Kre-setan wrote:Yang diluruskan Aisyah itu PENAFSIRAN PERAWI2 atas ucapan nabi...
Sabda muhammad
iamthewarlord wrote:
KESAKSIAN 'ABDULLAH IBNU MUGHAFFAL radhiyallahu 'anhu
Ahmad berkata - menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far dan ‘Abdul-A’la, keduanya berkata, menceritakan kepada kami Sa’id [ibnu Abi ‘Arubah Mahran], dari Qatadah, dari Al-Hasan [Al-Bashriy], dari ‘Abdillah ibnu Mughaffal, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wanita, anjing dan keledai dapat memutuskan shalat.”
HR. Ahmad, Musnad (4/86) (5/570); Ibnu Majah, Sunan no.951 (1/306); Ibnu Hibban, Shahih no.2386 (6/147), dalam Mawarid Azh-Zham’an no.411 hal.117; Ar-Ruyani, Musnad no.880 (2/91). SHAHIH.
aisyah bertanya kepada perawi tentang apa yg memutuskan solat dan dijawab berdasarkan sabda muhammad pada hadist diatas
Kre-setan wrote:HR:muslim No: 793
telah menceritakan kepadaku Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Bakar bin Hafsh dari Urwah bin az-Zubair dia berkata, Aisyah radhiyallahu'anhu berkata, Apa yang memutuskan shalat? Perawi berkata, Kami menjawab, wanita dan keledai! Kata Aisyah, Apa wanita itu adalah hewan melata yang jelek?. Sungguh aku melihat diriku sendiri (sering) tidur melintang seperti jenazah di hadapan Rasulluah Shallallahu'alaihiwasallam, ketika beliau sedang shalat. ٌ
ente bisa lihat benang merah antara kedua hadist itu?
Ayisah bukan meluruskan penafsiran perawi2 itu, tetapi dia merasa tersinggung oleh sabda muhammad yang disampaikan oleh perawi tentang pembatalan solat yg disebabkan oleh binatang dan wanita! Sangat wajar jika aisyah sebagai seorang wanita merasa terhina dengan sabda muhammad ini sehingga berkata
"Apa wanita itu adalah hewan melata yang jelek?" Dan untuk menunjukan bahwa derajat wanita tidaklah serendah itu maka aisyah menceritakan pengalamannya,
"Sungguh aku melihat diriku sendiri (sering) tidur melintang seperti jenazah di hadapan Rasulluah Shallallahu'alaihiwasallam, ketika beliau sedang shalat."
Sebagai wanita, aisyah tersinggung dan merasa terhina oleh sabda muhammad yg diceritakan oleh perawi2 itu kepadanya, dimana sabda sang nabi itu menyetarakan derajat wanita dengan binatang sehingga dia merasa harus menceritakan pengalamannya ketika muhammad solat dihadapannya yg sedang tidur melintang. Ironisnya, kisah dari pengalamannya ini justru menunjukan ketidak konsistenan antara perbuatan muhammad dengan apa yg pernah disabdakannya sendiri.
Jadi, hadist yg ente usung bukanlah pelurusan aisyah mengenai PENAFSIRAN PERAWI2 atas ucapan nabi, melainkan menunjukan ketersinggungan aisyah sebagai seorang wanita yg derajatnya disetarakan dengan binatang yg mana secara tidak langsung menunjukan juga ketidak konsistenan muhammad.
Gokil banget kalau ente mau memaksakan ketersinggungan aisyah dalam hadist itu untuk meluruskan (baca: membatalkan) sabda muhammad yg menyetarakan derajat wanita dengan keledai.
Semakin ente membela islam, semakin jelas wajah islam yg sebenarnya....Good job