MENCARI WUJUD YANG MAHA AGUNG...

Pembelaan bahwa Islam adalah ajaran dari Tuhan.
Post Reply
Uwan N.S.
Posts: 61
Joined: Sat Jun 17, 2006 1:45 am

MENCARI WUJUD YANG MAHA AGUNG...

Post by Uwan N.S. »

MENCARI WUJUD YANG MAHA AGUNG...

Assalamualaikum wr.wb.

Di antara keadaan alami manusia, yang merupakan bagian mutlak fitratnya, ialah mencari Wujud Yang Maha Agung. Untuk pencarian itulah di dalam lubuk hati manusia terdapat suatu tarikan. Dan pengaruh pencarian itu dimulai pada
saat bayi lahir dari kandungan ibu. Sebab, begitu bayi lahir, pertama-tama sifat rohani yang ditampakkannya adalah lekat pada ibunya dan secara alami mencintai ibunya. Kemudian dengan terbukanya indera-indera yang dia miliki
dan semakin berkembang fitratnya, tarikan kecintaan yang semula tersembunyi di dalam dirinya kian menampakkan warna dan bentuknya. Kemudian, keadaannya ialah, ia tidak merasa tenang di tempat lain kecuali di pangkuan ibunya.

Anugerah berada di sisi ibunya itulah merupakan ketenangan sempurna yang dia miliki. Apabila ia dipisahkan dan dijauhkan dari ibunya, maka seluruh ketenangannya akan hilang. Dan walaupun dihadapannya disodorkan banyak
kenikmatan, tetap saja dia melihat kebahagiaan sejatinya berada di dalam pangkuan ibu. Dan tanpa itu, bagaimanapun ia tidak memperoleh ketenangan. Jadi, apa sebenarnya tarikan kecintaan yang timbul di dalam dirinya terhadap sang ibu? Pada hakikatnya tarikan itu jugalah yang telah ditanamkan dalam fitrat bayi untuk mencari Ma'bud Haqiqi (Tuhan Sejati yang disembah).

Manusia tidak mampu melihat dengan mata jasmaninya sendiri Wujud Yang Maha Agung itu, Dia yang bagaikan api tersembunyi di dalam setiap sesuatu, dan Dia terselubung dari semua orang dan tidak pula akal manusia yang tak sempurna ini dapat menemukan-Nya. Berbeda dengan benda-benda raksasa yang kelihatan, seperti matahari, bulan dan sebagainya, tidaklah begitu sulit untuk dipahami bahwa dibalik benda-benda itu ada suatu kekuatan tinggi yang sedang bekerja.

Dzat Allah Ta'ala yang kendati pun sangat cemerlang namun tetap saja terselubung, sebab itulah untuk mengenali-Nya tidak cukup hanya dengan menyaksikan tatanan jasmani yang nampak di hadapan kita itu, sebabnya kebanyakan orang yang menggantungkan diri pada tatanan ini, tetap saja tidak dapat melepaskan diri dari gelapnya keraguan dan kebimbangan. Padahal mereka telah merenungkan dengan seksama gugusan sempurna dan kokoh itu, yang mengandung ribuan keajaiban. Bahkan mereka telah menciptakan kemahiran-kemahiran di bidang astronomi, ilmu fisika, kimia, biologi dan filsafat, seolah-olah mereka telah menyatu dengan langit dan bumi.

Dan seandainya terpikirkan juga sedikit oleh mereka tentang Sang Pencipta, maka itu hanyalah sekedar anggapan yang timbul setelah menyaksikan tatanan yang tinggi dan sempurna, sehingga di dalam hati mereka muncul anggapan bahwa, "Hendaknya memang harus ada suatu wujud yang menciptakan tatanan agung yang mengandung sistem yang penuh hikmah ini ". Akan tetapi jelas bahwa pemikiran demikian tidak sempurna dan itu merupakan pengetahuan yang dangkal. Sebab mengatakan, "Untuk tatanan ini perlu ada suatu tuhan," sekali-kali tidak sama dengan ucapan bahwa, "Tuhan itu benar benar ada.", itu hanyalah merupakan pengetahuan mereka yang bersifat dugaan, yang tidak dapat memberikan ketenangan dan ketenteraman kepada hati, serta sama sekali tidak dapat menghapuskan kebimbangan kalbu. Justru pengetahuan dangkal demikian itu sangat keliru, karena setelah heboh demikian rupa akhirnya tanpa hasil dan tidak membuahkan apa-apa.

Selama Allah Ta'ala sendiri belum menzahirkan keberadaan-Nya melalui Kalam-Nya -- selama itu pula penelaahan terhadap perbuatan-Nya semata, tidak akan memberikan kepuasan. Misalnya, jika kita melihat sebuah kamar yang terasa mengherankan karena terkunci dari dalam, maka dari perbuatan itu pertama-tama yang pasti terpikirkan oleh kita adalah bahwa di dalam pasti ada orang yang telah memasangkan rantai dari dalam. Sebab, dari luar tidak mungkin rantai bagian dalam itu dapat dipasangkan. Akan tetapi apabila sampai masa tertentu -- bahkan sampai bertahun tahun -- kendati pun telah berulang ulang dipanggil, dari kamar itu tidak juga ada sahutan, maka akhirnya pikiran kita yang beranggapan bahwa ada orang di dalam, akan berubah. Dan kita akan berpikir bahwa di dalam tidak ada orang, dan kunci itu telah terpasang dari dalam melalui suatu hikmah tertentu. Demikianlah keadaan para ahli filsafat, yang
telah membatasi pengetahuan mereka hanya pada penelaahan terhadap perbuatan Tuhan.

Ini adalah suatu kekeliruan besar menganggap Tuhan seperti sesuatu yang telah mati. Seandainya Tuhan itu demikian -- yang diketahui hanya oleh usaha manusia saja -- maka seluruh harapan kita berkenaan dengan Tuhan yang
demikian itu akan sia-sia. Justru, Tuhan itu adalah Dia yang selamanya dan yang sejak awal terus memanggil manusia ke arah-Nya dengan menyatakan sendiri: Anna Maujud ( Aku ada ! ). Sungguh sangat lancang apabila kita berpikiran bahwa dalam mengetahui tentang Tuhan terdapat ihsan manusia atas diri-Nya, dan jika para ahli filsafat tidak ada, maka Dia seakan-akan tetap tidak akan ditemukan.

Dan mengatakan bahwa, "Bagaimana Tuhan dapat berbicara? Apakah Dia memiliki lidah?" Itu pun suatu kekurang-ajaran. Tidakkah Dia telah menciptakan benda-benda langit dan bumi tanpa tangan-tangan jasmani? Tidakkah Dia melihat seluruh alam semesta tanpa mata jasmani? Tidakkah Dia mendengar suara-suara kita tanpa telinga jasmani? Jadi, tidaklah mutlak bahwa Dia juga berbicara dengan cara demikian. Tidak diragukan lagi, sekarang pun Dia siap mencurahkan mata air ilham kepada orang-orang yang mencari, sebagaimana sebelumnya Dia siap. Dan sekarang juga pintu-pintu karunia-Nya tetap terbuka seperti halnya dahulu. Ya, karena segala keperluan telah sempurna, maka syariat serta hukum-hukum pun telah sempurna. Dan seluruh kerasulan serta kenabian telah mencapai kesempurnaannya pada titik yang ter-akhir, dalam Wujud Yang Maha Mulia, Junjungan kita Nabi Besar Muhammad S.A.W.
Post Reply