

March 1993: A report issued by the Egyptian Organization for Human Rights accuses the government of abdicating its responsibility to protect Christians from Islamic extremists. It notes that attacks occur in the sight and sometimes with the help of security and local government authorities. It further accuses the government of doing little about such incidents until it became clear that they were also a threat to "the political system and the lives of those in power."

March 1 1993: Egypt bans from mosques "scholars preach militant thoughts" due to attacks upon tourists and Christians. (Note: the government has been engaging in increasing levels of repression against Islamic militants throughout this period. This ranges from arrests to gun battles involving hundreds of police, government troops and Islamic militants. For the most part, the details of these actions are not documented here. Also, as noted earlier, many believe that this government action is due to the threat the militants pose to the state and foreign tourists rather than any wish to protect the Copts.)

April 20 1993: A Copt school teacher is shot and wounded in Dayrut by gunmen, believed to be Islamic militants. Five Islamic militants are arrested in Aswan for planning to violently disrupt a non-Muslim festival which coincides with the Coptic Easter.

April 24 1993: Assailants, believed to be Islamic militants, attack with knives and wound two Coptic high school students.

May 19 1993: In a roundup of Islamic militants, the government seizes numerous books, cassettes and videotapes calling for violence and discrimination against the Copts.

July 22 1993: A Copt physician is shot by gunmen, believed to be Islamic militants, in Manfalout (350 km south of Cairo).

August 8 1993: Gunmen, believed to be Islamic militants, in Dayrut wound a Copt in his brother's pharmacy.

August 24 1993: Gunmen, believed to be Islamic militants, kill a Christian student in Anboub (300 kms of Cairo).

September 21 1993: Gunmen, believed to be Islamic militants, kill a Copt schoolteacher in Dayrut.

October 20 1993: Gunmen, believed to be Islamic militants, open fire in a Christian owned pharmacy killing one and injuring two.

January 27 1994: A senior Copt police official is wounded in an attack by gunmen believed to be Islamic militants. His driver and bodyguard are killed.

April 25 1994: Egyptians are upset at an upcoming convention on minorities in the Middle East. They say that the Copts are not a minority and are an integral part of Egyptian society. They attribute the conference to foreign interference.

March 4 1994: An Islamic militant, believed to be guilty of two shooting attacks on Coptic churches in Mir (300 kms of Cairo) in the previous week, is arrested.

March 11 1994: Gunmen, believed to be Islamic militants, kill 5 including two monks outside a church in Qussiyah (300 kms of Cairo).

June 26 1994: A Coptic weekly accuses the government of working to increase the wave of bigotry, antipathy and hatred against Copts.

July 17 1994: Pope Shenouda III of the Egyptian Coptic Church in an outspoken interview complains of discrimination against Copts in Egypt. He says that Copts play little part in public life and face problems building and repairing churches. He complains that Copts have trouble obtaining voting cards from police, thus preventing many of them from voting. He also refers to Copts being killed by Islamic militants in southern Egypt and Copt houses being destroyed without compensation from the state.

September 1 1994: Islamic militants shoot dead 2 policemen guarding a Coptic church in southern Egypt. Note: In general the government actively opposes attacks by Islamic militants on Copts and prosecutes the perpetrators of these attacks to the full extent of the law. This is probably more a result the fact that the Islamic militants oppose the government than a desire to protect the Copts.

November 11 1994: Islamic militants kill 2 men in southern Egypt including a Christian government official.

November 22 1994: Suspected Islamic militants kill a Christian security guard in the southern Egyptian province of Minya.

February 25 1995: Suspected Islamic militants shoot dead a Christian civilian and wound another in a southern Egyptian village.

March 11 1995: Suspected Islamic militants shoot dead a Copt village elder in southern Egypt.

June 4 1995: Islamic militants seeking to avenge a dead relative kill 9 people, including 3 Copts, in 4 separate attacks in southern Egypt.

June 8 1995: Suspected Islamic militants shoot dead a wealthy Copt pharmacist for making a donation of property to his local parish.

August 13 1995: 6 are killed after a fight breaks out over a Copt girl who converted to Islam in a northern Egyptian province.

August 29-30 1995: In 2 separate incidents, suspected Islamic militants shoot dead 4 Copts in southern Egypt.

