Yahya Schroeder : Dianggap Gila Setelah Menemukan Islam

Pembelaan bahwa Islam adalah ajaran dari Tuhan.
Post Reply
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Yahya Schroeder : Dianggap Gila Setelah Menemukan Islam

Post by Laurent »

Yahya Schroeder : Dianggap Gila Setelah Menemukan Islam


Katagori : Journey to Islam
Oleh : Redaksi 27 Jan 2008 - 2:30 am

Sebelumnya, ia menikmati hidup dengan hura-hura. Pesta, minum alkohol, mabuk-mabukkan. Pokoknya “happy." Tapi ia dianggap "gila" setelah menemukan Islam

Namanya Yahya Schroeder. Ia muallaf baru asli Jerman. Memeluk Islam setahun lalu atau tepatnya Nopember 2006. Saat itu ia berusia 17 tahun. Saat remaja lain sibuk mereguk nikmatnya puncak masa remaja, Yahya justru sedang berada di puncak pencarian spiritualnya. Melalui situs www.readingislam.com (11/9) ia menorehkan kisah perjalanan spiritualnya itu kepada publik, semata-mata untuk berbagi pengalaman dengan sesama saudara se-Islam, terutama yang berdomisili di negara non-Muslim.

Sebagai seorang muallaf, Yahya mengaku lebih mudah mengikuti dan mengamalkan Islam ketimbang muslim tradisonal yang lahir dan dibesarkan di Jerman.

Ada sebagian pemuda muslim yang lahir disana, sepengetahuan Yahya, justru ingin dikenal sebagai orang Jerman. “Mereka tidak bangga dengan Islamnya. Bagi mereka Islam hanyalah sebuah tradisi. Malah ada yang berani menggadaikan keislamannya hanya agar bisa berganti kewarganegaraan,” ungkap pemuda murah senyum itu. Na’uzubillah!.

Memang, seperti diakui Yahya, hidup sebagai seorang Muslim di Jerman tidaklah mudah.

“Jika orang Jerman ditanya apa yang mereka ketahui tentang Islam, maka mereka akan jawab Islam identik dengan yang berbau Arab. Jadi persis seperti sebuah simbol operasi dalam matematika, Islam=Arab. Mereka belum tahu kebesaran Islam yang sebenarnya,” imbuhnya.

Masa remaja penuh ceria
Yahya dibesarkan di sebuah desa kecil di pinggiran Potsdam. Ia tergolong anak keluarga berada. “Aku tinggal di sebuah rumah mewah dengan ibu dan ayah tiriku. Rumah kami memiliki halaman yang cukup luas dan ada kolam renangnya. Sebagai seorang remaja aku sangat menikmati hidup ini. Punya banyak teman, kami sering bikin pesta, minum alkohol, mabuk-mabukkan, dan acara gila-gilaan lainnya. Ya seperti kebanyakan pemuda Jerman umumnya, Pokoknya happy,” ujar Yahya mengenang.

“Kala itu aku punya segalanya; rumah mewah, mobil, uang, dan berbagai macam jenis mainan canggih. Aku tidak pernah kekurangan uang, tapi entahlah, aku merasa hidup tidak tenang, selalu gelisah. Kala itu pun aku berpikir untuk mencari “sesuatu” yang lain,” sambungnya.

Memasuki umur 16 tahun ia bersua dengan komunitas Muslim di kota Potsdam melalui perantaraan ayah kandungnya. Ayahnya memang telah duluan memeluk Islam tahun 2001. Ya kendati telah bercerai dengan sang ibu, namun Yahya senantiasa menjenguk ayahnya sekali dalam sebulan dan sering pula menghadiri pengajian warga muslim disana.

Secara perlahan, Yahya mulai tertarik dengan Islam. Rupanya sang ayah memerhatikan gejala itu. Sang Ayah ingin ia belajar lebih jauh tentang Islam dari orang yang memiliki ilmu yang lebih tinggi. Sejak saat itu Yahya mulai serius belajar Islam dan menghadiri forum pengajian rutin setiap bulannya.

