Apa yang harus di lakukan setelah menjadi Islam

Pembelaan bahwa Islam adalah ajaran dari Tuhan.
User avatar
Microjihad
Posts: 90
Joined: Sun Mar 30, 2008 6:26 am
Contact:

Apa yang harus di lakukan setelah menjadi Islam

Post by Microjihad »

Assalammualaikum wr wb,

Ustadz status saya saat ini non muslim. Saya ada keinginan unttk memeluk agama Islam. Saya sudah baca tentang bisanya masuk Islam secara online, hanya dengan meyakini 2 hal yaitu mengingkari semua bentuk Tuhan kecuali Allah Swt dan meyakini Muhammad adalah nabi yang diutus oleh Allah. Dan dengan mengucapkan kalimat syahadat saja tanpa disaksikan oleh orang lain, kita sudah bisa memeluk Islam.

Yang ingin saya tanyakan....setelah resmi menjadi muslim, apa lagi yang harus saya lakukan? Apakah saya harus belajar mengaji terlebih dahulu atau belajar cara-cara sholat?

Itu yang saya bingungkan Ustadz....maka dari itu saya mohon penjelasan dr Ustadz.

Terima kasih.

Rostiani
Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Mungkin perlu diluruskan bahwa kami tidak mengatakan bisa masuk Islam secara online. Karena dua kalimat syahadat itu adalah ikrar untuk diri sendiri, bukan akad antara dua belah pihak.

Bilal bin Rabah dahulu masuk Islam tanpa harus dilihat oleh siapa-siapa, bahkan beliau merahasiakan keIslamannya. Hal itu bisa terjadi karena untuk masuk Islam tidak dibutuhkan ritual seperti pembaptisan atau akad antara dua belah pihak.

Jadi kalau mau masuk Islam, ya ucapkan saja di dalam diri sendiri dua kalimat syahadat dengan mengerti dan meyakini makna keduanya. Kalau hal itu dilakukan, pada hakikatnya seseorang sudah menjadi muslim, tanpa harus online atau berkaitan dengan orang lain. Sebab ikrar masuk Islam pada hakikatnya tidak mensyaratkan saksi, kecuali nanti dalam urusan muamalah.

Kewajiban Setelah Masuk Islam

Kami sebenarnya ingin mengatakan bahwa jauh sebelum seseorang menyatakan diri masuk Islam, dia sudah wajib untuk mempelajari agama Islam. Dan inilah bedanya umat Islam di masa Nabi dengan di masa sekarang.

Orang Arab Quraisy atau non muslim lainnya, sudah mengenal agama yang dibawa Muhammad SAW sebelum mereka menyatakan diri masuk Islam. Semua prinsip dasar agama Islam begitu terang di mata mereka. Karena kalau kita kaitkan dengan ayat tidak ada paksaan masuk Islam, menjadi sangat relevan.

Tidak ada paksaan untuk masuk agama Islam, karena sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. (QS. Al-Baqarah: 256)

Perhatikan pada bagian lafadz: telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Inilah yang menjadi kunci keberhasilan dakwah nabi Muhammad SAW. Tidak ada seorang kafir pun yang tidak dibuat paham dengan agama Islam. Apalagi orang yang sudah masuk Islam, pasti sangat paham dengan agama Islam.

Dakwah nabi sebelum mengajak orang masuk Islam adalah menjelaskan kisi-kisi dan detail ajaran Islam, justru kepada semua orang yang bukan muslim. Sehingga para gembong Quraisy menjadi sangat paham dan mengerti apa maunya agama Islam, bahkan hingga masalah yang sangat detail dan rinci.

Maka kalau merek mau masuk Islam, urusannya cuma tinggal hidayah saja. Secara logika dan pemahaman, mereka telah berhasil dibuat paham dan mengerti agama Islam.

Bahkan yang lebih menarik, ketika saat itu Abu Sufyan belum masuk Islam, beliau sudah bisa menjadi narasumber tentang kajian agama Islam. Tidak tanggung-tanggung, yang menjadi audience-nya adalah seorang Kaisar Heraklius, raja Romawi yang juga telah mendengar tentang agama Islam.

Sang Kaisar penasaran dan ingin mengerti isi dan esensi ajaran agama Islam, maka dia pun mengundang Abu Sufyan yang kebetulan sedang berdagang di Syam. Kebetulan juga Abu Sufyan ini punya jabatan sebagai 'Wali Kota Makkah'. Maka pemandangannya menjadi menarik, karena seorang yang belum memeluk agama Islam sudah bisa menjadi nara sumber yang mampu menjelaskan detail ajaran agama Islam.

Coba kita bercermin ke hari ini, janganlah orang non Islam, justru umat Islam sendiri malah banyak yang tidak mengerti apa-apa tentang ajaran agamanya. Berapa banyak umat Islam yang tidak mengerti bagaimana cara wudhu' atau shalat. Sedikit sekali di antara mereka yang tahu bahwa shalat lima waktu wajib dilaksanakan.

Sebagai bukti, saat ini di salah satu stasiun TV swasta nasional ada sebuah acara yang amat digemari oleh semua umur. Acara itu live disiarkan secara langsung, mulai tepat jam 18.00 hingga selesai beberapa jam kemudian. Anehnya, acara live yang dimulai beberapa menit sebelum waktu Maghrib itu tidak dibreak untuk shalat, padahal dilangsungkan di teater Tanah Air yang menampung sekian banyak pengunjung.

Kita lihat langsung ada sekian ratus muslim yang ada di gedung itu tidak shalat Maghrib. Padahal banyak juga yang pakai kerudung atau haji.

Begitu juga ketika terjadi pertandingan sepak bola di stadion, kita lihat waktu maghrib masuk, tetapi pemain terus saja main bola dan ribuan penonton tetap terus asyik bersorak sorai, sampai waktu Maghrib lewat.