September 2 1995: Suspected Islamic militants shoot dead a Copt who works for a local council in southern Egypt.
Update 26 March 1997

7 November 1995: According to the Egyptian Organization for Human Rights, within the past 10 months, Islamic extremists have assassinated 74 police and 24 Copts in southern Egypt.

4 December 1995: Gunmen in a car shot dead three Coptic Christian men and wounded two others in a hit and run attack near the town of Abu Qurqas, In a separate attack in the same area and at the same time, gunmen shot and killed policeman Mustafa Khalil Mohamed.

9 December 1995: Forty people were killed and between 400 -700 injured during Egypt=s general elections. Thousands of Christians could not find their names on the lists and constituencies where Copts ran as candidates, their rivals distributed leaflets saying Moslems should not vote for non-Moslems.

12 December 1995: President Mubarak appointed 10 MPs and the Speaker using his constitutional privilege to enlarge the assembly with women and members of the Coptic community.

12 January 1996: A Christian farmer was killed by unidentified gunmen in the village of Abu Obeid in Minya Province.

26 February 1996: Eight Copts and three others were killed in Assuit Province in Southern Egypt. At least 47 people have died in the past two moths in Assuit and Menia Provinces. Most of these were policemen and suspected police informers (non-Copts). In a separate incident mobs set fire to 41 houses in a predominantly-Christian village in the governorate of Sharqiya after a row over a reported Church expansion. Four were injured and 50 arrested in the incident.

7 August 1996: The body of a Coptic student was found in the vicinity of Abu Qurqas.

26 August 1996: Four, including three Copts, were killed in the southern village of Nazlet Roman near the town of Abu Qurqas in Minya province. One Copt was also wounded in the attack. The five were members of the newly-formed patrols encouraged by the government to help police hunt militants using nearby fields and mountains as hideouts. A total of 23 people, not all of them Copts, have been killed in attacks during August.

4 September 1996: The American Coptic Union urged the U.S. Congress to investigate the killings of Christians in Egypt and to postpone aid to Egypt until basic rights and security were secured for all citizens.

24 January 1997: A new political party, al Wasat, was launched. Its members are Copts and former members of the Muslim Brotherhood and its goal is to heal the breaches between the two religions. It is not viewed as strong or very likely to have much influence over Egyptian politics.

February 1997: The State Department=s Country Reports on Human Rights Practices for 1996 reported that during 1996 at least 22 Copts were killed in upper Egypt where 30-40% of the population are Christians. There were also reports of acts of violence against Coptic Churches and Copt-owned businesses.

Government discriminatory practices against the Coptic community included: suspected statistical under representation of the size of the Christian population; anti-Christian discrimination in education; production of some Islamic television programs with anti-Christian themes; job discrimination in the police, armed forces and other agencies.

12 February 1997: Ten Coptic youth were killed in an attack on a Church in southern Egypt. The youth were attending a prayer service at the Church. Police believed the killings were orchestrated by the group Gama'a al-Islamiya, the largest of the militant Islamic organizations in the country. The Gama'a has attacked the Coptic community only sporadically, concentrating attacks on police and police informers regardless of religion, and they denied involvement in this attack. Moslem and Christian community leaders have unanimously condemned the attacks. It was the worst attack on the Coptic community in almost a year. Police also suspect the same gunmen in an attack which killed three Coptic Christians. They were found dead near Abu Qurqas in Minya Province.

15 March 1997: Gunmen killed 13, including nine Copts, in a predominantly Christian hamlet 300 miles south of Cairo. Though attacks on the Coptic community have increased in recent months, the overall level of violence has sharply decreased from a peak of 415 deaths in 1995 to 187 during 1996, and Islamic militants are clearly on the defensive.
Update June 1999

March 22 1997: A total of 21 Copts were killed by Islamic extremists in February and there was a growing fear that there could be a migration of Copts from Southern Egypt because of the growing fear of attack. (AP)

April 10 1997: Copts were killed in two attacks. A total of 13 Copts were killed by Islamic militants who released a statement clarifying that the Copts had not been targeted specifically. (Facts on File)

May 3 1997: The Interior Minister said that one of the faults of the Moslem brotherhood was that they want to segregate the Copts. (BBC)

October 14 1997: Two Copts and nine police were killed by militants in the South. (New York Times).

