Muslim Kritik Dunia Islam: Menyalahkan Orang Lain
Posted: Sun Jun 22, 2008 12:17 pm
Menyalahkan Orang Lain
Selasa, June 17, 2008
Farooq Sulehria (Muslim)
Laporan Amnesti Internasional tentang HAK AZASI MANUSIA tahun 2007 sudah keluar. http://report2007.amnesty.org/eng/Homepage
Seperti biasanya, dunia Islam masuk kategori laporan terburuk ! Setiap negara Muslim dituding oleh Amnesti Internasional sbg telah melakukan berbagai pembunuhan, penyiksaan, diskriminasi terhadap wanita, ras yang berbeda, dan minoritas umat non-Muslim. Hukuman2 yang tidak pernah diterapkan bahkan di jaman batu sekalipun, ternyata dilaksanakan di dunia Muslim di abad ke-21. Dlm satu kasus, dua warga Saudi Arabia dijatuhi hukuman 7.000 cambukan. Benar itu: 7.000 cambukan ! Dan berapa banyak hukuman mati, nih ? Lihat tuh, di Iran ada 335, di Saudi ada 158 dan di Pakistan 'cuma' 135. Penindasan HAM tampaknya hanya satu2nya hal yang menyatukan dunia Muslim yang terpecah-belah.
Bukan laporan itu saja yang menyatakan begitu. Dunia Muslim selalu mencapai rekor sangat jelek setiap kali badan dunia manapun melaporkan hasil penelitiannya. Kebebasan berpendapat dipasung, begitu hasil laporan tahunan Reporters Sans Frontieres. Malah tentang kebebasan berpendapat ini, dunia Arab punya sebuah lelucon :
Di sebuah rapat, seorang wartawan AS berkata, “Kami benar2 punya kebebasan berpendapat di AS. Kami dapat mengritik Presiden AS sepuas hati.” Wartawan Arab menjawa, “Kamipun punya kebebasan berpendapat penuh di dunia Arab; kami juga bisa mengritik Presiden AS sepuas hati.”
Negara2 seperti Bangladesh, Pakistan atau Nigeria bergiliran mencapai kedudukan tertinggi dalam laporan Transparency International tentang tingkat korupsi negara2 di dunia. Dan setiap kali penerima hadiah Nobel berkumpul di Stockholm setiap bulan Desember, para ilmuwan dan penulis Muslim jarang ada. Ketika Naguib Mahfouz (Muslim Ahmadiyah) dianugerahi hadiah Nobel, dia malah lalu ditusuk sampai lumpuh. YG paling ironis atau tepatnya, paling tragis, adalah sang penusuk bahkan tidak pernah membaca buku2 hebat tulisan Dr. Mahfouz. Dunia Muslim juga mengutuki Dr. Abdul Salam hanya karena dia merupakan bagian dari masyarakat Ahmadiyah. Kasus yang terjadi pada Dr. Salam layak ditelaah karena menekankan rusaknya sifat Muslim di dunia Islam.
DAN jika semua usaha Muslim gagal, masih ada orang2 ‘Yahudi’ dan ‘Kristen’ yang bisa disalahkan karena kebobrokan kita (Muslim). DUnia Muslim bukannya penuh pemikiran saintifik dan rasional, tapi malah penuh dgn berbagai teori tipu muslihat. Pada setiap kasus pelanggaran HAM di Iran, Saudi Arabia atau Pakistan, jawaban Muslim selalu sama: Lihat tuh apa yang dilakukan Barat terhadap Irak, Afghanistan, Palestina, dan Chechnya. Memang benar imperialisme dan Zionisme telah ambil bagian dlm kegagalan kita, akan tetapi, banyak sekali luka2 yang diakibatkan oleh para Muslim sendiri.
Ambil contohnya perang Iran-Irak yang merupakan perang paling
berdarah abad lalu. Memang benar AS saat itu mendukung rezim Saddam. Tapi para sheikh Arablah yang panik karena revolusi Islam Iran, yang benar2 menyulut peperangan. Dan ironisnya, manakala pihak Barat yang ‘Kristen’ rela menghapus hutang Irak di jaman Saddam bernilai $66 milyar, justru pihak saudara2 Muslim Arab sendiri yang TIDAK mau menghapus hutang Irak pada mereka sebesar $67 milyar.
