Jamaah dan Kesesatan...!

Pembelaan bahwa Islam adalah ajaran dari Tuhan.
Post Reply
Uwan N.S.
Posts: 61
Joined: Sat Jun 17, 2006 1:45 am

Jamaah dan Kesesatan...!

Post by Uwan N.S. »

Jama’ah dan Kesesatan….!

"Khilafat is solution" demikian bunyi spanduk yang sering diusung oleh kelompok Hizbut Tahrir dan setiap mereka unjuk rasa dimana-mana dan selalu diliput oleh TV. Tidak mengherankan karena mereka mereka memang dan sebaian besar Mainstream Islam merindukakan kehadiran seorang Imam yang memimpin sebuah Jemaah Islam.

Lain lagi menurut salah seorang pelanggan Forum ini yang mengirim postingnya kepada saya lewat jalur pribadi mengatakan bahwa orang-orang Islam tak mungkin bersepakat dalam kesesatan secara umum (maksudnya mungkin kekeliruan... ) atau " suatu jama'ah " berada dalam kesesatan dan kekeliruan. Nah sebaiknyalah anda ikutilah jema'ah terbanyak dan jangan melenceng keluar jalur Mainstream Islam kata kawan tsb menyindir saya. Lebih lanjut dia mengutip ungkapan sebuah hadist yang dikatakannya sebagai dasar kesesatan yang disinyalirnya itu.

Sepintas lalu apa yang dikatakan hadits itu memang benar atau setidak-tidaknya mendekati kemungkinan benar namun karena kawan saya tersebut menyebut perkataan " JAMA'AH ", kita perlu lagi meninjau dan berpikir apakah memang ummat Islam yang mayoritas sekarang ini merupakan suatu JAMA'AH yang diisyaratkan oleh hadist itu telah terpelihara dari kesesatan ? Ataukah memang benar Maintsream Islam yang merupakah mayoritas ini adalah merupakan orang-orang “muttaqi” yang diberi petunjuk dan dijanjikan kemenangan seperti yang diisyaratkan QS. 2:5 ( Al-Baqarah ayat 5) itu ?

Secara akal sehat saja kita menjawab pertanyaan ini, bahwa yang namanya JAMA'AH bukanlah sebutan kepada jumlah massa. Ribuan atau jutaan individu tidaklah dapat disebut satu JAMA'AH. Jama'ah itu hanya bisa dikatakan kepada individu-individu yang berkumpul dan bersatu padu untuk bertekad bekerja dan melaksanakan program suatu bersama. Lima atau enam orang pun bisa dianggap sebagai satu Jama'ah, sebaliknya walaupun jumlah dari orang-orang itu ribuan bahkan jutaan tetapi dalam kumpulan orang-orang tersebut tidak terdapat unsur itu, maka mereka tidaklah merupakan satu Jama'ah….

Tatkala Junjungan kita Rasulullah SAW mengumumkan kenabian beliau dikota Mekkah, maka pada hari pertama hanya empat orang saja yang beriman kepada beliau, yang berikut beliau sehingga jumlahnya lima orang. Kendatipun hanya berlima, tapi mereka merupakan satu Jama'ah. Sebaliknya penduduk Mekkah yang berjumlah delapan sampai sepuluh ribu orang itu tidaklah merupakan satu Jama'ah, begitu juga seluruh penduduk Arabia pada waktu itu tidaklah merupakan satu Jama'ah, sebab mereka tidak bertekad untuk melakukan satu pekerjaan, begitu juga tidak mempunyai program bersama.

Jadi sebelum kita melanjutkan perbincangan ini marilah kita meninjau keadaan Kaum Muslimin pada waktu ini apakah merupakan satu Jama'ah ? Apakah kaum Muslimin sedunia telah mengambil keputusan untuk bekerja sama dalam segala aktivitas? Apakah mereka mempunyai program bersama?

Sejauh hal yang menyangkut soal simpati, kita mengakui, bahwa didalam hati kaum Muslimin terdapat rasa simpati satu sama lain. tetapi perasaan itu tidaklah merata terdapat pada semua orang Muslim. Sebahagian ada mempunyai perasaan itu, sebahagian lain tidak. Sayangnya kaum Muslimin yang merupakan Mainstream Islam itu sendiri tidak memiliki semacam organisasi yang mengikat yang dengan perantaraan organisasi itu pertentangan-pertentangan diantara mereka dapat didamaikan. Pertentangan paham itu senantiasa ada dan juga dalam satu Jama'ah bahkan pula dalam Jama'ah para Nabi sendiri.

Dizaman Rasulullah SAW juga adakalanya terjadi tidak adanya persesuaian paham antara kalangan Anshar dan Muhajjirin dan kadang-kadang timbul pertikaian antar suku. Akan tetapi apabila Rasulullah SAW mengambil suatu keputusan maka segala pertentangan dan perselisihan segera dapat didamaikan. Begitu juga dizaman Khilafat telah timbul perselisihan dan apabila Khalifah turun tangan dengan mengambil keputusan maka perselisihan itu reda kembali.