November 1998: four Policemen tortured seventy Copts because of their religious affiliation, El Kosheh, Shouag Egypt.

December 2000: 20 Copts burned to death by Muslims in El Kosheh, Shouag Egypt

January 2006: Muslim Youth Attack Copts in a Village near Luxor, Egypt

April 2006: Muslims stormed four churches in Alexandria and kill one person.


We, as Coptic Christian urge all the governmental and nongovernmental institution worldwide to pay more attention to the daily suffering of Christians in Egypt.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.islamreview.com/news/1998_news.htm
Gunmen kill three Coptic Christians in Egypt

June 14,1998
MR. MUBARAK JUSTIFIES INJUSTICE AGAINST COPTS
January 26, 1998
Mubarak's new maneuvers to evade the issue of Coptic persecution

January 26, 1998
Mubarak's new maneuvers to evade the issue of Coptic persecution
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

YOUTUBE VIDEOS of PERSECUTION AGAINST COPTS

Image
Penganiayaan Koptik
http://www.youtube.com/watch?v=MWiJtP3j ... ed&search=

Image
Penganiayaan Koptik
http://www.youtube.com/watch?v=pnsjrXTQ ... ed&search=

Image
Penghancuran Kuburan Koptik
http://www.youtube.com/watch?v=YunWYdwC ... ed&search=

Image
Penganiayaan Koptik
http://www.youtube.com/watch?v=FvJZYWI2 ... ed&search=

http://www.journeyman.tv/?lid=8935
Salah seorang lelaki Kristen ditembak dan ditikan oleh Muslim2 fanatik. Tatoo salib Koptik dipergelangan tangan si Kristen sbg tradisi kepercayaan mereka, DICONGKEL DGN PISAU.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=6197
"HEIDI : ... dibius, diperkosa, dipaksa pakai jilbab dan gunting dipakai utk mencoba memotong tato salib Kristus di pergelangan tangannya."
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.journeyman.tv/?lid=8935
DVD : Egypt - The Fear and The Faith - 40 min [1 January 1995]

Konflik antara Kristen dan Muslim adalah isu yg paling sensitif di Mesir.

Gereja dan Pemerintah Mesir membangung tembok pembungkaman yg menyembunyikan penindasan menjijikkan terhdp minoritas Kristen. Gerakan Islam nekad memaksakan Islam kpd ke 8 juta Kristen Koptik dan hasilnya sekitar 12.000 Kristen menjadi Muslim (utk menghindari penindasan, pemerkosaan dsb)

Lagipula masuk Islam membawa kenyamanan finansial dan sosial. Namun jubir Jamaat Islamiyah menunjukkan bahwa memang QURANlah yg memerintahkan mereka utk menundukkan Kristen kpd Islam. Paus Koptik mengatakan bahwa konflik ini harus dibereskan oleh Mesir, bukan masy internasional.

Di daerah2 miskin spt Kairo, keluarga2 Kristen yg terisolasi khususnya ditargetkan bagi Islam. Sering mereka diimingi2 uang atau promosi tidak diberikan sebelum mereka pindah ke Islam. Taktik2 kekerasan juga serng digunakan. Seorang ibu menceritakan ttg pemerkosaan puterinya
dan malah dianjurkan oleh polisi utk menikahi pemerkosanya atau mendekam di penjara ! Aib yg diakibatkan pemerkosaan membuat banyak gadis muda terpaksa meninggalkan keluarga mereka, menikah dgn para pemerkosa mereka dan masuk Islam.

"Ideologi ekstrim Islam ini sudah menyebar ke semua departemen pemerintah. Kini ada satu generasi penuh dari kelompo2k ini dlm posisi penting,” kata Morris Sadik, pengacara Koptik yg berjuang utk menguak identitas Muslim2 fanatik yg menyerang kliennya.

Kehidupan kaum Koptik sangat dihantui ketakutan; kebanyakan dari mereka tidak mau tampil di kamera.

Tekanan dari kaum ekstrimis Islam ini juga memaksa Muslim moderat utk memutuskan hubungan mereka dgn tetangga Koptik mereka. Tetangga yg tadinya berhubungan erat kini tidak lagi saling berpapasan, karena beda agama. Dan harapan rekonsiliasi sangat kecil. Dgn memburuknya hubungan Islam dan Barat, masy2 Kristen kecil macam ini, terisolasi ditengah2 dunia Muslim, yg menjadi kambing hitam.

