Perbandingan Mukjizat Nabi Isa dengan mukjizat Nabi Muhammad
Posted: Mon Mar 29, 2010 8:32 am
Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu (Muhammad), lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu).(Q.S 25:9)
Seringkali kapirun FFI membanding-bandingkan nabi Muhammad dengan Nabi Isa, mereka meyakini bahwa nabi Isa itu suci, sedangkan nabi Muhammad itu tidak suci. Mereka meyakini bahwa nabi Isa itu memiliki mukjizat yang hebat, sedangkan nabi muhammad tidak. Mereka meyakini bahwa nabi Isa dapat menghidupkan menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati, sedangkan nabi Muhammad tidak dapat melakukannya. Tidak demikian sebenarnya. Karena, segala mukjizat yang diberikan kepada nabi-nabi terdahulu diberikan pula kepada nabi Muhammad.
Sejak zaman nabi, zaman sahabat, bahkan hingga saat ini selalu saja orang berusaha membanding-bandingkan para rasul. Pada zaman sahabat, beberapa yang Yahudi pun mencoba merendahkan nabi muhammad dari nabi-nabi lainnya. Hal itu mereka lakukan tak lain agar timbul keresahan dan keraguan dalam hati Muslimin kepada nabi Muhammad dan Islam. Muslimin mengadukan hal tersebut kepada Ali Bin Abi Thalib. Dan Ali Bin Abi Thalib pun memberikan jawaban yang menentramkan hati kaum muslimin.
Berbicara Ketika Masih Bayi
Orang Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Isa bin Maryam as, mereka (nasrani) meyakini bahwa dia dapat berbicara dalam buaiannya dalam keadaan masih bayi”.
Sayidina Ali berkata, “ya, itu benar. Dan Nabi Muhammad saw keluar dari perut ibunya sambil meletakan tangan kirinya di atas tanah dan tangan kanannya diangkat ke atas. Beliau menggerakan kedua bibirnya dengan ucapan tauhid. Lalu terpancarlah dari mulutnya cahaya sehingga penduduk Mekah dapat melihat semua istana-istana Basrah dan istana-istana mereah di negeri Yaman dan sekitarnya, serta istana-istana putih di persia dan sekitarnya. Dunia menjadi terang benderang di malam kelahiran Nabi Muhammad saw, sehingga jin, manusia dan setan ketakutan. Mereka berkata, “telah terjadi peristiwa di muka bumi ini.” Pad amalam kelahiran beliau, para malaikat naikturun dari langit, bertasbih dan memuji Allah.”
Menyembuhkan Orang Sakit
Orang Yahudi berkata, “Mereka meyakini bahwa Nabi Isa as telah menyembuhkan orang bisu dan orang yang menderita penyakit belang denan izin Allah.”
Sayidina Ali berkata, “ya itu benar. Dan Muhammad telah diberi sesuatu yang lebih seperti itu. Beliau telah menyembuhkan seketika penyakit seseorang yang lumpuh dan lemah seperti anak burung yang tidak berbulu.”
Juga pernah datang seseorang dari Juhainah yang menderita penyakit lepra. Muhammad kemudian mengambil mangkuk dan menyuruh orang itu untuk membasuh badannya, “Basulah badan mu dengan ini!” lalu sembuhlah orang tersebut seketika seakan tidak terjadi apa-apa.
Menghidupkan Orang Mati
Orang Yahudi berkata, “Mereka meyakini bahwa nabi Isa a.s dapat menghidupkan orang yang telah mati.”
Sayidina Ali Berkata, “ya, itu benar. Dan sungguh telah bertasbih sembilan kerikil di tangan Muhammad saw. Suaranya sampai terdengar (para sahabat). Padahal kerikil itu tidak bernyawa. Beberapa orang yang sudah mati berbicara dengannya dan meminta bantuan darinya dari siksaan kematian.
Selain itu, ketika nabi singgah di Thaif, penduduk Thaif mengirim seekor kambing yang sudah dipanggang dan dicampuri racun, lalu kambing itu berbicara, “Wahai Rasulullah, janganlah engkau makan aku, karena aku telah diberi racun.
Beliau juga pernah memanggil pohon, alu pohon itu menghampirinya.
Binatang-binatang buas berbicara dengan beliau dan bersaksi atas kenabian beliau.
Ini semua lebih besar dari yang diberikan kepada Isa as.”
Clairvoyance
Kemampuan melihat apa yang sedang terjadi di tempat yang jauh disebut clairvoyance. Dalam istilah Islam disebut Kasyaf. Kaum Nasrani mempercayai nabi Isa memiliki kemampuan tersebut.
Orang Yahudi berkata, “Nabi Isa as telah memberi tahu kaumnya tentang apa yang mereka makan dan mereka simpan di rumah-rumah mereka.”
Sayidina Ali menjawab, “itu benar. Dan nabi Muhammad saw telah memberi tahu perang Mu`tah, dan beliau memberitahukan siapa saja yang syahid di sana, padahal jarak antara tempat perang dengan beliau sejauh perjalanan sebulan.”