Satu ketika, terjadilah sesuatu yang tak diinginkan, yang nantinya merubah semua jalan hidupnya. “Ceritanya, satu hari aku ikut kawan-kawan pergi berenang. Nah saat melompat ke kolam, aku terpeleset dan jatuh tidak sempurna. Akibatnya, punggungku mengalami retak berat dan kepala berbenturan hebat dengan dasar kolam. Cederaku cukup parah hingga ayah segera melarikanku ke rumah sakit.”

“Di rumah sakit, dokter menyarankan agar jangan banyak bergerak. Cedera punggungku cukup parah yang mengakibatkan engsel tangan kanan bergeser. Katanya: “Nak, janganlah banyak bergerak. Sedikit saja salah bergerak bisa menyebabkan cacat nantinya.” Kalimat dokter itu sungguh sangat tidak membantu. Malah membuatku tertekan luar biasa.”

Sejurus kemudian, sebelum dibawa ke ruang operasi, Ahmir salah seorang sahabatnya berujar.”Yahya, hidupmu kini ada di tangan Allah. Ini mirip seperti sebuah perjudian, antara hidup dan mati. Kini kamu berada di puncak kenikmatan dari sebuah pencarian. Bertahanlah, sabarlah sahabat. Allah pasti bantu.” Kalimat Ahmir dirasakan Yahya sangat luar biasa. Ia sangat termotivasi dan semangat hidupnya muncul kembali.

“Operasi berjalan selama lima jam dan aku siuman selepas 3 hari. Saat terjaga tangan kananku sulit digerakkan. Namun, entah mengapa, aku merasa orang yang paling bahagia di muka bumi ini. Bahkan kepada dokter kuberitahukan bahwa aku tidak peduli dengan cedera yang kualami. Aku justru bahagia Allah masih mengizinkanku hidup,” kenang Yahya.

“Dokter mengatakan aku harus tinggal di rumah sakit selama beberapa bulan. Tapi tahukah kawan, aku dirawat cuma dua pekan saja! Itu karena aku latihan rutin dan penuh disiplin. Satu hari dokter datang dan bilang: ”Hari ini kita coba latihan naik tangga ya.” Padahal tanpa sepengetahuan mereka sebenarnya aku telah melakukan latihan atas inisiatif sendiri, dua hari sebelum dokter datang,” sambungnya. Begitulah, akhirnya ia dapat menggerakkan kembali tangan kanannya seperti sediakala dan cuma dua pekan di rumah sakit.

“Kecelakaan itu telah mengubah jalan hidupku. Aku jadi suka merenung. Jika Allah inginkan sesuatu, maka kehidupan seorang individu bisa berubah hanya dalam hitungan detik. Aku pun mulai serius berpikir tentang hidup ini dan Islam tentunya. Keinginan untuk memeluk Islam makin menjadi-jadi, yang berarti harus meninggalkan rumah, keluarga yang kucintai dan semua kemewahan hidup disana,”ungkapnya. Akhirnya ia memutuskan pindah ke Potsdam.

Kala pindah ke Potsdam Yahya cuma membawa beberapa lembar pakaian, buku sekolah dan beberapa CD kesayangannya. Ia tinggal sementara di apartemen ayahnya.

“Kecil memang tempatnya, hingga aku musti tidur di dapur. Tapi itu tidak masalah bagiku. Aku merasa bahagia. Sangat bahagia, persis seperti kala terjaga dari siuman di rumah sakit selepas kecelakaan hebat itu.”

Mengucap dua kalimah syahadah
Tak berapa lama ia mulai menjalani hari pertama di sekolah. Mendadak semua serba baru baginya. Apartemen baru, sekolah baru, teman baru dan pertamakali tanpa keluarga lengkap. Persis sehari selepas hari pertama di sekolah, ia pun bersyahadah. Begitu teman-teman sekolahnya tahu ia beragama Islam mulailah mereka mengejek dengan kalimat-kalimat usil.

“Ada teroris”, “Usamah bin Laden datang,” “Islam itu kotor”. Begitu mereka mengejek Yahya. Sebagiannya malah ada yang menganggapnya gila. Lebih parahnya lagi, bahkan ada yang tidak percaya ia orang Jerman asli.