A film by Mark Stucke.
White /Journeyman Pictures
(Ref: 97)

E-mail us to receive 'The Journeyman Weekly' each week.
[email protected]

Tel: 020 8941 9994 International Tel: 00 44 20 8941 9994
Fax: 020 8941 9899 International Fax: 00 44 20 8941 9899

75A Walton Road, East Molesey, Surrey KT8 0DP, United Kingdom
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

dobel
Last edited by ali5196 on Wed Mar 14, 2007 3:00 am, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.rsf.org/article.php3?id_article=18563

Months of harassment force Copt blogger to censor herself

Reporters Without Borders today condemned the months of harassment by the authorities in Qina (near Luxor, in central Egypt) that forced Hala Helmy Botros to close down her blog Aqbat Bela Hodood (Copts Without Borders) about the persecution of the Christian Coptic minority, and to stop writing on this subject for other websites.

Botros, 42, who wrote under the pseudonym of Hala El-Masry, is now the target of a judicial investigation and is banned from leaving the country.

“We are outraged by the practices used by the Egyptian authorities to intimidate and silence Botros,” Reporters Without Borders said. “With relations between Christians and Muslims off-limits in the traditional media, all she did was write posts on the Internet about the fate of the Coptic minority. It is unacceptable that freedom of expression and movement should be restricted in this fashion. We insist that the authorities guarantee Botros’ basis rights.”

In articles, interviews and video reports online, Botros had accused the political authorities and police of complicity in the attacks against Copts on 19 January when they tried to restore their church in the village of Edyssat (near Luxor). Houses were burned and the church was destroyed in the course of this violence, in which two Copts were killed and several others injured.

Her posts clearly irritated the authorities as first her phone line was cut and then her Internet connection, forcing her to go to her father’s house to continue posting. The authorities also placed her under surveillance. One night, her father was beaten by two strangers who told him, “This is a present from your daughter.”

When he went to the police station to report this, the police got him to sign a blank sheet to which they added a statement in which he appeared to accuse her of being responsible for the attack. Botros reacted by filing a complaint against the police officer concerned, Mahmoud Sabri, accusing him of bringing false charges, but the case was not pursued by the authorities.

On 15 June, she tried to fly to the United States to attend a conference about the Copts in Newark, New Jersey, but the authorities removed her from the airplane before it took off, on the grounds that she was banned from the leaving the country. She was questioned for several hours at the airport and ordered to report to a state security court in Cairo on 25 June.

Security agents raided her home on the night of 22 June with the apparent intention of arresting her, but she was in Cairo at the time. Her husband was forced to go with them and to sign a statement guaranteeing that she would report to the court three days later.

Botros went to the court with two lawyers, Mamdouh Ramzy and Naguib Gobraeil, on 25 June. She was questioned about her Internet posts and accused of “spreading false news” and of “disrupting social harmony between the Muslim and Christian communities.” She was released the same day after paying 3,000 Egyptian pounds (400 euros) in bail, but was questioned again the next day.

Fearing for her safety and the safety of her family, Botros finally decided to shut down her blog. She is being watched by plain-clothes police, her telephone is tapped and her e-mail is being monitored.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Image
Ttg diskriminasi terhdp Koptik Kristen Mesir, bgm Muslim memaksakan Islam diujung pedang sejak abad 8, Jizyah dsb.
http://www.youtube.com/watch?v=vX0K2yWv ... ed&search=
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=3966

http://mypetjawa.mu.nu/archives/063624.php
January 17, 2005
Keluarga 4 orang DIBUNUH di New Jersey setelah Ayah menerima Ancaman Mati karena Berbicara Menentang Islam di paltalk

Imigran Koptik Mesir yg tinggal di New Jersey, Hossam Armanious, isterinya dan kedua puteri mereka, 15 dan 8 thn, ditemukan tewas terbunuh secara BRUTAL di kediaman mereka pd tgl 14 Jan.

