MUSLIM doyan babi kok, kata Muslim

Mencatat pendapat Muslim yg saling bentrok, berlawanan, Muslim 'moderat/reformis' vs Muslim 'radikal/fundamentalis' dan bgm Muslim memberlakukan sesama Muslim
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

MUSLIM doyan babi kok, kata Muslim

Post by ali5196 »

http://www.guardian.co.uk/commentisfree" onclick="window.open(this.href);return false; ... m.religion

Why Muslims don't pig out
Lapsed Muslims may get a taste for alcohol but pigs will fly before they allow pork onto their dinner plates
Khaled Diab
guardian.co.uk, Wednesday July 2, 2008

terjemahan dibawah. Thanks mangga manis !
Mangga Manis
Posts: 605
Joined: Mon Sep 29, 2008 3:41 pm

Re: MUSLIM doyan babi kok, kata Muslim****

Post by Mangga Manis »

http://www.guardian.co.uk/commentisfree ... m.religion


Kenapa Muslim tidak makan daging babi
Muslim KTP mungkin saja minum alkohol tetapi babi-babi akan terus berterbangan sampai mereka mengijinkan daging babi diatas piring makan mereka
Khaled Diab
guardian.co.uk, Rabu, 2 Juli 2008

Bertahun-tahun saya menyaksikan iman saya melorot dan akhirnya lepas. Tetapi lama setelah perjumpaan rohani saya dengan alkohol, sikap “dosa” saya terhadap sex, hilangnya iman saya akan agama yang diorganisir, dan ketidak mau tahuan dan ketidak pedulian saya terhadap Yang Kuasa, satu peninggalan iman saya –sapi keramat yang menolak untuk dibunuh- adalah keras kepalanya saya untuk mencoba makan daging babi.

Untuk sekian tahun lamanya, keengganan saya yang tidak masuk akal ini malah menarik minat dan menggoda istri saya. Katleen sering bingung melihat begitu banyak Muslim sekuler yang suka minum alkohol dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan adat (Islam) tapi tidak mau menyentuh daging babi. Dan saya dapat melihat begitu gembiranya dia sewaktu diam-diam memasukkannya kedalam spaghetti carbonara yang dibuatnya.

Teori saya adalah, sebagai seorang Muslim yang percaya tapi tidak melakukan (perintah Islam), tidak ada yang bisa mengalahkan alkohol –bahkan hashish atau ganja, yang dikonsumsi oleh banyak Muslim sebagai pilihan lain karena hal ini tidak secara terang-terangan dilarang, itu tidak sama dengan secangkir anggur atau segelas bir. Teman-teman saya kayaknya setuju dengan analisa saya ini.

“Jika engkau tidak minum (alkohol) sebenarnya engkau tidak pernah minum”, demikian kata Ahmed, orang Mesir di Paris yang punya citarasa tinggi akan bir, rakis dan ouzos (minuman beralkohol masyarakat Balkan & Yunani). “Tetapi soal daging babi, kan masih ada daging lain.”

Setelah itu, masih ada lagi halangan psikologis yang membuat kebanyakan Muslim harus bergulat dalam hal ini. “Saya pikir semua percakapan yang kita dengar waktu kecil bagaimana babi diberi makan dalam kubangan (penuh kotoran) dan bagaimana babi-babi ini makan sampah membuat kita merasa jijik,” kata Abdou, orang Kairo yang sudah bisa makan walaupun hanya beberapa jenis daging babi.

Kenyataannya, makan babi buat Muslim bukan hanya sama seperti makan anjing buat orang Barat, dalam kasus-kasus tertentu, kita bahkan merasa seperti makan kecoa – nah begitulah kotornya binatang-binatang ini dalam bayangan pikiran kita.

Beberapa Muslim mencoba untuk merasionalkan ketakutan mereka akan babi dengan mengatakan babi itu berbahaya untuk dimakan, khususnya pada musim panas, padahal daging babi tidak lebih beresiko, paling tidak dalam dunia modern sekarang ini, dibanding daging sapi dan unggas.

Perintah (tidak boleh makan daging babi) ini mungkin mulainya ada kaitannya dengan masalah kesehatan, atau kecemasan lingkungan di iklim tandus/kering dimana babi-babi yang mencari makan dapat merusak tanah-tanah penggembalaan yang berharga, atau ini hanya sebuah ujian iman dan ketaatan yang sederhana.

“Kita bukanlah orang-orang yang ramah terhadap babi,” demikian pengamatan Abdou.