Juga sesudah habisnya masa khilafat hingga tujuh puluh tahun lamanya kaum Muslimin berada dibawah satu pemerintahan. Dimana juga kaum Muslimin berada pada waktu itu, disana mereka tunduk kepada satu peraturan. Baik buruknya peraturan itu tidak akan kita persoalkan, tetapi bagaimanapun, peraturan itu telah mengikat kaum Muslimin menjadi satu. Sesudah itu timbul perselisihan dan ummat Islam pecah menjadi dua blok (golongan) dimana Spanyol membentuk wilayah tersendiri dan bagian dunia yang lainnya merupakan wilayah lain.

Perpecahan itu memang telah terjadi waktu itu, tetapi perpecahan itu sangat terbatas. kendatipun demikian ummat Islam sedunia masih bernaung dibawah satu oragnisasi. Akan tetapi sesudah tiga abad berlalu susunan organisasi itu, sedemikian rupa retaknya, sehingga perselisihan timbul dan meluas ditengah-tengah kaum Muslimin yang mengakibatkan menjelmanya perpecahan-perpecahan dan kekacauan (chaos). Tepatlah apa yang disabdakan Rasulullah SAW bahwa:

" Abad yang terbaik adalah abadku, kemudian akan hidup orang-orang diabad yang kedua, kemudian lagi akan hidup orang diabad yang ketiga maka setelah itu kebenaran akan hilang sirna dan meluas kekejaman-kekejaman, ekses-ekses dan ketidak seragaman ".

Apa yang disabdakan Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan. Pertentangan telah meningkat sampai sedemikian rupa, sehingga selama tiga abad berlalu kekuatan kaum Muslimin sudah sama sekali punah.

Suatu kenyataan sejarah masa lalu, dimana kekuasaan orang-orang islam dizaman itu yang mengakibatkan seluruh Eropa merasa takut kepada raja-raja Islam. Akan tetapi bisa kita lihat sekarang jikapun seluruh dunia Islam bergabung jadi satu tidak akan sanggup menghadapi salah satu kekuatan negara Eropa atau Amerika. Orang-orang Yahudi telah mendirikan negara kecil di Palestina dengan nama Israel, balatentara Suriah, Yordania, Iran, Irak, Libanon bahkan Arab Saudi sendiri masih mengadakan konfrontasi dengan negara itu. Namun orang Yahudi telah menguasai daerah yang lebih luas dari daerah yang diberikan PBB pada tahun 1948. Memang Inggeris dan Amerika membantu negara Yahudi tsb tetapi dulu soalnya satu kerajaan Islam dapat menguasai seluruh Eropa dan sekarang keadaannya terbalik, beberapa negara Barat lebih besar kekuatannya dari seluruh negara-negara Islam.

Pendeknya, konsepsi atau pengertian tentang istilah Jama'ah tidak dapat diterapkan kepada ummat Muslimin zaman sekarang ini. Kini memang ada negara-negara Islam diantaranya Arab Saudi, Pakistan, Iran, Irak dsb. Akan tetapi Islam bukanlah Pakistan atau Arab Saudi atau Mesir atau negara-negara Islam lainnya. Islam adalah suatu semboyan dari kesatuan, suatu kesatuan yang mengikat seluruh ummat Islam. Suatu kesatuan organisasi semacam itu didunia ini sekarang tidak ada.

Orang-orang Islam memang sangat banyak dan Indoensia sendiri orang-orang Islam jumlahnya berada ditingkat teratas, dan didunia ini diperkirakan jumlahnya sekitar satu milyard orang. Namun sayangnya jumlah yang banyak itu tidak berada dalam ikatan JAMA’AH , suatu kesatuan orang-orang Islam, yang memiliki program bersama dan melibatkan mereka secara bersama. Orang-orang Islam dewasa ini bercerai berai, tidak memiliki program bersama, bahkan cenderung bertengkar satu sama lainnya. Mereka juga tidak memiliki seorang Pemimpin yang nasehatnya bisa didengarkan dan bisa menyelesaikan pertengkaran mereka.

Umat Islam sekarang ini baik di Indonesia apalagi diseluruh dunia tidaklah berada dalam satu Jamaah, dan bagaimana mungkin berada dalam kebenaran? Memang tidak mungkin ORANG-ORANG DALAM JAMAAH AKAN BERSEPAKAT DALAM KESESATAN DAN KEKELIRUAN SEBAGAIMANA TIDAK MUNGKINNYA ORANG YANG BERADA DILUAR JAMAAH BERSEPAKAT DALAM KEBENARAN….

Sebaik-baiknya gelandangan yang mengurusi diri mereka sendiri, tidak terikat oleh peraturan , tentu lebih baik juga gelandangan yang dirinya meninggalkan kegelandangannya dan merelakan dirinya untuk diantur dengan peraturan. Orang-orang Islam yang tidak mau menyatukan diri dalam jamaah sama halnya dengan orang-orang gelandangan yang tidak ingin meninggalkan kegelandangan.