Image

Image

Image
Tattoo salib Koptik di pergelangan tangan gadis 15 tahun ini ditikam, dicabik2 dan wajahnya dirusak sampai tidak lagi dikenali.. Ini jelas bukan pekerjaan perampok biasa !!

Armanious menghabiskan waktu luangnya di chat room internet (paltalk ?), berbicara online menentang penindasan Muslim atas kaum Koptik Kristen di Mesir. Ia diancam mati oleh anggota2 Muslim di situs ybs.

"Sebaiknya kau menghentikan bullshit ini atau kami akan mencarimu dan akan mengejarmu spt ayam dan MEMBUNUHmu," demikian bunyi ancamannya. Tapi Armanious mengatakan bahwa ia berada di AS dan berhak mengatakan apapun yg ia inginkan. Malang bagi lelaki ini, bahkan di ASpun ia tidak bebas mengungkapkan pendapat.


http://www.prophetofdoom.net/Islam_in_A ... mily.Islam
Pihak penyidik mengatakan bahwa setiap korban diikat, disumpel mulut mereka dan ditikam berkali di leher dan dada. Pergelangan tangan Sylvia yg bert-tattoo-kan gambar salib Koptik kecil, dicabik2 (dimutilasi). Ini jelas tindakan Islam. Ini tindakan teror.

Anggota Koptik di Jersey City yg spt Armanious family mengungsi diri dari Mesir utk menghindari ancaman religius - tahu benar akan hubungan Islam fundamentalis dng pembunuhan saudara2 mereka ini. Salah seorang yg hadir dlm upacara penguburan mereka berteriak pada Muslim2 yg tidak tahu malu menghadiri upacara tsb, termasuk seorang sheik. "Islam pembunuhnya !" teriaknya berkali2 sebelum ia akhirnya diseret kedalam mobil polisi. Ternyata di ASpun, kebenaran tidak dapat diungkapkan.
---------------------------------
http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1326599/posts
Image
"ISLAM IS THE KILLER !"

Dr. Daniel Pipes, pada Konferensi Internasional Pertama Koptik mengatakan, Islam "adalah musuh global peradaban" yg harus diperangi oleh Muslim DAN non-Muslim. Pipes mengatakan, Islamis ingin menjelaskan dgn sejelas2nya bahwa Kristen TIDAK welcome dlm negara2 dgn mayoritas Muslim. Koptik diluar Mesir bisa bebas berbicara, sementara Koptik didalam Mesir, yg setelah penjajahan Islam, menjadi minoritas dan tidak memiliki kebebasan ini,

Hak2 mereka semakin menyurut, mereka terjebak dlm kemiskinan, ketidakjelasan, dibenci, tidak dipercaya & dianggap sbg warga kelas dua & sering menjadi korban brutalitas, kroban diskriminasi dlm pendidikan, pekerjaan, polisi dan peradilan.
Last edited by ali5196 on Tue Jul 01, 2008 2:15 am, edited 7 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.worldtrek.org/odyssey/africa ... jacop.html
Here in Egypt, there are two ways to tell if someone is a Coptic Christian. One is by their name. If they are Mohammed or Ali or Fatima, for example, they're from a Muslim family. If they are Yusuf, Daniel, or Sara, they're from a Christian family. The other is a simple tattoo of a cross that many Coptics have on their wrist.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Untuk lebih lengkapnya tentang penindasan Koptik di Mesir klik: http://www.persecution.org/
dan di bagian SEARCH, ketik Egypt

http://www.persecution.org/?s=egypt&x=0&y=0
User avatar
pod-rock
Posts: 829
Joined: Tue Nov 28, 2006 1:25 pm

Perjalananku di Mesir: kehidupan NonMuslim dlm Islam

Post by pod-rock »

http://www.unitedamericancommittee.org/ ... _egypt.htm
Perjalananku di Mesir: sekilas ttg kehidupan Non-Muslim dibawah Penindasan Islam
Oleh: Jesse Petrilla
April 21, 2008 - 02:05 AM

Saya baru-baru ini tiba kembali ke Amerika dari Mesir, dalam rangka mengamati bagaimana sih hidup non muslim dibawah kekuasaan islam. Yang saya lihat adalah sebuah situasi yang mengerikan, penuh tekanan serta diskriminasi yang diabaikan orang Amerika dan Barat.

