Jadi OSAMA atau TIDAK?

Pembelaan bahwa Islam adalah ajaran dari Tuhan.
Post Reply
Pengen_TAU
Posts: 26
Joined: Sat Nov 25, 2006 1:33 pm

Jadi OSAMA atau TIDAK?

Post by Pengen_TAU »

Pacarku bilang dengan aku, bagaimana kalau aku nanti punya anak dan diajarkan secara islam.
Apakah anak aku nanti bisa baik seperti aku atau bisa seperti osama cs??
Kalau aku pribadi aku tidak mau anak aku seperti mereka(Osama cs), karena aku juga dibesarkan di keluarga islam dan otomatis secara islam, tapi aku bisa tidak seperti mereka.
Mungkin aku akan mendidik anakku seperti kedua orangtuaku mendidik aku.
Lalu pacarku langsung menghujat, liat itu, buka ayat2 alquran yang suruh bunuh, ngajarin ngesek, dll. Lalu aku bilang, ayat diturunkan berdasarkan apa yang sedang terjadi. Kita harus memahami bagaimana surat itu diturunkan. Lalu aku juga mengambil contoh dari alkitabnya, seperti : yang membolehkan seorang ayah menjual anak perempuannya untuk menjadi budak, dan memotong tangan seorang istri yang membantu/menolong suaminya disaat suaminya diserang, tapi aku tidak pernah menghujat agama dia (tapi ada didalam benakku untuk bertanya ttg ayat itu), karena aku berfikir, suatu ayat diturunkan pasti karena ada sebabnya. Jadi aku harus tau kapan dan mengapa ayat itu turun (mungkin hal seperti itu salah satu yang aku ajarkan dengan anakku kelak).


Pacarku bilang : Iya betul di alkitab ada ayat sadis,tapi adakah kristen yang mem bom,bunuh,ngesek berdasarkan ayat2 tersebut? Lihat osama cs,mereka nge bom berdasarkan ayat-quran.

Lalu pacarku bertanya ? bagaimana kalau ternyata anak2 jadi teroris seperti osama?
Kan tidak ada yang menjamin kelak anak2 jadi alim baik,mungkin sajakan melenceng jadi teroris.

Kalau diagama lain pacarku yakin anak2 tidak mungkin jadi teroris.jadi pembunuh mungkin saja,tapi paling tidak anak2 tau klo membunuh itu salah.tidak seperti osama cs,yg menganggap membunuh itu jihad dll.

Jadi, pacarku masih tetap kekeh bahwa islam yang keras, yang ngajari ngesek,bunuh non muslim dll, itu adalah islam yang sebenar-benarnya islam.justru aku yang tidak menjalani islam yang sebenarnya.[/b]


Mohon tanggapan baik yang pro dan kontra.
taksanggup
Posts: 231
Joined: Wed Nov 01, 2006 11:46 am

Post by taksanggup »

lebih baik mikirin diri sendiri aja dulu, apakah sudah banyak melakukan kebaikan atau belum?
kalo belum, ya kalo mau banyak kebaikan,kayaknya laukukanlah kebaikan sebanyak-banyaknya, kalo gak mau, lakukanlah kejahatan sebanyak anda suka.
kalo udah, mending mikir dulu banyak berbuat kebaikan itu yang kayak gimana?, jangan-jangan bukan kebaikan yang kita lakukan atau hanya sangkaan saja kalo kita sedang melakukan kebaikan.

Kalo kita berharap seseuatu yang baik (misalnya, ingin turunan*kita menjadi anak yang baik) dengan cara kita berbuat baik pula, dalam ALQur'an dijelaskan bahwa hal tersebut akan terlaksana, dengan catatan kita terlebih dahulu yang banyak berbuat kebaikan. maaf ayatnya lupa.
Jadi, pacarku masih tetap kekeh bahwa islam yang keras, yang ngajari ngesek,bunuh non muslim dll, itu adalah islam yang sebenar-benarnya islam.justru aku yang tidak menjalani islam yang sebenarnya
kalo masalah "yang keras, yang ngajari ngesek,bunuh " itu mah masalah pribadi setiap orang, kalo sanggupnya melaksanakan hal itu ya terjuluk lah "penjahat", meskipun "ngaku-ngaku" beragama islam. beragama islam, kristen, hindu, budha dll, itumah cuma sebutan di dunia saja, aslinya mah cuma dua, atas nama baik dan atas nama buruk. atas nama agama adalah untuk mengatur keberadaan suatu bangsa, atas nama islam mengajarkan tata cara beribadah seperti ini, kalo atas nama kristen mah seperti itu, kalo atas nama budha seperti yang satu lagi, kesemuanya mengajarkan/ mengatur penganutnya untuk berbuat baik.

perbuatan baik/buruk tidak akan ditanggung oleh agama manapun, tp ditanggung oleh pribadi yang menyetujui untuk melakukan hal tersebut.(baik berbuatan baiknya atau buruknya)
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Re: Jadi OSAMA atau TIDAK?

Post by ali5196 »

Pengen_TAU wrote: Kalau aku pribadi aku tidak mau anak aku seperti mereka(Osama cs), karena aku juga dibesarkan di keluarga islam dan otomatis secara islam, tapi aku bisa tidak seperti mereka.
Kalian dibesarkan dilingkungan Islam ABANGAN. BUKAN Islam ASLI. Semakin jauh kalian dari ajaran Islam yg asli, semakin manusiawi kalian.

Tolong ini dimengerti, dicamkan. Kalau kalian ketemu Osama suatu hari, atau ke Arab, kalian akan dicap kafir dan murtad, karena tidak mengikuti Islam sesungguhnya. Silahkan kalian menutup mata atas kenyataan ini : bahwa Osama SAMA SEKALI tidak melanggar Islam.