Begitu juga kalau kita dalam perjalanan malam naik kendaraan umum antara kota, kita lihat hanya satu atau dua orang saja dari penumpang yang shalat Shubuh. Selebihnya entah mereka tahu atau tidak bahwa shalat shubuh itu wajib.

Entah mereka tahu apa tidak bahwa shalat Maghrib dan Shubuh itu wajib, yang jelas faktanya mereka tidak shalat pada waktunya.

Berapa banyak dari mereka tidak tahu bahkan yang tidak menyakini adanya hari kiamat, surga, neraka, yaumul hisab bahkan termasuk alam kubur. Berapa banyak dari mereka yang tidak tahu bagaimana sikap dan tindakan yang wajib kita lakukan terhadap Rasulullah SAW.

Dan yang paling memprihatinkan, nyaris mayoritas kaum muslimin di negeri ini tidak ada yang bisa memahami ayat-ayat Al-Quran yang mereka lantunkan. Karena mereka tidak paham bahasa Arab. Padahal 17 rakaat yang tiap hari mereka lakukan dan baca ayat Quran di dalamnya, tidak sah kalau tidak pakai bahasa Arab.

Kewajiban Tiap Muslim

Kewajiban setiap muslim adalah mempelajari isi dan esensi agama. Baik lewat majelis taklim, pengajian, diskusi, baca buku, browsing di internetatau dalam bentuk sebuah perkuliahan khusus tentang agama Islam. Perkuliahan adalah bentuk pelajaran agama Islam yang paling ideal.

Dibandingkan dengan yang lainnya seperti pengajian yang hanyadilakukan paling intensif hanya seminggu sekali, jelaslah perkuliahan itu lebih baik, karenadilakukan tiap hari. Dalam satu hari bisa jadi ada beberapa mata kuliah yang berbeda. Otomatis belajar Islam lewat perkuliahan jauh lebih intensif dari pada lewat pengajian atau majelis taklim.

Selain itu, dalam sebuah perkuliahan, biasanya dosen atau nara sumbernya adalah ada banyak dan masing-masing adalah orang yang berkualitas. Masing-masing datang dengan keahliannya dan spesifikasi keahlian bidang ilmunya.

Ada dosen khusus yang mengajar mata kuliah Aqidah, Fiqih, Ushul Fiqih, Quran, Tafsir, Hadits, Tarikh, Tsaqafah, Bahasa Arab, Sastra Arab, Logika (manthiq), Hukum Waris, Qawa'id Fiqhiyah dan seterusnya.

Jadi dengan ikut menjadi mahasiswa pada sebuah perkuliahan syariah Islam, seseorag akan mendapatkan begitu banyak materi pelajaran yang tidak akan bisa didapatnya kalau hanya sekedar ikut pengajian.

Bayangkan kalau ada seorang muallaf masuk Islam, lalu diwajibkan untuk ikut kuliah syariah seperti di atas, selama 8 semester untuk mendapatkan setidaknya 144 SKS, kalau dia sampai lulus, setidaknya ilmu pengetahuannya sudah bisa melebihi seorang ustadz kondang.

Nah, kalau mau online bukan masuk Islamnya, tapi kuliahnya yang bisa online. Silahkan kuliah di Kampus Eramuslim.Kuliah yang bisa dilakukan jarak jauh ini tentu bukan cuma buat mereka yang baru masuk Islam, buat mereka yang sejak lahir sudah secara tidak sengaja tiba-tiba jadi muslim pun tetap berlaku. Sebab ya itu tadi, betapa miskinnya umat Islam ini dengan ilmu-ilmu yang terkait dengan ajaran agama Islam.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
User avatar
Bang Haji
Posts: 1401
Joined: Wed Oct 10, 2007 9:48 am
Location: ngumpet dikamar Inul

Post by Bang Haji »

yahhh...ada kotbah jumat
star_of_david
Posts: 384
Joined: Sat Mar 01, 2008 1:54 pm

Post by star_of_david »

KUMAT LAGE DAH........SI TUPAI.....NTAR KABUR LG.....UDAH KABUR DIMAKI-MAKI.....EEEEE NANGIS LAGI............UDAH NANGIS......YG SALAH KAFIR LAGI.....
User avatar
osho
Posts: 2020
Joined: Fri Feb 02, 2007 8:29 am
Location: osho

Post by osho »

mau tanya lagi ustad....
bagaimana kalau belom sunat....
dan yang udah disunat apakah sah sunat-sunatannya, karena belum dibaca-baca manteranya....apa diulang sunatan lagi....
apakah boleh makan daging babi ustad.....
boleh aja tapi dikit-dikit jangan berlebihan....
ubijalar
Posts: 310
Joined: Wed Mar 12, 2008 12:00 pm
Contact:

Post by ubijalar »

Oh ya Ustad...
Saya mau tanya sekalian, kenapa sih wajah muhammad tabu untuk ditampilkan...???
Karena saya ingin lebih mengenal sosok nabi yang harus jadi panutan, sedangkan ada pepatah mengatakan..."tak kenal maka tak sayang"

Makaci ya pak Us....
User avatar
talenta
Posts: 1410
Joined: Mon Feb 11, 2008 7:27 am
Location: NKRI

Post by talenta »

Numpang tanya juga ah.

Pak Ustad suka inul nggak ? [oot.com]
mamat bin edun
Posts: 264
Joined: Wed Jan 09, 2008 6:44 pm

Post by mamat bin edun »

kalo udah disunat waktu belum muslim, sunat lagi aja....biar abis sekalian...wkekekeke.....
User avatar
talenta
Posts: 1410
Joined: Mon Feb 11, 2008 7:27 am
Location: NKRI

Post by talenta »

mamat bin edun wrote:kalo udah disunat waktu belum muslim, sunat lagi aja....biar abis sekalian...wkekekeke.....