Juga lihat bahwa pembantaian massal Muslim abad lalu TIDAK dilakukan oleh orang2 Serbia, Israel, Amerika, Eropa atau Hindu. Pihak militer Pakistan menolak keputusan demokrasi sehingga mengakibatkan Pakistan Selatan (sekarang Bangladesh) menjadi lautan darah. Jutaan dibunuh, dipotong-potong, diperkosa, dan tidak punya tempat tinggal lagi. Untunglah, Pakistan punya tetangga ‘Hindu.’ Orang2 Hindu adalah musuh Islam sejak lahir. Anak2 Pakistan sekarang diajari bahwa pengkhianat Bengali (= pendiri Bangladesh) bekerjasama dengan tetangga ‘Hindu’ mereka dan memecah belah Pakistan. Meskipun begitu, ternyata dari semua tetangganya di Asia Tenggara, Pakistan punya hubungan yang sangat baik dengan satu2nya negara Hindu di dunia, yakni NEPAL. Pembantaian massal yang lain dilakukan oleh INDONESIA. Yang dibunuhi kali ini adalah: warga negara sendiri yang jadi anggota Partai Komunis.
Tampaknya ISRAEL tidak bisa bersaing dengan Iran dalam hal membunuhi orang2 Arab. Rezim Islam Iran paling bersemangat membela kepentingan Arab Palestina di ‘tanah jajahan’, tapi rezim ini pun secara teratur menghukum mati warga Arabnya di propinsi Khuzestan. Contoh lain bisa dilihat bagaimana pengungsi2 Afghan diusir keluar dari Iran seakan-akan orang2 Afghan itu bukan Muslim saja. Juga harus diingat bahwa ketika Emirat Afghanistan jatuh, ribuan kaum Hazara dibantai Taliban sekitar 10 tahun yang lalu – terutama karena kaum Hazara adalah Muslim Shiah. Di Irak, lebih banyak orang yang mati gara2 pertikaian Shiah-Sunni daripada melawan pendudukan AS. Pertikaian Shiah-Sunni di Pakistan memakan korban lebih banyak daripada perang2 Pakistan vs. India. Ironisnya, Pakistan sebagai satu2nya negara Muslim yang punya senjata nuklir, tidak kehilangan kekuasaan di daerah selatan yang berbatasan dengan tetangga ‘Hindu,’ tapi malah kehilangan kekuasaan di daerah barat gara2 warga negaranya sendiri.
Kita juga bisa ingat peristiwa Irak menyerang Kuwait sampai ke kejadian terakhir perang saudara Hamas vs. Fatah (ini peristiwa memalukan saat Israel merayakan hari jadinya yang ke-60). Daftar perang Muslim vs. Muslim sangat panjang. Malah tidak berkesudahan. Muslim selalu berkhayal bahwa jalan keluarnya adalah kembali ke jaman kejayaan Islam di abad ke-7 yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Setiap kali seorang saintis Barat siap untuk mengungkapkan penemuan barunya, jawaban Muslim selalu saja: kami para Muslim sudah tahu akan hal itu 1.400 tahun yang lalu.
Kita, Muslim, bunuh Theo van Gogh cuma karena tidak suka dgn filmnya. Kita bakar kota2 kita sendiri sebagai balasan atas karikatur yg dianggap menghujat. Meksipun demikian, kita tetap tidak mau mengerti mengapa jawaban kita terhadap setiap ‘provokasi’ adalah fatwa atau kekerasan membabi-buta – mungkin karena kita tidak benci kreativitas ??! Kita tidak kekurangan pikiran2 yang hebat, tapi kita tidak punya kebebasan dan kemerdekaan – bebas dari sikap dan moral yang merusak diri sendiri dan budaya yang gemar main sensor. Selain itu kita juga tidak punya kebebasan untuk berpikir dan mengungkapkan pendapat. Ini saatnya untuk menelaah penyair besar Syria bernama Nizar Qabbani yang menulis:
Lima ribu tahun
Tumbuhkan jenggot
Dalam gua2 kita.
Mata uang kita tidak dikenal,
Mata kita adalah sarang lalat.
Wahai kawan,
Hancurkan pintu2,
Cuci otak kalian,
Cuci baju kalian.
Wahai kawan,
Bacalah buku,
Tulislah buku,
Tumbuhkan kata, delima, dan anggur,
Berlayarlah ke negara yang berkabut dan bersalju.
Tiada yang tahu kalian tinggal di gua2.
