Page 1 of 1

Agama Yang Paling Benar

Posted: Sun Jan 31, 2010 8:54 am
by candra_mukti19
“Islam adalah Agama yang paling benar”. Ungkapan ini merupakan ungkapan yang terkenal, karena sering diucapkan oleh muslimin. Tetapi, sebenarnya dari mana asal mula ucapakan seperti itu? Karena di dalam alQuran dan Hadits, saya tidak menemukan ungkapan seperti itu.

Jika saya tidak menemukan ungkapan tersebut di dalam Quran hadits, itu bisa jadi karena “belum saya temukan”, atau “karena saya kurang cermat”. Dengan alasan apapun, sampai saat ini saya memang tidak atau belum menemukannya.

Jika ungkapan itu berasal dari kalimat “sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam”, maka bagaimana prosesnya sehingga berubah menjadi “Islam adalah agama yang paling benar”? kenapa harus dijelaskan prosesnya? Ya, karena kedua kalimat itu berbeda dalam bentuknya, sehingga besar kemungkinan beda pula maknanya.

1. Agama disisi Allah adalah Islam
2. Islam adalah agama yang paling benar

Perhatikan saja, kedua kalimat tersebut memiliki subjek yang sama, yaitu Islam, tetapi predikatnya berbeda. Yang satu adalah “agama di sisi Allah” dan lainnya “agama yang paling benar”. Jika premis mayor dari kalimat tersebut adalah “Agama di sisi Allah adalah yang paling benar”, maka susun pikirannya akan tampak sebagai berikut :

- Islam adalah Agama di sisi Allah
- Agama di sisi Allah adalah agama yang paling benar
- Islam adalah agama yang paling benar

Ini logic. Tetapi premis mayornya telah saya buat sendiri. Si pembuat pernyataan, belum tentu membuat premis mayor seperti itu. Oleh karena itu orang yang membuat pernyataan harus menjelaskan alasannya dengan jelas.

Premis minor berasal dari Quran/Hadits. Tapi dari mana asal premis mayor? Apakah ada di dalam alQuran/Hadits yang menyatakan “Agama di sisi Allah adalah agama yang paling benar”? saya tidak mengetahuinya. Saya mengira bahwa premis mayor tersebut muncul dari logika.

Jika Allah adalah tuhan semesta Alam, maka tentulah apa yang ada di sisinya merupakan yang terbaik. Hal ini merupakan kemestian rasional dari sifat Tuhan. Adalah mustahil Tuhan semesta alam tidak memberikan agama yang terbaik bagi umat manusia. Oleh karena itu, apa yang ada di sisi Nya, tentulah selalu merupakan hal yang paling benar. Inilah dasar-dasar dari premis mayor di atas.

Jadi, keyakinan bahwa “Islam merupakan agama yang paling benar” berdasarkan dua jenis premis. Premis pertama merupakan ilmiah referentif. Dan yang kedua merupakan kemestian logic.

Jika kedua premis haruslah “ilmiah referentif”, maka pernyataan “Islam adalah agama yang paling benar” tidaklah sah.

Jika kedua premis haruslah “kemestian logic”, maka pernyataan “Islam adalah agama yang paling benar” tidak juga sah.

Tetapi, bila kedua premis boleh campuran, yang satu kemestian logic, dan lainnya referentif, maka pernyataan “Islam adalah agama yang paling benar” itu merupakan pernyataan yang sah.

Tapi sebenarnya harus bagaimana premis itu? Apakah boleh campuran seperti itu? Ya boleh. Suatu premis boleh sejenis atau boleh campuran. Dan dengan memahami jenis-jenis premisnya, maka orang tidak akan mempermasalahkan lagi soal ungkapan “Islam adalah agama yang paling benar”. Karena pernyataan ini bisa benar bisa pula salah. Tergantung kepada argumentasi dan jenis argumentasinya.

Menilai benar atau salah suatu pernyataan logic, tanpa menyelidiki terlebih dahulu terhadap argumentasi pernyataan tersebut secara detail, maka penilaian tersebut dapat menyesatkan.

Jadi, bagaimana dengan keyakinanku sebenarnya, apakah Islam sebagai agama yang paling benar atau bukan?

