Page 7 of 11

Re: Memahami kitab suci

Posted: Sun Mar 27, 2011 2:56 pm
by MasTom
forever_muslim wrote: oklah kita kembali ke konteks kaedah nahwu shorofnya ya tomtom... lafadz Itsnaini adalah na’at dari Ilaahaini, kenapa digunakan uslub yang berulang..jika dikaji lebih lanjut ini masuk ke bahasan isim ‘adad (bilangan) dan bab taukid yaitu Taukid mengikuti muakkad (yang ditegaskan) dalam rofa', nashob, khofad/jer dan ma'rifatnya...
entah anda ngerti atau tidak, saya jelaskan tentang isim adad terlebih dahulu...

saya membuka enam buku nahwu
tidak satu pun yang mencantumkan bab taukid
yang menggunakan perulangan uslub
saya menunggu ilmu bung fm yang didasarkan pada referensi shohih :green:

berikut daftar buku nahwu itu
1. buku a zakaria di hal 179 membagi taukid menjadi 2 pola.
2. demikian pula dalam alfiyyah jilid 2 hal 642-651
3. buku karangan drs. djawahir djuha, "tatabahasa arab (ilmu nahwu)" yang merupakan "terjemah matan al-ajrumiyah" berikut penjelasannya, halaman 117
4. buku "al nahwul wadlih" jilid 3 diterjemahkan oleh drs ismail, diterbitkan putra almaarif surabaya. di halaman 289
5. Buku "Tata Bahasa Arab - untuk mempelajari Al qur'an" karangan H salimudin A Rahman MA terbitan sinar baru algesindo hal 191-193
6. Buku "Tata Bahasa Arab Sistematis" karangan Dr. H. Imaduddin Sukamto,MA dan Akhmad Munawari S.Ag terbitan Nurma Media Idea, halaman 122-124

Re: Memahami kitab suci

Posted: Mon Mar 28, 2011 4:02 am
by x-mualaf
arrrggghhhhhhhhh.....
Bangsat nih Awlloh!!
Uda Menciptakan manusia dr berbagai bangsa, berbagai suku & berbagai bahasa....tapi ujung2nya malah mempersulit umatnya???
masa' baru 1 ayat yg terdiri dr beberapa kata saja harus seribet dan sesulit ini untuk di mengerti & dipahami???
Wooooiiiii.....AWLLOH!!!!!

Turunin juga donk Al Qur'an yang berbahasa Indonesia...!!jangan cuma Arab saja??terserah mau bangkitin muhammad lg dr liang kuburnya supaya dia lagi yg nerima wahyumu, atau pilih nabi baru lagi??oke, banyak koq yg lebih tolol, lebih idiot, lebih dungu dari muhammad rasulmu itu di indonesia ini.tinggal pilih aja. Di FFI ini jg banyak. Pilih aja.

Lagian,,Katanya Engkau Awlloh maha mengetahui, kenapa engkau tdk mengetahui sebelum menurunkan Qur'an bahwa suatu saat di dunia akan banyak Bahasa??Katanya engkau Awlloh yg maha penyayang & pemurah,,kenapa engkau tidak menyayangi kami umatmu di indonesia dengan menurunkan Qur'an yg berbahasa indonesia sehingga kami disini tidak perlu bersusah2 harus belajar bahasa arab dulu untuk mengetahui maksud kamu??????
Awlloh macam apa kau ini??awlloh macam2 ya???
***' lah kau klo begitu, awlloh!!
:butthead:

Re: Memahami kitab suci

Posted: Wed Mar 30, 2011 3:29 pm
by forever_muslim
tom tom yg abal-abal wrote: menunggu bung forever muslim
yang ahli tatabahasa arab sejati bukan abal-abal seperti saya
saya sundul lagi trit ini
dengan informasi baru tambahan tentang taukid
agar semakin jelas dari pustaka nahwu yang ada,
tidak ada satu pun yang namanya taukid dengan uslub berulang :finga:
aihhh si tomtom ditinggalin bukannya mau intropeksi diri malah sembarangan pula memahami tulisan saya =D>
sebenarnya anda neh paham gak sih apa yang dimaksud uslub berulang itu ??? sejak kapan pula saya katakan ada taukid uslub berulang :rolleyes: .... kalo begitu kenapa juga gak sekalian anda katakan saya menulis isim adad uslub berulang kalo apa yang saya tulis "masuk dalam bahasan" anda translasi harfiah seperti itu :lol: ... duh sitomtom, makanya saya males mau ngelayanin anda karena anda sendiri sok2-an mengerti dengan apa yg saya tulis hanya dengan berbekal baca-baca buku nahwu.... cari dulu pengertian "uslub berulang" baru anda dengan sendirinya akan tahu masuk pola yg mana dalam bahasan taukid.. biarlah jadi PR buat anda agar gelar abal-abal anda cepat hilang he he he :finga:

hanya ada 2 cara biar diskusi tentang ayat ini yg dikaji dari tata bahasa arabnya antara saya dan anda agar bisa nyambung ... pertama anda harus meng-upgrade kemampuan anda akan ilmu alat atau yang kedua saya yang harus meng-downgrade kemampuan saya mengikuti anda.... karena kalo gak begini diskusi dengan anda hanya jadi buang waktu karena anda gak paham dgn apa yg saya jelaskan trus bingung lalu salah pula memahami penjelasan saya :rolleyes: .... tapi kalo cuma sekedar mengisi waktu luang sih yahh gak apa2lah seperti sekarang saya ada waktu dikit melayani lucu-lucuan anda :lol:
sitomtom wrote: "ilahaini itsnaini" sudah jelas salah tatabahasa. mo mata dijereng-jerengin tetep saja nggak lurus. sebagai pembanding, dalam post sebelumnya, saya sudah pernah berikan contoh ism mutsana, yang terdapat dalam qur'an, yang tidak memerlukan tambahan "itsnaini".
nah kan kalo anda sudah beranggapan lafadz ini salah dari tatabahasanya... coba uraikan kesaya ilahaini itu bentuk katanya apa dan itsnaini itu bentuknya apa??? jgn sekedar berdasarkan pemikiran "mo mata dijereng-jerengin tetep aja gak lurus" wah percuma aja diskusi ini kalo anda udah membatu dgn dasar apa adanya seperti itu ](*,)
coba jawab dulu pertanyaan saya tersebut...eh atu lagi "itsnaini" ini isim mutsana bukan ???
sitomtom wrote: MasTom Thu Feb 17, 2011 3:05 pm wrote:sedikit tambahan contoh bagaimana tatabahasa isim mutsana dalam quran.
jannataani - dua surga (qs 55:62) - makkiyyah
walidaihi - dua orang ibu bapa (qs 31:14) - makkiyyah
'aamaini - dua tahun (qs 31:14) - makkiyyah
rojulaini - dua orang laki-laki (qs 18:32) -makkiyyah
fatayaani - dua pemuda (qs 12:36) - makkiyyah
semua surat di atas termasuk surat makkiyyah dengan "jibril" bisa menggunakan tatabahasa dengan benar. tidak seperti "jibril" dalam surat qs 16:51 "ilahaini itsnaini" yang juga makkiyyah.
jadi, selama pewahyuan di mekkah, ada "jibril" bisa berbahasa arab dan ada "jibril" tidak bisa bahasa arab.
seperti yg sudah saya tarkibkan bahwa "itsnaini" berfungsi sebagai na'at utk pembanding lafadz "Ilaahun wahidun"
dan salah satu fungsi na'at adalah untuk taukid (penguat), tentu saja kehadiran keterangan na'at yg notabene juga sebagai penguat itu ketika dibutuhkan, kebutuhan akan itu juga didasari dengan asumsi mutakallim bahwa mukhotob termasuk sosok yg mengingkari akan isi dan maksud tema yg diperbincangkan, karenanya didatangkanlah lafadz penguat yaitu na'at.... dalam kondisi materi ma'dudnya sudah mafhum, tidak diperlukan tambahan lafadz na'at, karena untuk menunjukkan bilangan materi yg dimaksud sudah bisa ditunjukkan dengan kalimat ma'dud bersangkutan... ketika anda mengatakan lii ibnun = saya punya anak laki-laki, pengertiannya sudah mafhum bahwa anak laki-lakinya satu, arti satu cukup dengan kalimat isim mufrod, begitu juga tatsniyah seperti contoh ayat2 yg anda usung... nah berbeda lagi halnya dengan bilangan 3 dst, ketika anda mengatakan lii kutubun = saya memiliki banyak kitab... pengertiannya sebatas banyak tidak jelas angkanya berapa, beda lagi dengan lii tsalaatsatu kutubin...saya punya tiga kitab, yg terakhir ini dianggap perlu mencantumkan lafazh "tsalaatsatun" untuk membedakan bilangan yg dimaksud.... pelan-pelan aja tom memahami penjelasan saya ntar salah lagi ](*,)
tomtom wrote: mangnya apa gunanya nahwu shorof dan sebagainya? apa tujuannya men-tarkib sebuah kalimat?
lah jadi bagaimana anda membuktikan tuduhan anda bahwa ayat ini salah dari sudut tata bahasa arabnya kalo tidak dibahas dgn nahwu shorof dan bagaimana menjelaskan setiap bentuk dan fungsi kata jika tidak ditarkibkan setiap kata dari ayat tsb #-o ... emang anda ini ajaib juga bisa menyalahkan ayat ini keliru dari tata bahasa arabnya tapi masih pula bertanya dengan pertanyaan polos anda seperti diatas .. tomtom tomtom anda emang selalu suka menghibur saya :finga:

Re: Memahami kitab suci

Posted: Thu Apr 07, 2011 12:11 pm
by MasTom
tom tom yg abal-abal wrote: menunggu bung forever muslim
yang ahli tatabahasa arab sejati bukan abal-abal seperti saya
saya sundul lagi trit ini
dengan informasi baru tambahan tentang taukid
agar semakin jelas dari pustaka nahwu yang ada,
tidak ada satu pun yang namanya taukid dengan uslub berulang :finga:
forever_muslim wrote: aihhh si tomtom ditinggalin bukannya mau intropeksi diri malah sembarangan pula memahami tulisan saya =D>
waaah satu bulan lebih ditinggalin...
bertapa di gua ... mmm buat belajar lagi ya...
semoga ilmu yang sampiyan sampaikan makin ntop
:finga: :finga:
forever_muslim wrote: sebenarnya anda neh paham gak sih apa yang dimaksud uslub berulang itu ??? sejak kapan pula saya katakan ada taukid uslub berulang :rolleyes: .... kalo begitu kenapa juga gak sekalian anda katakan saya menulis isim adad uslub berulang kalo apa yang saya tulis "masuk dalam bahasan" anda translasi harfiah seperti itu :lol: ...
ndak boleh ditafsirkan secara harafiah?
mm... sudah saya masukkan dalam trit "uuuh nyelip..."
dalam sub forum humor :-#
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ge100.html

Re: Memahami kitab suci

Posted: Thu Apr 07, 2011 12:32 pm
by MasTom
forever_muslim wrote: ... duh sitomtom, makanya saya males mau ngelayanin anda karena anda sendiri sok2-an mengerti dengan apa yg saya tulis hanya dengan berbekal baca-baca buku nahwu.... cari dulu pengertian "uslub berulang" baru anda dengan sendirinya akan tahu masuk pola yg mana dalam bahasan taukid.. biarlah jadi PR buat anda agar gelar abal-abal anda cepat hilang he he he :finga:
mo kemana lagi bung?
sudahlah kau jelaskan makna "kebatinan"
dari apa yang sampiyan sampaikan sebelumnya :finga: :finga:
forever_muslim wrote: oklah kita kembali ke konteks kaedah nahwu shorofnya ya tomtom... lafadz Itsnaini adalah na’at dari Ilaahaini, kenapa digunakan uslub yang berulang..jika dikaji lebih lanjut ini masuk ke bahasan isim ‘adad (bilangan) dan bab taukid yaitu Taukid mengikuti muakkad (yang ditegaskan) dalam rofa', nashob, khofad/jer dan ma'rifatnya...
entah anda ngerti atau tidak, saya jelaskan tentang isim adad terlebih dahulu...
kalau penjelasan sampiyan dalam kutipan diatas
kurang atau enggak tepat atau perlu disempurnakan
ganti penjelasan juga ndak apa-apa kok :goodman: :goodman:
forever_muslim wrote: hanya ada 2 cara biar diskusi tentang ayat ini yg dikaji dari tata bahasa arabnya antara saya dan anda agar bisa nyambung ... pertama anda harus meng-upgrade kemampuan anda akan ilmu alat atau yang kedua saya yang harus meng-downgrade kemampuan saya mengikuti anda.... karena kalo gak begini diskusi dengan anda hanya jadi buang waktu karena anda gak paham dgn apa yg saya jelaskan trus bingung lalu salah pula memahami penjelasan saya :rolleyes: .... tapi kalo cuma sekedar mengisi waktu luang sih yahh gak apa2lah seperti sekarang saya ada waktu dikit melayani lucu-lucuan anda :lol:
mau melucu?
sudah kok sampiyan sudah melucu dan masuk sub forum humor :finga:

saya tawarkan lagi,
kalau penjelasan sampiyan sebelumnya salah atau kurang
silakan dikoreksi atau diperjelas...bdak apa-apa
sampiyan kan masih manusia doyan nasi belum doyan kemenyan :snakeman: :snakeman:

Re: Memahami kitab suci

Posted: Thu Apr 07, 2011 1:49 pm
by MasTom
sitomtom wrote: "ilahaini itsnaini" sudah jelas salah tatabahasa. mo mata dijereng-jerengin tetep saja nggak lurus. sebagai pembanding, dalam post sebelumnya, saya sudah pernah berikan contoh ism mutsana, yang terdapat dalam qur'an, yang tidak memerlukan tambahan "itsnaini".
forever_muslim wrote: nah kan kalo anda sudah beranggapan lafadz ini salah dari tatabahasanya... coba uraikan kesaya ilahaini itu bentuk katanya apa dan itsnaini itu bentuknya apa??? jgn sekedar berdasarkan pemikiran "mo mata dijereng-jerengin tetep aja gak lurus" wah percuma aja diskusi ini kalo anda udah membatu dgn dasar apa adanya seperti itu ](*,) ..
haiya....
kalau saya menuduh itu salah
tentu saja saya punya bukti bahwa berdasarkan ilmu nahwu
ilahaini saja sudah berarti DUA illah (tuhan)
mencantumkan itsnaini artinya BERLEBIHAN, tidak perlu. :finga:

sampiyan menjelaskan itu benar
dan sampiyan mencoba menjelaskan bahwa itu na'at, isim adad, taukid,
dan sebagai taukid sudah saya bantah
bahwa itu (taukid) ternyata tidak sejalan dengan referensi ilmu nahwu
jadi penjelasan taukid sampiyan dasarnya ilmu gothak-gathuk
karena itu sampiyan bilang jangan ditafsirkan harafiah
...gitu ya? :finga: :finga:
forever_muslim wrote: coba jawab dulu pertanyaan saya tersebut...eh atu lagi "itsnaini" ini isim mutsana bukan ???
waaaah nyoba ngajak muter lagi
dengan bentuk bina dan i'rab.. :finga: :finga:

silakan kunjungi corpus quran lagi. http://corpus.quran.com/wordbyword.jsp ... 6&verse=51
di situ disebutkan isim manshub atau accusative object
H. Salimudin dkk, tatabahasa arab, sinar baru algesindo hal 84
menjelaskan tanda-tanda irab nashab

ayo..tetaplah pada fokus penjelasan sampiyan
kalau itu bukan taukid, apakah itsnaini itu na'at dari ilahaini?
forever_muslim wrote: oklah kita kembali ke konteks kaedah nahwu shorofnya ya tomtom... lafadz Itsnaini adalah na’at dari Ilaahaini, kenapa digunakan uslub yang berulang..jika dikaji lebih lanjut ini masuk ke bahasan isim ‘adad (bilangan) dan bab taukid yaitu Taukid mengikuti muakkad (yang ditegaskan) dalam rofa', nashob, khofad/jer dan ma'rifatnya...
entah anda ngerti atau tidak, saya jelaskan tentang isim adad terlebih dahulu...

Re: Memahami kitab suci

Posted: Thu Apr 07, 2011 2:18 pm
by MasTom
sitomtom wrote: ... contoh bagaimana tatabahasa isim mutsana dalam quran.
jannataani - dua surga (qs 55:62) - makkiyyah
walidaihi - dua orang ibu bapa (qs 31:14) - makkiyyah
...
forever_muslim wrote: seperti yg sudah saya tarkibkan bahwa "itsnaini" berfungsi sebagai na'at utk pembanding lafadz "Ilaahun wahidun" dan salah satu fungsi na'at adalah untuk taukid (penguat), ..
dari corpus qu'ran 2:163
ilahun - isim marfu' dan wahidun - shifat marfu'ah
dan karena sifat, maka terjemahannya dalam bahasa indonesia
perlu dibubuhkan kata "YANG"
2:163. Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa ...
bagaimana dengan ilahaini itsnaini (16:51)?
kok terjemahan DEPAG enggak pakai "yang maha dua"?
atau "yang benar-benar dua...."?
16:51 ...Janganlah kamu menyembah dua tuhan ...(DEPAG)
16:51 ...Janganlah kamu menyembah dua tuhan yang maha dua...(MT)
16:51 ...Janganlah kamu menyembah dua tuhan yang benar-benar dua...(MT)
forever_muslim wrote: tentu saja kehadiran keterangan na'at yg notabene juga sebagai penguat itu ketika dibutuhkan, kebutuhan akan itu juga didasari dengan asumsi mutakallim bahwa mukhotob termasuk sosok yg mengingkari akan isi dan maksud tema yg diperbincangkan, karenanya didatangkanlah lafadz penguat yaitu na'at....
eiiitssss......asumsi mutakallim
mutakallimnya kan auweloh sendiri lho.
masa sih auweloh berasumsi?
awas hati-hati...sampiyan sudah mulai murtad :axe: :axe:
51. Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan
forever_muslim wrote: ...dalam kondisi materi ma'dudnya sudah mafhum, tidak diperlukan tambahan lafadz na'at, karena untuk menunjukkan bilangan materi yg dimaksud sudah bisa ditunjukkan dengan kalimat ma'dud bersangkutan... ketika anda mengatakan lii ibnun = saya punya anak laki-laki, pengertiannya sudah mafhum bahwa anak laki-lakinya satu, arti satu cukup dengan kalimat isim mufrod, begitu juga tatsniyah seperti contoh ayat2 yg anda usung...
kalau ilahaini itu belum dipahami
atau tidak bisa dipahami sebagai DUA tuhan?
yang bener saja sampiyan.... :-" :-"