Orang2 menganggap dirimu anjing buduk.
Penulis adalah seorang freelance contributor di [email protected]
Selasa, June 17, 2008
Farooq Sulehria (Muslim)
Laporan Amnesti Internasional tentang HAK AZASI MANUSIA tahun 2007 sudah keluar. http://report2007.amnesty.org/eng/Homepage
Seperti biasanya, dunia Islam masuk kategori laporan terburuk ! Setiap negara Muslim dituding oleh Amnesti Internasional sbg telah melakukan berbagai pembunuhan, penyiksaan, diskriminasi terhadap wanita, ras yang berbeda, dan minoritas umat non-Muslim. Hukuman2 yang tidak pernah diterapkan bahkan di jaman batu sekalipun, ternyata dilaksanakan di dunia Muslim di abad ke-21. Dlm satu kasus, dua warga Saudi Arabia dijatuhi hukuman 7.000 cambukan. Benar itu: 7.000 cambukan ! Dan berapa banyak hukuman mati, nih ? Lihat tuh, di Iran ada 335, di Saudi ada 158 dan di Pakistan 'cuma' 135. Penindasan HAM tampaknya hanya satu2nya hal yang menyatukan dunia Muslim yang terpecah-belah.
Bukan laporan itu saja yang menyatakan begitu. Dunia Muslim selalu mencapai rekor sangat jelek setiap kali badan dunia manapun melaporkan hasil penelitiannya. Kebebasan berpendapat dipasung, begitu hasil laporan tahunan Reporters Sans Frontieres. Malah tentang kebebasan berpendapat ini, dunia Arab punya sebuah lelucon :
Di sebuah rapat, seorang wartawan AS berkata, “Kami benar2 punya kebebasan berpendapat di AS. Kami dapat mengritik Presiden AS sepuas hati.” Wartawan Arab menjawa, “Kamipun punya kebebasan berpendapat penuh di dunia Arab; kami juga bisa mengritik Presiden AS sepuas hati.”
Negara2 seperti Bangladesh, Pakistan atau Nigeria bergiliran mencapai kedudukan tertinggi dalam laporan Transparency International tentang tingkat korupsi negara2 di dunia. Dan setiap kali penerima hadiah Nobel berkumpul di Stockholm setiap bulan Desember, para ilmuwan dan penulis Muslim jarang ada. Ketika Naguib Mahfouz (Muslim Ahmadiyah) dianugerahi hadiah Nobel, dia malah lalu ditusuk sampai lumpuh. YG paling ironis atau tepatnya, paling tragis, adalah sang penusuk bahkan tidak pernah membaca buku2 hebat tulisan Dr. Mahfouz. Dunia Muslim juga mengutuki Dr. Abdul Salam hanya karena dia merupakan bagian dari masyarakat Ahmadiyah. Kasus yang terjadi pada Dr. Salam layak ditelaah karena menekankan rusaknya sifat Muslim di dunia Islam.
DAN jika semua usaha Muslim gagal, masih ada orang2 ‘Yahudi’ dan ‘Kristen’ yang bisa disalahkan karena kebobrokan kita (Muslim). DUnia Muslim bukannya penuh pemikiran saintifik dan rasional, tapi malah penuh dgn berbagai teori tipu muslihat. Pada setiap kasus pelanggaran HAM di Iran, Saudi Arabia atau Pakistan, jawaban Muslim selalu sama: Lihat tuh apa yang dilakukan Barat terhadap Irak, Afghanistan, Palestina, dan Chechnya. Memang benar imperialisme dan Zionisme telah ambil bagian dlm kegagalan kita, akan tetapi, banyak sekali luka2 yang diakibatkan oleh para Muslim sendiri.
Ambil contohnya perang Iran-Irak yang merupakan perang paling
berdarah abad lalu. Memang benar AS saat itu mendukung rezim Saddam. Tapi para sheikh Arablah yang panik karena revolusi Islam Iran, yang benar2 menyulut peperangan. Dan ironisnya, manakala pihak Barat yang ‘Kristen’ rela menghapus hutang Irak di jaman Saddam bernilai $66 milyar, justru pihak saudara2 Muslim Arab sendiri yang TIDAK mau menghapus hutang Irak pada mereka sebesar $67 milyar.