Dan, benar, memang kita bukan seperti orang-orang itu. Di sekolah di Inggris, saya dapat melihat bahwa, tidak seperti Aladdin dan Sinbad, cerita Tiga Babi Kecil tidak menjadi cerita (favorit) anak-anak Muslim. Tidak ada seekor serigala Muslim yang bermartabat yang akan menghamburkan nafas dan endusannya hanya untuk menancapkan cakarnya ke badan babi-babi yang malang itu. Serigala Muslim lebih tertarik untuk membuat domba kecil kepunyaan Mary jadi sate kebab yang bikin liur menetes dari mulut.

Miss Piggy tidak bakalan dapat lewat ujian audisi untuk acara Muppet Show versi Muslim – bahkan untuk komiknyapun tidak. Penguji-penguji Muslim ini lebih baik menggaji Miss Bully, sapi **** yang cantik yang bisa tiba-tiba marah seperti banteng di dalam toko pecah belah.

Dengan begitu, babi-babi sebenarnya tidak mendapatkan penerimaan yang mulus di kebudayaan Barat. Dalam Animal Farm-nya George Orwell, babi-babi mempunyai sifat munafik dan curang yang pada akhirnya akan mengambil alih ladang peternakan dari manusia. Di Inggris, polisi-polisi sering disebut sebagai “babi-babi”. Binatang ini dipakai sebagai istilah untuk mencela, seperti “laki-laki, babi yang chauvinistic”, atau “babi kapitalis”. Dan orang-orang menjawab komentar-komentar yang mereka tidak suka dengan ejekan suara dengusan babi.

Akan tetapi cara pandang simpatik tentang babi kemungkinan mempengaruhi orang Yahudi, walaupunn sebenarnya daging babi dilarang dalam aturan agama Yahudi, untuk mengambil sikap yang santai terhadap daging babi. “Daging babi tidak menimbulkan bayangan yang istimewa dalam pikiran saya. Babi itu lucu. Saya hanya tidak memakannya”, kata Debby seorang Yahudi Amerika.

“Hampir semua orang Yahudi yang saya kenal makan daging babi”, kata Hagay seorang artis Israel kepada saya. “Nenek saya bahkan sering bilang: ‘Jika kamu ingin makan daging babi, sebaiknya biarkan gajihnya mengenai pipimu.’”

Dengan begitu, banyak orang Yahudi yang punya ketakutan dan reaksi yang sama dengan Muslim mengenai babi. “Kedua orang tua saya tidak suka dengan ide makan babi”, diakui oleh Gal, seorang pelajar di Tel Aviv. “Tidak satupun dari mereka yang relijius… tetapi ibu dan bapak saya beranggapan makan daging babi itu menjijikkan.”

Dan perasaan jijik itulah mungkin kunci dari keengganan saya yang lama untuk makan daging babi. Saya masih ingat dengan jelas waktu pertama kali saya makan daging babi. Pada hari kedua saya di sekolah di Inggris, perempuan di kantin menawarkan saya irisan daging Ham yang membikin saya penasaran karena daging itu kelihatannya seperti irisan daging dingin yang kami sering makan di Mesir.

Saya tidak ingat betul soal rasanya, tapi saya ingat kekagetan setelah itu ketika ibu dan bapak saya –yang suka tanya-tanya mengenai pengalaman saya di sekolah – memberitahu saya bahwa kemungkinan besar saya telah makan daging babi. Walaupun orangtua saya tenang-tenang saja mengenai hal itu dan mengatakan saya tidak salah karena hal itu tidak sengaja saya lakukan, saya tetap saja merasa malu.

Sejak saat itu, pertanyaan yang berulang-ulang kali saya tanyakan di restoran-restoran seluruh dunia adalah: apakah makanan ini mengandung babi? Kadangkala, saya bahkan membuat mimik dan suara yang menyerupai babi supaya dapat menyampaikan pesan saya. Saya ingat begitu terpesonanya saya begitu melihat teman lama saya dari Kairo memasukkan salami dan ham Itali kedalam makanannya

Dalam tahun-tahun belakangan ini, tanduk iblis (keberanian) saya mulai keluar dan sekarang saya berani makan daging babi, walaupun ada beberapa jenis daging babi yang tidak bisa saya telan. Sebagai seorang yang bangga akan keberanian untuk mencicipi berbagai macam masakan, saya senang dengan kemenangan kecil dalam soal makanan ini. Dan akhirnya saya bisa bawa pulang daging babi asap!
Post Reply