forever_muslim wrote: nah berbeda lagi halnya dengan bilangan 3 dst, ketika anda mengatakan lii kutubun = saya memiliki banyak kitab... pengertiannya sebatas banyak tidak jelas angkanya berapa, beda lagi dengan lii tsalaatsatu kutubin...saya punya tiga kitab, yg terakhir ini dianggap perlu mencantumkan lafazh "tsalaatsatun" untuk membedakan bilangan yg dimaksud.... pelan-pelan aja tom memahami penjelasan saya ntar salah lagi ](*,)
ndak masalah...
terimakasih memberi penjelasan panjang lebar
yang intinya pengin membelokkan seolah teori nahwunya benar
mutakallim berasumsi....ilahaini tidak jelas mutsana dsb :-" :-"

Re: Memahami kitab suci

Posted: Thu Apr 07, 2011 2:22 pm
by MasTom
tomtom wrote: mangnya apa gunanya nahwu shorof dan sebagainya? apa tujuannya men-tarkib sebuah kalimat?
forever_muslim wrote: lah jadi bagaimana anda membuktikan tuduhan anda bahwa ayat ini salah dari sudut tata bahasa arabnya kalo tidak dibahas dgn nahwu shorof dan bagaimana menjelaskan setiap bentuk dan fungsi kata jika tidak ditarkibkan setiap kata dari ayat tsb #-o ... emang anda ini ajaib juga bisa menyalahkan ayat ini keliru dari tata bahasa arabnya tapi masih pula bertanya dengan pertanyaan polos anda seperti diatas .. tomtom tomtom anda emang selalu suka menghibur saya :finga:
mmm... yang duuuuulu toooo
menurut saya, sampiyan menampilkan tarkib
cuman buat main komidi puter saja :-" :-"

Re: Memahami kitab suci

Posted: Fri Apr 15, 2011 10:43 pm
by MasTom
sundul lagi aaaah...

sudah benarkah konstrukt ilahini itsnaini dalam "..la tatakhidzu ilahini itsnaini.."?
dalam ilmu nahwu, dikenal sebagai konstrukt apakah "ilahini itsnaini" ?
:rolling: :rolling:

Re: Memahami kitab suci

Posted: Fri Apr 15, 2011 10:48 pm
by duren
@Mas Tom

Cek PM .. :finga:

Re: Memahami kitab suci

Posted: Sat Apr 16, 2011 12:29 pm
by MasTom
@ bro duren
dah dilihat,juga link-nya

kembali pada link sampiyan,
seperti biasa bung fm main komidi puter...
buat membenarkan qur'an
bukannya bersikap jujur menghadapi teks
:butthead: :butthead:

contohnya ketika fm bicara iltifat dhomir
untuk membahas kata ganti personal Allah dalam 16:51
16:51. Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut".
bahasan iltifat ini adalah bagian dari ilmu balaghah
yang secara panjang lebar ditulis (dibahas) dalam hal 193-211 dari buku
"ilmu balaghah kar Dr. Mamat Zaenuddin MA - refika aditama - bandung 2007"
yang kalau membaca buku ini ..
dijamin orang yang berfikir kritis akan guling-guling tertawa
:rolling:

kenapa?
buku ini pada hal 208 ..tiga baris dari bawah
jujur mengatakan bahwa iltifat dibuat untuk membenarkan qur'an
[-( [-(
Jelaslah bahwa Ibn Abil Ashba' memperhatikan iltifat dari segi makna yang dikandung gaya bahasa dalam suatu susunan. Semua ini merupakan bentuk penyajian kemukjizatan al-Qur'an. Dengan demikian nilai iltifat itu terkait dengan upaya melayani al-Qur'an. Tujuan pertama ini memacu para pakar balaghah untuk bersatu dalam ilmu balaghah. Oleh karena itu ...

Re: Memahami kitab suci

Posted: Sat Apr 16, 2011 12:49 pm
by MasTom
tidaklah mengherankan
kalau penduduk mekkah saat itu
berkata kalau si mamad bahasanya kacau :finga:

seperti diketahui,
pada saat itu sastra arab pun sudah berkembang
terbukti dengan adanya puisi-puisi terbaik bangsa arab yang ditempelkan di ka'abah

sehingga menengok pada kefasihan bahasa
ayat-ayat qur'an yang dibawa si mamad..mereka terguling-guling tertawa :rolling:
Surah (16) An-Nahl ayat: 103
103. Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al-Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam [840], sedang Al-Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang.