KEBENARAN MEMANG BERADA DALAM JAMAAH , SEBAGAIMANA DISINYALIR TEMAN SAYA ITU…. SAYAPUN SEPENDAPAT DENGAN DIA…

Pakistan memang memang mempunyai simpati terhadap Afghanistan dan Mesir mempunyai rasa yang sama terhadap Arab Saudi dan juga sebaliknya. akan tetapi baik Pakistan maupun Arab Saudi atau Mesir tidak akan menerima pandangan politik masing-masing negara Islam itu. Masing-masing mempunyai garis politik yang berlainan dan masing-masing negara Islam itu bebas mengurus soal dalam negerinya masing-masing. begitu juga keadaan orang-orang Islam secara individual, masing-masing bebas ditempatnya, penduduk Pakistan bebas ditempatnya, penduduk negara Mesir bebas ditempatnya, demikian juga penduduk Arab Saudi juga bebas ditempatnya masing-masing.

Tidak ada hal yang mengikat kaum Muslimin secara individu kedalam satu ikatan bersama. Atau dengan kata lain kaum Muslimin dewasa ini tidak berada dalam satu Jema'ah. Apakah mungkin dewasa ini pendapat kaum Muslimin dan semua ulama kita disatukan sehingga tidak timbul kesesatan ? Apakah memang ulama-ulama Islam sendiri dewasa ini memang bersatu dalam suatu pendapat dan semua kaum Muslimin bisa menerima pendapat yang disatukan itu ? Bagaimana sesungguhnya sikap kita menghadapi hal ini? Inilah yang akan saya uraikan isnsyaalah dalam bahasan berikut ini.

Dari sebuah Kitab Hadist " TERJEMAH HADITS SAHIH MUSLIM " yang dihimpun oleh Fachruddin HS, Penerbit Bulan Bintang 1983, jilid II pada halaman 35 hadits nomo2 27 tertulis sbb:
27. Dari Huzaifah bin Yaman katanya:

" Orang banyak biasanya menaanyakan kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, tetapi saya pernah menanyakan kepada beliau tentang keburukan, untuk menjaga jangan menimpa saya.
Saya bertanya: " Ya Rasulullah! Sesungguhnya kita dahulu dalam masa jahiliyah dan kejahatan, lalu Allah memberi kita kebaikan (agama) ini. Maka adakah keburukan sesudah kebaikan ini? "
Nabi menjawab:" Ya! "
Saya bertanya: " Adakah sesudah keburukan itu ada lagi kebaikan? "
Nabi menjawab: " Ya tetapi ada cacatnya! "
Saya bertanya: " Apakah cacatnya? "
Nabi menjawab: " Kaum yang menjalankan aturan, bukan aturanku dan mereka memimpin bukan menurut petunjukku. Sebahagian tindakan mereka ada yang engkau pandang baik dan sebahagiannya engkau pandang salah. "
Saya bertanya: " Adakah keburukan sesudah kebaikan itu? "
Nabi menjawab: " Ya, beberapa orang yang memberi saran di pintu neraka! Siapa yang memperkenankan panggilan mereka dilemparkan kedalam neraka. "
Saya bertanya: " Ya Rasulullah! Terangkanlah kepada kami sifat mereka! "
Nabi menjawab: " Baik! Kaum yang kulitnya sama dengan kulit kita dan mereka berbicara dalam bahasa kita. "
Saya bertanya: " Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau, kalau saya mendapati hal yang demikian? "
Nabi menjawab: " Engkau tetap bersatu dengan jama'ah kaum Muslimin dan Imam ( pemimpin) mereka! "
Saya bertanya: " Bagaimana kalau kaum Muslimin tidak mempunyai jama'ah dan tidak mempunyai Imam? "
Nabi menjawab: " Menghindarlah engkau dari segenap golongan yang berpecah belah itu, walaupun engkau menggigit urat-urat kayu (untuk makanan), sampai engkau ditemui kematian dalam keadaan yang sedemikian! "

Melihat hadits yang cukup panjang ini kita bisa menyimpulkan bahwa Rasulullah SAW menubuatkan sbb:

Akan terjadinya pasang surut dan silih berganti akan timbul kekacauan dalam ummat Islam sendiri. Akan datang suatu kaum yang mengajak kepada neraka (kesesatan) dan siapa yang memperkenankan panggilan itu akan dilemparkan dalam neraka (jadi sesat). Rasulullah menjelaskan kaum tsb dengan kaum yang berkulit sama dengan Rasulullah dan berbicara dalam bahasa Rasulullah sehingga kaum yang dimaksud tak pelak lagi adalah orang Arab sendiri. Untuk menghadapi keadaan demikian ummat Islam harus mencari JAMA'AH yang ada pemimpinnya. Kalau mereka tidak menemukan JAMA'AH yang dimaksdud atau belum menemukannya, Rasulullah menganjurkan kita untuk menghindar demi keselamatan dari orang-orang yang berpecah belah itu. Begitu tegas perintah Rasulullah dalam hal ini sehingga menggigit urat-urat kayu (untuk makanan) jauh lebih baik dari bercampur aduk dengan orang dizaman itu.

