MasTom wrote:
saya membuka enam buku nahwu
tidak satu pun yang mencantumkan bab taukid
yang menggunakan perulangan uslub
saya menunggu ilmu bung fm yang didasarkan pada referensi shohih
berikut daftar buku nahwu itu
1. buku a zakaria di hal 179 membagi taukid menjadi 2 pola.
2. demikian pula dalam alfiyyah jilid 2 hal 642-651
3. buku karangan drs. djawahir djuha, "tatabahasa arab (ilmu nahwu)" yang merupakan "terjemah matan al-ajrumiyah" berikut penjelasannya, halaman 117
4. buku "al nahwul wadlih" jilid 3 diterjemahkan oleh drs ismail, diterbitkan putra almaarif surabaya. di halaman 289
5. Buku "Tata Bahasa Arab - untuk mempelajari Al qur'an" karangan H salimudin A Rahman MA terbitan sinar baru algesindo hal 191-193
6. Buku "Tata Bahasa Arab Sistematis" karangan Dr. H. Imaduddin Sukamto,MA dan Akhmad Munawari S.Ag terbitan Nurma Media Idea, halaman 122-124
Mohon maaf mas Tom kalau daftar buku nahwu anda mungkin tidak sesempurna kelengkapannya dengan ragam ragam penggunaan jumlah isim yang berlaku didalam alquran dimana dalam keperluan penggunaannya ada yang pasangan isimnya di dzhahirkan dan ada juga yang sudah maklum(tidak didzhahirkan) bagi pasangan isim tertentu lainnya. Dan mungkin Dari semua daftar buku anda perlu juga ditambahkan Yang berdasarkan alquran kan mungkin belum terdaftar disitu.
Dibawah ini beberapa contoh penggunaan kata dalam bentuk menunjukan jenis jumlah bilangan:
Semua saya kembalikan kebentuk asalnya dalam arti marfu` tanpa sebab.
bentuk jenis jumlah 1
اِلٰهٌ وَاحِدٌ -ilaahun waahidun =1 ilah
اِلٰهٌ -ilaahun --->bentuk tunggal <->maushuf.
وَاحِدٌ waahidun-->bentuk tunggal <->shifah.
bentuk jenis jumlah 2
اِلٰهانِ اثْنَانِ-ilaahaanitsnaani =2 ilah
اِلٰهانِ-ilaahaani --->menggunakan bentuk jumlah 2 <->maushuf.
اثْنَانِ-itsnaani------>menggunakan bentuk jumlah 2 <->shifah.
bentuk jenis jumlah jamak tidak terikat
ء
الِهَةً أُخرىٰ-aalihatun ukhraa=banyak ilah.
bentuk jenis jumlah 3 -10
ثَلٰثَةُ أَيّامٍ-tsalaatsatu ayyaamin = 3 hari
ثَلٰثَةُ-tsalaatsatu--->menggunakan tunggal feminim <-> mudhaf.
أَيّامٍ-ayyaamin--->menggunakan jamak <->mudhaf ilaihi.
Bentuk jenis jumlah 11-99
أَرْبَعُوْنَ لَيْلَةٌ-arba`uuna lailatun= 40 malam
أَرْبَعُوْنَ-arba`uuna-->menggunakan bentuk jamak<->maushuf
لَيْلَةٌ-lailatun--->menggunakan bentuk tunggal feminim <->shifah.
Bentuk jenis jumlah 100 keatas
ثَلٰثُ مِا۟ئَةٍ سِنِيْنَ-tsalaatsu mi atin siniina= tiga ratus tahun.
ثَلٰثَةُ ءَالٰفٍ-tsalaatsatu aalaafin=3000
أَلْفُ شَهْرٍ-alfu syahrin = 1000 bulan
Potongan potongan ayat diatas dapat kita maklumi kalau Allah menggunakan bentuk jenis jumlah isimnya dengan menggunakan pasangan / gandengan isimnya baik ada yang pasangan / gandengan shifah maushuf maupun pasangan / gandengan majemuk(mudhaf mudhaf ilaihi) dan masing masing pasangan memiliki ciri ciri khusus.
Maka fungsi lafadzh itsnaini adalah sebagai pasangan /gandengan bagi isim ilaahaini gunanya untuk menunjukkan makna "2buah isim" dan memberi pelajaran / contoh kepada pembaca bagaimana cara melafadzhkan makna 2buah isim menurut alquran. Seperti begitu juga bagi jumlah jumlah yang lain yang sudah saya sampaikan yang masing masing mempunyai cara berbeda dalam melafadzhkannya dan kesemuanya ada pasangannya / gandengannya walaupun ada yang tidak didzhahirkan.
Note: -Ciri ciri yang saya belum tulis diatas saya percaya kalau anda dapat mencarinya di alquran sebagai studi perbandingan. Saya yakin dengan modal anda yang memadai, anda mampu.
-Jadi bukanlah kesalahan kalau sebuah kesempurnaan itu adalah susunan perbedaan yang saling melengkapi dan saling memfungsikan satu sama lain dalam ikatan tertentu sebulat bulatnya.
Salam bagi semua yang tahan pusing berfikir.