NGAKAK.COM


Dun Edun...Dun Edun....edun.com :P
User avatar
Microjihad
Posts: 90
Joined: Sun Mar 30, 2008 6:26 am
Contact:

Post by Microjihad »

ubijalar wrote:Oh ya Ustad...
Saya mau tanya sekalian, kenapa sih wajah muhammad tabu untuk ditampilkan...???
Karena saya ingin lebih mengenal sosok nabi yang harus jadi panutan, sedangkan ada pepatah mengatakan..."tak kenal maka tak sayang"

Makaci ya pak Us....
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ustadz yang terhormat,

Terkait gencar-gencarnya protes terhadap pemuatan gambar/ karikatur Nabi Muhammad oleh surat kabar di Denmark, bagaimana Islam memandang hal ini?

Bagaimana dasar hukum larangan menggambarkan sosok Nabi yang mulia ini. Apakah ini berdasarkan kesepakatan atau ijtihad ulama atau memang Al-Quran telah melarang penggambaran Nabi Muhammad? Maafkan atas kebodohan saya.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wahyu
risco
Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Apa yang terjadi di Denmark, Norwegia dan negeri lainnya bukan semata-mata masalah larangan melukis nabi Muhammad SAW. Melainkan sudah masuk ke wilayah penghinaan. Sebab gambar itu memang dibuat sengaja untuk menghina beliau SAW.

Penghinaan atas nabi Muhammad SAW oleh media massa di Denmark, Norwegia dan beberapa negeri lainnya memang sudah keterlaluan. Sebelumnya tidak pernah terjadi penghinaan seperti ini. Penghinaan kepada nabi umat Islam itu selama ini hanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan terselubung. Bahkan ketika dikonfrontir ulang kepada pelakunya, umumnya pelaku penampik dan berkelit.

Salman Rushdie pernah menghina Rasulullah SAW dan keluarganya dalam bentuk novel. Namun hinaan itu boleh dibilang masih agak malu-malu, karena tidak secara vulgar menyebutkan nama beliau SAW. Sebegitu pun, kepala Salman Rushdie telah dihargai dengan nilai uang tertentu oleh pemerintah Iran, karena mereka merasa nabi yang suci itu dihina.

Adapun yang dilakukan media massa di Denmark, Norwegia dan beberapa negara lainnya yang ikut-ikutan menampilkan gambar itu sekarang ini, adalah sebuah gelombang penghinaan yang bersifat terbuka, resmi dan tanpa malu-malu. Nada penghujatan dan penghinaan seakan dilakukan secara massal dan siap menantang. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang suci dan mulia itu digambarkan bersurban dengan bom waktu. Seakan menggambarkan bahwa Islam adalah agama haus darah dan siap meledakkan bom di mana saja. Bahkan pemerintah Denmark dengan amat congkak dan bersembunyi di balik kebebasan pers menolak untuk meminta maaf kepada 1, 5 Milyar umat Islam.

Padahal di dalam syariah Islam, jangankan membuat gambar yang bersifat menghina, sekedar melukis sosok Rasulullah SAW sendiri pun sudah haram hukumnya. Bahkan meski pelukisnya melukis dengan niat baik dan lukisan yang indah. Namun umat Islam sejak awal telah diajari untuk menghormati nabi mereka bukan dengan membuat lukisan atau gambar, apalagi patung. Islam datang justru menghancurkan gambar-gambar para nabi serta patung-patung mereka yang terlanjur disembah.

Sebuah bentuk kejahilan yang diperangi agama Islam adalah melukis, menggambar dan mematungkan para nabi dan orang shalih di masa lalu. Dan kelakuan umat terdahulu memang selalu demikian. Para nabi yang telah wafat itu mereka buatkan lukisannya, meski dengan niat untuk mengagungkannya, mensucikannya atau menghormatinya. Namun di balik niat lugu itu, syetan telah selalu berhasil menyelewengkan dan memasukkan bisikan jahatnya. Sehingga pada akhirnya gambar dan patung para nabi menjadi sesembahan selain Allah.

Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr."(QS. Nuh: 23)

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa nama berhala itu yaitu Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nashr sebenarnya nama orang shalih dan mereka bukan tuhan. Namun sepeninggal mereka, orang-orang ingin mengenang jasa dan keagungannya, sehingga kemudian dilukislah wajar mereka, sehingga akhirnya dibuatkan patung. Dari generasi ke generasi akhirnya patung mereka sudah menjadi tuhan sesembahan selain Allah.

Di dalam syariah Islam, melukis nabi dan para shahabat telah diharamkan secara total. Meski pun niatnya baik dan lukisannya indah. Tetapi hukumnya tetap haram.

Sedangkan yang dilakukan sekarang ini memang melebihi batas kewajaran. Sebab melukis nabi Muhammad SAW saja sudah haram, apalagi sambil membuatnya menjadi karikatur yang menghina dan merendahkan. Gambar itu sendiri dimuat di media massa secara terbuka, bahkan di-copy oleh media lain untuk diterbitkan lagi.

Karuan saja umat Islam sedunia meradang. Sampai-sampai Kedutaan besar Denmark di Libanon dan Syria dibakar dan diamuk massa yang kalap.

Peristiwa pembakaran kedutaan besar Denmar, Norwegia di kedua negeri itu meski tidak sejalan dengan ajaran Islam, namun sesungguhnya membuktikan bahwa kebebasan itu tidak pernah ada yang mutlak. Kebesaaan seseorang itu terbatas dengan adanya kebebasan orang lain. Tidak ada kebebasan di dunia ini yang bersifat mutlak, sehingga orang boleh melakukan apa saja, sampai mengganggu orang lain, baik secara pisik maupun psikis.

