Islam itu indah wrote:Di Link tersebut tidak ada yang enyimpulkan yang anda simpulkan
Sementara di Postingan yang lain anda berkata !
Baca lagi link tersebut baik2:
http://www.riau.go.id/index.php?module= ... &ptid=1&ai d=6641
Kutipan:
Secara harfiah, muallaf itu berarti lemah. Istilah itu lantas disandarkan pada mereka yang baru saja berhijrah ke dalam Islam. Maknanya pun sama. Muallaf adalah mereka yang masih lemah pemahaman Islamnya.
Link tersebut memang telah menyatakan bahwa Muallaf berarti lemah pemahaman imannya. Aku mengutip dari link itu dan mengasersinya.
Inilah kebohongan dari Pola Pikir anda,
Imam adalah Keyakinan.
Ad hominem lagi, apakah muslim itu mengandalkan serangan terhadap pribadi lawan bicaranya? Aku jadi ingat, dalam debat JIL dengan Muslim radikal di Televisi, muslim radikal juga sering sekali menyerang pribadi lawan bicaranya. Tentunya ini dilakukan untuk menggertak lawan diskusi, tetapi jelas cara itu tidak mengandalkan logika dan tidak terdidik. Aku bersyukur tidak semua muslim seperti itu, misalnya member muslim JJ dan Pharabee di
www.ekaristi.org yang postingannya cukup bagus tetapi tidak pernah dihapus.
Nah, Iman memang keyakinan, aku tahu itu, tetapi di link yang kuberikan dikatakan "Secara harfiah, muallaf itu berarti lemah."
Para Mualaf tidak akan sembarangan meyakini Islam sebagai agamanya. Berarti para Mualaf lebih meyakini dan faham kebenaran Islam dari Orang Islam dari Lahir.
kontradiksi dengan link di atas, tetapi menarik bahwa dari pernyataan anda berarti orang yang Islam sejak lahir lebih lemah imannya daripada muallaf.
Tetapi diakui bahwa para Mualaf kurangnya tentang Ilmu Keislamannya.
tetapi mereka lebih faham Islam dari orang Islam, karena mereka meyakini islam dengan sebenar-benarnya.
contradictio in terminis. Di satu sisi anda menyatakan bahwa Muallaf kurang Ilmu Islamnya, tetapi kemudian anda mengatakan bahwa mereka lebih paham.
Kamu tidak akan menghampiri Link saya karena kamu tidak jujur dan takut akan kebenaran islam.
1. Ad hominem
2. Bukan, melainkan karena aku memang sedang sibuk
3. Aku tidak pernah takut macam2 klaim "agama benar," baik dari Sunni, Shi'ite (Syiah), Ahmadiyah, Jehovah witness, etc (daftar bisa diperpanjang).
Terus terang saya sudah mampir dan sering berdiskusi tentang Kristen di Link anda tersebut
www.ekaristi.org.
dan Postingan saya sering dihapus.
Silahkan dibuktikan, silahkan datang ke sana membicarakan iman kristiani.
Jadi Intinya disini anda sendiri takut dengan kebenaran Islam dan tidak berani berdiskusi di link saya tersebut.
1. Ad hominem
2. Jump to conclution
3. Aku memang sedang sibuk
4. Aku tidak pernah takut macam2 agama yang membuat klaim "agama benar."
Kebanyakan Kristen tidak ada kesatria. Dan penakut bila masuk ke Link Muslim.
Ada beberapa alasan:
1. Jumlah netter kristen di Indonesia sangat sedikit, kebanyakan waktu mereka lebih banyak di sites2 Kristen daripada sites2 muslim oleh sebab mereka lebih mengutamakan pemahaman akan agama mereka ketimbvang membuang2 waktu mempelajari banyaknya ajaran2 selain kristen. KArena itulah tidak mengherankan jumlah netter kristen yang di link2 muslim sangat sedikit (kalau bukan tidak ada).
2. Masuk situs muslim sangat beresiko, resiko terbesarnya adalah diketahuinya IP adress. AKu masih beruntung, aku sendiri pernah masuk situs
www.gereja.co.nr hanya sekedar baca2 sekaligus membuka FS, lalu apa yang terjadi? FSku di hack dan diberi gambar2 porno lalu ditulis "Jesus is F**k" dan hal ini terjadi 2X berturut2. Oleh sebab itulah aku tidak akan mau lagi masuk situs Muslim, aku sudah tidak bisa lagi menghormati situs2 Muslim.
lagipula, istilah "ksatria" itu deficient sekali, maksudnya setiap orang bisa mendefinisikan apa itu sikap ksatria. Bagiku, Kekesatriaan tidak diukur dari apakah dia mau masuk ke situs lawan atau tidak, tetapi diukur dari setidaknya:
1. Kejujurannya (tidak boleh mengenal taqqiya)
2. Kebesaran hatinya (jika salah mengaku salah)
3. Toleransi tanpa menyangkal keyakinannya (tidak menekan atau menginterupsi ibadah agama2 lain)
Jika mengikuti definisi ksatria anda, barangkali rang yang melakukan harakiri lebih kesatria daripada Muslim. Muslim mati dalam keadaan mereka berperang, sementara orang yang melakukan harakiri mati tidak dalam keadaan berperang. Jadi orang yang melakukan harakiri lebih berani mati daripada Muslim, akibatnya mereka lebih ksatria daripada muslim. Untungnya aku bukan penganut paham "keksatriaan" itu.
Bukan hanya itu, di mayoritas negara2 Kristen, umat Islam umumnya diijinkan bebas beribadah, meskipun agama Islam maupun Muslim tetap dikritik di sana. tetapi entah kenapa, di negara2 penerap syariat, umat Kristiani dilarang beribadah dengan bebas, sementara kritik2 terhadap agama Kristen tetap gencar.
Bahkan di Indonesia sendiri, buku2 contramuslim dari Kristen tidak akan anda temui di toko2 buku, sementara buku2 contrakristen dari Muslim sangat banyak, padahal di Amerika, buku2 contramuslim sangat banyak. Ini menunjukkan bahwa impor buku2 tersebut dilarang dengan alasan "menyinggung umat Islam." Padahal buku impor ahmed deedat saja ada. Jadi jika dipikirkan masak2, siapa yang sesungguhnya takut akan kebenaran?
Justru sebaliknya Muslim dengan gagah berani dan dengan semangat mendakwahkan Islam ke Link Kristen.
Buktinya kamu tidak pernah kutemui di sana. Kalau memang Muslim itu gagah, silahkan datang ke
www.ekaristi.org
Allahu Akbar !!!
Tuhan memberkatimu selalu