Juga lihat bahwa pembantaian massal Muslim abad lalu TIDAK dilakukan oleh orang2 Serbia, Israel, Amerika, Eropa atau Hindu. Pihak militer Pakistan menolak keputusan demokrasi sehingga mengakibatkan Pakistan Selatan (sekarang Bangladesh) menjadi lautan darah. Jutaan dibunuh, dipotong-potong, diperkosa, dan tidak punya tempat tinggal lagi. Untunglah, Pakistan punya tetangga ‘Hindu.’ Orang2 Hindu adalah musuh Islam sejak lahir. Anak2 Pakistan sekarang diajari bahwa pengkhianat Bengali (= pendiri Bangladesh) bekerjasama dengan tetangga ‘Hindu’ mereka dan memecah belah Pakistan. Meskipun begitu, ternyata dari semua tetangganya di Asia Tenggara, Pakistan punya hubungan yang sangat baik dengan satu2nya negara Hindu di dunia, yakni NEPAL. Pembantaian massal yang lain dilakukan oleh INDONESIA. Yang dibunuhi kali ini adalah: warga negara sendiri yang jadi anggota Partai Komunis.
Tampaknya ISRAEL tidak bisa bersaing dengan Iran dalam hal membunuhi orang2 Arab. Rezim Islam Iran paling bersemangat membela kepentingan Arab Palestina di ‘tanah jajahan’, tapi rezim ini pun secara teratur menghukum mati warga Arabnya di propinsi Khuzestan. Contoh lain bisa dilihat bagaimana pengungsi2 Afghan diusir keluar dari Iran seakan-akan orang2 Afghan itu bukan Muslim saja. Juga harus diingat bahwa ketika Emirat Afghanistan jatuh, ribuan kaum Hazara dibantai Taliban sekitar 10 tahun yang lalu – terutama karena kaum Hazara adalah Muslim Shiah. Di Irak, lebih banyak orang yang mati gara2 pertikaian Shiah-Sunni daripada melawan pendudukan AS. Pertikaian Shiah-Sunni di Pakistan memakan korban lebih banyak daripada perang2 Pakistan vs. India. Ironisnya, Pakistan sebagai satu2nya negara Muslim yang punya senjata nuklir, tidak kehilangan kekuasaan di daerah selatan yang berbatasan dengan tetangga ‘Hindu,’ tapi malah kehilangan kekuasaan di daerah barat gara2 warga negaranya sendiri.
Kita juga bisa ingat peristiwa Irak menyerang Kuwait sampai ke kejadian terakhir perang saudara Hamas vs. Fatah (ini peristiwa memalukan saat Israel merayakan hari jadinya yang ke-60). Daftar perang Muslim vs. Muslim sangat panjang. Malah tidak berkesudahan. Muslim selalu berkhayal bahwa jalan keluarnya adalah kembali ke jaman kejayaan Islam di abad ke-7 yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Setiap kali seorang saintis Barat siap untuk mengungkapkan penemuan barunya, jawaban Muslim selalu saja: kami para Muslim sudah tahu akan hal itu 1.400 tahun yang lalu.
Kita, Muslim, bunuh Theo van Gogh cuma karena tidak suka dgn filmnya. Kita bakar kota2 kita sendiri sebagai balasan atas karikatur yg dianggap menghujat. Meksipun demikian, kita tetap tidak mau mengerti mengapa jawaban kita terhadap setiap ‘provokasi’ adalah fatwa atau kekerasan membabi-buta – mungkin karena kita tidak benci kreativitas ??! Kita tidak kekurangan pikiran2 yang hebat, tapi kita tidak punya kebebasan dan kemerdekaan – bebas dari sikap dan moral yang merusak diri sendiri dan budaya yang gemar main sensor. Selain itu kita juga tidak punya kebebasan untuk berpikir dan mengungkapkan pendapat. Ini saatnya untuk menelaah penyair besar Syria bernama Nizar Qabbani yang menulis:
Lima ribu tahun
Tumbuhkan jenggot
Dalam gua2 kita.
Mata uang kita tidak dikenal,
Mata kita adalah sarang lalat.
Wahai kawan,
Hancurkan pintu2,
Cuci otak kalian,
Cuci baju kalian.
Wahai kawan,
Bacalah buku,
Tulislah buku,
Tumbuhkan kata, delima, dan anggur,
Berlayarlah ke negara yang berkabut dan bersalju.
Tiada yang tahu kalian tinggal di gua2.
Orang2 menganggap dirimu anjing buduk.
Penulis adalah seorang freelance contributor di [email protected]