Hadits ini nampaknya tiada jalan lain lagi bagi kita untuk menyelamatkan diri dari kesesatan kalau keadaan itu memang sudah datang dizaman ini. Memang hal ini sangat sulit sekali bagi kita untuk menyelamatkan diri sedang kita tidak melihat JAMA'AH yang dimaksud. Betapa beratnya dan meyakitkan memakan urat kayu demi menyelamatkan pendirian kita.

Itu saja dahulu insyaalah diwaktu mendatang kita lihat MUJADDID yang dijanjikan Rasulullah SAW datangnya setiap permulaan abad untuk menjaga kemurnian Islam sepanjang zaman.

Wassalam yang amat lemah
alpha
Posts: 254
Joined: Sun Jun 04, 2006 9:48 am

Re: Jamaah dan Kesesatan...!

Post by alpha »

Uwan N.S. wrote:Jama’ah dan Kesesatan….!

"Khilafat is solution" demikian bunyi spanduk yang sering diusung oleh kelompok Hizbut Tahrir dan setiap mereka unjuk rasa dimana-mana dan selalu diliput oleh TV. Tidak mengherankan karena mereka mereka memang dan sebaian besar Mainstream Islam merindukakan kehadiran seorang Imam yang memimpin sebuah Jemaah Islam.

Lain lagi menurut salah seorang pelanggan Forum ini yang mengirim postingnya kepada saya lewat jalur pribadi mengatakan bahwa orang-orang Islam tak mungkin bersepakat dalam kesesatan secara umum (maksudnya mungkin kekeliruan... ) atau " suatu jama'ah " berada dalam kesesatan dan kekeliruan. Nah sebaiknyalah anda ikutilah jema'ah terbanyak dan jangan melenceng keluar jalur Mainstream Islam kata kawan tsb menyindir saya. Lebih lanjut dia mengutip ungkapan sebuah hadist yang dikatakannya sebagai dasar kesesatan yang disinyalirnya itu.

Sepintas lalu apa yang dikatakan hadits itu memang benar atau setidak-tidaknya mendekati kemungkinan benar namun karena kawan saya tersebut menyebut perkataan " JAMA'AH ", kita perlu lagi meninjau dan berpikir apakah memang ummat Islam yang mayoritas sekarang ini merupakan suatu JAMA'AH yang diisyaratkan oleh hadist itu telah terpelihara dari kesesatan ? Ataukah memang benar Maintsream Islam yang merupakah mayoritas ini adalah merupakan orang-orang “muttaqi” yang diberi petunjuk dan dijanjikan kemenangan seperti yang diisyaratkan QS. 2:5 ( Al-Baqarah ayat 5) itu ?

Secara akal sehat saja kita menjawab pertanyaan ini, bahwa yang namanya JAMA'AH bukanlah sebutan kepada jumlah massa. Ribuan atau jutaan individu tidaklah dapat disebut satu JAMA'AH. Jama'ah itu hanya bisa dikatakan kepada individu-individu yang berkumpul dan bersatu padu untuk bertekad bekerja dan melaksanakan program suatu bersama. Lima atau enam orang pun bisa dianggap sebagai satu Jama'ah, sebaliknya walaupun jumlah dari orang-orang itu ribuan bahkan jutaan tetapi dalam kumpulan orang-orang tersebut tidak terdapat unsur itu, maka mereka tidaklah merupakan satu Jama'ah….

Tatkala Junjungan kita Rasulullah SAW mengumumkan kenabian beliau dikota Mekkah, maka pada hari pertama hanya empat orang saja yang beriman kepada beliau, yang berikut beliau sehingga jumlahnya lima orang. Kendatipun hanya berlima, tapi mereka merupakan satu Jama'ah. Sebaliknya penduduk Mekkah yang berjumlah delapan sampai sepuluh ribu orang itu tidaklah merupakan satu Jama'ah, begitu juga seluruh penduduk Arabia pada waktu itu tidaklah merupakan satu Jama'ah, sebab mereka tidak bertekad untuk melakukan satu pekerjaan, begitu juga tidak mempunyai program bersama.

Jadi sebelum kita melanjutkan perbincangan ini marilah kita meninjau keadaan Kaum Muslimin pada waktu ini apakah merupakan satu Jama'ah ? Apakah kaum Muslimin sedunia telah mengambil keputusan untuk bekerja sama dalam segala aktivitas? Apakah mereka mempunyai program bersama?

Sejauh hal yang menyangkut soal simpati, kita mengakui, bahwa didalam hati kaum Muslimin terdapat rasa simpati satu sama lain. tetapi perasaan itu tidaklah merata terdapat pada semua orang Muslim. Sebahagian ada mempunyai perasaan itu, sebahagian lain tidak. Sayangnya kaum Muslimin yang merupakan Mainstream Islam itu sendiri tidak memiliki semacam organisasi yang mengikat yang dengan perantaraan organisasi itu pertentangan-pertentangan diantara mereka dapat didamaikan. Pertentangan paham itu senantiasa ada dan juga dalam satu Jama'ah bahkan pula dalam Jama'ah para Nabi sendiri.

