penjelasan muslim seperti yang dilakukan CP bukanlah penjelasan yang terang benderang, sebaliknya malah mengacaukan keterus-terangan Al-Qur'an.
kata kunci pertama untuk menihilkan argumen muslim, adalah khabar tentang ketiadaan pengetahuan Allah swt tentang apa yang dimaksud Roh sebagaimana keterangan Al-Qur'an sendiri yang diberikan sist murtad mama. Kalau Muslim membela argumennya dengan mengatakan bahwa Allah swt sesungguhnya mengetahui akan tetapi dalam hal ini apa yang berhubungan dengan Roh semata-mata hanya urusan Allah swt saja, bukan urusan Muhammad saw. Sementara itu di lain pihak Muslim mengklaim Allah swt maha mengetahui hal-hal yang Ghoib. Tentu saja klaim demikian haruslah mencakup perihal roh apa saja, baik roh manusia atau roh non manusia!
Tidak mungkin Allah swt tidak akan memberitahukan apa dan bagaimana roh beserta sifat-sifatnya kepada Muhammad saw karena hal ini penting untuk membuktikan kesahihan Muhammad saw sebagai nabi di hadapan kaum Quraisy yang memberikan 3 pertanyaan uji terhadap pengetahuan Muhammad saw. Lebih lagi Muhammad dikatakan sebagai kekasih ilahi dari Allah swt, sudah tentu semestinya pengetahuan akan roh ini harus diterima Muhammad. Dalam satu hadits ada dikatakan bahwa tujuan dari penciptaan alam semesta beserta isinya semata-mata dikerjakan demi Muhammad. Spektakuler dan sekaligus merupakan ironi akan keagungan Muhammad yang nihil pengetahuan tentang Roh. Dan sebagai akibatnya, satu dari tiga pertanyaan kafir Pagan Quraisy menggugurkan keabsahannya sebagai nabi di mata kaum Quraisy pada waktu itu.
Jadi, mengapa Muhammad saw tidak mendapat pengetahuan tentang Roh? Ada banyak jawaban untuk itu. Dan ini adalah rahasia Allah swt yang tidak pernah disampaikan kepada sang kekasihnya!
Menurut saya pribadi jika pengetahuan akan roh ini diberikan kepada Muhammad, maka ia harus memodifikasi teori ketuhanan yang menyebutkan Allah swt adalah Dzat menjadi Allah swt adalah Roh dalam wujudnya. Kemungkinan terbesar bahwa penamaan sosok Allah swt dengan Dzat adalah dalam upaya Muhammad saw untuk menyamarkan wujud Allah swt sebagai Roh sebagaimana dipahami kaum Yahudi dan Nasrani. Masih menurut saya, Dzat pada hakekatnya adalah Roh. Tanyakan pada muslim apakah Dzat itu, maka akan sukar bagi Muslim untuk menjawabnya. Sama halnya pertanyaan yang sama diajukan kepada kaum Nasrani, apakah Roh itu. Pasti juga akan mengalami kesukaran yang sama menjawabnya. Oleh karenanya ini adalah merupakan sesuatu yang sama tingkatannya. Tetapi ada perbedaan pandangan tentang Roh ini dalam keyakinan Nasrani dibanding Muslim. Kaum Nasrani dapat menjelaskan eksistensi ilahi dan sifat ke-Omnipresent-an Tuhan berdasarkan karakter Roh itu sendiri. Roh yang Maha Hadir menunjukkan ke Maha Hadiran Tuhan.
Ketiadaan konsep Roh dalam Islam membuat Muslim akan bingung tujuh keliling menjelaskan bagaimana Allah swt dapat hadir di banyak tempat secara bersamaan. Bagaimana Allah swt mampu menunjukkan eksistensinya jika sosok ini bukan Roh melainkan Dzat yang tidak jelas definisinya. Apa yang diklaim Muslim tentang sifat Omnipresent Allah swt akan menjadi sekedar klaim tak berdasar. Selebihnya dari klaim itu hanyalah merupakan penetapan teori ketuhanan yang disesuaikan dengan kesanggupan akal muslim menciptakannya, bukan berdasarkan bukti dari pengalaman spiritual berjalan bersama Allah swt.
Tidak ada seorang pun dari Muslim yang pernah mendengar atau merasakan kehadiran ilahi Allah swt, atau setidaknya beberapa Muslim soleh yang berbicara secara adikodrati dengannya. Jika ada Muslim soleh mengaku mengalami hal-hal supranatural berbicara dengan Allah swt, tidak pelak lagi Muslim lain segera menuduh si Muslim soleh yang mengaku itu sebagai orang sesat. Seorang Muslim sufi ketika mengaku menyatu (manunggal) dengan Allah swt, juga dituduh Muslim sesat mengingat Allah swt bagi Muslim mainstream tidak mungkin "turun" dan menemui wadag fisik manusia. Akan setali tiga uang dengan pengingkaran Allah swt yang tidak mungkin turun ke dunia dalam rupa manusia apalagi memasuki tubuh manusia.
