Ada banyak gerakan (kebudayaan/politik/bahasa) yang menarik dalam dunia blog Indonesia. Salah satunya adalah gerakan bloger Indonesia condemn Israel. Gerakan ini, kalau tidak salah, dilontarkan oleh Adhika Dirgantara dalam salah satu jurnalnya yang berjudul “Indonesian Bloggers Condemn Israel (call for action)“
Jujurnya, saya amat tertarik dengan dengan gerakan ini. Maka itu saya mencoba untuk mengikutinya dan menganalisanya secara hati-hati. Kacamata serta pisau bedah yang saya pakai ketika melakukan analisa gerakan ini jelas amat subjektif, yaitu penilaian dan pengalaman saya pribadi. Jadi banyak bias dan sampling error yang akan terjadi.
Ok, satu-satu kita mulai;
Pertama, apa sih artinya ‘Indonesia Blogger Condemn Israel’?
Secara harafiah, apabila di terjemahkan dalam bahasa Indonesia, maka artinya adalah Blogger Indonesia Mengecam/Menyalahkan/Menghukum Israel. Terjemahan ini saya dapatkan dari Kamus.Net. Menurut Wikipedia, condemn berasal dari kalimat condemnation, adalah istilah yang dipakai sebagai kalimat dalam menghukum terdakwa dalam hukuman mati sebagai ‘ terbukti bersalah’.
Contoh kalimatnya adalah : “Baru-baru ini adalah Saddam Husein digantung karena terbukti bersalah membunuh 147 muslim Sunni pada tahun 1984”. Dalam kalimat tersebut, terbukti bersalah adalah ‘condemnation’
Kedua, apa maksudnya ‘Indonesia Blogger Condemn Israel’?
Dalam journal lontaran gerakan ini, artinya adalah;
“This is a moral action to show to the world that we, Indonesian Bloggers, condemn Israeli atrocities and their brutal aggression should be stopped immediately”.
Sebuah gerakan moral atas aksi kekejaman orang-orang Israel serta agresi brutal mereka yang harus dihentikan.
Ketiga, siapa saja pengikut ‘Indonesia Blogger Condemn Israel’?
Gampang jawabnya, jelas saja Indonesia Blogger yang setuju gerakan moral ini. Indonesian Blogger jelas mempunyai suara dan melontarkannya dalam tulisan-tulisan meeka yang jelas-jelas ada di internet, yang dibaca oleh orang-orang dari penjuru dunia manapun, yang punya koneksi internet.
– — – — – — – — – — – –
Siapa saja orang Israel itu?
Tampaknya webmaster situs Israel berbahasa Indonesia tidak mempunyai data tersebut. Maklum, mungkin niatnya mungkin hanya dagang dan sekalian promosi saja. Maka itu saya berkunjung ke Wikipedia, mencari, apa arti Israeli’s.
Jawabannya ternyata tidak mudah ditebak,
Berdasarkan Biro Statistik Kependudukan Israel, pada akhir tahun 2004, di Israel terdapat 76,2% Yahudi, 16,1% Muslim, 2,1% Kristen, 1,6% Druze (Warga Gunung) dan sisanya 3,9% adalah tidak terklasifikasi secara agama.
Secara kasar 12% orang Yahudi Israel adalah Haredim, artinya ultra-orthodox beragama. Apabila di Jakarta, mereka layak disandingkan dengan Front Pembela Islam (FPI). Tipikalnya adalah, tidak mayoritas tapi mengaku mayoritas, doyan ngotot, senggol sedikit langsung bacok. Bedanya, orang Heredim ini doyannya bawa UZI, senjata otomatis/semi yang dapat menghamburkan 600 peluru per menitnya. Bedanya lagi, orang Heredim ini kaya raya dan menguasai lobi internasional. Sialnya, mereka menguasai pemerintahan dan parlemen Israel.
Selain itu, terdapat 35% Yahudi Israel yang tradisional, artinya masih disunat dan melangsungkan nilai-nilai tradisional nenek moyang. Sementara, jumlah Yahudi Israel terbesar adalah sekuler. Artinya, memisahkan agama dengan negara serta kebijakan-kebijakan negara bukanlah kebijakan agama. Jumlah yang percaya kepada Tuhan diantara para yahudi-yahudi sekular ini adalah 53%.
Walau bagaimanapun juga, 78% orang-orang Yahudi Israel, tetap merayakan hari raya mereka. Mirip dengan umat Islam Indonesia yang tidak sholat, tidak zakat dan tidak puasa, tapi tetap pulang kampung untuk merayakan lebaran.
– — – — – — – — – — – –
Akhir-akhir ini, saya sering tercenung sendiri. Karena betapa banyaknya generalisasi dan diskriminasi yang ternyata hanya menghasilkan bibit-bibit benci.
Saddam Husein, yang pada nafas-nafas akhirnya, tetap saja menyuarakan kebencian.
Atau Ahmadinejad, presidan Iran yang reformis, ternyata sedang menggelar konfrensi anti-holocaust, memungkiri fakta sejarah.
Kaum politik kristen kanan di Eropa, dengan santainya mengagendakan Islam sebagai musuh bersama.
Atau bapak-anak Bush, yang membuat banyak kerusakan di muka bumi.
Ayaan Hirsi Ali, yang karena sebagai wanita muslim Sudan ia harus disunat. Dan tidak akan pernah dapat merasakan nikmatnya coitus dalam hidupnya. Maka, tidak akan pernah memaafkan Islam dan orangtuanya.
Saya jadi bertanya-tanya sendiri
Memangnya orang Irak itu semuanya seganas Saddam?
Memangnya si Ahmadinejad tea personifikasi Iran?
Memangnya semua orang Islam teroris?
Memangnya semua orang Amerika berjiwa iblis seperti Bush?
Hingga bertanya-tanya lebih lanjut
Memangnya semua orang Israel itu gila-gila?
Memangnya semua orang Indonesia itu identik dengan TKW?
Memangnya semua orang betawi itu ugal-ugalan seperti Forum Betawi Rempug (FBR)?
– — – — – — – — – — – –
Holocaust bukanlah alasan bagi kaum Yahudi Israel untuk menindas bangsa-bangsa lainnya.
Kenyataan, bahwa pernah terjadi pembantaian terhadap Yahudi pada perang dunia ke II sama halnya dengan kenyataan bahwa pernah terjadi perkosaan dan pembantaian massal terhadap orang Indonesia keturunan Cina di Jakarta pada tahun 1998. Itu adalah bukti sejarah.
Sudah cukup, hentikan generalisasi dan diskriminasi, sebab hanya akan menyebarkan dan menumbuhkan benci.
Hidup damai berdampingan, sesama tetanga saling menyapa dan tersenyum, adalah dambaan semua orang.
Hentikan gerakan saling benci.
Tebarkan gerakan penuh kasih.
(*kalau nulis ini saja sudah dianggap menyebarkan info pro Israel, gimana mau ada gerakan penuh kasih di kalangan blogger? hehehe*)
dari :
http://arifkurniawan.wordpress.com/2007 ... ci-israel/