Seorang yang membeli mobil dengan uang pribadinya memang boleh memiliki mobil itu secara pribadi, namun di jalan dia tetap harus taat peraturan lalu lintas. Tidak boleh seseorang merasa bebas membawa mobil seenaknya di jalan raya dengan dalih kebebasan. Bahkan kapal laut yang berjalan di laut pun tetap punya track tersendiri, tidak mentang-mentang laut itu luas, lalu boleh berjalan seenaknya ke sana ke mari. Pesawat udara yang kelihatannya terbang bebas di udara pun sebenarnya punya jalur-jalur udara yang harus dipatuhinya. Tiap semaunya terbang dan ugal-ugalan di angkasa. Sebab semua itu hanya akan membuatnya mencelakakan diri sendiri.

Maka dalih kebebasan pers yang dijadikan tameng oleh pemerintah Denmark, Norwegia sesungguhnya memang semata-mata membuktikan bahwa mereka punya maksud yang tidak baik kepada umat Islam, khususnya kepada Nabi Muhammad SAW. Bab penghinaan agama seperti ini seharusnya tidak boleh dianggap sepi. Apalagi mengingat umat Islam itu selama ini sudah disakiti secara pisik, kini ditambah lagi disakiti secara psikis. Sedangkan jumlahumat Islam di dunia ini lumayan banyak. Bahkan di Denmark, Norwegia sendiri merupakan agama kedua terbesar. Tentu saja kecongkakan pemerintah Denmark, Norwegia itu merupakan bentuk penghinaan dan penghujatan yang nyata dan tidak bisa dimaklumi begitu saja.

Media massa Denmark, Norwegia dan negara lainnya itu harus meminta maaf sebagaimana pemerintahnya juga harus meminta maaf secara jujur, terbuka, penuh penyesalan dan dengan itikad baik. Toh umat Islam pasti bisa memaafkannya, meski sempat terluka hatinya. Namun sikap congkak dan menyembah berhala kebebasan pers adalah pilihan konyol yang tidak pernah bisa meredakan ketegangan. Bangsa dan pemeluk agama manapun akan marah bila tokoh suci mereka. Bisakah pemerintah Denmar, Norwegia itu membayangkan bila yang dijadikan karikatur dan objek penghinaan itu adalah Paus, misalnya. Atau presiden mereka sendiri. Tentu wajar bila pendukungnya marah besar.

Namun semoga penghinaan yang kita terima saat ini dijadikan Allah SWT sebagai momentum yang mengetuk hati jutaan umat Islam sedunia, setelah selama ini terkesan kurang responsif terhadap agamanya, juga kurang erat persatuan dan kesatuannya. Semoga hikmah di balik peritiwa ini adalah semakin kompaknya umat Islam, dengan meninggalkan segala bentuk pertikaian, pertentangan, caci maki antar sesama dan juga saling menjelekkan. Semoga dengan adanya peristiwa ini, umat Islam menyadari bahwa mereka punya lawan lebih besar, tantangan lebih keras, masalah yang lebih penting dari semua keretakan yang ada.

Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya."(QS. Al-Jumu'ah: 8)

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
User avatar
openyourmind
Posts: 2967
Joined: Fri Oct 20, 2006 8:42 am

Post by openyourmind »

pak uztad...

biarpun saya sudah mualaf, saya masih suka dugem, karaoke, liat porn site...apakah saya bisa dibilang muslim tulen?
User avatar
kimi07
Posts: 2218
Joined: Fri Dec 07, 2007 7:59 pm
Location: in the Father's Heart

Post by kimi07 »

Ustad Kimi :
asssalam
stelah masuk islam harap kamu :
1. siap2 di poligami
2. di islam otak dan hak wanita cuma 1/2 pria, kamu harus maklum ya
3. bunuh smua kafir, klo cwo si di surga dapet 72 bidadari, nah klo cwe, nabi muhamad ga bilang apa apa, mungkin dapet 72 bidadara.
wassalam
abu bakar kena wasir
Posts: 62
Joined: Thu Aug 24, 2006 4:06 pm
Location: Di dalam Ka'bah

Post by abu bakar kena wasir »

Microjihad wrote: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ustadz yang terhormat,

Terkait gencar-gencarnya protes terhadap pemuatan gambar/ karikatur Nabi Muhammad oleh surat kabar di Denmark, bagaimana Islam memandang hal ini?

Bagaimana dasar hukum larangan menggambarkan sosok Nabi yang mulia ini. Apakah ini berdasarkan kesepakatan atau ijtihad ulama atau memang Al-Quran telah melarang penggambaran Nabi Muhammad? Maafkan atas kebodohan saya.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wahyu
risco
Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Apa yang terjadi di Denmark, Norwegia dan negeri lainnya bukan semata-mata masalah larangan melukis nabi Muhammad SAW. Melainkan sudah masuk ke wilayah penghinaan. Sebab gambar itu memang dibuat sengaja untuk menghina beliau SAW.

Penghinaan atas nabi Muhammad SAW oleh media massa di Denmark, Norwegia dan beberapa negeri lainnya memang sudah keterlaluan. Sebelumnya tidak pernah terjadi penghinaan seperti ini. Penghinaan kepada nabi umat Islam itu selama ini hanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan terselubung. Bahkan ketika dikonfrontir ulang kepada pelakunya, umumnya pelaku penampik dan berkelit.

Salman Rushdie pernah menghina Rasulullah SAW dan keluarganya dalam bentuk novel. Namun hinaan itu boleh dibilang masih agak malu-malu, karena tidak secara vulgar menyebutkan nama beliau SAW. Sebegitu pun, kepala Salman Rushdie telah dihargai dengan nilai uang tertentu oleh pemerintah Iran, karena mereka merasa nabi yang suci itu dihina.

Adapun yang dilakukan media massa di Denmark, Norwegia dan beberapa negara lainnya yang ikut-ikutan menampilkan gambar itu sekarang ini, adalah sebuah gelombang penghinaan yang bersifat terbuka, resmi dan tanpa malu-malu. Nada penghujatan dan penghinaan seakan dilakukan secara massal dan siap menantang. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang suci dan mulia itu digambarkan bersurban dengan bom waktu. Seakan menggambarkan bahwa Islam adalah agama haus darah dan siap meledakkan bom di mana saja. Bahkan pemerintah Denmark dengan amat congkak dan bersembunyi di balik kebebasan pers menolak untuk meminta maaf kepada 1, 5 Milyar umat Islam.