Sebuah tempat yg penuh dengan brutalitas polisi dan korupsi, dimana non-muslim dijadikan warga kelas dua dan setiap hari dijadikan korban kebrutalan. Semua ini terjadi disebuah negara yang menjadi objek wisata populer orang AS dan yg merupakan penerima bantuan finansial Amerika sebanyak lebih dari US$ 28 Milyar selama tiga dekade ini. Saya ingin tahu bagaimana jadinya kehidupan jika musuh kita dan sekutu2 mereka sampai menguasai Amerika.

Image
Penduduk desa El Baraka di Minya melihat dari balkon pembangunan sebuah sekolah yg didanai dgn uang AMERIKA http://www.usaid.gov/our_work/features/egypt/

Yang kulihat adalah contoh kehidupan pahit yang kalau kita tidak hati2 dan membiarkan Islam mendominasi Amerika, bisa menjadi masa depan generasi muda Amerika.

Perjalanan saya dimulai dengan memakai jasa penerbangan Egypt Air dari bandara JFK. Saya kaget ketika TV in-flight menyala : biasanya yang diputar pertama kali adalah video ttg keselamatan di udara dll, tapi yang muncul ternyata adalah gambar2 mesjid dengan suara bacaan ayat Quran. Saya pernah terbang memakai jasa penerbangan israel El Al beberapa kali dan ratusan penerbangan lainnya baik Amerika maupun negara lain dan selama penerbangan, tidak sekalipun saya mendengar/menonton pemancaran doa2 Kristen atau Yahudi. Bayangkan reaksi warga AS jika perusahaan penerbangan mereka melakukan hal ini !

Jelas Muslim yang memiliki penerbangan ini berasumsi bahwa semua penumpangnya, apalagi yg non-Muslim, benar2 berhasrat utk mendengarkan lantunan ayat Quran. Setelah selesai lantunan Quran baru disetel video ttg keselamatan di udara dan perjalanan saya pun berlanjut; saya menuju Kairo dan Alexandria utk merasakan bagaimana kehidupan disana bagi orang2 non-muslim.

Hari pertama, saya kunjungi Kairo Tua. Berjalan disepanjang gang2nya saya mengunjungi banyak gereja2 kuno. Ketika saya memasuki satu tempat, saya sampai disebuah sinagog tua. Saya semangat utk menemukan dan mempelajari apa pengalaman2 yang dialami oleh orang2 Yahudi yg tinggal disana. Saya masuk dan kecewa, bahkan sangat muak ketika sinagog itu penuh dgn wanita2 berjilbab yg berjualan perhiasan dan kartu pos. Ini sebuah ‘museum’ yang sepertinya dipakai oleh pemerintah untuk menunjukkan betapa ‘toleran’nya mereka. Saya mendengar seorang tour guide menjelaskan bahwa ‘dulu pernah ada yahudi disini’ dan kata dia, hanya ada satu sinagog lainnya dikota itu. Saya jadi membayangkan apakah satu hari nanti (jika islam berkuasa) hanya akan ada satu atau dua sinagog atau gereja yg tersisa sbg museum.

Lebih menyebalkan lagi, polisi Mesir melarang segala penjepretan foto atau video, baik didalam ataupun diluar sinagog, dan mereka mengancam akan menyita peralatannya jika hal itu ditentang atau dipertanyakan.

Image
Kairo, kota bising berpenduduk 15 juta jiwa

Begitu saya melanjutkan perjalanan, suara panggilan sholat mulai dikumandangkan dari mesjid terdekat saya, lalu mesjid satunya lagi, lalu mesjid lainnya, lalu lainnya lagi, sampai suara memekakkan telinga dari ribuan TOA seluruh mesjid memenuhi angkasa dengan pekikan “AllahuAkbar” dilanjutkan dengan ayat2 Quran. Saya ingat bagaimana dibeberapa kota Amerika termasuk di Dearborn, Michigan, aturan adzan ini mulai diijinkan.

Saya menemui teman yang juga aktivis HAM di Mesir. Dia menunjukkan pada saya UU Mesir, dimana dalam artikel II menyatakan bahwa Hukum Syariah harus menjadi ‘sumber Hukum Utama’. Ini berlaku bagi siapapun yang ada didalam negeri, apapun agama mereka. Temanku itu menceritakan dan menunjukkan foto2 seorang anak perempuan Kristen yang diculik dan dipaksa masuk islam atau mati, dan keluarga mereka diancam agar tidak mengganti agamanya kembali.

