mayDa wrote:islam benar dipandang darimana?
kalau dipandang dari ffi sich jawabannya sudah pasti tidak..iya kan?
betul...anda benar sekali...jika pandangan ffi dibawakan dalam menafsir kebenaran Islam, pastilah Islam jadi tidak benar...
makanya janganlah tersesat ke alam rimba raya ffi..
coba anda lihat bagaimana tafsiran yang dikarang-karang para kafir ffi ini..
anda tahu, jujungan kami Nabi besar SAW adalah suri teladan dari makluk Allah yang paling mulia. Mereka sudah tahu hal itu dijamin oleh Allah swt dalam firman-Nya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21.
Jelas bukan bahwa itu adalah kebenaran dari nabi besar SAW dijamin oleh Allah swt langsung.
dan ini lagi bukti keteladanan yg sempurna:
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” Al Qur’an surat Al Kahfi 1ayat 10.
Dari kedua ayat yang saya beri, bagian mana lagi yang tidak menyebut kesempurnaan ahlak nabi? gak ada kan??
Yah...nabi adalah manusia biasa seperti anda dan saya. Karena itu patut dijadikan junjungan tertinggi umat seluruh dunia.
kesalahan fatal ffi itu ialah ketika mereka dengan segala fitnahnya menyebut nabi saw seorang pejinah. contoh penafsiran ala ffi jauh dari kebenaran yang dipahami Islam, MayDa! Kafir ffi acap kali mengutip ayat quran dan menafsirkan secara sembarangan, misalnya ayat ini:
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Alah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: ‘Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah.’ Sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia sedang Allah lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.” (QS. Al-Ahzab: 37)
para kafir memelintir ayat itu dengan sebuah fitnah, nabi tergiur dengan kecantikan zaynab, mantu angkatnya saat melihatnya dalam keadaan 1/2 bugil di rumahnya. Apa bukan kurang ajar tuh hujjah mereka? Masakkan nabi saw bisa bersifat tak benar padahal Allah swt sudah menjamin beliau sebagai suri teladan sempurna?
anda boleh mengetahui jawaban yg benar itu seperti apa, silakan cek dan rujuk pemahaman kami
DI SINI
Maka mayoritas ahli tafsir banyak membicarakan tentang sebab pernikahan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Zainab radhiallahu ‘anha dan tentang sesuatu yang disembunyikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hatinya.
Mereka menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatangi rumah Zaid bin Haritsah radhiallahu ‘anhu untuk mencarinya, tetapi ternyata dia sedang keluar rumah. Tiba-tiba Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Zainab bin Jahsy radhiallahu ‘anha tengah berdiri mengenakan kerudung, dan dia adalah termasuk wantia Quraisy yang paling cantik. Nabi pun tertarik dan jatuh cinta padanya, kemudian beliau pergi seraya mengatakan, “Maha suci Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat Yang membolak-balik hati.’
...
...
Kisah ini dimanfaatkan dengan baik oleh orang-orang kafir dan sejawatnya dari orang-orang yang memiliki penyakit dalam hatinya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mementingkan kebutuhan seksual sehingga sampai hati menyuruh anak angkatnya sendiri menceraikan istrinya agar dia bisa menikahi istrinya hanya sekedar untuk kepuasan seksual!
Subhanallah!! alangkah kotornya ucapan yang keluar dari mulut mereka! Mereka tidak mengucapkan kecuali kedustaan.
Tahukah mereka, seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi karena kebutuhan seksual semata niscaya beliau akan memilih para gadis yang lebih cantik?! Tahukah mereka bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah sering melihat Zainab radhiallahu ‘anhu sejak kecilnya?! Lantas, apakah masuk akal kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru melakukan hal itu setelah pernikahan Zainab radhiallahu ‘anha dengan Zaid?
Sesungguhnya akal sehat manusia pasti akan mengingkari hal ini. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang Nabi yang dikenal di tengah-tengah kaumnya memiliki akhlak yang mulia dan tinggi, amanah, dan jujur sehingga mendapatkan pujian langsung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala? Lantas, mungkinkah setelah itu beliau memiliki hubungan rusak seperti itu?
Kemudian para kuffar inii mengutib lagi firman Allah swt
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya). Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.” (QS. Al-Ahzab: 37)
mereka berhujjah perkawinanan nabi tidak tidak sah karena dilakukan tanpa wali nikah dan saksi. Mereka menuduh nabi berbuat jinah. Memang alasan mereka benar bila hal itu dibuat sebagai pembenaran hujjah mereka. Tetapi bukankah Allah swt sendiri bertindak sebagai wali dan saksi dan sekaligus? Tidak cukupkah itu menjadi saksi?
mayDa wrote:tapi apa benar, semua moslem tidak benar karena menjadi pengikut Muhammad?
cobalahlah anda pahami dulu yg sy bold biru pada ayat 37 di atas. Apa mungkin kaum mukmin jadi tidak benar dengan meneladani nabi?