Padahal di dalam syariah Islam, jangankan membuat gambar yang bersifat menghina, sekedar melukis sosok Rasulullah SAW sendiri pun sudah haram hukumnya. Bahkan meski pelukisnya melukis dengan niat baik dan lukisan yang indah. Namun umat Islam sejak awal telah diajari untuk menghormati nabi mereka bukan dengan membuat lukisan atau gambar, apalagi patung. Islam datang justru menghancurkan gambar-gambar para nabi serta patung-patung mereka yang terlanjur disembah.

Sebuah bentuk kejahilan yang diperangi agama Islam adalah melukis, menggambar dan mematungkan para nabi dan orang shalih di masa lalu. Dan kelakuan umat terdahulu memang selalu demikian. Para nabi yang telah wafat itu mereka buatkan lukisannya, meski dengan niat untuk mengagungkannya, mensucikannya atau menghormatinya. Namun di balik niat lugu itu, syetan telah selalu berhasil menyelewengkan dan memasukkan bisikan jahatnya. Sehingga pada akhirnya gambar dan patung para nabi menjadi sesembahan selain Allah.

Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr."(QS. Nuh: 23)

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa nama berhala itu yaitu Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nashr sebenarnya nama orang shalih dan mereka bukan tuhan. Namun sepeninggal mereka, orang-orang ingin mengenang jasa dan keagungannya, sehingga kemudian dilukislah wajar mereka, sehingga akhirnya dibuatkan patung. Dari generasi ke generasi akhirnya patung mereka sudah menjadi tuhan sesembahan selain Allah.

Di dalam syariah Islam, melukis nabi dan para shahabat telah diharamkan secara total. Meski pun niatnya baik dan lukisannya indah. Tetapi hukumnya tetap haram.

Sedangkan yang dilakukan sekarang ini memang melebihi batas kewajaran. Sebab melukis nabi Muhammad SAW saja sudah haram, apalagi sambil membuatnya menjadi karikatur yang menghina dan merendahkan. Gambar itu sendiri dimuat di media massa secara terbuka, bahkan di-copy oleh media lain untuk diterbitkan lagi.

Karuan saja umat Islam sedunia meradang. Sampai-sampai Kedutaan besar Denmark di Libanon dan Syria dibakar dan diamuk massa yang kalap.

Peristiwa pembakaran kedutaan besar Denmar, Norwegia di kedua negeri itu meski tidak sejalan dengan ajaran Islam, namun sesungguhnya membuktikan bahwa kebebasan itu tidak pernah ada yang mutlak. Kebesaaan seseorang itu terbatas dengan adanya kebebasan orang lain. Tidak ada kebebasan di dunia ini yang bersifat mutlak, sehingga orang boleh melakukan apa saja, sampai mengganggu orang lain, baik secara pisik maupun psikis.

Seorang yang membeli mobil dengan uang pribadinya memang boleh memiliki mobil itu secara pribadi, namun di jalan dia tetap harus taat peraturan lalu lintas. Tidak boleh seseorang merasa bebas membawa mobil seenaknya di jalan raya dengan dalih kebebasan. Bahkan kapal laut yang berjalan di laut pun tetap punya track tersendiri, tidak mentang-mentang laut itu luas, lalu boleh berjalan seenaknya ke sana ke mari. Pesawat udara yang kelihatannya terbang bebas di udara pun sebenarnya punya jalur-jalur udara yang harus dipatuhinya. Tiap semaunya terbang dan ugal-ugalan di angkasa. Sebab semua itu hanya akan membuatnya mencelakakan diri sendiri.

Maka dalih kebebasan pers yang dijadikan tameng oleh pemerintah Denmark, Norwegia sesungguhnya memang semata-mata membuktikan bahwa mereka punya maksud yang tidak baik kepada umat Islam, khususnya kepada Nabi Muhammad SAW. Bab penghinaan agama seperti ini seharusnya tidak boleh dianggap sepi. Apalagi mengingat umat Islam itu selama ini sudah disakiti secara pisik, kini ditambah lagi disakiti secara psikis. Sedangkan jumlahumat Islam di dunia ini lumayan banyak. Bahkan di Denmark, Norwegia sendiri merupakan agama kedua terbesar. Tentu saja kecongkakan pemerintah Denmark, Norwegia itu merupakan bentuk penghinaan dan penghujatan yang nyata dan tidak bisa dimaklumi begitu saja.

Media massa Denmark, Norwegia dan negara lainnya itu harus meminta maaf sebagaimana pemerintahnya juga harus meminta maaf secara jujur, terbuka, penuh penyesalan dan dengan itikad baik. Toh umat Islam pasti bisa memaafkannya, meski sempat terluka hatinya. Namun sikap congkak dan menyembah berhala kebebasan pers adalah pilihan konyol yang tidak pernah bisa meredakan ketegangan. Bangsa dan pemeluk agama manapun akan marah bila tokoh suci mereka. Bisakah pemerintah Denmar, Norwegia itu membayangkan bila yang dijadikan karikatur dan objek penghinaan itu adalah Paus, misalnya. Atau presiden mereka sendiri. Tentu wajar bila pendukungnya marah besar.

Namun semoga penghinaan yang kita terima saat ini dijadikan Allah SWT sebagai momentum yang mengetuk hati jutaan umat Islam sedunia, setelah selama ini terkesan kurang responsif terhadap agamanya, juga kurang erat persatuan dan kesatuannya. Semoga hikmah di balik peritiwa ini adalah semakin kompaknya umat Islam, dengan meninggalkan segala bentuk pertikaian, pertentangan, caci maki antar sesama dan juga saling menjelekkan. Semoga dengan adanya peristiwa ini, umat Islam menyadari bahwa mereka punya lawan lebih besar, tantangan lebih keras, masalah yang lebih penting dari semua keretakan yang ada.

Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya."(QS. Al-Jumu'ah: 8)

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
OOT nih postingan, orang topiknya tentang hal-hal apa yang harus dilakukan setelah masuk eslam, kok jadi dobel topik gini??btw berhubung udah dibahas soal kebebasan, saya mau sampaikan kepada teman-teman kesimpulan saya berkaitan dengan kebebasan dalam islam.

Kebebasan dalam islam adalah kalau islam bebas untuk mengkritik agama lain, tetapi dia tidak boleh dikritik oleh agama lain..
User avatar
supercabe
Posts: 969
Joined: Fri Nov 03, 2006 1:31 pm
Location: Dimana-mana hatiku senang

Post by supercabe »

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ustadz yang terhormat,

Terkait gencar-gencarnya protes terhadap pemuatan gambar/ karikatur Nabi Muhammad oleh surat kabar di Denmark, bagaimana Islam memandang hal ini?

Bagaimana dasar hukum larangan menggambarkan sosok Nabi yang mulia ini. Apakah ini berdasarkan kesepakatan atau ijtihad ulama atau memang Al-Quran telah melarang penggambaran Nabi Muhammad? Maafkan atas kebodohan saya.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wahyu
risco
Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Apa yang terjadi di Denmark, Norwegia dan negeri lainnya bukan semata-mata masalah larangan melukis nabi Muhammad SAW. Melainkan sudah masuk ke wilayah penghinaan. Sebab gambar itu memang dibuat sengaja untuk menghina beliau SAW.

Penghinaan atas nabi Muhammad SAW oleh media massa di Denmark, Norwegia dan beberapa negeri lainnya memang sudah keterlaluan. Sebelumnya tidak pernah terjadi penghinaan seperti ini. Penghinaan kepada nabi umat Islam itu selama ini hanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan terselubung. Bahkan ketika dikonfrontir ulang kepada pelakunya, umumnya pelaku penampik dan berkelit.

Salman Rushdie pernah menghina Rasulullah SAW dan keluarganya dalam bentuk novel. Namun hinaan itu boleh dibilang masih agak malu-malu, karena tidak secara vulgar menyebutkan nama beliau SAW. Sebegitu pun, kepala Salman Rushdie telah dihargai dengan nilai uang tertentu oleh pemerintah Iran, karena mereka merasa nabi yang suci itu dihina.

Adapun yang dilakukan media massa di Denmark, Norwegia dan beberapa negara lainnya yang ikut-ikutan menampilkan gambar itu sekarang ini, adalah sebuah gelombang penghinaan yang bersifat terbuka, resmi dan tanpa malu-malu. Nada penghujatan dan penghinaan seakan dilakukan secara massal dan siap menantang. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang suci dan mulia itu digambarkan bersurban dengan bom waktu. Seakan menggambarkan bahwa Islam adalah agama haus darah dan siap meledakkan bom di mana saja. Bahkan pemerintah Denmark dengan amat congkak dan bersembunyi di balik kebebasan pers menolak untuk meminta maaf kepada 1, 5 Milyar umat Islam.

Padahal di dalam syariah Islam, jangankan membuat gambar yang bersifat menghina, sekedar melukis sosok Rasulullah SAW sendiri pun sudah haram hukumnya. Bahkan meski pelukisnya melukis dengan niat baik dan lukisan yang indah. Namun umat Islam sejak awal telah diajari untuk menghormati nabi mereka bukan dengan membuat lukisan atau gambar, apalagi patung. Islam datang justru menghancurkan gambar-gambar para nabi serta patung-patung mereka yang terlanjur disembah.

Sebuah bentuk kejahilan yang diperangi agama Islam adalah melukis, menggambar dan mematungkan para nabi dan orang shalih di masa lalu. Dan kelakuan umat terdahulu memang selalu demikian. Para nabi yang telah wafat itu mereka buatkan lukisannya, meski dengan niat untuk mengagungkannya, mensucikannya atau menghormatinya. Namun di balik niat lugu itu, syetan telah selalu berhasil menyelewengkan dan memasukkan bisikan jahatnya. Sehingga pada akhirnya gambar dan patung para nabi menjadi sesembahan selain Allah.

Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr."(QS. Nuh: 23)

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa nama berhala itu yaitu Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nashr sebenarnya nama orang shalih dan mereka bukan tuhan. Namun sepeninggal mereka, orang-orang ingin mengenang jasa dan keagungannya, sehingga kemudian dilukislah wajar mereka, sehingga akhirnya dibuatkan patung. Dari generasi ke generasi akhirnya patung mereka sudah menjadi tuhan sesembahan selain Allah.

Di dalam syariah Islam, melukis nabi dan para shahabat telah diharamkan secara total. Meski pun niatnya baik dan lukisannya indah. Tetapi hukumnya tetap haram.

Sedangkan yang dilakukan sekarang ini memang melebihi batas kewajaran. Sebab melukis nabi Muhammad SAW saja sudah haram, apalagi sambil membuatnya menjadi karikatur yang menghina dan merendahkan. Gambar itu sendiri dimuat di media massa secara terbuka, bahkan di-copy oleh media lain untuk diterbitkan lagi.

Karuan saja umat Islam sedunia meradang. Sampai-sampai Kedutaan besar Denmark di Libanon dan Syria dibakar dan diamuk massa yang kalap.

Peristiwa pembakaran kedutaan besar Denmar, Norwegia di kedua negeri itu meski tidak sejalan dengan ajaran Islam, namun sesungguhnya membuktikan bahwa kebebasan itu tidak pernah ada yang mutlak. Kebesaaan seseorang itu terbatas dengan adanya kebebasan orang lain. Tidak ada kebebasan di dunia ini yang bersifat mutlak, sehingga orang boleh melakukan apa saja, sampai mengganggu orang lain, baik secara pisik maupun psikis.