[840] Bahasa 'Ajam ialah bahasa selain bahasa Arab dan dapat juga berarti bahasa Arab yang tidak baik, karena orang yang dituduh mengajar Muhammad itu bukan orang Arab dan hanya tahu sedikit-sedikit bahasa Arab.
mangkanya pengikut si mamad
berusaha keras menyusun pembelaan
dalam bentuk ilmu-ilmu bahasa baru
untuk meluruskan kekacauan bahasa qur'an menjadi seolah benar
contohnya ilmu balaghah yang membahas iltifat ini
:rolling: :rolling: :green:

Re: Memahami kitab suci

Posted: Sat Apr 16, 2011 12:50 pm
by duren
Jelaslah bahwa Ibn Abil Ashba' memperhatikan iltifat dari segi makna yang dikandung gaya bahasa dalam suatu susunan. Semua ini merupakan bentuk penyajian kemukjizatan al-Qur'an. Dengan demikian nilai iltifat itu terkait dengan upaya melayani al-Qur'an. Tujuan pertama ini memacu para pakar balaghah untuk bersatu dalam ilmu balaghah. Oleh karena itu ...
Shubana awlloh ...Terbukti bahwa Quran BERANI TAMPIL BEDA :finga:

Re: Memahami kitab suci

Posted: Sun Apr 17, 2011 10:31 pm
by MasTom
@ duren

ada lagi nih kutipan yang menunjukkan
pengikut si mamad yang rela hati menjungkir balikkan
pikiran "tidak normal" sebagai "normal"
inkonsistensi dipahami sebagai "gaya...efek yang luar biasa" :snakeman:
http://menaraislam.com/content/view/64/26/
Mengenai iltifaat, orang-orang yang tidak memahami keindahan dan keunikan sastra Arab telah meniupkan syubhat bahwa hal tersebut menunjukkan inkonsistensi Al-Qur’an dalam hal kata ganti atau sudut pandang Sang Penutur. Namun bagi mereka yang paham, iltifaat sebagai gaya bahasa Al-Qur’an justru telah mampu menimbulkan efek yang luar biasa. Diantara efek itu ialah menarik perhatian dan memberikan efek imajinasi yang hidup dan dinamis.

Re: Memahami kitab suci

Posted: Sun Apr 17, 2011 10:58 pm
by duren
http://menaraislam.com/content/view/64/26/
Mengenai iltifaat, orang-orang yang tidak memahami keindahan dan keunikan sastra Arab telah meniupkan syubhat bahwa hal tersebut menunjukkan inkonsistensi Al-Qur’an dalam hal kata ganti atau sudut pandang Sang Penutur. Namun bagi mereka yang paham, iltifaat sebagai gaya bahasa Al-Qur’an justru telah mampu menimbulkan efek yang luar biasa. Diantara efek itu ialah menarik perhatian dan memberikan efek imajinasi yang hidup dan dinamis.
Muslim terpaksa menciptakan berbagai hal tuk MELATIH kecerdasan si awlloh :finga:

_Aul dan Rad
_Iltifaat

Dari link mas tom
Tidaklah mengherankan apabila pada periode Makkah Al-Qur’an sangat menonjolkan sisi-sisi sastranya, sebab masyarakat Makkah saat itu sangat mahir dalam dunia sastra. Bahkan konon para penyair Makkah sudah terbiasa menggubah syair-syair yang indah secara spontan.
Dan inilah penilaian masyarakat mekah yang pinter sastra itu kepada muhammad

Q15. 6. Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila

](*,)

Re: Memahami kitab suci

Posted: Sun Apr 17, 2011 11:26 pm
by MasTom
jungkir balik yang lain lagi
yang "salah" diabadaikan dengan menyebutkan sebagai "seni"
kalau salah satu dua barangkali iyaa...
tapi kalau banyak salah .... emang guobl*ck alias ajam
kalau nulisnya banyak salah... gimana mau komunikatif?
:axe: :green:
http://religiusta.multiply.com/journal/item/192
Rahasia dibalik Iltifat

Ternyata iltifat merupakan salah satu "karya seni" yang indah diantara sekian banyak seni retorika bahasa Arab atau al-Quran. Estetika seni ini sebenarnya muncul sebagai produk dari "emosi" para pembaca atau pendengarnya sendiri. Sebab, inilah satu cara dari sekian metode al-Quran untuk melatih kepekaan inderawi kita sekaligus sebagai pelenyap kejenuhan. Dengan adanya pengalihan pembicaraan apa yang tertera dalam konteks pembicaraan dan yang dinanti pendengar, dari satu formula ke formula lain tentu akan menarik perhatian kita dan mengundang rasa penasaran kita pada makna dibalik hal-hal baru. Dan itu artinya, iltifat memberi nilai plus: lebih menghunjam ke dalam jiwa dan lebih besar efeknya. Pembicaraan yang melulu pada satu jalur atau monoton -tanpa variasi dengan gaya bicara lain-, jelas bikin boring. Dan itu artinya iltifat merupakan satu gaya bahasa yang menjaga agar redaksi al-Quran tetap komunikatif!
Karena itulah iltifat tetap diperlukan, dan memang kudu ada!

