Sdr Montir Kepala menjelaskan definisi Firman sebagai "Omongan Tuhan langsung."
Definisi ini masih kurang lengkap, saya tambahkan: "Omongan Tuhan yang ditujukan kepada manusia dan ciptaanNya yang lain."
Apakah Sdr setuju dengan definisi saya ini?
Saya tunggu.
Apakah Qur'an itu Firman? (Duladi vs Para Muslim)
Apakah Qur'an itu Firman? (Duladi vs Para Muslim)
Last edited by Duladi on Fri Jul 06, 2007 1:22 pm, edited 1 time in total.
- MONTIR KEPALA
- Posts: 4307
- Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am
Saya tegaskan lagi:
FIRMAN TUHAN adalah Kata-kata yang keluar dari mulut Tuhan Pencipta (tanpa penambahan dan pengurangan)
Firman Tuhan biasanya berupa:
a) Perintah atau permintaan
b) Nasihat atau peringatan
c) Janji atau nubuat
Bagaimana cara mengetahui itu kata-kata Tuhan atau kata-kata manusia?
Ciri-ciri Firman Tuhan:
a) Ditujukan kepada manusia
b) Penuh wibawa
c) Bukan kata-kata bijak
Apakah Sdr Montir setuju?
FIRMAN TUHAN adalah Kata-kata yang keluar dari mulut Tuhan Pencipta (tanpa penambahan dan pengurangan)
Firman Tuhan biasanya berupa:
a) Perintah atau permintaan
b) Nasihat atau peringatan
c) Janji atau nubuat
Bagaimana cara mengetahui itu kata-kata Tuhan atau kata-kata manusia?
Ciri-ciri Firman Tuhan:
a) Ditujukan kepada manusia
b) Penuh wibawa
c) Bukan kata-kata bijak
Apakah Sdr Montir setuju?
- MONTIR KEPALA
- Posts: 4307
- Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am
Saudara mengatakan Logikanya gak umum? Lha yang umum itu piye?MONTIR KEPALA wrote:no. 2 .... masih dangkal tuh a b c nya ..logikanya gak umum.
Bagaimana cara Saudara mengetahui suatu firman itu asli atau palsu?MONTIR KEPALA wrote:kalo "omongan Gue" maka logika umumnya adalah "omongan yg redaksinya asli gue" ...nah masih bisa ketangkap nalar sederhana. sama kaya Firman Tuhan.
Sdr Montir, kenapa kok mandek?
Itung-itung saya belajar Islam dari sampeyan, kok malah lari....?
Kalo Sdr tidak setuju dengan kriteria Firman yang saya ajukan, yg katanya "A B C" nya gak umum, ya kasih dong penjelasan yang umum itu kepriye?
Terus saya juga ingin tahu penjelasan dari Sdr bagaimana cara kita tahu suatu firman itu asli atau palsu.
Saya tunggu.
Itung-itung saya belajar Islam dari sampeyan, kok malah lari....?
Kalo Sdr tidak setuju dengan kriteria Firman yang saya ajukan, yg katanya "A B C" nya gak umum, ya kasih dong penjelasan yang umum itu kepriye?
Terus saya juga ingin tahu penjelasan dari Sdr bagaimana cara kita tahu suatu firman itu asli atau palsu.
Saya tunggu.
- MONTIR KEPALA
- Posts: 4307
- Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am
sopo yg lari kang mas ?.... iki kulo hadir ....