Seorang yang membeli mobil dengan uang pribadinya memang boleh memiliki mobil itu secara pribadi, namun di jalan dia tetap harus taat peraturan lalu lintas. Tidak boleh seseorang merasa bebas membawa mobil seenaknya di jalan raya dengan dalih kebebasan. Bahkan kapal laut yang berjalan di laut pun tetap punya track tersendiri, tidak mentang-mentang laut itu luas, lalu boleh berjalan seenaknya ke sana ke mari. Pesawat udara yang kelihatannya terbang bebas di udara pun sebenarnya punya jalur-jalur udara yang harus dipatuhinya. Tiap semaunya terbang dan ugal-ugalan di angkasa. Sebab semua itu hanya akan membuatnya mencelakakan diri sendiri.

Maka dalih kebebasan pers yang dijadikan tameng oleh pemerintah Denmark, Norwegia sesungguhnya memang semata-mata membuktikan bahwa mereka punya maksud yang tidak baik kepada umat Islam, khususnya kepada Nabi Muhammad SAW. Bab penghinaan agama seperti ini seharusnya tidak boleh dianggap sepi. Apalagi mengingat umat Islam itu selama ini sudah disakiti secara pisik, kini ditambah lagi disakiti secara psikis. Sedangkan jumlahumat Islam di dunia ini lumayan banyak. Bahkan di Denmark, Norwegia sendiri merupakan agama kedua terbesar. Tentu saja kecongkakan pemerintah Denmark, Norwegia itu merupakan bentuk penghinaan dan penghujatan yang nyata dan tidak bisa dimaklumi begitu saja.

Media massa Denmark, Norwegia dan negara lainnya itu harus meminta maaf sebagaimana pemerintahnya juga harus meminta maaf secara jujur, terbuka, penuh penyesalan dan dengan itikad baik. Toh umat Islam pasti bisa memaafkannya, meski sempat terluka hatinya. Namun sikap congkak dan menyembah berhala kebebasan pers adalah pilihan konyol yang tidak pernah bisa meredakan ketegangan. Bangsa dan pemeluk agama manapun akan marah bila tokoh suci mereka. Bisakah pemerintah Denmar, Norwegia itu membayangkan bila yang dijadikan karikatur dan objek penghinaan itu adalah Paus, misalnya. Atau presiden mereka sendiri. Tentu wajar bila pendukungnya marah besar.

Namun semoga penghinaan yang kita terima saat ini dijadikan Allah SWT sebagai momentum yang mengetuk hati jutaan umat Islam sedunia, setelah selama ini terkesan kurang responsif terhadap agamanya, juga kurang erat persatuan dan kesatuannya. Semoga hikmah di balik peritiwa ini adalah semakin kompaknya umat Islam, dengan meninggalkan segala bentuk pertikaian, pertentangan, caci maki antar sesama dan juga saling menjelekkan. Semoga dengan adanya peristiwa ini, umat Islam menyadari bahwa mereka punya lawan lebih besar, tantangan lebih keras, masalah yang lebih penting dari semua keretakan yang ada.
[sebenarnya ini ngga ada hubungan dengan judul topik ini.]


penjelasan yang panjang sekali bung.
tapi satu yang tidak anda jelaskan adalah :
]bagaimana seharusnya reaksi kaum muslim terhadap sipembuat karikatur ini?

sebenernya pertanyaan ini sedikit OOT, tapi masih berhubungan dengan judul thread ini yaitu: Apa yang harus di lakukan setelah menjadi Islam.

setelah seorang non-muslim menjadi mualaf akan dituntut menjalani kewajiban2 agama, salah satunya adalah mempelajari Islam. dan semakin kita mempelajari Islam, maka efek nya anda akan semakin menjauh dari kemanusiaan.

tolong jawab pertanyaan saya ya bung:
apakah Islami untuk membungkam (baca:membunuhnya) si pembuat karikatur??
User avatar
nayagenggong
Posts: 1231
Joined: Thu Aug 30, 2007 9:58 am
Location: trowulan
Contact:

Post by nayagenggong »

kalo sdh muslim, boleh gak temenan sama kafir?
ubijalar
Posts: 310
Joined: Wed Mar 12, 2008 12:00 pm
Contact:

Post by ubijalar »

Pak Ustad,
Terima kasih atas jawabannya.
Pak Ustad via Microjihad wrote: jangankan membuat gambar yang bersifat menghina, sekedar melukis sosok Rasulullah SAW sendiri pun sudah haram hukumnya. Bahkan meski pelukisnya melukis dengan niat baik dan lukisan yang indah
Di luar dari konteks kartun Muhammad di Denmark, apakah yang mejadi dasar mengharamkan visualisasi sosok Muhammad Tad?
Bukankah ada pepatah "TAK KENAL MAKA TAK SAYANG"? Saya ingin kenal lebih jauh dengan satu orang ini (Muhammad) dan bukan hanya dari celoteh beo macam Pak Ustad, tapi ingin tahu dan ingin gambaran seberapa elok kah sosok Muhammad yang selalu diagung-agungkan Ustad dalam setiap ceramah? Sehingga, dimanapun kami berada, kami bisa mengenal sosok tersebut.
Jikalau diharamkannya adalah karena kekhawatiran adanya pengkultusan / penuhanan...bukankah tanpa gambar pun kelakuan muslim sedunia telah menuhankan Muhammad?

Mohon Pak Ustad bisa memberikan klarifikasi lebih lanjut.