Setelah beberapa hari di Kairo, perjalanan saya diteruskan ke Alexandria dimana saya ingin mengunjungi beberapa gereja disana yang telah diserang beberapa kali ditahun2 belakangan ini.

Dalam kereta api ke Alexandria kami melalui pedusunan dan perkampungan yg dipenuhi rumah2 beratap rumput; guide kami bilang bahwa hewan ternak juga tinggal didalam rumah dengan penghuni rumahnya. Saya bertanya sambil bercanda apakah para wanita tidur dikandang hewan? Tapi dia diam saja tidak menjawab.

Saat itu saya baru sadar bahwa mayoritas lelaki disana dahinya mempunyai tanda, ini mengingatkan saya akan satu ayat dari kitab Wahyu. Sang guide mengatakan bahwa tanda itu terbentuk karena dahi mereka banyak bergesekan dengan lantai/sajadah ketika sholat; Dia juga bilang bahwa di Mesir khususnya, mungkin juga ditempat lain, ada lelaki yang membakar sendok metal lalu menempelkannya didahi mereka untuk menciptakan tanda demikian, sepertinya tidak keren kalau tidak punya tanda.

Begitu kami keluar dari kereta api di Alexandria, seorang polisi menghampiri dan mengatakan kpd guide kami yg kebetulan seorang lelaki Koptik bahwa dia tidak punya ijin utk menjadi guide, lalu dia minta uang sogok kalau ingin diijinkan.

Ini bukan pertama kalinya selama tur saya ini seorang polisi tiba-tiba muncul minta duit. Kayaknya setiap saya mengeluarkan kamera, seorang polisi pasti nongol bilang tidak boleh memotret dan saya harus membayarnya kalau mau memotret. Biasanya mereka tidak minta lebih dari sepuluh atau dua puluh dollar, dan untungnya guide saya kebanyakan bisa berdebat dengan para polisi itu, hingga saya tidak harus selalu keluar uang.

Kami beranjak ke hotel dan dikamar saya menyalakan TV dan langsung merasa sebal karena melihat patung Liberty sedang terbakar; saya pindah saluran, tapi yang saya dapatkan hanya anak kecil menangis sambil tangannya diangkat keangkasa, gambar tsb tergabung dengan gambar tentara Amerika. Lalu video tsb terpotong dengan gambar anak lelaki berdarah yang menggeletak ditanah, jelas ini propaganda anti-Amerika. Anehnya disamping anak terluka itu terlihat seorang pejabat medis AS :lol: menolongnya, pastilah anak itu terluka oleh para teroris Jihad, tapi penonton pasti tidak tahu hal itu jika mendengar nada pembicara dari video itu.

Penghentian pertama di Alexandria adalah gereja St. George, gereja ini mengalami serangan brutal tahun 2005 oleh seorang muslim umur 20an yg memasuki gereja pada saat selesainya sebuah kebaktian.

Image
Sang suster tidak berdaya dan tidak bersenjata yg diserang pisau Muslim http://gatewaypundit.blogspot.com/2005/ ... egypt.html

Dia berteriak “Allahuakbar’ dan menusuk dada seorang suster dengan pisau. Beberapa hari setelah penusukan itu, massa Muslim ngamuk juga menyerang gereja tsb, mengacung2kan kayu dan melempari Kristen dan gereja dgn batu.

Image
Massa Muslim sedang menyerang gereja St George http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/4366232.stm

Banyak mobil dan tempat usaha orang Kristen didaerah tsb dibakar dan pada akhirnya tiga orang mati dlm kerusuhan muslim yg disulut oleh hasutan tentang adanya khotbah digereja tsb yang 'menyakiti islam.'

Saya melakukan kebaktian disana, dan saya dengar setiap 15 detik sekali keluar teriakan “allahuakbar allahuakbar” dari pengeras suara (TOA) yang diarahkan ke gereja ini dari mesjid seberang. Mereka berusaha berteriak2 mengacaukan jalannya kebaktian. Ini teriakan diluar panggilan sholat yang lima kali sehari, betul2 disengaja utk mengacaukan kebaktian. Teriakan2 itupun langsung berhenti begitu kebaktian selesai dan tidak terdengar selama tidak ada kegiatan digereja.