“Aku bisa maklumi, karena mereka hanya tahu Islam dari media yang cenderung memojokkan Islam,” tukasnya

Akan tetapi setelah 10 bulan berjalan situasinya benar-benar berubah. Sikap teman-temannya berubah drastis. Rekan-rekan sekelasnya berhenti bersikap usil. Malah mereka sering bertanya tentang Islam. Pandangan mereka tentang Islam pun berubah. Menurut mereka, ternyata Islam itu cool! Indah! Subhanallah!

“Perubahan itu tentu saja tidak serta merta. Secara halus dan perlahan aku melakukan dakwah di kelas. Tentu saja bukan dengan ceramah agama. Sikap dan tingkah lakulah yang banyak membantu mereka mengenal Islam. Percaya tidak, kini aku bahkan punya ruang shalat khusus. Padahal akukah satu-satunya siswa Muslim di sekolah itu,” ujar Yahya senang.

“Mereka baru tahu ternyata Islam punya adab atau tata tertib dalam hidup. Yang menarik bagi mereka, Islam tidak ekslusif, tidak mengelompokkan diri dalam kelompok-kelompok khusus. Seperti di sekolahku ini,” imbuhnya.

Dikatakannya, di sekolah itu ada tiga kelompok utama yakni kelompok yang suka hura-hura. kongkow-kongkow; lalu ada kelompok punk; dan satunya lagi kelompok yang suka pesta-pestaan. Setiap orang selalu mencoba untuk jadi anggota kelompok dari salah satu grup, semata-mata supaya diterima oleh yang lainnya.

“Kecuali aku! Aku tidak masuk kelompok manapun, namun diterima oleh semua mereka. Aku bisa menjadi teman bagi setiap orang. Tidak perlu menggunakan pakaian tertentu supaya dibilang “cool.” Bahkan mereka selalu mengundangku, demikian juga teman-temanku yang Islam pada acara-acara mereka,” kisah Yahya.

Mereka menaruh respek pada Yahya sebagai seorang muslim. Bahkan lebih dari itu, jika ada acara mereka secara khusus menyiapkan makanan halal untuknya. Misalnya acara bakar sate, maka mereka siapkan dua alat pembakar. Satunya untuk mereka dan satunya lagi khusus untuk Yahya dan rekan-rekan Muslimnya.

“Bukan main! Kini mereka benar-benar terbuka dengan Islam. Aku hanya berdoa agar Allah beri mereka hidayah. Amiin,” harapnya sembari berdoa.

Selepas memeluk Islam, kesibukan Yahya kini bertambah. Ia menjadi produser film. YaYa Productions nama perusahaannya yang berlokasi di Potsdam. Produksinya terutama film-film dokumenter yang kebanyakan mengisahkan perjalanan hidup seorang muallaf dan kebanyakan dalam bahasa Jerman dengan terjemahan bahasa Inggris.

“Tujuan aku buat film adalah untuk menunjukkan kepada kalangan non-Muslim bagaimana Islam yang sebenarnya. Jauh dari apa yang ditampilkan media selama ini. Mudah-mudahan film-film itu bisa mencerahkan pandangan mereka,” ujar Yahya yang meyakini pekerjaannya itu sebagai bagian dari dakwah. [zulkarnain jalil (Aceh)/www.hidayatullah.com]

http://swaramuslim.com/islam/more.php?id=5494_0_4_0_M
Sashimi
Posts: 3390
Joined: Sun Jul 09, 2006 8:19 am

Post by Sashimi »

kok temen2 fsnya cuma 20 orang yaa?
dan itupun orang indonesia semua

hm...., jangan2 muslim taqqiya nih
Sashimi
Posts: 3390
Joined: Sun Jul 09, 2006 8:19 am

Post by Sashimi »

http://profiles.friendster.com/45098069

Image Image Image

temen fsnya cuma dari indonesia ( katanya temen2 sekelasnya terkesan sama islam, kok ngga ada satupun dalam fsnya? )
berani_murtad
Posts: 2496
Joined: Sat May 19, 2007 3:11 pm
Location: Surga 72 bidadari

Post by berani_murtad »

karena itulah dikatakan gila!
Sashimi
Posts: 3390
Joined: Sun Jul 09, 2006 8:19 am