Saya sudah menjelaskan pengetahuan dengan sebenar-benar. Dan apa yang benar menurut ilmu, itulah yang menjadi keyakinan saya. Saya yakin bahwa Islam merupakan agama yang paling benar. Ini berdasarkan ilmu. Dan saya yakin bahwa Islam bukan agama yang paling benar. Ini juga berdasarkan ilmu. Dan orang akan menganggapnya sebagai suatu keyakinan yang kontradiktif atau gak tentu. Padahal sesungguhnya tidak demikian. Sama halnya dengan pernyataan :

5 + 2 = 7
5 + 2 # 7. (tidak sama dengan tujuh).

Semua sangat bergantung kepada argumentasinya. Oleh karena itu semua bentuk pernyataan bersifat relatif terhadap argumentasi. Relatif bukan berarti kebenaran menjadi enggak tentu, melainkan nilai kebenaran ditentukan dari sudut pandang.

Orang yang berpikir bahwa “Islam adalah agama yang paling benar”, melekat kuat pada pandangan tersebut dan enggan melepaskan pandangan tersebut, bersikukuh dengan pandangan tersebut, maka sesungguhnya dia benar-benar tidak mengerti logika. Demikian juga orang yang berpandangan bahwa “Islam bukan agama yang paling benar” dan bersikukuh dengan pandangan tersebut, maka dia benar-benar tidak mengerti logika.

Re: Agama Yang Paling Benar

Posted: Sun Jan 31, 2010 9:28 pm
by Tanpa Nama
candra_mukti19 wrote:Saya mengira bahwa premis mayor tersebut muncul dari logika.
Bukan dari logika, tapi dari angan-angan muslim. Semua orang yang mengklain agamanya di sisi TUHAN bisa mengatakan hal serupa dengan anda. Pembutkian anda disini, membuktikan bahwa logika anda itu sebenarnya jeblok pol. Kebenaran suatu ajaran bukan dilihat dari klaim, tapi dari isi ajaran itu sendiri. Selamat berangan-angan dalam mimpi indahmu, CM19.


Best regards,


Tanpa Nama

Re: Agama Yang Paling Benar

Posted: Sun Jan 31, 2010 10:49 pm
by AIR
Salam,
candra_mukti19 wrote:Jika Allah adalah tuhan semesta Alam, maka tentulah apa yang ada di sisinya merupakan yang terbaik. Hal ini merupakan kemestian rasional dari sifat Tuhan. Adalah mustahil Tuhan semesta alam tidak memberikan agama yang terbaik bagi umat manusia. Oleh karena itu, apa yang ada di sisi Nya, tentulah selalu merupakan hal yang paling benar. Inilah dasar-dasar dari premis mayor di atas.
Sangat bagus. Bagaimana bila anda menjelaskan kepada saya kemestian rasional dari sifat Tuhan Islam yang kebingungan:
candra_mukti19 wrote:Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?()Itulah orang yang menghardik anak yatim,()dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.()Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,()(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,()orang-orang yang berbuat ria.()dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Q.S : al-Ma'un)

di situ dijelaskan bahwa Islam tidak menyebut bahwa orng yang beragama itu adalah orang yang pandai berdalil ini itu, dan bukan pula ornag yang rajin shalat dan puasa. orang yang beragama adalah orang yang meyayangi anak yatim, dan memberi makan orang miskin, tekun dalam mengembangkan konsentrasi, tidak berharap pujian manusia dan bersemangat dalam menolong orang lain. siapa yang tidak melakuan hal yang demikian, maka ia adalah pendusta agama.
dibanding dengan
AIR wrote:Image

man kafara biallaahi min ba'di iimaanihi illaa man ukriha waqalbuhu muthma-innun bial-iimaani walaakin man syaraha bialkufri shadran fa'alayhim ghadhabun mina allaahi walahum 'adzaabun 'azhiimun

[16:106] Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.

Di situ dijelaskan bahwa Islam menyebut bahwa orang yang beragama itu adalah orang yang pandai berdalil ini itu: Berdalil berbohong menutupi imannya. Anda pernah melakukannya. Jangan malu, itu ajaran Islam. Anda islam. Jadi anda memang benar-benar mengamalkan ajarannya.
Terima kasih..



AIR