Saya mengambil video dari kejadian ini dan menyimpannya di Youtube.
Kalau tidak jelas, buka : http://www.youtube.com/user/UAC4America

Perhentian berikutnya adalah Gereja All Saints. Ketika sampai disana, saya lihat sebuah mesjid besar tepat diseberang jalan dan mesjid lainnya didekat sana juga. Ini terjadi dikota-kota lainnya, dimana ada gereja, mestilah mesjid mengepungnya. Malah saat ini akan sangat mustahil utk mendapatkan ijin membangun gereja baru dimanapun di Mesir. Thn 2006, gereja All Saints juga diserang; seorang Muslim masuk dan mulai menusuki orang2 yang ada digereja sambil meneriakkan yel2 khas dan sudah akrab ditelinga kita “AlluOOOOOOOOhuakbar!”.

Image
Sanak keluarga salah seorang korban http://www.cbsnews.com/stories/2006/04/ ... rchStories

Hari itu dia menyerang tiga gereja, melukai berat banyak orang dan membunuh seorang berumur 78 tahun. Tapi pemerintah membebaskannya dengan alasan ia 'gila.'

Saya bertemu banyak orang dalam perjalanan ini dan saya belajar banyak tentang kehidupan sebagai minoritas disebuah negara bersyariat Islam. Saya bicara dengan seorang pendeta yang mengatakan bagaimana generasi muda Kristen makin lama terIslamisasi. Saya bicara dengan orang yang mengatakan anaknya diajarkan disekolah negeri bahwa mereka akan masuk neraka jika tidak jadi muslim. Saya melihat sendiri intimidasi dan tekanan2 dan sebuah kehidupan yang didikte oleh Hukum islam yg sering tidak disadari orang2 Barat tapi secara pelahan mulai melihat.

Sebelum pergi, guide kami menunjukkan KTPnya yg disebuah sudut dicap dgn angka 2 yang besar dan bersinar. Dia bilang bahwa orang Kristen harus diberi angka itu di KTPnya. Saya tanya apakah Muslim juga diberi nomor. “Ya”, jawabnya. “Nomor Satu.”

# #

Jesse Pedrilla adalah pendiri dari The United American Committee.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Bagian 4 : Jihad vs Koptik-Mesir 639-641M**
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2674

Diskriminasi Terhadap Koptik Kristen di Mesir
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=17923

UU Diskriminatif terhdp Kristen & Murtadin di MESIR
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 2ab1624841

TV UK : menguak diskriminasi MESIR terhdp Kristen
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=22528

MESIR : anak2 Kristen dipaksa masuk Islam atau diusir dari sekolah
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=16176

Toleransi Beragama di Mesir
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 95455#9545 5

MESIR : wanita penjara 3 thn karena mengaku 'Kristen' di kartu nikah
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 256370#256 370

DAHSYAT !!! Murtadin Mesir TUNTUT HAK utk MURTAD !!!!
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=16055

Image
MESIR: diculik, diperkosa, dipaksa masuk Islam
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=6197

PAKISTAN, Mesir : penculikan gadis2 Kristen
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=6197

MESIR : isu ttg gereja baru buat Muslim ngamuk
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 169088#169 088

Mesir : Muslim Rusak Toko Kristen
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 270147#270 147
Ini foto2nya : http://www.copts.com/arabic/index.php?o ... k=view&id= 1930&Itemid=1

Serangan terhdp gereja2 Koptik Mesir
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2198

MESIR : huru hara gara2 gosip Muslim pacaran dgn Koptik****
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=10989

MESIR: Teroris Muslim "Tobat"?
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=3252

MESIR : Kristen diculik saat Ramadhan ! Dipaksa masuk Islam
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=6740

MESIR diperingatkan : hentikan siksaan pd KOPTIK (kasus Sameh Khouzam)
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=16175

MESIR: lagi2 KOPTIK digereja diserang pentungan2 Muslim
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=24442
Last edited by ali5196 on Sun Jun 29, 2008 6:29 pm, edited 1 time in total.
Post Reply