Lalu pacarku langsung menghujat, liat itu, buka ayat2 alquran yang suruh bunuh, ngajarin ngesek, dll. Lalu aku bilang, ayat diturunkan berdasarkan apa yang sedang terjadi. Kita harus memahami bagaimana surat itu diturunkan.
Neng/Mas, makanya jangan sebut Quran itu sbg buku yg berlaku bagi segala jaman, atau bagi semua umat manusia. Buktinya, spt yg kau bilang sendiri : Quran diturunkan BAGI JAMAN TSB, tergantung kondisi dan keadaan. Quran hanya dimaksudkan bagi orang Arab, bagi jaman mereka. Karena itulah Quran tidak dapat diterapkan dijaman sekarang.

Ini aja sudah menunjukkan kejanggalan permanensi ajaran Quran/Islam.

Gua heran bahwa kau sama sekali tidak bisa melihat bahwa GANDHIpun lebih damai dari nabimu itu. Gandhi biar diserang kanan kiri, atas bawah, TETAP mengajarkan kasih, ahimsa dan rekonsiliasi. Lain dgn Muhamad. Dikit2 : jarah, perkosa, bakar, bunuh, benci, sungut2. Apa2an tuh ! Inikah standarmu bagi seorang nabi ??

GuaPUN lebih mulia dari Muhamad. Tidurin anak dibawah umur belum pernah, curi kekayaan orang lain belum pernah, apalagi menjarah, membunuh, memperkosa.
Lalu aku juga mengambil contoh dari alkitabnya, seperti : yang membolehkan seorang ayah menjual anak perempuannya untuk menjadi budak, dan memotong tangan seorang istri yang membantu/menolong suaminya disaat suaminya diserang, tapi aku tidak pernah menghujat agama dia (tapi ada didalam benakku untuk bertanya ttg ayat itu), karena aku berfikir, suatu ayat diturunkan pasti karena ada sebabnya. Jadi aku harus tau kapan dan mengapa ayat itu turun (mungkin hal seperti itu salah satu yang aku ajarkan dengan anakku kelak).
Ketahuilah bahwa Perjanjian Lama ALkitab adalah cerita2/dongeng2 orang2 Yahudi. Tidak ada satupun Yahudi yg menganggap Perjanjian Lama/Torat ditulis sendiri oleh Yahwe yg copy aslinya disimpan di surga.
Lain dgn Islam. Quran dikatakan adalah hasil karangan ALLAH sendiri (diwahyukan lewat nabi dsb dsb). CAMKAN INI. Ini perbedaannya.

Jadi, PL bisa dikatakan berlaku utk jamannya, dan memang tidak dianggap sbg buku yg dongeng2nya HARUS diberlakukan pada saat ini. Lain dgn Quran.

Kalau gua boleh usul sama pacarmu : maaf kalau ini terkesan keras, tapi gua juga mengalami ini dgn pacar gua. Sama sekali tidak mau melihat kejanggalan dalam Islam. Padahal dia bukan Muslim, tetapi membela mati2an agama Islam karena ia kukuh pada prinsip : semua agama sama. Ini menunjukkan betapa konyolnya otak manusia. So, gua putusin aja deh, biar nggak pusing di kemudian hari. Sakiiiiiiitttttt dehh ... Belum lagi gua kehilangan kontrak bisnis dari babehnya .... Tapi ternyata 5 thn kemudian gua tidak pernah menyesal akan keputusan gua itu. Dan malah dia sekarang yg nyesel.

Sorry yah, tapi kalau orang sudah menunjukkan kebebalan kronis... ini sama saja dng banting kepala kita ke tiang besi tiap hari. Gua lebih cinta kepala gua. SO, so long babe !
Last edited by ali5196 on Tue Dec 12, 2006 3:32 pm, edited 1 time in total.
User avatar
cahkangkung
Posts: 1334
Joined: Mon Sep 25, 2006 8:43 am
Location: Malta

Re: Jadi OSAMA atau TIDAK?

Post by cahkangkung »

ali5196 wrote: Kalian dibesarkan dilingkungan Islam ABANGAN. BUKAN Islam ASLI.
Apakah orang tua Pengen_Tau telah melaksanakan Quran dan Hadist secara benar? Pernah membacanya,terutama Hadis2 Sahih ttg Muhammad? Osama selalu melakukan tindak tanduk ke-terorisannya berdasarkan hukum2 agama Islam yang murni,sebagaimana para Taliban di Afganistan!

Pengen_Tau,adakah hal2 yang ternyata cukup mengejutkan anda temukan melalui FFI tentang tindak tanduk Muhammad yang selama ini orang tua Anda tidak beritahu/ tidak tahu? Saya selalu beranggapan Muslim yang telah mengetahui dan berusaha melaksanakan Quran dan Hadist secara benar,murni dan konsekwen adalah Osama2.Padahal seorang yang menyakini suatu keyakinan dan agama,seharusnya wajib dengan konsisten menjalankan perintah2 agamanya dong??
SQUALL LION HEART
Posts: 2155
Joined: Thu Nov 23, 2006 8:56 am
Location: ujung langit

Post by SQUALL LION HEART »

Yup.. belajarlah di sini...
jikalau osama sempat mampir ke FFI , mungkin ceritanya akan menjadi lain...
Pengen_TAU
Posts: 26
Joined: Sat Nov 25, 2006 1:33 pm

Post by Pengen_TAU »

untuk ali5196.....

thanx kritikan untuk menanyakan apakah orangtua aku mengajarkan islam yang sesungguhnya. yang aku tau, orang tua aku bilang ke aku, kalau terima sesuatu itu harus benar2 dicerna dulu, cari tau dulu, apa sebab dan akibatnya dll.jika pendapt satu dengan pendapat yang lain berlainan, maka kembalikanlah ke alquran.gitu.....

makanya kemarin aku baca ditopik yang 4 sebab murtad itu, aku kan baca dulu, cerna dulu. ternyata ada hal yang aku tanyakan untuk kamu.
mungkin bisa kamu lihat lagi di pengen_tau ttg ayat pedang, klo ga salah halaman 2. mengenai pertanyaan aku ttg surat yang anda kutip "Al Jin".

dan juga masalah osama, banyak juga yang tidak mendukung dia dikalangan muslim. sepertinya aku ikut dibarisan muslim2 ini deh.

thanx
User avatar
Kane
Posts: 1571
Joined: Thu Jul 27, 2006 2:48 pm
Location: Bandung, Indonesia

Re: Jadi OSAMA atau TIDAK?