NO. 2 itu pemaksaan Nilai manusia pada TUhan ... gak bagus lah ...!!
kita itu KOSONG ttg Tuhan sebenarnya ...gak akan sanggup dan sampai otak kita membaca dan mengetahui TUhan yg sesungguhnya ... oleh karena itu sekeras apapun kita berfikir dan mencari gak akan sampai mas DUl .....
oleh karena itu bersabar sampau Tuhan mengabarkan Diri Nya sendiri dan menjelaskan siapa Diri Nya sebenarnynya berikut sifat2 Nya ....
maka dari itu NO. 1 aja udeh cukup
NO. 2 itu pemaksaan Nilai manusia pada TUhan ... gak bagus lah ...!!
kita itu KOSONG ttg Tuhan sebenarnya ...gak akan sanggup dan sampai otak kita membaca dan mengetahui TUhan yg sesungguhnya ... oleh karena itu sekeras apapun kita berfikir dan mencari gak akan sampai mas DUl .....
oleh karena itu bersabar sampau Tuhan mengabarkan Diri Nya sendiri dan menjelaskan siapa Diri Nya sebenarnynya berikut sifat2 Nya ....
maka dari itu NO. 1 aja udeh cukup
Saudara pakai nomor-nomoran. Padahal pada postingan saya tidak pake nomor. Saya jadi bingung.
Maksud Sdr nomor 1 yg ini:
Apakah dalam Islam tidak ada kriteria khusus untuk membedakan mana firman dan mana bukan?
Anda mengatakan, "kita itu KOSONG ttg Tuhan sebenarnya ...gak akan sanggup dan sampai otak kita membaca dan mengetahui TUhan yg sesungguhnya ... oleh karena itu sekeras apapun kita berfikir dan mencari gak akan sampai"
Yang kita bicarakan di topik ini bukan Tuhan, tapi Firman-Nya. Kalau menurut Islam Tuhan tidak pernah bisa dikenal, tapi kalau firman harusnya bisa dikenal, bukan? Karena firman itu riil.
Kita mestinya harus memiliki dasar-dasar kriteria untuk membedakan mana firman dan mana bukan, sama sekali tidak bermaksud memaksakan nilai manusia kepada Tuhan.
.
Maksud Sdr nomor 1 yg ini:
Kalo iya, berarti nomor 2 adalah yang ini:FIRMAN TUHAN adalah Kata-kata yang keluar dari mulut Tuhan Pencipta (tanpa penambahan dan pengurangan)
Firman Tuhan biasanya berupa:
a) Perintah atau permintaan
b) Nasihat atau peringatan
c) Janji atau nubuat
Kalau Saudara tidak setuju dengan ciri-ciri FIRMAN TUHAN di atas, lha terus bagaimana cara kita mengetahui suatu firman itu asli atau palsu?Bagaimana cara mengetahui itu kata-kata Tuhan atau kata-kata manusia?
Ciri-ciri Firman Tuhan:
a) Ditujukan kepada manusia
b) Penuh wibawa
c) Bukan kata-kata bijak
Apakah dalam Islam tidak ada kriteria khusus untuk membedakan mana firman dan mana bukan?
Anda mengatakan, "kita itu KOSONG ttg Tuhan sebenarnya ...gak akan sanggup dan sampai otak kita membaca dan mengetahui TUhan yg sesungguhnya ... oleh karena itu sekeras apapun kita berfikir dan mencari gak akan sampai"
Yang kita bicarakan di topik ini bukan Tuhan, tapi Firman-Nya. Kalau menurut Islam Tuhan tidak pernah bisa dikenal, tapi kalau firman harusnya bisa dikenal, bukan? Karena firman itu riil.
Kita mestinya harus memiliki dasar-dasar kriteria untuk membedakan mana firman dan mana bukan, sama sekali tidak bermaksud memaksakan nilai manusia kepada Tuhan.
.
- MONTIR KEPALA
- Posts: 4307
- Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am
maksud saya NO. 1 adalah syarat utama adalah logika dasar yaitu sesuatu yg dari Tuhan harus murni dari Tuhan tanpa tambahan satu huruf pun oleh manusia.
no. 2 yg saya maksud adalah kriteria2 ciri2 Wahyu yg kau sebutkan ...itu tdk perlu karena kita sudah Men SET lebih dulu sesuatu yg belum kita fahami yaitu TUhan
no. 2 yg saya maksud adalah kriteria2 ciri2 Wahyu yg kau sebutkan ...itu tdk perlu karena kita sudah Men SET lebih dulu sesuatu yg belum kita fahami yaitu TUhan
Bagaimana kita menilai suatu perkataan sebagai firman atau bukan?