Post by Sashimi »

gua nunggu ada yang baik hati nonggolin link video buatan si yahya ini
Sashimi
Posts: 3390
Joined: Sun Jul 09, 2006 8:19 am

Re: Yahya Schroeder : Dianggap Gila Setelah Menemukan Islam

Post by Sashimi »

bukannya hepi ending?
Laurent wrote:Mengucap dua kalimah syahadah
Tak berapa lama ia mulai menjalani hari pertama di sekolah. Mendadak semua serba baru baginya. Apartemen baru, sekolah baru, teman baru dan pertamakali tanpa keluarga lengkap. Persis sehari selepas hari pertama di sekolah, ia pun bersyahadah. Begitu teman-teman sekolahnya tahu ia beragama Islam mulailah mereka mengejek dengan kalimat-kalimat usil.

“Ada teroris”, “Usamah bin Laden datang,” “Islam itu kotor”. Begitu mereka mengejek Yahya. Sebagiannya malah ada yang menganggapnya gila. Lebih parahnya lagi, bahkan ada yang tidak percaya ia orang Jerman asli.

“Aku bisa maklumi, karena mereka hanya tahu Islam dari media yang cenderung memojokkan Islam,” tukasnya

Akan tetapi setelah 10 bulan berjalan situasinya benar-benar berubah. Sikap teman-temannya berubah drastis. Rekan-rekan sekelasnya berhenti bersikap usil. Malah mereka sering bertanya tentang Islam. Pandangan mereka tentang Islam pun berubah. Menurut mereka, ternyata Islam itu cool! Indah! Subhanallah!

“Perubahan itu tentu saja tidak serta merta. Secara halus dan perlahan aku melakukan dakwah di kelas. Tentu saja bukan dengan ceramah agama. Sikap dan tingkah lakulah yang banyak membantu mereka mengenal Islam. Percaya tidak, kini aku bahkan punya ruang shalat khusus. Padahal akukah satu-satunya siswa Muslim di sekolah itu,” ujar Yahya senang.

“Mereka baru tahu ternyata Islam punya adab atau tata tertib dalam hidup. Yang menarik bagi mereka, Islam tidak ekslusif, tidak mengelompokkan diri dalam kelompok-kelompok khusus. Seperti di sekolahku ini,” imbuhnya.

Dikatakannya, di sekolah itu ada tiga kelompok utama yakni kelompok yang suka hura-hura. kongkow-kongkow; lalu ada kelompok punk; dan satunya lagi kelompok yang suka pesta-pestaan. Setiap orang selalu mencoba untuk jadi anggota kelompok dari salah satu grup, semata-mata supaya diterima oleh yang lainnya.

“Kecuali aku! Aku tidak masuk kelompok manapun, namun diterima oleh semua mereka. Aku bisa menjadi teman bagi setiap orang. Tidak perlu menggunakan pakaian tertentu supaya dibilang “cool.” Bahkan mereka selalu mengundangku, demikian juga teman-temanku yang Islam pada acara-acara mereka,” kisah Yahya.

Mereka menaruh respek pada Yahya sebagai seorang muslim. Bahkan lebih dari itu, jika ada acara mereka secara khusus menyiapkan makanan halal untuknya. Misalnya acara bakar sate, maka mereka siapkan dua alat pembakar. Satunya untuk mereka dan satunya lagi khusus untuk Yahya dan rekan-rekan Muslimnya.

“Bukan main! Kini mereka benar-benar terbuka dengan Islam. Aku hanya berdoa agar Allah beri mereka hidayah. Amiin,” harapnya sembari berdoa.
gua tetep kaga ketemu nih videonya? ada ide nyari di mana?
johnlegend
Posts: 1893
Joined: Fri Dec 21, 2007 2:14 am

Post by johnlegend »

hehehehe.. agama islam kan menghalalkan bertaqiya.. the one n only religion yang bilang berbohong itu halal..

itu agama ato apa si?
User avatar
Garin laksana
Posts: 1112
Joined: Mon Sep 24, 2007 5:07 pm
Location: Al-Quds