Post by Kane »

Pengen_TAU wrote:Pacarku bilang dengan aku, bagaimana kalau aku nanti punya anak dan diajarkan secara islam.
Apakah anak aku nanti bisa baik seperti aku atau bisa seperti osama cs??
Kalau aku pribadi aku tidak mau anak aku seperti mereka(Osama cs), karena aku juga dibesarkan di keluarga islam dan otomatis secara islam, tapi aku bisa tidak seperti mereka.
Mungkin aku akan mendidik anakku seperti kedua orangtuaku mendidik aku.
Lalu pacarku langsung menghujat, liat itu, buka ayat2 alquran yang suruh bunuh, ngajarin ngesek, dll. Lalu aku bilang, ayat diturunkan berdasarkan apa yang sedang terjadi. Kita harus memahami bagaimana surat itu diturunkan. Lalu aku juga mengambil contoh dari alkitabnya, seperti : yang membolehkan seorang ayah menjual anak perempuannya untuk menjadi budak, dan memotong tangan seorang istri yang membantu/menolong suaminya disaat suaminya diserang, tapi aku tidak pernah menghujat agama dia (tapi ada didalam benakku untuk bertanya ttg ayat itu), karena aku berfikir, suatu ayat diturunkan pasti karena ada sebabnya. Jadi aku harus tau kapan dan mengapa ayat itu turun (mungkin hal seperti itu salah satu yang aku ajarkan dengan anakku kelak).


Pacarku bilang : Iya betul di alkitab ada ayat sadis,tapi adakah kristen yang mem bom,bunuh,ngesek berdasarkan ayat2 tersebut? Lihat osama cs,mereka nge bom berdasarkan ayat-quran.

Lalu pacarku bertanya ? bagaimana kalau ternyata anak2 jadi teroris seperti osama?
Kan tidak ada yang menjamin kelak anak2 jadi alim baik,mungkin sajakan melenceng jadi teroris.

Kalau diagama lain pacarku yakin anak2 tidak mungkin jadi teroris.jadi pembunuh mungkin saja,tapi paling tidak anak2 tau klo membunuh itu salah.tidak seperti osama cs,yg menganggap membunuh itu jihad dll.

Jadi, pacarku masih tetap kekeh bahwa islam yang keras, yang ngajari ngesek,bunuh non muslim dll, itu adalah islam yang sebenar-benarnya islam.justru aku yang tidak menjalani islam yang sebenarnya.[/b]

Mohon tanggapan baik yang pro dan kontra.


Itu semua gimana anda dan pacar anda yang kemudian jadi orang tua dari anak2 anda.

Kalo yang dipikirin dari masing2 keyakinan hal2 yang seperti anda sebutkan, mudah2an anak2 anda pun jadi seperti apa yang anda takutkan, tapi kalo anda memikirkan dan memahami dibalik semua itu melalui tauhid rububiyyah dan uluhiyyah kepada Allah, insyaAllah semuanya akan baik2 saja, tidak ada pemikiran yang negatif ttg apa yang diajarkan islam. Tidak ada pemikiran yang dibuat susah, takut salah, dsb diakarenakan ketauhidan anda kepada Allah. Pertanyaannya, sejauh mana kah anda memahami tauhid tersebut?, apakah anda cuma agama ortu?, anda yang bisa menjawab semuanya.
Athan
Posts: 967
Joined: Mon Jul 03, 2006 10:40 am

Post by Athan »

Kasih disandingkan dengan Akal, disandingkan dengan Realitas...........

Jika anda mengatakan pacar anda terlalu terburu2 melakukan judgement, anda juga secara logis melakukan kesalahan yang hapir sama. Terlalu terburu2 melakukan DEFENCE dan tidak mau mencerna........
Pengen_TAU
Posts: 26
Joined: Sat Nov 25, 2006 1:33 pm

Post by Pengen_TAU »

alo semua.....

banyak sekali masukan yang saya dapat dari kalian semua.
to athan, thanx yah atas :
Kasih disandingkan dengan Akal, disandingkan dengan Realitas...........
itu masukan buat aku yang sangat berarti. makanya aku tidak langsung menelan info2 yang aku dapat, aku baca, aku cari tau dan aku telaah.

kalau masalah anak ku kelak ingin menjadi osama, aku tidak mau. tapi yang pasti aku akan mengajarkan anakku sifat suka memberi maaf tetapi jangan sampai menggampangkan timbulnya kejahatan. aku menghendaki agar anakku jujur dan berani menerangkan yang benar, sekalipun perkataan yang benar itu akan membawa dia dalam kesulitan. aku menghendaki agar manusia itu selalu berbuat baik, sekalipun terhadap orang yang pernah berbuat jahat terhadapnya. dan aku akan mengajarkan supaya menjadi manusia tetap suci, tetapi tidak dengan jalan dikebiri. Manusia harus berendah hati, tetapi jangan melupakan harga diri.
mungkin itu hal2 yang akan aku terapkan kepada anakku.

selanjutnya pacarku juga bertanya kepada saya, jika saya punya anak perempuan, tegakah saya untuk menyerahkan anak saya kepada laki2 yang ingin memiliki istri banyak. Tentu saja dalam hati saya berkata tidak. Lalu dia menunjukkan kepada saya ayat2 dalam quran yang menunjukkan islam itu mempunyai Tuhan yang gila, menyesatkan umatnya, membolehkan untuk kawin banyak. Dia menunujukkan surat An-Nisa (namun mungkin hanya ayat satu itu saja yang dia baca, tidak membaca ayat selanjutnya). Lalu saya mencari tau maksud ayat tersebut diturunkan, karena sebagai muslim kita pasti sudah mengetahui, bahwa ayat2 itu turun sesuai dengan kejadian, yaitu sifat2 itu hendaknya diterapkan pada waktu-waktu yang tepat.
Perbedaan penafsiran ayat poligami (QS An-Nisa/4:3) sudah benyak diwacanakan. Inti utama perbedaan adalah pandangan tentang keabsolutan institusi poligami. Ayat poligami turun setelah Perang Uhud, di mana banyak sahabat wafat di medan perang.