Nah, ini hanya tinjauan umum segi faedah gaya bahasa iltifat dan pengaruhnya bagi audiens.

yang di bawah ini ..memang asli ngakak
qur'an menggunakan teknik komunikasi efektif..dari hongkong ngkaleee
lha si mamad sendiri ketika berbicara qur'an-nya
sama orang mekkah dikatakan "lo ngemeng apaan...bahasa lo kacau tuh (ajam)"
:rolling: :rofl:
http://religiusta.multiply.com/journal/item/192
Kalau selama ini banyak kalangan yang menggelar pelatihan-pelatihan "Kiat Sukses Berkomunikasi yang Efektif dan Efisien", sesungguhnya al-Quran sudah mendahului mereka lebih dari 1400 tahun lalu!

Re: Memahami kitab suci

Posted: Wed Apr 20, 2011 9:38 pm
by MasTom
pengikut si mamad memang kebalik otaknya
orang lain bikin ilmu untuk menemukan kebenaran

tapi pengikut si mamad
bikin ilmu untuk "men-jadi benar-kan" qur'an
mata yang enggak bisa dipake melihat itu namanya matakaki
dan pikiran yang letaknya dekat matakaki...pengikut si mamad :green: :green:

Re: Memahami kitab suci

Posted: Sun Aug 28, 2011 7:10 pm
by pusing
MasTom wrote:
saya membuka enam buku nahwu
tidak satu pun yang mencantumkan bab taukid
yang menggunakan perulangan uslub
saya menunggu ilmu bung fm yang didasarkan pada referensi shohih :green:

berikut daftar buku nahwu itu
1. buku a zakaria di hal 179 membagi taukid menjadi 2 pola.
2. demikian pula dalam alfiyyah jilid 2 hal 642-651
3. buku karangan drs. djawahir djuha, "tatabahasa arab (ilmu nahwu)" yang merupakan "terjemah matan al-ajrumiyah" berikut penjelasannya, halaman 117
4. buku "al nahwul wadlih" jilid 3 diterjemahkan oleh drs ismail, diterbitkan putra almaarif surabaya. di halaman 289
5. Buku "Tata Bahasa Arab - untuk mempelajari Al qur'an" karangan H salimudin A Rahman MA terbitan sinar baru algesindo hal 191-193
6. Buku "Tata Bahasa Arab Sistematis" karangan Dr. H. Imaduddin Sukamto,MA dan Akhmad Munawari S.Ag terbitan Nurma Media Idea, halaman 122-124
Mohon maaf mas Tom kalau daftar buku nahwu anda mungkin tidak sesempurna kelengkapannya dengan ragam ragam penggunaan jumlah isim yang berlaku didalam alquran dimana dalam keperluan penggunaannya ada yang pasangan isimnya di dzhahirkan dan ada juga yang sudah maklum(tidak didzhahirkan) bagi pasangan isim tertentu lainnya. Dan mungkin Dari semua daftar buku anda perlu juga ditambahkan Yang berdasarkan alquran kan mungkin belum terdaftar disitu. :finga:

Dibawah ini beberapa contoh penggunaan kata dalam bentuk menunjukan jenis jumlah bilangan:
Semua saya kembalikan kebentuk asalnya dalam arti marfu` tanpa sebab.
bentuk jenis jumlah 1
اِلٰهٌ وَاحِدٌ -ilaahun waahidun =1 ilah
اِلٰهٌ -ilaahun --->bentuk tunggal <->maushuf.
وَاحِدٌ waahidun-->bentuk tunggal <->shifah.

bentuk jenis jumlah 2
اِلٰهانِ اثْنَانِ-ilaahaanitsnaani =2 ilah
اِلٰهانِ-ilaahaani --->menggunakan bentuk jumlah 2 <->maushuf.
اثْنَانِ-itsnaani------>menggunakan bentuk jumlah 2 <->shifah.

bentuk jenis jumlah jamak tidak terikat
ءالِهَةً أُخرىٰ-aalihatun ukhraa=banyak ilah.

bentuk jenis jumlah 3 -10
ثَلٰثَةُ أَيّامٍ-tsalaatsatu ayyaamin = 3 hari
ثَلٰثَةُ-tsalaatsatu--->menggunakan tunggal feminim <-> mudhaf.
أَيّامٍ-ayyaamin--->menggunakan jamak <->mudhaf ilaihi.