Dizaman Rasulullah SAW juga adakalanya terjadi tidak adanya persesuaian paham antara kalangan Anshar dan Muhajjirin dan kadang-kadang timbul pertikaian antar suku. Akan tetapi apabila Rasulullah SAW mengambil suatu keputusan maka segala pertentangan dan perselisihan segera dapat didamaikan. Begitu juga dizaman Khilafat telah timbul perselisihan dan apabila Khalifah turun tangan dengan mengambil keputusan maka perselisihan itu reda kembali.

Juga sesudah habisnya masa khilafat hingga tujuh puluh tahun lamanya kaum Muslimin berada dibawah satu pemerintahan. Dimana juga kaum Muslimin berada pada waktu itu, disana mereka tunduk kepada satu peraturan. Baik buruknya peraturan itu tidak akan kita persoalkan, tetapi bagaimanapun, peraturan itu telah mengikat kaum Muslimin menjadi satu. Sesudah itu timbul perselisihan dan ummat Islam pecah menjadi dua blok (golongan) dimana Spanyol membentuk wilayah tersendiri dan bagian dunia yang lainnya merupakan wilayah lain.

Perpecahan itu memang telah terjadi waktu itu, tetapi perpecahan itu sangat terbatas. kendatipun demikian ummat Islam sedunia masih bernaung dibawah satu oragnisasi. Akan tetapi sesudah tiga abad berlalu susunan organisasi itu, sedemikian rupa retaknya, sehingga perselisihan timbul dan meluas ditengah-tengah kaum Muslimin yang mengakibatkan menjelmanya perpecahan-perpecahan dan kekacauan (chaos). Tepatlah apa yang disabdakan Rasulullah SAW bahwa:

" Abad yang terbaik adalah abadku, kemudian akan hidup orang-orang diabad yang kedua, kemudian lagi akan hidup orang diabad yang ketiga maka setelah itu kebenaran akan hilang sirna dan meluas kekejaman-kekejaman, ekses-ekses dan ketidak seragaman ".

Apa yang disabdakan Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan. Pertentangan telah meningkat sampai sedemikian rupa, sehingga selama tiga abad berlalu kekuatan kaum Muslimin sudah sama sekali punah.

Suatu kenyataan sejarah masa lalu, dimana kekuasaan orang-orang islam dizaman itu yang mengakibatkan seluruh Eropa merasa takut kepada raja-raja Islam. Akan tetapi bisa kita lihat sekarang jikapun seluruh dunia Islam bergabung jadi satu tidak akan sanggup menghadapi salah satu kekuatan negara Eropa atau Amerika. Orang-orang Yahudi telah mendirikan negara kecil di Palestina dengan nama Israel, balatentara Suriah, Yordania, Iran, Irak, Libanon bahkan Arab Saudi sendiri masih mengadakan konfrontasi dengan negara itu. Namun orang Yahudi telah menguasai daerah yang lebih luas dari daerah yang diberikan PBB pada tahun 1948. Memang Inggeris dan Amerika membantu negara Yahudi tsb tetapi dulu soalnya satu kerajaan Islam dapat menguasai seluruh Eropa dan sekarang keadaannya terbalik, beberapa negara Barat lebih besar kekuatannya dari seluruh negara-negara Islam.

Pendeknya, konsepsi atau pengertian tentang istilah Jama'ah tidak dapat diterapkan kepada ummat Muslimin zaman sekarang ini. Kini memang ada negara-negara Islam diantaranya Arab Saudi, Pakistan, Iran, Irak dsb. Akan tetapi Islam bukanlah Pakistan atau Arab Saudi atau Mesir atau negara-negara Islam lainnya. Islam adalah suatu semboyan dari kesatuan, suatu kesatuan yang mengikat seluruh ummat Islam. Suatu kesatuan organisasi semacam itu didunia ini sekarang tidak ada.

Orang-orang Islam memang sangat banyak dan Indoensia sendiri orang-orang Islam jumlahnya berada ditingkat teratas, dan didunia ini diperkirakan jumlahnya sekitar satu milyard orang. Namun sayangnya jumlah yang banyak itu tidak berada dalam ikatan JAMA’AH , suatu kesatuan orang-orang Islam, yang memiliki program bersama dan melibatkan mereka secara bersama. Orang-orang Islam dewasa ini bercerai berai, tidak memiliki program bersama, bahkan cenderung bertengkar satu sama lainnya. Mereka juga tidak memiliki seorang Pemimpin yang nasehatnya bisa didengarkan dan bisa menyelesaikan pertengkaran mereka.

Umat Islam sekarang ini baik di Indonesia apalagi diseluruh dunia tidaklah berada dalam satu Jamaah, dan bagaimana mungkin berada dalam kebenaran? Memang tidak mungkin ORANG-ORANG DALAM JAMAAH AKAN BERSEPAKAT DALAM KESESATAN DAN KEKELIRUAN SEBAGAIMANA TIDAK MUNGKINNYA ORANG YANG BERADA DILUAR JAMAAH BERSEPAKAT DALAM KEBENARAN….

Sebaik-baiknya gelandangan yang mengurusi diri mereka sendiri, tidak terikat oleh peraturan , tentu lebih baik juga gelandangan yang dirinya meninggalkan kegelandangannya dan merelakan dirinya untuk diantur dengan peraturan. Orang-orang Islam yang tidak mau menyatukan diri dalam jamaah sama halnya dengan orang-orang gelandangan yang tidak ingin meninggalkan kegelandangan.