QS. 4:3 Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

Ayat ini memungkinkan lelaki Muslim pada masa itu mengawaini janda atau anak yatim jika dia yakin inilah cara melindungi kepentingan mereka dan hartanya dengan penuh keadilan (kalau saya tidak salah dulu belum adanya hukum2/ketentuan2 masalah harta waris dan hak yatim piatu juga janda2). Jadi, ayat ini bersifat kondisional. Sekarang banyak orang yang cenderung melupakan motif ini.

Karena Al-quran itu adalah panduan hidup sampai akhir hayat, yang juga memuat hal2 yang berhubungan dengan kemudian hari.
Ayat selanjutnya (4:129) secara kategoris menyatakan, tidak mungkin seorang lelaki dapat berlaku adil terhadap istri-istri nya, betapapun dia menginginkan. (kalau saya tidak salah juga ini diturunkan setelah adanya hukum2 waris, janda dan anak2 yatim.)

QS. 4:129 Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri- istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

jadi aku berhak untuk tidak menginginkan anakku dipoligami. karena aku merasa ini bukannya jaman/masa perang uhud.

memang semua kehendak Tuhan apa2 yang akan terjadi dengan kita. kita tidak tau apa yang akan terjadi. tetapi sebagai manusia kita harus berusaha. makanya anak perempuan ku kelak akan aku didik dengan semampuku, selain dengan agama yang kuat, aku akan memberi pengertian akan cinta kasih yang tulus dengan seseorang lawan jenis, mungkin misalnya dengan melihat kebaikan dan ketulusan, jangan menilai pria dengan tampang dan fisiknya saja. selanjunya untuk kedepannya aku pasrahkan kepada Tuhan.
User avatar
Trully_78
Posts: 375
Joined: Thu Oct 19, 2006 9:59 pm
Location: Black Forest

Post by Trully_78 »

BENARKAH DERAJAT WANITA MEMBAIK SETELAH DATANGNYA ISLAM ?
Naskah asli : http://www.faithfreedom.org/
Oleh: Ali Sina

Bertentangan dengan kepercayaan umum kaum Muslim, Islam TIDAK sedikitpun meningkatkan derajat wanita di Arab Saudi. Malah merendahkan. Salah satu bukti terdapat dalam Hadith:

Bukhari Volume 3, Buku 43, Nomor 648
Narasi Abdullah bin Abbas:
"Saya ingin bertanya kepada Umar tentang kedua wanita diantara para isteri Nabi yang dikatakan Allah : “Jika kedua diantara kalian bertobat kepada Allah …”
Saya mengatakan, “Wahai Ketua !” Siapa kedua wanita di antara isteri Nabi yang disebut Allah sebagai “Jika kedua diantara anda bertobat kepada Allah (66.4)”? Ia menjawab, “Saya heran atas pertanyaan anda, Wahai Ibn Abbas, Tentu mereka adalah Aisha dan Hafsa.”


Lalu Umar meneruskan narasi dan mengatakan :
“Saya dan tetangga saya dari suku Ansari dari Bani Umaiya bin Zaid yang dulunya tinggal di “Awali al Medina” bergantian menemui Nabi Muhamad...
Kami, suku Quraish dulunya memiliki kuasa atas wanita, tetapi setelah tinggal dengan suku Ansar, kami melihat bahwa para wanita-lah yang memiliki kekuasaan atas lelaki. Kemudian wanita kami juga mulai mengikuti contoh wanita Ansari. Suatu kali saya berteriak kepada isteri saya … tetapi isteri saya berbalik menyahut dan saya tidak suka. Isteri saya mengatakan “Mengapa kau tidak suka jika saya menyahutmu ? Demi Allah, para isteri Nabi menyahuti Nabi dan beberapa dari mereka dilarang berbicara padanya sehari semalam.” Apa yang dikatakannya membuat saya takut dan saya mengatakan kepada isteri saya, “Siapapun yang melanggar (perintah), akan kalah …”


Seperti anda lihat, Umar mengeluh bahwa setelah sampai di Medina, kaum Qurash--yang percaya bahwa lelaki berkuasa terhadap wanita--melihat bahwa wanita Ansari lebih memiliki kekuasaan terhadap kaum lelaki.

Mekah dulu adalah sarang agama. Di pusat agama manapun, fanatisme sering mengalahkan jalur pikir (common sense) dan dimana agama lebih kuat, wanita mengalami diskriminasi. Tidak aneh kalau wanita Mekah sadar derajat mereka lebih rendah ketika melihat hak2 yang dinikmati kaum wanita Yahudi dan Ansari di Medina. Wanita Mekah lalu menuntut persamaan hak. Ini kemudian tidak disukai 2 lelaki tradisionalis (misogynist) di Mekah. Pembicaraan antara kedua tokoh penttng dalam Islam ini jelas menunjukkan ketidaksenangan mereka melihat isteri-isteri mereka menikmati kebebasan.

Kaum Arab tidak biasa mencatatkan sejarah mereka. Tidak banyak diketahui dari gaya hidup budaya pra-Islam mereka. Versi sejarawan muslim adalah bahwa jaman itu adalah jaman jahilyah dan bahwa sebelum datangnya Islam mereka orang ganas yang menguburi hidup bayi2 perempuan. Selain it mereka dikatakan suka berperang. Dikatakan bahwa harga wanita jaman jahiliyah itu lebih rendah dari onta. Datanglah Muhamad yang meningkatkan harga diri wanita-wanita tsb.
TETAPI Hadis yang disebutkan diatas menunjukkan fakta bertentangan. Hadis itu menunjukkan bahwa wanita Arab dimanapun, kecuali di Mekah, memiliki lebih banyak hak yang kemudian dicabut oleh Islam. Ini juga menunjukkan bahwa perlakuan rendah terhadap wanita dalam Islam bukan Mandat dari Atas tetapi dari tata cara perlakuan kaum Qurash terhadap kaum wanita mereka. Muhamad yg berasal dari Qurash terbiasa dengan perlakuan terhadap wanita macam itu dan baginya : begitu memang seharusnya. Inilah yang dijadikan dasar perlakuan terhadap wanita dalam agama dan buku suci Muhamad.