Salam,
UJ
User avatar
supercabe
Posts: 969
Joined: Fri Nov 03, 2006 1:31 pm
Location: Dimana-mana hatiku senang

Post by supercabe »

pertanyaan gw aja blm dijawab:
tapi satu yang tidak anda jelaskan adalah :
bagaimana seharusnya reaksi kaum muslim terhadap sipembuat karikatur ini?
tampaknya bung micro sedang bersemedi mencari wangsit :lol:

kita tunggu aja ya?
User avatar
Calo
Posts: 1421
Joined: Sun Sep 30, 2007 3:08 am

Post by Calo »

(Rostiani mode : on )
mau tanya lagi pa ustadz, dari nama saya pa ustadz pasti tau bahwa saya pastilah seorang wanita! yang jadi pertanyaan, apalah miss V saya juga harus di sunat? kalau iya bagaimana dan bagian mananyakah yang harus dipotong? dan apakah yang potong miss V saya nanti seorang pria atau wanita (kalau diperbolehkan untuk memilih, apakah pa ustadz bersedia untuk menjagal miss V saya)?


Terima kasih
johnlegend
Posts: 1893
Joined: Fri Dec 21, 2007 2:14 am

Post by johnlegend »

Q: Apa yang harus dilakukan setelah menjadi Islam

A: murtad..


hahaha.. lucu nih islam sok ngajarin taat peraturan.. emang yang punya aturan cuman islam doank ya? kirain islam itu satu2 nya aturan?

aturan aja banyak yang aneh mo sok ngatur..

agama konyol.. anti wanita anti kemajuan wanita..
dhari-jhaw
Posts: 11
Joined: Sun Apr 06, 2008 1:44 pm

Re: Apa yang harus di lakukan setelah menjadi Islam

Post by dhari-jhaw »

Microjihad wrote:Assalammualaikum wr wb,

Ustadz status saya saat ini non muslim. Saya ada keinginan unttk memeluk agama Islam. Saya sudah baca tentang bisanya masuk Islam secara online, hanya dengan meyakini 2 hal yaitu mengingkari semua bentuk Tuhan kecuali Allah Swt dan meyakini Muhammad adalah nabi yang diutus oleh Allah. Dan dengan mengucapkan kalimat syahadat saja tanpa disaksikan oleh orang lain, kita sudah bisa memeluk Islam.

Yang ingin saya tanyakan....setelah resmi menjadi muslim, apa lagi yang harus saya lakukan? Apakah saya harus belajar mengaji terlebih dahulu atau belajar cara-cara sholat?

Itu yang saya bingungkan Ustadz....maka dari itu saya mohon penjelasan dr Ustadz.

Terima kasih.

Rostiani
Microjihad wrote: Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

bla..bla..bla..skip..skip..

.....................
Kewajiban Tiap Muslim

Kewajiban setiap muslim adalah mempelajari isi dan esensi agama. Baik lewat majelis taklim, pengajian, diskusi, baca buku, browsing di internetatau dalam bentuk sebuah perkuliahan khusus tentang agama Islam. Perkuliahan adalah bentuk pelajaran agama Islam yang paling ideal.

Dibandingkan dengan yang lainnya seperti pengajian yang hanyadilakukan paling intensif hanya seminggu sekali, jelaslah perkuliahan itu lebih baik, karenadilakukan tiap hari. Dalam satu hari bisa jadi ada beberapa mata kuliah yang berbeda. Otomatis belajar Islam lewat perkuliahan jauh lebih intensif dari pada lewat pengajian atau majelis taklim.

Selain itu, dalam sebuah perkuliahan, biasanya dosen atau nara sumbernya adalah ada banyak dan masing-masing adalah orang yang berkualitas. Masing-masing datang dengan keahliannya dan spesifikasi keahlian bidang ilmunya.

Ada dosen khusus yang mengajar mata kuliah Aqidah, Fiqih, Ushul Fiqih, Quran, Tafsir, Hadits, Tarikh, Tsaqafah, Bahasa Arab, Sastra Arab, Logika (manthiq), Hukum Waris, Qawa'id Fiqhiyah dan seterusnya.

Jadi dengan ikut menjadi mahasiswa pada sebuah perkuliahan syariah Islam, seseorag akan mendapatkan begitu banyak materi pelajaran yang tidak akan bisa didapatnya kalau hanya sekedar ikut pengajian.

Bayangkan kalau ada seorang muallaf masuk Islam, lalu diwajibkan untuk ikut kuliah syariah seperti di atas, selama 8 semester untuk mendapatkan setidaknya 144 SKS, kalau dia sampai lulus, setidaknya ilmu pengetahuannya sudah bisa melebihi seorang ustadz kondang.

Nah, kalau mau online bukan masuk Islamnya, tapi kuliahnya yang bisa online. Silahkan kuliah di Kampus Eramuslim.Kuliah yang bisa dilakukan jarak jauh ini tentu bukan cuma buat mereka yang baru masuk Islam, buat mereka yang sejak lahir sudah secara tidak sengaja tiba-tiba jadi muslim pun tetap berlaku. Sebab ya itu tadi, betapa miskinnya umat Islam ini dengan ilmu-ilmu yang terkait dengan ajaran agama Islam.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Assalammualaikum wr wb,

Terima kasih ustadz atas petunjuknya.
Apakah ustadz juga mengajar di kampus Eramuslim, atau malah pendirinya?

Maaf ya ustadz, tadinya pertanyaan saya adalah, apakah saya bisa masuk islam secara online.

Ternyata saya bisa punya ilmu pengetahuan melebihi ustadz kondang dengan kuliah online di kampus Eramuslim, tetapi ternyata tidak bisa menjadi muslim lewat online.

Itu aja koq yang ingin saya ketahui. Gitu aja koq panjang... :lol:

Terima kasih
Rostiani

:supz:
Last edited by dhari-jhaw on Mon Apr 07, 2008 12:49 pm, edited 1 time in total.
dhari-jhaw
Posts: 11
Joined: Sun Apr 06, 2008 1:44 pm

Re: Apa yang harus di lakukan setelah menjadi Islam

Post by dhari-jhaw »

-double-
Post Reply