Setan atau roh jahat masih jauh lebih hebat dibanding Allah swt. Roh jahat dapat hinggap ke dalam wadag manusia atau benda apa yang diinginkan. Roh ini akan bermanifestasi dalam keadaan tertentu sesuai tipe roh yang masuk. Jika roh jahat masuk ke dalam sebilah keris, maka keris itu dapat berdiri tanpa bantuan secara fisik dari manusia. Bahkan secara supranatural, keris itu dapat pergi setelah disuruh pemiliknya melaksanakan suatu tugas yang diinginkan si empunya. Kisah-kisah seperti ini sering diceritakan oleh beberapa orang yang pernah berhubungan dengan dunia roh. Bagaimana dengan Allah swt? Belum pernah rasanya kita mendengar bagaimana Muslim mengaku telah berhubungan dengannya secara alam roh dan mendapat pesan-pesan khusus. Yang kerap saya dengar malah Muslim yang mengaku didatangi roh mbah moyangnya dan sesudah itu mendapatkan kuasa supranatural sebagai paranormal (dukun) atau setidaknya jadi tukang pijat ghoib.
Lho, mengapa Allah swt tidak pernah mendatangi Muslim dan menjadikannya seorang tabib penyembuh dalam nama Allah swt? Kog malah atas nama jampi-jampi yang bersifat satanis?
Kembali kepada Jibril sebagai perwujudan Roh Kami sebagaimana yang diyakini Muslim. Keterangan yang diberikan Ibnu Ishaq dan diteruskan muridnya Ibnu Hisyam, menceritakan bagaimana Muhammad saw ketika dikunjungi suatu sosok yang tidak jelas dan belum dikenal Muhammad di Gua Hira saat ia bertahanuts. Apa yang dirasakan Muhammad saw setelah itu adalah ketakutan yang amat sangat. Mengapa ia ketakutan jika Jibril sendiri dapat menjelma menjadi manusia sempurna di hadapan Muhammad saw? Padahal bukankah Jibril dikatakan membawa tulisan pada secarik kain Dibaj saja, bukan sebilah pedang berkilat? Jika yang hadir pada ketika itu seorang manusia sempurna dengan secarik kain Dibaj di tangannya, tidak pantas Muhammad saw sebegitu ketakutannya sampai-sampai harus melaporkan rasa takut tersebut kepada sang istri Kadijah dan mengatakan jangan-jangan dia telah dirasuk setan. Kita sudah pasti dapat membayangkan kira-kira bagaimana rupa sosok yang dilihat Muhammad saw di Gua Hira dengan mengetahui wajah Muhammad yang pucat pasi. Dugaan kita, Muhammad saw melihat sosok mengerikan di sana, bukan melihat manusia sempurna!
Jika sekiranya si Roh kami ini mempunyai kemampuan merubah wujud menjadi manusia sempurna ketika berhadapan dengan Maryam ibu Isa a.s tanpa mendatangkan rasa takut pada Maryam, koq bisa-bisanya hal itu tidak terjadi pada Muhammad saw! Bukankah katanya Muhammad saw adalah kekasih Allah swt? Mestinya Allah swt memerintahkan Jibril untuk merubah wujud menjadi manusia sempurna pula di hadapan Muhammad saw, sang kekasih Allah swt. Atau mungkin Muhammad saw memiliki kelas kenabian yang sangat rendah di hadapan Allah swt sehingga Allah swt lupa memberi perintah kepada Jibril? Tetapi lagi lagi ini tidak benar mengingat alasan yang sudah saya sebutkan di atas. Jadi mana yang benar? Masih menurut saya, yang benar adalah Jibril tidak dapat dan tidak ada hak untuk mengubah wujudnya menjadi manusia. Lho, bagaimana ini? Bukankah pada riwayat lain Muhammad ada mengatakan ditemui Jibril pada kesempatan tertentu? Ah, fakta menurut Ibnu Hisyam, yang dimaksud malaikat jibril itu tidak lain adalah salah seorang pengikutnya yang dia tidak kenal nama orang itu.
Fakta kedua adalah ketika ritual telanjang dalam rangka test kebenaran sosok yang mendatangi Muhammad, apakah benar malaikat atau setan, yang digagas Kadijah. Sosok Jibril yang dikatakan Muhammad mucul pada ketika itu tidak merubah wujud menjadi manusia sempurna. Akibatnya Kadijah jadi bertanya-tanya pada Muhammad apakah sosok itu telah pergi atau masih di sana saat ia mulai membuka penutup pinggangnya. Bayangkan jika Jibril dapat merubah wujud menjadi manusia sempurna, tidak akan ada uji pornoaksi ala Kadijah. Yang ada sudah barang tentu berupa tanya jawab seru dan mengasyikkan terjadi antara Jibril dengan Kadijah.
Oleh karena itu klaim Roh kami sebagai Jibril telah gugur demi kebenaran!
Quran Mengaku Isa Penjelmaan Allah swt
Mirror
Faithfreedom forum static