Tetapi ada faktor lain yang berperan penting dalam menetapkan nasib muslimah, yaitu pengaruh para isteri Muhamad terhadap Quran. Satu cara Muhamad membungkamkan orang adalah kebiasaanya mengatakan bahwa : itu lho, ALLAH YANG MENURUNKAN WAHYU.

Jangan lupa bahwa Muhamad ketika itu berusia lanjut, dengan harem berjumlah 20 isteri dan gundik. Semua isterinya muda dan cantik, kecuali kedua isteri pertamanya Khadijah dan Saudah, yang dinikahinya ketika ia belum berkuasa. Sekarang ia sudah punya nama dan kuasa. Bukan saja ia mampu menikahi siapa yang ia diinginkannya, bahkan wanita menyediakan dirinya kepada sang Nabi. Tentu ia memilih wanita2 cantik. Namun kuasa politik belum tentu berarti kuasa/stamina fisik. Sang Nabi sadar betul akan jarak usianya dengan para isterinya. Ia sangat iri kalau lelaki lain melirik isteri2nya. Oelh karena itu ia mewanti2 isteri2nya agar tidak selengkuh.

Surah 33.30
"Hai istri-istri Nabi, siapa di antara kalian yang terlibat perbuatan tidak pantas, niscaya akan dilipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan hal demikian itu mudah bagi Allah.

31. Dan siapa di antara kalian (istri-istri Nabi) tetap taat pada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.

Ia sering memperingatkan isteri-isterinya agar tidak menarik perhatian orang lain dengan menutupi tubuh mereka.
( Oooooo... makanya wanita2 disuruh pake Jilbab...)
32. Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah sembarang dalam berbicara seperti orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik,
33. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan bersihkan dan tak bernoda.


Surah tersebut diatas jelas menunjukkan kekhawatiran seorang lanjut usia akan isteri-isteri mudanya. : mereka perlu dikontrol. Ironisnya, aturan yang khusus dimaksudkan bagi isteri-isteri Nabi menjadi bagian dari Syariah dan diterapkan selama 1400 tahun disemua negara berpenduduk Islam. Nabi Muhamad berkali-kali menekankan pentingnya isteri mematuhi suami. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan isteri-isteri muda Muhamah yang perlu dikontrol ? Mereka kadang malas mengikuti aturan Muhamad, tetapi kalau aturan itu datang dari Allah, mereka tidak berani bantah. Setiap kali Muhamad menghadapi problem rumah tangga, datanglah "Allah" dengan wahyu-wahyuNya.

Surah 66:5
Jika ia menceraikan kalian, Allah akan memberikan padanya isteri-isteri yang lebih baik dari kalian; muslimah yang percaya dan taat kepada Allah, bertobat kepada Allah, mengagungkan Allah, khusuk dalam puasa … baik janda maupun perawan.

Salah satu bukti bahwa wanita Arab memiliki lebih banyak hak sebelum datangnya Islam adalah bahwa Khadijah, sebelum bertemu Muhamad, adalah wanita sukses yang memiliki usaha sendiri dan mempekerjakan banyak orang termasuk lelaki. Muhamad bahkan salah satu pekerjanya. Nah, mana ada cerita perempuan Islam memiliki bisnis sendiri setelah era Muhamad ?

Bagi Muhamad wanita tidak lebih dari obyek seks. Dilaporkan bahwa ia tidak suka berjabatan tangan dengan wanita, dan memberikan tugas itu kepada pengikutnya. Apa yang begitu seksual dari kegiatan berjabatan tangan ? Mungkin sang Nabi tercabik-cabik antara nafsu seksual dan statusnya sebagai nabi. Sesuatu terjadi dalam benaknya sehingga membuatnya merasa bersalah kalau sampai menyentuh wanita.
Nabi Allah ini juga merasa bahwa derajat intelektualitas wanita jauh dibawah lelaki, bahwa mayoritas penghuni neraka adalah wanita karena mereka tidak tahu terima kasih, bukan terhadap Allah, tetapi terhadap suami mereka. Ini yang dikatakannya :

Bukhari Volume 2, Buku 24 Nomor 541
Narasi Abu Said al-Khudri:
Pada Idul Fitri atau Idul Adha, Nabi Muhamad saw keluar dari musolah. Setelah selesai solat ia menyampaikan ceramah dan memerintahkan orang utnuk memberikan zakat. Ia mengatakan “Wahai pengikut, berikanlah zakat” dan ia beralih kepada para wanita “Wahai perempuan, berikanlah zakat. Karena saya melihat mayoritas penduduk Neraka adalah wanita.”
Para wanita bertanya “Wahai Nabi, apa alasannya ?” Ia menjawab “ Wahai Wanita, kalian sering mengutuk dan tidak berterima kasih kepada suami. Saya belum pernah melihat kaum yang begitu rendah dalam tingkat intelektualitas dan agama selain kalian. Wahai wanita, diantara kalian akan menggoda lelaki baik-baik ke jalan tidak benar.”


Sulit dimengerti bagaimana seseorang yang percaya bahwa :
- wanita bertanggung jawab membawa lelaki ke jalan yang tidak benar dan
- bahwa mayoritas penduduk Neraka adalah wanita karena mereka tidak berterima kasih kepada suami dan
- bahwa derajat intelektualitas wanita tidak memadai, sanggup menghormati perempuan. Hadis-hadis macam ini seringkali terulang.

Dalam versi berikut Nabi Muhamad menjelaskan alasannya mengapa wanita dianggap rendah dalam segi intelektualitas.