Bisa saja orang gila di pinggir jalan berkata: "Aku telah didatangi malaikat Jibril tadi malam, dan menyuruh menyampaikan wahyu Allah ini: 'Bunuhlah orang-orang Muslim di mana saja kau temui mereka, sebab mereka telah rusak kelakuannya'."
Apakah kita akan langsung mengamini ucapannya sebagai firman Tuhan?
Atau, Saudara akan mengatakan: "Ah, itu ucapan orang gila tak dikenal. Ngapain kita percaya."
Baik, contoh di atas mengambil sampel seorang yang gila. Bagaimana bila seorang Abu Bakar Baasyir yang mengatakan itu? Apakah Anda akan percaya?
Mungkin Sdr juga tidak bisa percaya, karena itu konyol.
Nah, sekarang pertanyaan saya:
Kalau Saudara cuma percaya kepada kata-kata Muhammad, lalu apa kriterianya sehingga Saudara begitu percaya pada Muhammad?
Sdr Montir: Kata-kata "Tuhan" harus ORISINIL tanpa penambahan satu huruf pun
Saya mau beri contoh:
TUHAN berfirman: "Jangan kamu makan buah itu, nanti kamu mati." [Kalimat 1]
Kemudian firman Tuhan tersebut disampaikan ulang oleh manusia: "Tuhan melarang aku memakan buah itu, karena kalau aku memakannya aku akan mati." [Kalimat 2]
Nah, antara kalimat 1 dengan kalimat 2 secara harafiah berbeda, karena telah terjadi penambahan huruf, bahkan bukan huruf, tetapi kata-kata.
Apakah kalimat 1 dengan kalimat 2 memiliki makna yang berbeda?
Apakah kalimat 2 karena mengalami penambahan huruf-huruf dianggap tidak sah sebagai firman walaupun secara makna maksudnya sama?
Kemudian pertanyaan lagi untuk Sdr:
Bukankah yang Tuhan berikan kepada manusia adalah "MAKNA" atau "HIKMAH" yang oleh manusia disebut "firman"?
Firman dalam bahasa Yunani adalah LOGOS, artinya PENGETAHUAN (Indonesia: makna/hikmah atau hikmat).
Bila Saudara Montir mengatakan FIRMAN haruslah sama persis seperti pada waktu diucapkan, termasuk tanda titik komanya, lalu apa bedanya definisi firman Anda ini dengan MANTERA?
Bukankah Tuhan memberikan "PENGETAHUAN / MAKNA / HIKMAH" kepada manusia untuk dimasukkan ke dalam hatinya dan manusia diberikan hak untuk mengolahnya dengan kata-katanya sendiri supaya dia mengerti?
Tetapi hakikat Firman menurut Islam bukan itu, Firman dalam pengertian Islam adalah sama dengan Mantera, sekumpulan perkataan yang harus dihafal tanpa harus dimengerti. Kata-kata yang sama persis sewaktu pertama kali diturunkan lengkap dengan tanda bacanya, tidak boleh dikurangi ataupun ditambah.
Maka menurut hemat saya, Alquran bukan firman, tapi kumpulan mantera.
Saya tunggu tanggapan Anda.
.
Bisa saja orang gila di pinggir jalan berkata: "Aku telah didatangi malaikat Jibril tadi malam, dan menyuruh menyampaikan wahyu Allah ini: 'Bunuhlah orang-orang Muslim di mana saja kau temui mereka, sebab mereka telah rusak kelakuannya'."
Apakah kita akan langsung mengamini ucapannya sebagai firman Tuhan?
Atau, Saudara akan mengatakan: "Ah, itu ucapan orang gila tak dikenal. Ngapain kita percaya."