Bentuk jenis jumlah 11-99

أَرْبَعُوْنَ لَيْلَةٌ-arba`uuna lailatun= 40 malam
أَرْبَعُوْنَ-arba`uuna-->menggunakan bentuk jamak<->maushuf
لَيْلَةٌ-lailatun--->menggunakan bentuk tunggal feminim <->shifah.

Bentuk jenis jumlah 100 keatas
ثَلٰثُ مِا۟ئَةٍ سِنِيْنَ-tsalaatsu mi atin siniina= tiga ratus tahun.

ثَلٰثَةُ ءَالٰفٍ-tsalaatsatu aalaafin=3000

أَلْفُ شَهْرٍ-alfu syahrin = 1000 bulan

Potongan potongan ayat diatas dapat kita maklumi kalau Allah menggunakan bentuk jenis jumlah isimnya dengan menggunakan pasangan / gandengan isimnya baik ada yang pasangan / gandengan shifah maushuf maupun pasangan / gandengan majemuk(mudhaf mudhaf ilaihi) dan masing masing pasangan memiliki ciri ciri khusus.

Maka fungsi lafadzh itsnaini adalah sebagai pasangan /gandengan bagi isim ilaahaini gunanya untuk menunjukkan makna "2buah isim" dan memberi pelajaran / contoh kepada pembaca bagaimana cara melafadzhkan makna 2buah isim menurut alquran. Seperti begitu juga bagi jumlah jumlah yang lain yang sudah saya sampaikan yang masing masing mempunyai cara berbeda dalam melafadzhkannya dan kesemuanya ada pasangannya / gandengannya walaupun ada yang tidak didzhahirkan.


Note: -Ciri ciri yang saya belum tulis diatas saya percaya kalau anda dapat mencarinya di alquran sebagai studi perbandingan. Saya yakin dengan modal anda yang memadai, anda mampu. :lol:
-Jadi bukanlah kesalahan kalau sebuah kesempurnaan itu adalah susunan perbedaan yang saling melengkapi dan saling memfungsikan satu sama lain dalam ikatan tertentu sebulat bulatnya.

Salam bagi semua yang tahan pusing berfikir. :lol:

Re: Memahami kitab suci

Posted: Wed Oct 12, 2011 10:57 pm
by chrystal eye
terus terang daku pusing setelah baca 7 halaman msh belum keluar juga itu tafsir yang "benar" menurut orang2 yang katanya jago bahasa arab (FM)

Sebenarnya seumpama semua hal2 tatabahasa quran yang "ajaib" itu dipenuhi, terjemahannya jadi seperti apa?
Momad Narsis;
1.Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada "Dialah" saja kamu takut.

atau

2. Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Akulah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.

kalimat 1 atau kalimat 2?
Mbok ya langsung tunjuk saja tanpa perlu muter sana muter sini..........

Apapun hasilnya nanti daku coba pahami dehh...

Pertanyaanku cukup sederhana kan ya? gampang dimengerti kan?

Re: Memahami kitab suci

Posted: Fri Oct 14, 2011 6:27 am
by MasTom
pusing wrote: ....Dan mungkin Dari semua daftar buku anda perlu juga ditambahkan Yang berdasarkan alquran kan mungkin belum terdaftar disitu. :finga:
wah sampiyan setuju dengan wong jowo rupanya
"soal bohong...muslim memang jagonya"
dan saya sadur menjadi "soal menyempurnakan ...muslim memang jagonya"
:finga:
bahasan iltifat ini adalah bagian dari ilmu balaghah
yang secara panjang lebar ditulis (dibahas) dalam hal 193-211 dari buku
"ilmu balaghah kar Dr. Mamat Zaenuddin MA - refika aditama - bandung 2007"
yang kalau membaca buku ini ..
dijamin orang yang berfikir kritis akan guling-guling tertawa
:rolling:

kenapa?
buku ini pada hal 208 ..tiga baris dari bawah
jujur mengatakan bahwa iltifat dibuat untuk membenarkan qur'an

"Jelaslah bahwa Ibn Abil Ashba' memperhatikan iltifat dari segi makna yang dikandung gaya bahasa dalam suatu susunan. Semua ini merupakan bentuk penyajian kemukjizatan al-Qur'an. Dengan demikian nilai iltifat itu terkait dengan upaya melayani al-Qur'an. Tujuan pertama ini memacu para pakar balaghah untuk bersatu dalam ilmu balaghah. Oleh karena itu ..."