Bukhari Volume 1, Buku 6, Nomor 301
Narasi Abu Said Al-Khudri:
Begitu Rasulullah keluar dari musolah Idul Adha atau Idul Fitri ia mengatakan: “Hai Wanita ! Berikanlah zakat, karena saya meilhat mayoritas penduduk Neraka adalah wanita.”
Mereka bertanya “Mengapa demikian hai Rasulullah ?”
Ia menjawab, “Kalian sering mengutuk dan lebih rendah derajat intelektualitas dan agama. Lelaki baik-baik bahkan kalian bawa ke jalan tidak benar.” Para wanita bertanya, “Hai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan rendah derajat intelektualitas dan agama ?”
Ia balik bertanya “Bukankah kesaksian DUA wanita sama dengan kesaksian SATU lelaki ? Mereka menjawab ya. Rasulullah kemudian mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendahnya derajat wanita dalam intelektualitas.
Bukankah benar bahwa wanita tidak dapat solat ataupun berpuasa kalau sedang datang bulan ?“ Mereka menjawab ya. Rasulullah mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendah derajat dalam intelektualitas dan agama.”

Jadi menurut alasan Nabi Allah, perempuan rendah derajat dalam intelektualitas karena kesaksian dua wanita sederajat dengan kesaksian seseorang lelaki. Saking rendahnya derajat perempuan ini sampai mereka dilarang puasa atau solat kalau lagi datang bulan. Tidak jelas apa yang dimaksudkan Muhamad dengan rendah derajat dalam urusan agama. Mungkin bahwa wanita kurang berkembang secara spiritual. Alasan-alasan inilah--yang memang umum dikalangan Arab-- diterapkan Muhamad dalam buku sucinya.

Tetapi lihatlah absurdnya alasan-alasan tersebut diatas. Apa atau siapa yang menentukan kesaksian wanita setengah dari kesaksian lelaki ? Sang Nabi atau tradisi waktu itu ? Bagaimanapun, aturan yang absurd ini bukan bukti kekurangan intelektualitas wanita. Nabi selalu menggunakan alat favoritnya: RASA TAKUT. Allahnya Muhamad bahkan tidak sungkan-sungkan mengirimkan wanita yang tidak patuh kepada suami ke neraka.

Bukhari Volume 1, Buku 6, Nomor 161:
Narasi Abdulah bin Abbas:
Saya juga melihat Api Neraka dan belum pernah melihat hal yang lebih mengerikan. Saya melihat bahwa kebanyakan penduduk Neraka adalah wanita.” Orang kemudian bertanya “Wahai Rasulullah, mengapa demikian ?” Rasulullah menjawab “Karena mereka tidak tahu terima kasih.” Apakah mereka tidak berterima kasih kepada Allah ? Rasulullah menjawab “Mereka tidak berterima kasih kepada suami dan kepada tindakan baik suami … Jika lelaki bermurah hati kepada perempuan selama hidupnya dan wanita melihat sesuatu yang tidak memuaskan dalam lelaki, ia akan mengatakan “Saya belum pernah mendapatkan satupun hal baik darimu.”

Namun tidak ada sepatah kata apapun tentang hukuman yang diterima suami kalau tidak memperlakukan isteri dengan baik. Malah, para suami DIANJURKAN untuk melecehkan isteri mereka lewat perkataan, secara emosi maupun fisik. Ya, inilah tepatnya apa yang dianjurkan Allah:

Surah 4:34:
Lelaki adalah penguasa wanita karena Allah menciptakan yang satu lebih tinggi derajatnya dari yang lain dan juga karena mereka (kaum lelaki) menggunakan bagian dari harta mereka; wanita baik adalah mereka yang taat, menjaga aurat sebagaimana Allah menjaganya; dan kalau isteri tidak patuh, tegurlah mereka dan tinggalkan mereka sendirian dalam pelaminan dan PUKUL mereka; baru setelah mereka patuh jangan lagi menjauhkan mereka ….”

Kalau ada diantara anda yang meragukan posisi perempuan dalam Islam, surah tersebut diatas menjelaskannya. Jelas-jelas dikatakan bahwa lelaki adalah pengasuh perempuan, mengambil alih kebebasan dan otonomi mereka, membuat mereka tergantung lelaki. Lelaki adalah boss rumah tangga karena ia pencari nafkah. Ini menunjukkan bahwa wanita tidak mampu atau tidak diperbolehkan bekerja. Wanita hanya pantas tinggal di rumah, beranak, jaga anak dan berterima kasih atas makanan yang didapat dari nafkah suami. Dengan lain kata, wanita tidak lebih dari BUDAK. Tetapi nabi tidak berhenti disini. Ia bahkan memerintahkan lelaki untuk melecehkan isteri mereka, secara fisik dan seksual, seperti binatang. Superioritas lelaki terhadap wanita ini jugadiratifikasi dalam Surah 2:228 yang mengatakan “lelaki adalah satu derajat diatas wanita.”


Versi Hadis lainnya sehubungan dengan derajad wanita:

Sahih Muslim, Buku 004, Nomor 1926
Jabir bin Abdullah melaporkan: Saya bersolat dnegan Rasulullah pada hari Id. … dan kepada sekelompok perempuan yang ditemuinya ia berceramah dan menegur mereka, dan meminta mereka agar memberikan zakat karena kebanyakan dari mereka adalah bahan bakar Neraka. Seorang wanita bertanya “Mengapa demikian Rasulullah ? Ia mengatakan kalian selalu mengomel dan menunjukkan ketidakpuasan terhadap suami. Dan lalu mereka memberikan zakat dengan menyerahkan perhiasan yang mereka kenakan …

Singkatnya, guna meningkatkan pengikut Rasulullah menggunakan taktik menakut-nakuti (scare tactics). Lihatlah bagaiman Allah membandingkan wanita dgn setan.

Bukhari Volume 1, Buku 6, Nomor 301
Jabir melaporkan bahwa Muhamad saw melihat seorang wanita dan ia meminta isterinya Zainab yang sedang bekerja, agar mengijinkannya melakukan hubungan seksual dgn Zainab. Muhamad saw kemudian menemui rekan2nya dan mengatakan kepada mereka ; WANITA ITU DATANG DAN PERGI DALAM BENTUK SETAN. Jadi kalau kalian melihat wanita, pergilah kepada isteri kalian. Dengan cara itulah kalian bisa mengusir nafsu yang membakar dalam hati.