Baik, contoh di atas mengambil sampel seorang yang gila. Bagaimana bila seorang Abu Bakar Baasyir yang mengatakan itu? Apakah Anda akan percaya?
Mungkin Sdr juga tidak bisa percaya, karena itu konyol.
Nah, sekarang pertanyaan saya:
Kalau Saudara cuma percaya kepada kata-kata Muhammad, lalu apa kriterianya sehingga Saudara begitu percaya pada Muhammad?
Sdr Montir: Kata-kata "Tuhan" harus ORISINIL tanpa penambahan satu huruf pun
Saya mau beri contoh:
TUHAN berfirman: "Jangan kamu makan buah itu, nanti kamu mati." [Kalimat 1]
Kemudian firman Tuhan tersebut disampaikan ulang oleh manusia: "Tuhan melarang aku memakan buah itu, karena kalau aku memakannya aku akan mati." [Kalimat 2]
Nah, antara kalimat 1 dengan kalimat 2 secara harafiah berbeda, karena telah terjadi penambahan huruf, bahkan bukan huruf, tetapi kata-kata.
Apakah kalimat 1 dengan kalimat 2 memiliki makna yang berbeda?
Apakah kalimat 2 karena mengalami penambahan huruf-huruf dianggap tidak sah sebagai firman walaupun secara makna maksudnya sama?
Kemudian pertanyaan lagi untuk Sdr:
Bukankah yang Tuhan berikan kepada manusia adalah "MAKNA" atau "HIKMAH" yang oleh manusia disebut "firman"?
Firman dalam bahasa Yunani adalah LOGOS, artinya PENGETAHUAN (Indonesia: makna/hikmah atau hikmat).
Bila Saudara Montir mengatakan FIRMAN haruslah sama persis seperti pada waktu diucapkan, termasuk tanda titik komanya, lalu apa bedanya definisi firman Anda ini dengan MANTERA?
Bukankah Tuhan memberikan "PENGETAHUAN / MAKNA / HIKMAH" kepada manusia untuk dimasukkan ke dalam hatinya dan manusia diberikan hak untuk mengolahnya dengan kata-katanya sendiri supaya dia mengerti?
Tetapi hakikat Firman menurut Islam bukan itu, Firman dalam pengertian Islam adalah sama dengan Mantera, sekumpulan perkataan yang harus dihafal tanpa harus dimengerti. Kata-kata yang sama persis sewaktu pertama kali diturunkan lengkap dengan tanda bacanya, tidak boleh dikurangi ataupun ditambah.
Maka menurut hemat saya, Alquran bukan firman, tapi kumpulan mantera.
Saya tunggu tanggapan Anda.
.
- MONTIR KEPALA
- Posts: 4307
- Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am
ya memang tdk semudah itu kita percaya bila ada orang di jalan mengklaim mendapat wahyu Tuhan. betul sekali ...!
sangat tepat ...
oleh karenanya saya tdk menantang untuk menerapkan parameter saya pada kasus2 terbaru yg belum jelas...
saya mengajak pada analisa parameter KItab2 yg sudah banyak pengikutnya.
seperti Alkitabnya kresten, Weda, talmud, Tao, Zoroaster, Qur'an, tripitaka dan lain2 yg terbukti sudah menarik simpati ummat masing2.
dan kenapa saya minta yg orisinil ... ? karena saya tdk mau ada distorsi dan reduksi dari apa2 yg disampaikan oleh Tuhan tsb... wajarkan ??
ini masih tahap permukaan belon pada ISI WAHYU tsb ....
ciri2 Wahyu Tuhan ...logika dasarnya adalah :
1. ada klaim dari wahyu tsb bahwa ianya dr Tuhan.
