Re: Benarkah bahwa kalian itu bertuhan?
Posted: Fri Dec 29, 2006 11:30 am
Apapun itu, tidak membawa dampak yang buruk...daddy wrote: Merasa dan rasa sangat berbeda walaupun tipis bedanya.
InsyaAllah emang begitu...daddy wrote: Meyakini dengan bukti yang nyata?
Setuju, segala sesuatu yang baik datangnya dari Allah. Walaupun terkadang manusia tidak bisa menangkap semua yang Allah kehendaki melalui jalanNya.daddy wrote: Jangan terkecoh dengan hati. Kalau anda mendapatkannya dengan hati yang tenang dan emosi dalam diri kita hilang, saya yakin itu langsung dari Allah. Tapi kalau masih ada emosi/nafsu yang tidak bisa dikontrol, saya yakin itu buatan JIN. Apakah hati itu tidak sama dengan ruhani?
Saya tidak bisa melihat Allah, dan mungkin tidak akan pernah bisa, karena mata ini udah keburu kotor . Tapi saya melihat apa2 yang menjadi kehendakNya, merasakan, mendengar, dsb.daddy wrote: MENDENGAR, Ingat Allah itu tidak berkata-kata. QS42:51. Melihat. Apa yang dillihat dan seperti apa Allah itu?
Setuju, semuanya memang berdasarkan kehendak Allah. Dan juga setuju kesabaran itu tidak ada batasnya, hanya pemikiran sekarang yang menciptakan pemikiran seperti itu.daddy wrote: Membela ajaran Allah? Ajaran itu untuk dipelajari, bukan untuk dibela. Siapa yang akan menghilangkan/memusnahkan ajaran yang sudah terlanjur diserap oleh akal kita. Kecuali kalau kita dilarang menggunakan akal/kepala kita. Menghujat Allah, jika fitnah ttg Allah terus dibiarkan. Jangan khawatir soal itu, Allah punya rencana sendiri untuk itu, seperti yang anda yakini akan semuanya berdasarkan kehendak Allah. QS76:30
”Dan tiadalah kamu berkehendak kecuali yang dikehendaki Allah”. Allah kan maha kuasa. Biarkan Allah yang bertindak. Apa kuasa kita sebagai manusia biasa. Ini yang disebut cobaan ut kita, apakah kita cukup kuat untuk bersabar. Dan jangan mengatakan bahwa kesabaran itu ada batasnya. Tidak sama sekali. Kesabaran tidak ada batasannya.
Benar ajaran untuk dipelajari, tetapi apakah salah dengan membela apa yang menjadi keyakinan kita, membela dengan cara apa?, itu masalah yang harus dimengerti. Saya hanya berusaha memperlihatkan ayat2 Allah dan ajaranNya yang ditangkap secara menyimpang oleh golongan tertentu, dan berusaha untuk menjelaskannya, kalo tetap tidak mau terima yah silahkan mereka berpendapat, silahkan anda lihat post2 saya.
Seperti saya katakan sebelumnya, saya sebisa mungkin tidak akan menghujat ajaran mereka, saya hanya berusaha menjelaskan apa yang mereka hujat ttg ajaran yang saya yakini, itu saja.daddy wrote: Katakanlah yang berbeda keyakinan adalah penhujat. Jangan terpengaruh dengan hujatan org yang mengaku beragama lain. Itu adalah sifat dengkinya yang berbicara. Biarkan orang menilai si penghujat, apakah itu ajaran agamanya. Hujatan itu akan jadi bumerang untuk dirinya sendiri. Nah, saya gak tahu dia dapatkan ajaran itu dari mana? Pasti salah ajaran.
Bagaimana pun berbedanya cara pandang kita ttg keimanan kepada Allah, tetap Allah yang berhak menilainya, bukan begitu?.daddy wrote: Ya, yang tidak beriman. Tapi saya tidak tahu persepsi anda dengan keimanan.
Jadi apakah maksud anda semua darah daging termasuk manusia sendiri adalah haram?. Hmm...coba tolong anda perjelas lagi maksud anda...daddy wrote: Termasuk diharamkan darah daging babi. Inilah yang saya maksud dengan mengkaji musytasyabihatnya dan dihubungkan dengan ayat All Hajj tsb. Jadi darah daging itu apa artinya.
Setuju. Berarti tetap diartikan bahwa jasmani dan rohani digunakan untuk beriman kepada Allah bukan?.daddy wrote: Jasmani kita harus tunduk oleh rohani kita. Karena pasangan jasmani dan rohani sama halnya pasangan yang Haq dan yang Batil. Nah masukan katagori mana jasmani dan rohani dengan yang Haq dan Batil. Jangan dicampur adukkan yang Haq dengan yang Batil.
Dunia dan akherat. Kaji pasangan-pasangan sampai dengan laki dan perempuan. Knp IMAM harus seorang lelaki, berjemaah perempuan harus dibelakang?