ANDA PATUT BERTANYA : seorang nabi menyukai wanita lain dan melampiaskan nafsu seksualnya ini terhadap isterinya ? Bayangkan bagaimana perasaan seorang isteri kalau tahu bahwa ia hanya digunakan sebagai alat pemuasan nafsu suaminya terhadap wanita lain ?
Ada beberapa surah dalam Quran dan Hadis yang mengejutkan. Yang satu ini, menurut saya, yang paling dahsyat.

Bukhari Volume 4, Buku 54, Nomor 460
Narasi Abu Huraira:
Rasul Allah mengatakan, “Jika seorang suami memanggil isteri ke pelaminan (untuk senggama) dan wanita itu menolak dan mengakibatkan sang suami tidur selagi marah, para malaikat akan mengutuknya sampai keesokan hari.”

Hadis tersebut diatas mengundang pertanyaan, apakah benar Allah tidak punya kesibukan lain selain mengurusi kenikmatan seksual rasul-rasulnya ? Tidak masuk akal Tuhan membiarkan malaikat-malaikatNya mengutuki wanita yang menolak memuaskan nafsu birahi suami. Hadis macam ini diulangi berkali-kali sehingga membuat saya bertanya jangan-jangan Allah itu memiliki nafsu birahi yang tidak terkontrol dan menikmati melihat pengikutnya bersenggama.

Sahih Muslim, Buku 008, Nomor 3367
“Abu Huraira melaporkan Rasulullah sebagai mengatakan: … jika seorang suami memanggil isteri ke pelaminan, dan isterinya tidak menanggapi, selama suaminya tidak senang dengan perempuan itu, IA yang di surga juga akan tidak senang.”

Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomor 122
Narasi Abu Huraira:
Rasulullah mengatakan, “jika seorang wanita tidur tidak dipelaminan suami, maka para malaikat akan mengirimkannya kutukan kecuali ia kembali ke suaminya.

Mengapa seorang rasul suci begitu sibuk membahas urusan seksual ? Mungkinkah bahwa Rasulullah sudah mencapai usia lanjut ? Mungkin giginya mulai rontok dan nafasnya tidak sedap. Sementara isteri-isterinya berusia muda. Mereka menikmati status First Ladies di Arabia, tetapi enggan menemani Rasulullah di pelaminan. Mungkin kutukan malaikat dan ketidaksenangan Allah adalah cara Rasulullah memaksa isteri-isterinya untuk tidur dengannya.

Saya bukan perempuan tetapi sayapun tersinggung kalau hal tersebut diatas dipaksakan kepada saudara perempuan saya. Berikut ini adalah ayat yang paling merendahkan bagi wanita oleh Rasulullah:

Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomor 33
Narasi Usama bin Zaid:
Rasulullah mengatakan “… saya telah meninggalkan lebih banyak sengsara (affliction) terhadap kaum wanita daripada kaum lelaki.”

Sahih Muslim Buku 008, Nomor 3466:
Abu Huraira melaporkan Rasulullah berkata: Perempuan seperti tulang rusuk. Jika kau mencoba meluruskannya, kau akan mematahkannya. Jika kau membiarkannya, kau akan tetap mendapat manfaatnya, tetapi ketidaklurusan akan tetap berada didalam (hati) nya.

Hadis2 macam ini sering diulangi oleh narator2 lain.
Bagaimana Ummah bisa menghormati wanita jika sang rasul saja merendahkan mereka ? Kalau sang Rasul saja mengejek derajat agama, intelek dan hak perempuan, apa yang bisa diharapkan dari pengikutnya ?

Standar moralitas dan etis Rasulullah bisa dilihat dari contoh dan cerita kehidupannya. Simaklah:

Bukhari Volume 4 Buku 55, Nomor 623
Narasi Abu Musa:
Rasulullah mengatakan, “Banyak diantara kalian lelaki mencapai tingkat sempurna, tetapi tidak satupun diantra wanita mencapai tingkat ini kecuali Aisha, isteri Faraoh dan Mariam, puteri Imran. Dan tidak diragukan, superioritas Aisha disbanding dengan wanita lain sesperti membandingkan Tharid dengan hidangan lain (membandingkan daging dengan roti).

Nilai2 etik dan standad moral Rasulullah bisa disimak dari contoh kelakuan dan cerita tentang hidupnya. Seperti dibawah ini:

Bukhari Volume 7, Buku 63, Nomor182:
Narasi Abu Said:
Kami pergi dengan Rasulullah ke sebuah taman bernama Ash-Shaut… Rasul mengatakan, “Duduklah disini,” dan pergilah Rasul kedalam taman tersebut. Seorang wanita dari Bani Jaun menetap di rumah milik Umakima bint An-Num’manm bin Sharahil … Ketika Rasul memasuki rumahnya, ia mengatakan padanya “Relakan dirimu padaku”. Wanita itu menjawab, “Apakah seorang puteri raja bisa memberikan dirinya kepada rakyat biasa ?” Rasul menyentuhnya guna menenangkannya. Wanita itu mengatakan “Saya mencari perlindungan Allah agar jauh darimu”. Rasul mengatakan, “Kamu sudah mendapatkan perlindungan dari Sang Maha Pelindung.”
Lalu Rasul datang kepada kami dan mengatakan “O Abu Usaid! Berikan padanya dua baju putih dan biarkan ia kembali kepada keluarganya.”



Apakah sang Rasul tidak puas dengan wanita yang sudah ia miliki ? Apakah ia harus menggenjot setiap wanita yang ditemuinya ? Kalau ini kelakuan Idi Amin atau milyoner bejat, masih bisa mengerti. Tapi ini NABI ! Utusan Yang Maha Kuasa ! Muhamad ini begitu dirasuki nafsu birahi sampai menuntut wanita harus meng”hadiah”kan diri baginya… Kalau kemauannya ditolak ia membalas dengan kekerasan … tapi kalau ia sadar akan tindakan cabulnya itu dan merasa bersalah, sang Rasul tidak malu-malu memberi sogokan kepada korban. Inikah tabiat orang yang bermental stabil ?

Rasulullah tidak menghormati wanita. Baginya, wanita melambangkan segala sesuatu yang ia benci. Ia menganggap wanita sebagai pembawa sengsara. Kalau ia bermimpi tentang wanita berkulit hitam, ia menginterpretasikannya sebagai tanda datangnya epidemi (penyakit).