2. tidak ada penambahan kata2 manusia
sangat tepat ...
oleh karenanya saya tdk menantang untuk menerapkan parameter saya pada kasus2 terbaru yg belum jelas...
saya mengajak pada analisa parameter KItab2 yg sudah banyak pengikutnya.
seperti Alkitabnya kresten, Weda, talmud, Tao, Zoroaster, Qur'an, tripitaka dan lain2 yg terbukti sudah menarik simpati ummat masing2.
dan kenapa saya minta yg orisinil ... ? karena saya tdk mau ada distorsi dan reduksi dari apa2 yg disampaikan oleh Tuhan tsb... wajarkan ??
ini masih tahap permukaan belon pada ISI WAHYU tsb ....
ciri2 Wahyu Tuhan ...logika dasarnya adalah :
1. ada klaim dari wahyu tsb bahwa ianya dr Tuhan.
2. tidak ada penambahan kata2 manusia
ciri2 Wahyu Tuhan ...logika dasarnya adalah :
1. ada klaim dari wahyu tsb bahwa ianya dr Tuhan.
Tanggapan saya: Kalau penilaian kita terhadapnya hanya berdasarkan klaim-klaim sepihak dari si penyampai wahyu, apakah ini "cukup cerdas" ditinjau dari sudut keilmuan?
Suatu misal
Bisa saja orang gila seperti contoh saya sebelumnya mengatakan: "Apa yang saya sampaikan ini adalah benar-benar WAHYU dari Allah, tidak ada keraguan padanya."
Atau Abu Bakar Baasyir mengatakan: "Apa yang saya utarakan ini adalah WAHYU ALLAH. Saya bersumpah demi jenggotku sendiri, bahwa apa yang aku katakan ini memang sungguh-sungguh FIRMAN ALLAH."
Bukankah ini klaim sepihak?
Bukankah lebih obyektif kalau kita memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan benar atau tidaknya klaim-klaim tersebut?
2. tidak ada penambahan kata2 manusia
Baik, saya setuju dengan ciri-ciri wahyu nomor 2 ini. "TIDAK ADA PENAMBAHAN KATA-KATA MANUSIA".
Karena tidak ada penambahan kata-kata manusia, itu berarti MURNI 100% KATA-KATA TUHAN YG DITUJUKAN KEPADA MANUSIA.
.
1. ada klaim dari wahyu tsb bahwa ianya dr Tuhan.
Tanggapan saya: Kalau penilaian kita terhadapnya hanya berdasarkan klaim-klaim sepihak dari si penyampai wahyu, apakah ini "cukup cerdas" ditinjau dari sudut keilmuan?
Suatu misal
Bisa saja orang gila seperti contoh saya sebelumnya mengatakan: "Apa yang saya sampaikan ini adalah benar-benar WAHYU dari Allah, tidak ada keraguan padanya."
Atau Abu Bakar Baasyir mengatakan: "Apa yang saya utarakan ini adalah WAHYU ALLAH. Saya bersumpah demi jenggotku sendiri, bahwa apa yang aku katakan ini memang sungguh-sungguh FIRMAN ALLAH."
Bukankah ini klaim sepihak?
Bukankah lebih obyektif kalau kita memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan benar atau tidaknya klaim-klaim tersebut?
2. tidak ada penambahan kata2 manusia
Baik, saya setuju dengan ciri-ciri wahyu nomor 2 ini. "TIDAK ADA PENAMBAHAN KATA-KATA MANUSIA".
Karena tidak ada penambahan kata-kata manusia, itu berarti MURNI 100% KATA-KATA TUHAN YG DITUJUKAN KEPADA MANUSIA.
.
-
- Posts: 830
- Joined: Fri Jun 15, 2007 12:13 pm
- MONTIR KEPALA
- Posts: 4307
- Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am
- MONTIR KEPALA
- Posts: 4307
- Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am
Misalnya anda ingin menemukan surat dari Paulus.
ada sekian banyak berserakan di meja anda ...
bgm cara anda yg paling pertama untuk menemukan surat paulus ??..
gampang !!!
cari aja surat yg ada tulisan klaimnya "INI DARI PAULUS" ....
beres kan ?
dari sekian Kitab yg diklaim dari Tuhan semesta alam bgm nyarinya ??.....