KEBENARAN MEMANG BERADA DALAM JAMAAH , SEBAGAIMANA DISINYALIR TEMAN SAYA ITU…. SAYAPUN SEPENDAPAT DENGAN DIA…

Pakistan memang memang mempunyai simpati terhadap Afghanistan dan Mesir mempunyai rasa yang sama terhadap Arab Saudi dan juga sebaliknya. akan tetapi baik Pakistan maupun Arab Saudi atau Mesir tidak akan menerima pandangan politik masing-masing negara Islam itu. Masing-masing mempunyai garis politik yang berlainan dan masing-masing negara Islam itu bebas mengurus soal dalam negerinya masing-masing. begitu juga keadaan orang-orang Islam secara individual, masing-masing bebas ditempatnya, penduduk Pakistan bebas ditempatnya, penduduk negara Mesir bebas ditempatnya, demikian juga penduduk Arab Saudi juga bebas ditempatnya masing-masing.

Tidak ada hal yang mengikat kaum Muslimin secara individu kedalam satu ikatan bersama. Atau dengan kata lain kaum Muslimin dewasa ini tidak berada dalam satu Jema'ah. Apakah mungkin dewasa ini pendapat kaum Muslimin dan semua ulama kita disatukan sehingga tidak timbul kesesatan ? Apakah memang ulama-ulama Islam sendiri dewasa ini memang bersatu dalam suatu pendapat dan semua kaum Muslimin bisa menerima pendapat yang disatukan itu ? Bagaimana sesungguhnya sikap kita menghadapi hal ini? Inilah yang akan saya uraikan isnsyaalah dalam bahasan berikut ini.

Dari sebuah Kitab Hadist " TERJEMAH HADITS SAHIH MUSLIM " yang dihimpun oleh Fachruddin HS, Penerbit Bulan Bintang 1983, jilid II pada halaman 35 hadits nomo2 27 tertulis sbb:
27. Dari Huzaifah bin Yaman katanya:

" Orang banyak biasanya menaanyakan kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, tetapi saya pernah menanyakan kepada beliau tentang keburukan, untuk menjaga jangan menimpa saya.
Saya bertanya: " Ya Rasulullah! Sesungguhnya kita dahulu dalam masa jahiliyah dan kejahatan, lalu Allah memberi kita kebaikan (agama) ini. Maka adakah keburukan sesudah kebaikan ini? "
Nabi menjawab:" Ya! "
Saya bertanya: " Adakah sesudah keburukan itu ada lagi kebaikan? "
Nabi menjawab: " Ya tetapi ada cacatnya! "
Saya bertanya: " Apakah cacatnya? "
Nabi menjawab: " Kaum yang menjalankan aturan, bukan aturanku dan mereka memimpin bukan menurut petunjukku. Sebahagian tindakan mereka ada yang engkau pandang baik dan sebahagiannya engkau pandang salah. "
Saya bertanya: " Adakah keburukan sesudah kebaikan itu? "
Nabi menjawab: " Ya, beberapa orang yang memberi saran di pintu neraka! Siapa yang memperkenankan panggilan mereka dilemparkan kedalam neraka. "
Saya bertanya: " Ya Rasulullah! Terangkanlah kepada kami sifat mereka! "
Nabi menjawab: " Baik! Kaum yang kulitnya sama dengan kulit kita dan mereka berbicara dalam bahasa kita. "
Saya bertanya: " Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau, kalau saya mendapati hal yang demikian? "
Nabi menjawab: " Engkau tetap bersatu dengan jama'ah kaum Muslimin dan Imam ( pemimpin) mereka! "
Saya bertanya: " Bagaimana kalau kaum Muslimin tidak mempunyai jama'ah dan tidak mempunyai Imam? "
Nabi menjawab: " Menghindarlah engkau dari segenap golongan yang berpecah belah itu, walaupun engkau menggigit urat-urat kayu (untuk makanan), sampai engkau ditemui kematian dalam keadaan yang sedemikian! "

Melihat hadits yang cukup panjang ini kita bisa menyimpulkan bahwa Rasulullah SAW menubuatkan sbb:

Akan terjadinya pasang surut dan silih berganti akan timbul kekacauan dalam ummat Islam sendiri. Akan datang suatu kaum yang mengajak kepada neraka (kesesatan) dan siapa yang memperkenankan panggilan itu akan dilemparkan dalam neraka (jadi sesat). Rasulullah menjelaskan kaum tsb dengan kaum yang berkulit sama dengan Rasulullah dan berbicara dalam bahasa Rasulullah sehingga kaum yang dimaksud tak pelak lagi adalah orang Arab sendiri. Untuk menghadapi keadaan demikian ummat Islam harus mencari JAMA'AH yang ada pemimpinnya. Kalau mereka tidak menemukan JAMA'AH yang dimaksdud atau belum menemukannya, Rasulullah menganjurkan kita untuk menghindar demi keselamatan dari orang-orang yang berpecah belah itu. Begitu tegas perintah Rasulullah dalam hal ini sehingga menggigit urat-urat kayu (untuk makanan) jauh lebih baik dari bercampur aduk dengan orang dizaman itu.