Begitu?, berarti ingin bersedekah dan niat bersedekah berbeda, baik kalo anda menganggapnya begitu, bagi saya selama yang diinginkan ato diniatkan itu adalah baik adanya, itu bukanlah masalah.daddy wrote: Disini anda sudah memutar balikkan yang haq dengan yang batil. Rohani ini selalu baik dan suci. Tapi anda memakai kata ingin. Padahal ingin adalah bentuk nafsu, sedangkan rohami bukan bentuk nafsu, hanya itikad/niat baik secara spontanitas tanpa rencana. Biasanya yang banyak mempunyai keinginan2 adalah jasmani. Yang anda maksud mungkin apabila ada sir (niat rohani), jasmani hanya sebagai pelaku saja.
Dan berarti kembali anda membenarkan bahwa untuk beriman kepada Allah tetap ada hubungan antara rohani dan jasmani. Bukan begitu?.
Loh?, bukannya pernyataan anda sebelumnya tidak menunjukkan kesimpulan anda diatas?, ato saya yang salah mengerti maksud anda?.daddy wrote: Allah mnciptakan alam semesta berikut isinya untuk bergerak dan hidup secara dynamis. Diam adalah statis. Saya kira ALLAH tidak menghendaki demikian.
Setuju. Allah yang Menghidupkan, Allah pula yang Mematikan. Tetapi apakah mematikannya Allah itu melalui manusia bukan berarti Dia yang mematikan?. Dan bukannya seseorang itu hidup Allah juga yang menentukan?, walaupun dia hidup melalui pertolongan orang lain?.daddy wrote: Balasan dan pahala adalah wewenang siapa? Saya kira bukan manusia. Itu ultimatum Allah, bukan manusia.
Baik, saya tidak akan berdebat dengan anda ttg masalah ini. Berarti selama ayat2 Allah itu menurut diri anda benar ato salah anda bisa menilainya dan untuk menentukan mengikutinya ato tidak. Baik itu cara anda, silahkan, saya memiliki cara yang berbeda pula, benar tidaknya kita kembalikan kepada Allah.daddy wrote: Saya kira pantas. Karena kita diwajibkan untuk menggunakan akal atau berfikir. Allah menggunakan perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya berpikir.
Setuju. Oleh sebab itu saya tidak pernah memaksa mereka untuk percaya ttg apa yang saya jelaskan mengenai islam.daddy wrote: Memang kalau nabi isa bertutur kata itu sebenarnya yang disebut kalamullah (Allah yang sendiri yang berkata-kata melalui Isa), begitulah semua nabi yang dipilih mempunyai kuasa untuk itu. Tapi kalau tubuh manusianyapun dianggap tuhan, itu salah persepsi mereka yang sudah terdogma turun temurun dan sudah mendarah daging. Walau diturunkan nabi Mohammad dengan Al Qur’annya, kalau dia tidak percaya, apa yang bisa kita lakukan? Agama itu bukan paksaan, betul tidak kalau anda sering buka2 Al Qur’an pasti anda pernah membacanya dan tidak memungkirinya , bukan?
Heuheuheu kalo pun anda yakin tidak mengapa kok...daddy wrote: Saya ingin tahu persepsi anda, apakah itu mukasfaat atau musjtasyabihat. Karena sys dh punya jawaban untu anda bila membalas pertanyaan saya. Jangan kwatir sy tidak akan menghukum anda. Saya bukan hakim.
Tentang ayat tersebut saya menggolongkannya kepada mutasyabihaat, sejelas apapun maksud ayat itu, tetap yang mengetahuinya adalah Allah dan manusia pada saat itu. Sedang muhkamaat saya lebih condong kepada ayat2 ttg jual beli, perkawinan, dsb.
Perbedaan itu bukan dilihat dari apa yang kita perbuat, tapi bagaimana manusia itu menyikapi apa yang diperbuat oleh orang lain.daddy wrote: Begitu juga sudah saya tekankan yakin anda dengan melihat wujud-NYA seperti apa, kalau kita sama2 tahu masa berbeda?
Selama yang dituju adalah sama bukanlah menjadi suatu masalah, tapi ini menurut saya loh...
Begitu...
Heuheuheu...anda ini muslim yang aneh...bahkan saya meragukan bahwa anda muslim...daddy wrote: Oya pasti, dengan cara mati adalah cara yang baik untuk menemui-NYA. Tapi anehnya gak boleh bunuh diri, ya? Heheheheheh!
Untuk pemikiran seperti anda diatas tidak mungkin masalah bunuh diri pun anda menanyakannya...
Tapi yah saya ini hanya manusia biasa yang bergantung kepada Allah, benar tidaknya Allah lah yang lebih Mengetahui...
Begitu...
*Maaf reply nya telat, kemaren lagi sakit plus internet lemot...