Bukhari Volume 9, Buku 87, Nomor163
Narasi ayah Salim:
Rasulullah mengatakan, “Saya melihat dalam mimpi seorang wanita berkulit hitam dengan rambut tidak tersisir keluar dari Medina dan bersinggah di Mahai’a. Saya mengartikannya sebagai ditularkannya epidemi Medina kepada Mahai’a, yaitu Al-Juhfa.”

Bahkan dalam hal2 religius, Rasulullah menekankan tingkat rendah wanita:

Sahih Bukhari 1.778
Narasi Sahl bin Sa’d:
Mereka yang solat dengan Rasulullah mengikat Izar dileher mereka … dan setelah sujud para wanita diperintahan agar tidak mengangkat kepala sebelum para lelaki kembali pada posisi tegak.

Berikut ini menetapkan ketergantungan abadi wanita.
Bukhari 2,194
Narasi Abu Huraira:
Rasulullah mengatakan, “Tidak diijinkan bagi wanita yang percaya Allah dan Hari Kiamat untuk mengadakan perjalanan selama satu hari dan satu malam, kecuali dengan sesama Mukhrim.”

Marilah kita mengakhiri tulisan tentang status wanita dalam Islam ini dengan kata2 Rasulullah dalam berbagai Hadis:
- Menemukan wanita baik-baik sama dengan menemukan burung gagak putih diantara seratus burung lainnya.
- Perkawinan adalah macam perbudakan bagi wanita.
- Wanita harus sujud kepada suami.
- Pun jika sang isteri menjilati nanah dari seluruh tubuh suaminya, ia tetap tidak akan sanggup melunasi hutangnya kepada suaminya.

*****
User avatar
Kane
Posts: 1571
Joined: Thu Jul 27, 2006 2:48 pm
Location: Bandung, Indonesia

Post by Kane »

Pengen_TAU wrote:alo semua.....

banyak sekali masukan yang saya dapat dari kalian semua.
to athan, thanx yah atas : itu masukan buat aku yang sangat berarti. makanya aku tidak langsung menelan info2 yang aku dapat, aku baca, aku cari tau dan aku telaah.

kalau masalah anak ku kelak ingin menjadi osama, aku tidak mau. tapi yang pasti aku akan mengajarkan anakku sifat suka memberi maaf tetapi jangan sampai menggampangkan timbulnya kejahatan. aku menghendaki agar anakku jujur dan berani menerangkan yang benar, sekalipun perkataan yang benar itu akan membawa dia dalam kesulitan. aku menghendaki agar manusia itu selalu berbuat baik, sekalipun terhadap orang yang pernah berbuat jahat terhadapnya. dan aku akan mengajarkan supaya menjadi manusia tetap suci, tetapi tidak dengan jalan dikebiri. Manusia harus berendah hati, tetapi jangan melupakan harga diri.
mungkin itu hal2 yang akan aku terapkan kepada anakku.

selanjutnya pacarku juga bertanya kepada saya, jika saya punya anak perempuan, tegakah saya untuk menyerahkan anak saya kepada laki2 yang ingin memiliki istri banyak. Tentu saja dalam hati saya berkata tidak. Lalu dia menunjukkan kepada saya ayat2 dalam quran yang menunjukkan islam itu mempunyai Tuhan yang gila, menyesatkan umatnya, membolehkan untuk kawin banyak. Dia menunujukkan surat An-Nisa (namun mungkin hanya ayat satu itu saja yang dia baca, tidak membaca ayat selanjutnya). Lalu saya mencari tau maksud ayat tersebut diturunkan, karena sebagai muslim kita pasti sudah mengetahui, bahwa ayat2 itu turun sesuai dengan kejadian, yaitu sifat2 itu hendaknya diterapkan pada waktu-waktu yang tepat.
Perbedaan penafsiran ayat poligami (QS An-Nisa/4:3) sudah benyak diwacanakan. Inti utama perbedaan adalah pandangan tentang keabsolutan institusi poligami. Ayat poligami turun setelah Perang Uhud, di mana banyak sahabat wafat di medan perang.

QS. 4:3 Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

Ayat ini memungkinkan lelaki Muslim pada masa itu mengawaini janda atau anak yatim jika dia yakin inilah cara melindungi kepentingan mereka dan hartanya dengan penuh keadilan (kalau saya tidak salah dulu belum adanya hukum2/ketentuan2 masalah harta waris dan hak yatim piatu juga janda2). Jadi, ayat ini bersifat kondisional. Sekarang banyak orang yang cenderung melupakan motif ini.

Karena Al-quran itu adalah panduan hidup sampai akhir hayat, yang juga memuat hal2 yang berhubungan dengan kemudian hari.
Ayat selanjutnya (4:129) secara kategoris menyatakan, tidak mungkin seorang lelaki dapat berlaku adil terhadap istri-istri nya, betapapun dia menginginkan. (kalau saya tidak salah juga ini diturunkan setelah adanya hukum2 waris, janda dan anak2 yatim.)

QS. 4:129 Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri- istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

jadi aku berhak untuk tidak menginginkan anakku dipoligami. karena aku merasa ini bukannya jaman/masa perang uhud.

memang semua kehendak Tuhan apa2 yang akan terjadi dengan kita. kita tidak tau apa yang akan terjadi. tetapi sebagai manusia kita harus berusaha. makanya anak perempuan ku kelak akan aku didik dengan semampuku, selain dengan agama yang kuat, aku akan memberi pengertian akan cinta kasih yang tulus dengan seseorang lawan jenis, mungkin misalnya dengan melihat kebaikan dan ketulusan, jangan menilai pria dengan tampang dan fisiknya saja. selanjunya untuk kedepannya aku pasrahkan kepada Tuhan.
Sebelum mikirin yang jauh2 mendingan anda memikirkan dulu bagaimana untuk menghadapi perbedaan keyakinan anda terlebih dahulu, setelah ada jawabannya, baru kemudian berpikir bagaimana anak anda kelak...

Begitu bro'...
Post Reply