(lihat dalam : kitab Saluni Qabla Antafqiduni, atau Mengungkap Untaian Kecerdasan Imam Ali, Hal 70)
Seringkali kapirun FFI membanding-bandingkan nabi Muhammad dengan Nabi Isa, mereka meyakini bahwa nabi Isa itu suci, sedangkan nabi Muhammad itu tidak suci. Mereka meyakini bahwa nabi Isa itu memiliki mukjizat yang hebat, sedangkan nabi muhammad tidak. Mereka meyakini bahwa nabi Isa dapat menghidupkan menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati, sedangkan nabi Muhammad tidak dapat melakukannya. Tidak demikian sebenarnya. Karena, segala mukjizat yang diberikan kepada nabi-nabi terdahulu diberikan pula kepada nabi Muhammad.
Sejak zaman nabi, zaman sahabat, bahkan hingga saat ini selalu saja orang berusaha membanding-bandingkan para rasul. Pada zaman sahabat, beberapa yang Yahudi pun mencoba merendahkan nabi muhammad dari nabi-nabi lainnya. Hal itu mereka lakukan tak lain agar timbul keresahan dan keraguan dalam hati Muslimin kepada nabi Muhammad dan Islam. Muslimin mengadukan hal tersebut kepada Ali Bin Abi Thalib. Dan Ali Bin Abi Thalib pun memberikan jawaban yang menentramkan hati kaum muslimin.
Berbicara Ketika Masih Bayi
Orang Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Isa bin Maryam as, mereka (nasrani) meyakini bahwa dia dapat berbicara dalam buaiannya dalam keadaan masih bayi”.
Sayidina Ali berkata, “ya, itu benar. Dan Nabi Muhammad saw keluar dari perut ibunya sambil meletakan tangan kirinya di atas tanah dan tangan kanannya diangkat ke atas. Beliau menggerakan kedua bibirnya dengan ucapan tauhid. Lalu terpancarlah dari mulutnya cahaya sehingga penduduk Mekah dapat melihat semua istana-istana Basrah dan istana-istana mereah di negeri Yaman dan sekitarnya, serta istana-istana putih di persia dan sekitarnya. Dunia menjadi terang benderang di malam kelahiran Nabi Muhammad saw, sehingga jin, manusia dan setan ketakutan. Mereka berkata, “telah terjadi peristiwa di muka bumi ini.” Pad amalam kelahiran beliau, para malaikat naikturun dari langit, bertasbih dan memuji Allah.”
Menyembuhkan Orang Sakit
Orang Yahudi berkata, “Mereka meyakini bahwa Nabi Isa as telah menyembuhkan orang bisu dan orang yang menderita penyakit belang denan izin Allah.”
Sayidina Ali berkata, “ya itu benar. Dan Muhammad telah diberi sesuatu yang lebih seperti itu. Beliau telah menyembuhkan seketika penyakit seseorang yang lumpuh dan lemah seperti anak burung yang tidak berbulu.”
Juga pernah datang seseorang dari Juhainah yang menderita penyakit lepra. Muhammad kemudian mengambil mangkuk dan menyuruh orang itu untuk membasuh badannya, “Basulah badan mu dengan ini!” lalu sembuhlah orang tersebut seketika seakan tidak terjadi apa-apa.
Menghidupkan Orang Mati
Orang Yahudi berkata, “Mereka meyakini bahwa nabi Isa a.s dapat menghidupkan orang yang telah mati.”
Sayidina Ali Berkata, “ya, itu benar. Dan sungguh telah bertasbih sembilan kerikil di tangan Muhammad saw. Suaranya sampai terdengar (para sahabat). Padahal kerikil itu tidak bernyawa. Beberapa orang yang sudah mati berbicara dengannya dan meminta bantuan darinya dari siksaan kematian.
Selain itu, ketika nabi singgah di Thaif, penduduk Thaif mengirim seekor kambing yang sudah dipanggang dan dicampuri racun, lalu kambing itu berbicara, “Wahai Rasulullah, janganlah engkau makan aku, karena aku telah diberi racun.
Beliau juga pernah memanggil pohon, alu pohon itu menghampirinya.
Binatang-binatang buas berbicara dengan beliau dan bersaksi atas kenabian beliau.
Ini semua lebih besar dari yang diberikan kepada Isa as.”
Clairvoyance
Kemampuan melihat apa yang sedang terjadi di tempat yang jauh disebut clairvoyance. Dalam istilah Islam disebut Kasyaf. Kaum Nasrani mempercayai nabi Isa memiliki kemampuan tersebut.
Orang Yahudi berkata, “Nabi Isa as telah memberi tahu kaumnya tentang apa yang mereka makan dan mereka simpan di rumah-rumah mereka.”
Sayidina Ali menjawab, “itu benar. Dan nabi Muhammad saw telah memberi tahu perang Mu`tah, dan beliau memberitahukan siapa saja yang syahid di sana, padahal jarak antara tempat perang dengan beliau sejauh perjalanan sebulan.”
(lihat dalam : kitab Saluni Qabla Antafqiduni, atau Mengungkap Untaian Kecerdasan Imam Ali, Hal 70)