mudah !!!!!!!!!
cari saja Kitab yg di dalamnya terdapat Klaim "INI DARI TUHAN SEMESTA ALAM"
bereskan ?
ada sekian banyak berserakan di meja anda ...
bgm cara anda yg paling pertama untuk menemukan surat paulus ??..
gampang !!!
cari aja surat yg ada tulisan klaimnya "INI DARI PAULUS" ....
beres kan ?
dari sekian Kitab yg diklaim dari Tuhan semesta alam bgm nyarinya ??.....
mudah !!!!!!!!!
cari saja Kitab yg di dalamnya terdapat Klaim "INI DARI TUHAN SEMESTA ALAM"
bereskan ?
-
- Posts: 830
- Joined: Fri Jun 15, 2007 12:13 pm
Baik, akhirnya saya paham maksud Saudara.
Sdr mengatakan: "LAYAKKAH KITA MENGUJI SESUATU YG TDK ADA KLAIM ???...... "
Nah, karena itulah kita di sini perlu menguji apakah yang mengklaim dirinya sebagai FIRMAN itu layak disebut Firman? Jelas saya tidak akan menguji surat Paulus atau Alkitab. Di sini saya dan Sdr sama-sama menguji Quran, karena di dalam Quran terdapat kata-kata yang mengklaim dirinya sendiri sebagai Firman.
Agar kita tidak dianggap "****", secara intelek kita harus punya kriteria untuk menguji apakah klaim-klaim tersebut benar atau cuma bualan saja.
Suatu contoh:
Sebuah makanan kaleng tertulis di labelnya: "100% Halal".
Lalu apakah Sdr begitu saja percaya? Tidak. Sdr membutuhkan lembaga khusus untuk meneliti kandungan isi makanan tersebut apakah memang sungguh-sungguh halal. Dan lembaga tersebut punya kriteria-kriteria atau rumusan-rumusan yang bisa mereka jadikan tolok ukur untuk menentukan suatu makanan halal atau haram.
Nah, sebagai manusia yang dikaruniai OTAK, bukankah wajar kalau kita bersikap kritis dan menelaah kebenaran suatu kata-kata yg diklaim sebagai firman dengan kriteria-kriteria yang sudah kita ketahui?
Satu yang bisa kita jadikan pedoman untuk menilai suatu perkataan datangnya dari manusia atau dari Tuhan adalah dengan mengerti maknanya. Kata-kata manusia tentu berbeda dengan kata-kata Tuhan. Apakah Saudara setuju, bahwa kata-kata manusia PASTI BERBEDA dengan kata-kata Tuhan?
Kalau Saudara setuju, berarti kita bisa melanjutkan untuk mulai menelaah isi Quran, mana yang KATA-KATA MANUSIA dan mana yang KATA-KATA TUHAN tentu tidaklah sulit bagi kita untuk mengetahuinya.
.
Sdr mengatakan: "LAYAKKAH KITA MENGUJI SESUATU YG TDK ADA KLAIM ???...... "
Nah, karena itulah kita di sini perlu menguji apakah yang mengklaim dirinya sebagai FIRMAN itu layak disebut Firman? Jelas saya tidak akan menguji surat Paulus atau Alkitab. Di sini saya dan Sdr sama-sama menguji Quran, karena di dalam Quran terdapat kata-kata yang mengklaim dirinya sendiri sebagai Firman.
Agar kita tidak dianggap "****", secara intelek kita harus punya kriteria untuk menguji apakah klaim-klaim tersebut benar atau cuma bualan saja.
Suatu contoh:
Sebuah makanan kaleng tertulis di labelnya: "100% Halal".
Lalu apakah Sdr begitu saja percaya? Tidak. Sdr membutuhkan lembaga khusus untuk meneliti kandungan isi makanan tersebut apakah memang sungguh-sungguh halal. Dan lembaga tersebut punya kriteria-kriteria atau rumusan-rumusan yang bisa mereka jadikan tolok ukur untuk menentukan suatu makanan halal atau haram.
