Rashid wrote:Tentang Muslimah.
Sdri Prisca, itu hanyalah sebuah perumpamaan. Perumpamaan bisa mengambil apa saja.
Wanita dalam Islam sangat dijunjung tinggi harkat dan martabatnya. Karena mereka adalah perhiasan.
Sdri pernah mendengar bahwa di Inggis wanita dikatakan behind every successful man there is always a women. Lain lagi di Amerika istri yang dalam bahasa Inggris adalah wife kadang diartikan washing, ironing, fun, entertainment.
Meski sdri tidak tinggal di Jawa, tetapi pasti sdri tahu istri di Jawa sebagaimana dikatakan oleh budayawan Semarang Darmanto Jatman Asah-asah, umbah-umbah, lumah-lumah. Dan dikalangan masyarakat Jawa masih banyak istilah yang lain masak macak manak atau dapur sewur dan kasur.
Di dalam Islam istri adalah pendamping suami
“ Dan istri adalah pengatur dalam rumah tangga suaminya, dan dia bertanggung jawab atas pengaturannya”. (HR. Buchari Muslim)
Para wanita bisa masuk surga dari manapun yang mereka sukai
اِذَا صَلَتِ الْمَرْئَةُ خَمْسَهَا وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا وَاَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ اَيِّ اَبْوَابِ الْجَنَّةَ شَاءَتْ (رواه ابن حبان)
“ Apabila wanita itu melakukan shalat lima waktu dan bias menjaga kehormatan dirinya serta taat kepada suaminya. Maka dia dapat memasuki surga dari segala penjuru pintunya yang ia sukai”.
Allah Ta'ala melalui Rasululah mempernyatakan bahwa ibu(wanita) diatas ayah(pria)
“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kupergauli dengan baik?” Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?” “Ibumu”, jawab beliau. “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”, jawab beliau. “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Kemudian ayahmu”, jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari Muslim)
Tunggu dulu, Rashid ... sepertinya anda bangga sekali dengan membandingkan ajaran agamamu terhadap perlakuan merendahkan martabat wanita yang dipraktekkan di Inggris, Amerika dan Jawa?
Serendah itukah standardmu mengenai apa yang anda klaim "Memperlakukan wanita seperti perhiasan"? Bagiku anda terdengar naif sekali.
Apakah anda tidak berani membandingkan ajaran yang anda peluk tentang bagaimana memperlakukan pasangan hidup dengan keluarga "kafir" yang serius mengikuti ajaran kitab mereka?
Atau, apakah anda tidak berani membandingkan cara
Muhammad memperlakukan istri-istrinya dengan kebanyakan
suami "kafir" yang serius mengikuti ajaran kitab mereka memperlakukan istri mereka?
Rashid wrote:Tentang Poligami
Sdri, Syarat adil untuk berpoligami juga disampaikan oleh Rasululah
"Barangsiapa yang mempunyai dua isteri, lalu dia cenderung kepada salah seorang di antaranya dan tidak berlaku adil antara mereka berdua, maka kelak di hari kiamat dia akan datang dengan keadaan pinggangnya miring hampir jatuh sebelah." (Hadis riwayat Ahmad bin Hanbal)
Sudah dapat sdri lihat, kecondongan hati terhadap salah satu istri itu sudah bisa diartikan ketidakadilan.
Bagaimana pula sdri mempertanyakan tentang ketidaksetiaan?
Sedang kecondongan hati saja dimasukkan dalam kategori tidak adil, yang artinya melanggar syarat poligami.
Maksudmu, adil atau tidaknya seseorang untuk boleh berpoligami hanya bisa terukur kalau seseorang laki-laki sudah mengambil madu?
Membaca kata-kata anda seperti mendengar seseorang mengatakan "mencegah kehamilan dengan menggugurkan kandungan." ... kita semua tentu akan tertawa geli karena orang tersebut tidak mengenal konsep tindakan "pencegahan" atau memang dia benar-benar naif.
Hal ini sepertinya bukan upaya preventif yang bermaksud baik untuk melindungi istri pertama. Menurutku peraturan ini lebih terdengar seperti alasan yang dibuat kaum pria untuk menceraikan istri-istri mereka.
Sdri Prisca,.................