Hadits ini nampaknya tiada jalan lain lagi bagi kita untuk menyelamatkan diri dari kesesatan kalau keadaan itu memang sudah datang dizaman ini. Memang hal ini sangat sulit sekali bagi kita untuk menyelamatkan diri sedang kita tidak melihat JAMA'AH yang dimaksud. Betapa beratnya dan meyakitkan memakan urat kayu demi menyelamatkan pendirian kita.

Itu saja dahulu insyaalah diwaktu mendatang kita lihat MUJADDID yang dijanjikan Rasulullah SAW datangnya setiap permulaan abad untuk menjaga kemurnian Islam sepanjang zaman.

Wassalam yang amat lemah
Pendapat :
Betul sekali, makanya non muslis sangat senang dengan keadaan tersebut. Kalau saya pribadi menginginkan terbentuknya masyarakat Madani seperti terjadi dijaman Rasulullah dimana ada kehidupan berdampingan antara Yahudi dan Nasrani. Dan Islam berkembang pesat membawa perubahan-perubahan di dunia dengan Ilmu pengetahuan dengan Ilmuwan seperti Ibnu Sina. Yakinlah sesuai janji Al-Qur'an sebelum jaman berakhir akan ada kebangkitan Islam dan ini akan cepat terjadi kalau ikatan Jamaah bisa terbentuk dan yang paling penting harus menjadi rahmatan lil alamin, membawa rahmat bagi alam semesta. Pasti posting diatas sebentar lagi akan rame dengan sumpah serapah, ejek saya minta posting tetap cool buatlah dalam hati ini kesejukan dan kedamaian. Tunjukan Islam dengan semua pribadi yang baik bukan seperti yang kita lihat akhir-akhir ini.
Uwan N.S.
Posts: 61
Joined: Sat Jun 17, 2006 1:45 am

Post by Uwan N.S. »

Mujaddid yang dijanjikan Rasulullah SAW

Berbicara mengenai MUJADDID, sesuai dengan arti katanya , yang menurut syara' bisa diartikan sebagai orang-orang melahirkan kembali SUNNAH-SUNNAH Rasulullah SAW ketika merajalelanya BID'AH dalam agama. Untuk menjelaskan hal ini lebih lanjut kita harus melihat beberapa hadits yang berisi nubuatan dari Nabi Muhammad SAW yang memberi tahukan keadaan ummat Islam sepeninggal beliau. Beberapa hal yang dijelaskan beliau Rasulullah SAW dalam beberapa Hadits adalah sbb:

1.Bahwa keadaan ummat Islam selama tiga abad pertama tetap baik, tetapi kemudian akan tersiar kedustaan (Bukhari).
2.Bahwa ummat Islam akan terpecah belah menjadi 73 golongan dan dari itu, hanya satu golongan saja yang akan masuk sorga (Tirmidzi dan Ahmad ).
3.Bahwa banyak dajjal akan keluar dan mengadakan hal hal yang bukan-bukan dalam Islam (Muslim).
4.Bahwa ummat Islam akan mengikuti kelakuan orang-orang Jahudi dan Nasrani, sehingga jika diantara mereka ada yang masuk lobang biawak diantara ummat Islampun ada yang akan masuk kedalamnya (Bukhari dan Muslim).
5.Bahwa Islam akan mengalami serangan-serangan hebat dari pada pengikut agama-agama lain (Abu Daud, Al-Mishkaat hal 459)

Ringkasnya kabar-kabar ini menunjukkan bahwa ummat Islam sehabis tiga abad pertama mengalami kemunduran total dikarenakan mereka menjauhkan diri dari Islam hakiki sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW. Tetapi Allah SWT tidak akan membiarkan ummat Islam itu dalam keadaan hina. Untuk itulah sebagaimana diisyaratkan Hadits dibawah ini Allah senantiasa mengirim kan dan membangkitkan Pembaharu yang dalam hal ini dikenal dengan nama MUJADDID.

Berdasarkan Hadits yang diriwayatkan Abu Daud Rasulullah SAW bersabda:
" INNALLAHA YABATHSU LIHAADZIHIL UMMATI 'ALA RAASI KULLI MI-ATI SANATIN MAN YUDADDIDU LAHAA DINAHAA. "
yang artinya adalah sbb:
" Sesungguhnya Allah akan membangkitkan pada permulaan setiap abad seorang MUJADDID atau pembaharu yang akan memperbaharui bagi mereka agama mereka.”

Mujaddid dibangkitkan oleh Allah dalam rangka merealisasi jaminan Allah Ta'ala tentang keutuhan dan keterpeliharaan Al- Qur'an yang sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al Hijr ayat 9 yang berbunyi: " INNA NAHNU NAZZALNADZ -DZIKRA WA-INNA LAHU LAHAFIDZUUN " yang artinya : " Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan DZIKRA ( Al-Qur'an ) dan sesungguhnya kami pula yang benar-benar memeliharanya.