Nah, sebagai manusia yang dikaruniai OTAK, bukankah wajar kalau kita bersikap kritis dan menelaah kebenaran suatu kata-kata yg diklaim sebagai firman dengan kriteria-kriteria yang sudah kita ketahui?
Satu yang bisa kita jadikan pedoman untuk menilai suatu perkataan datangnya dari manusia atau dari Tuhan adalah dengan mengerti maknanya. Kata-kata manusia tentu berbeda dengan kata-kata Tuhan. Apakah Saudara setuju, bahwa kata-kata manusia PASTI BERBEDA dengan kata-kata Tuhan?
Kalau Saudara setuju, berarti kita bisa melanjutkan untuk mulai menelaah isi Quran, mana yang KATA-KATA MANUSIA dan mana yang KATA-KATA TUHAN tentu tidaklah sulit bagi kita untuk mengetahuinya.
.
- MONTIR KEPALA
- Posts: 4307
- Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am
sebelum beranjak lebih jauh saya butuh pengakuan jujur .... apakah dgn cara sederhana sbgmana analogy yg saya buat ttg mencari surat Paulus..., bahwa anda mengakui QURAN sSATU-SATUNYA KITAB YG MEMILIKI KLAIM BAHWA IANYA DATANG DARI TUHAN SEMESTA ALAM 100% ????
anda setuju bahwa KLAIM SEJENIS INI TIDAK ADA PADA KITAB "SUCI" MANAPUN ???
ONLY ONE ....
ALONE ....
THE ONE AND ONLY ...
anda setuju bahwa KLAIM SEJENIS INI TIDAK ADA PADA KITAB "SUCI" MANAPUN ???
ONLY ONE ....
ALONE ....
THE ONE AND ONLY ...
belum tentu, kalau semua surat tulisannya "INI DARI PAULUS", gimana ?MONTIR KEPALA wrote:Misalnya anda ingin menemukan surat dari Paulus.
ada sekian banyak berserakan di meja anda ...
bgm cara anda yg paling pertama untuk menemukan surat paulus ??..
gampang !!!
cari aja surat yg ada tulisan klaimnya "INI DARI PAULUS" ....
beres kan ?
Lho, bukankah itu yang harus pertama kali dicurigai, mengapa? karena:MONTIR KEPALA wrote:dari sekian Kitab yg diklaim dari Tuhan semesta alam bgm nyarinya ??.....
mudah !!!!!!!!!
cari saja Kitab yg di dalamnya terdapat Klaim "INI DARI TUHAN SEMESTA ALAM"
bereskan ?
- bisa saja iblis atau manusia yang menulis "INI DARI TUHAN SEMESTA ALAM"
- Tuhan yang benar tidak akan begitu tidak PD-nya sehingga berusaha meyakinkan manusia dengan menuliskan "INI DARI TUHAN SEMESTA ALAM"
tunggu dulu ....MONTIR KEPALA wrote:sebelum beranjak lebih jauh saya butuh pengakuan jujur .... apakah dgn cara sederhana sbgmana analogy yg saya buat ttg mencari surat Paulus..., bahwa anda mengakui QURAN sSATU-SATUNYA KITAB YG MEMILIKI KLAIM BAHWA IANYA DATANG DARI TUHAN SEMESTA ALAM 100% ????
bagaimana dengan yang lebih dahsyat seperti ini :
Ex 19:20 Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.
Ex 19:23 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Tidak akan mungkin bangsa itu mendaki gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kepada kami, demikian: Pasanglah batas sekeliling gunung itu dan nyatakanlah itu kudus."
Ex 24:16 Kemuliaan TUHAN diam di atas gunung Sinai, dan awan itu menutupinya enam hari lamanya; pada hari ketujuh dipanggil-Nyalah Musa dari tengah-tengah awan itu.
Ex 31:18 Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.
atau yang ini :
Matius 3 :
16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."