Post by Garin laksana »

johnlegend wrote: agama islam kan menghalalkan bertaqiya.. the one n only religion yang bilang berbohong itu halal..
itu agama ato apa si?
Yang jelas islam tuh, dibangun atas Dongeng2, Hikayat, Legenda2 suatu bangsa (Arab); Karena pengaruhnya "dapat mendatangkan keuntungan", maka dijadikanlah 'semacam agama';

AD/ART nya pun, (yg kemudian disebut Al-qur'an) tersusun atas dasar Dongeng2, Legenda2 yg tidak nyata!; Kalaupun nyata, pastilah itu hasil dari nyontek kanan kiri.
Karena dongeng (fiktif), sehingga berkisah dusta, danber- taqiya pun menjadi sah! Apalagi ditujukan ke non islam!, Wajib Hukumnya, mngkin dapat pahala >27 kalilipat..**
User avatar
murtad mama
Posts: 3972
Joined: Tue Feb 06, 2007 7:16 pm
Location: Jl veteran 48 Kota Bekasi 17141 Jawa Barat <==== Alamat VOA-Islam :) :) :)
Contact:

Post by murtad mama »

sash, itu FS ente ya dia fsnya si yahya, mama ragu dia seorang muallaf :wink:

mama juga agak curiga, kok tidak ada youtubenya yah atau kesaksiannya??
biasanya kalau muslim lagi heppy ada konversi ke ugamanya pasti heboh bla...bla... tapi mama sudah googling ndak ketemu yah :wink:

jangan2 taqiyyah wal tauqiah??
Sashimi
Posts: 3390
Joined: Sun Jul 09, 2006 8:19 am

Post by Sashimi »

hi mam, wah fs syapa tuh? kok bawa2 nama eike, baidewei, gua udah ketemu video2 si yahya ini

KAGAK ada satupun video kesaksian si yahya sendiri ( berdasarkan foto di fsnya )

http://www.youtube.com/profile_videos?u ... onaspepper


ada juga video dia jadi maid beres2 rumah

http://www.youtube.com/watch?v=3kGnkFVBTQU
the-atheist
Posts: 1317
Joined: Mon May 28, 2007 1:36 pm

Post by the-atheist »

aneh.. kok cuman swaramuslim, kajian islam, dan site site islam yang lain? Ngga ada berita sama sekali di luar site islam. Mengada ngada seperti biasanya?
Itu pun kebanyakan site indonesia.
User avatar
AtheistIsBetter
Posts: 944
Joined: Sun Dec 02, 2007 1:09 pm

Post by AtheistIsBetter »

ini cerita fiktif.
Phoenix
Posts: 9422
Joined: Mon Feb 27, 2006 5:33 am
Location: FFI

Post by Phoenix »

Kalau beneran juga tinggal tunggu kabar aja ada bom bunnuh diri meledak dan yang bawanya seorang mualaf bule.

Siapa sih yang nggak tertarik dgn 72 bidadari...dan boleh beristri 4??? Boleh nabok bini, dan bini cuman kayak ladang???
User avatar
Bang Haji
Posts: 1401
Joined: Wed Oct 10, 2007 9:48 am
Location: ngumpet dikamar Inul

Post by Bang Haji »

Atheist__Is__Better wrote:ini cerita fiktif.

kayak cerita sinetron yaa... hrsnya bilang gini: "cerita ini adalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan cerita dan tokoh tsb, itu hanya kebetulan saja" :lol: :lol:
User avatar
the_muhammad_slayers
Posts: 88
Joined: Sun Oct 14, 2007 12:34 pm
Location: Kuching, Malaysia

Post by the_muhammad_slayers »

iya jua yah :lol:

saya juga dah googling tuh tapi ndak ketemu2 kesaksiannya

kalau tidak salah muslim paling doyan julur mulutnya kalau ada masalah pindah agama pasti cepat heboh?? kq cuman web indo yah :lol:
User avatar
suparjo
Posts: 323
Joined: Wed Nov 21, 2007 9:57 am
Location: JIHAD FISABILILLAH

Post by suparjo »

Atheist__Is__Better wrote:ini cerita fiktif.
Sefiktif tuhan djesus :lol: :lol: :lol:
Post Reply