Al-Qur'an adalah KITAB SUCI yang terakhir dan yang paling sempurna sebagaimana ISLAM juga agama terakhir yang juga merupakan agama sempurna. Tidak ada Kitab Suci diatas permukaan dunia yang bisa mengungguli Al-Qur'an sebagaimana juga Islam adalah merupakan agama yang terunggul dan dimenangkan oleh Allah atas semua Agama.

Bahwa MUJADDID yang dijanjikan Nabi Muhammad SAW untuk menyelesaikan kemelut ummat Islam itu adalah diangkat oleh Tuhan sendiri, ini jelas dalam perkataan awal dari hadits itu yakni INNALLAHA YAB'ATSU (Sesungguhnya Allah akan mengangkat ). Jadi MUJADDID bukan ditunjuk oleh seorang manusia dan tidak pula diangkat para pengikut.

Mujaddid yang dijanjikan itu akan datang pada permulaan setiap abad Hijri.

Dan dalam sejarah Islam ini telah terjadi. Nama Mujaddid -Mujaddid abad abad sampai abad ketiga belas sudah disebutkan dalam sebuah buku yang bernama HUJAJUL KIRAMAH karangan Nawab Shiddiq Hasan Khan (Bahasa Parsi). Dalam buku itu pada halaman 135-139 tercantum nama-nama Mujaddid dimulai abad ke 1 sampai 14 sbb:


1.UMAR BIN ABDUL AZIZ.
2.IMAM SYAFEI dan setengah orang mengatakan AHMAD BIN HAMBAL.
3.ABU SYARAH atau ABU HASAN ASY'ARI
4.ABU UBAIDULLAH
5.IMAM GHAZALI
6.ABDUL QADIR AL JAILANI
7.IBNU THAIMIYAH
8.IBNU HAJAR ASQALANI
9.IMAM SUYUTHI
10.IMAM MUHAMMAD THOHIR GUJARATI
11.ALFUSANI SARHINDI
12.SYEKH WALIYULLAH MUHADITS DELHI
13.SAYID AHMAD BARALEWI
14.IMAM MAHDI / ISA AL MASIH YANG DIJANJIKAN RASULULLAH SAW.

Kalaulah kita lihat MUJADDID setiap permulaan abad maka adalah ibarat bulan HILAL yang terbit sejak permulaan abad pertama. Sampai dengan permulaan abad ke 14 ini MUJADDID yang datang itu laksana bulan PURNAMA . Mujaddid Azam yang dijanjikan kedatangannya oleh Rasulullah SAW sebagai IMAM MAHDI dan ISA ALMASIH IBNU MARYAM yang disebut-sebut dalam beberapa Hadits telah datang dipermulaan abad ke 14 yang sekali gus dikenal sebagai akhir zaman ini . Untuk yang terdekat dengan zaman kita ini tentulah MUJADDID yang dibangkitkan Allah adalah IMAM MAHDI atau ISA ALMASIH YANG DIJANJIKAN itu. Siapakah dia? Insyaalah akan kita periksa sesuai dengan kriteria yang Saudara Alfia ajukan yaitu:

1.Kebenaran ajarannya yang tidak terbantah oleh akal sehat.
2.Akhlak yang sangat mulia sejak dari kecilnya.
3.Kesaktian atau mukjizat yang tidak tertandingi.
Kemudian ditambah lagi beberapa syarat lagi:
4.Menghidupkan agama dan menegakkan syari'at dan mengunggulkan Islam atas semua agama.
5.Ajarannya berkembang terus.
6.Allah senantiasa bersamanya dan menganugerahkan kemenangan dalam setiap perjuangannya.
7.Dia dan pengikutnya akan unggul diatas golongan lainnya yang memusuhinya.
8.Dia dan pengikutnya merupakah JAMA'AH satu satunya dalam UMMAT ISLAM.
9.Dan sebagai mana kedatangan utusan-utusan Allah kepada manusia yang ditentang oleh kelompok mayoritas demikian MUJADDID ini mendapat perlawanan keras terutama dari UMMAT ISLAM sendiri.

Untuk awal abad keempat belas Hijriah ini satu-satunya yang mendakwakan dirinya sebagai MUJADDID dan IMAM MAHDI serta MASIH MAU'UD ( Al-Masih ibnu Maryam yang dijanjikan) adalah HAZRAT MIRZA GHULAM AHMAD a.s. yang merupakan pendiri dari JEMA'AT AHMADIYAH yang saat ini merupakan satu-satunya JEMA'AT ISLAM didunia ini.

Karena hanya dia satu-satunya orang yang mengumumkan dirinya sebagai orang yang diutus Tuhan kepada ummat islam dizaman ini, maka kebenaran pendakwaan beliau ini insya'allah akan kita periksa berdasarkan Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW dan juga kriteria-kriteria yang kita sebutkan diatas.

Berikut adalah uraian kami menyangkut pendakwaan dari Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku satu-satunya MUJADDID yang dibangkitkan oleh ALLAH diawal permulaan abad ke 14 Hijriah yaitu kira-kira lebih seratus tahun yang lampau.
Post Reply