http://www.faithfreedom.org/articles/is ... d-bandits/
Dicuplik dari Is Islam a Religion of Peace? Answers from the Life of Muhammad by Zaynab bint al-Harith
http://muhammad.medianewsonline.com/
10/11/2011
LINK Sumber
Jika kita ingin memahami Islam dan mengapa begitu banyak umat Islam yang melakukan kekerasan dijaman ini, kita perlu memahami siapa Muhammad dan apa yang ia lakukan serta mengapa ia melakukannya. Itulah tujuan halaman web ini.
Jauh sebelum kelahiran Muhammad di th. 570M, suku-suku Yahudi berdiam di perkampungan sekitar Hejaz, sebelah selatan Israel dan sekarang bagian dari Saudi Arabia. Desa-desa ini termasuk Ailah, Maqna, Tabuk, Taima, Wadi al Qura, Fadak dan Khaibar serta Yathrib. Tidak jelas sudah berapa lama kaum Yahudi tinggal disana, salah satu berita mengatakan bahwa Yahudi mulai berdiam disana th 1200SM sewaktu mereka memerangi Amalek dan imigrasi kedua terjadi th 587SM, ketika Nebuchadnezar, raja Babilonia menyerang Yerusalem. Imigrasi ketiga ke Hejaz terjadi di th 70M ketika kaum Yahudi melarikan diri dari pasukan Roma yang membantai mereka di Israel.
http://muhammad.medianewsonline.com/images/hijaz.png
Ketika Muhammad besar di Mekah, Quraysh--suku asal Muhammad--menyembah Dewa Bulan, Al-ilah dan ketiga putrinya (al-Lat, al-Uzza dan Manat) serta banyak dewa-dewa lain. Ka’abah, tempat suci bagi orang Arab non-Yahudi (penyembah bulan) berada di Mekah dan merupakan rumah Al-ilah.
Di usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan wanita kaya berusia 40 tahun dan mulai berdakwah pada sukunya bahwa hanya ada satu Tuhan, Allah, dan bahwa ia adalah rasul Allah.
Bagi mereka yang memang sudah percaya pada adanya SATU Tuhan, ajaran Muhammad ini memberinya kesan terhormat. Penting untuk dicatat bahwa jika seorang penipu menginginkan kekuasaan, lebih untung baginya untuk berdakwah mengenai satu Tuhan daripada banyak Tuhan. Karena akan tampak lebih penting menjadi utusan dari satu Tuhan yang paling berkuasa, dibanding menjadi utusan dari banyak Tuhan.
Untuk menarik pengikut dari orang-orang sesukunya, Muhammad mengakui anak-anak perempuan Dewa Bulan, al-Lat, al-Uzza dan Manat sbg sosok ilahi yang juga patut disembah, tapi kedudukannya dibawah Allah. Sayangnya, pengakuan ini gagal memenangkan hati sebagian besar penduduk Mekah, yang justru mengolok ambisi pemuda yang tadinya miskin, berhutang duit pada seorang janda tua, dan yang mengancam mereka--orang-orang yang tak percaya--dengan siksaan pedih di neraka.
Muhammad menarik kembali pengakuannya atas trio puteri2 dewa Bulan tsb. Umat Islam percaya bahwa alasan satu-satunya ia membuat pengakuan itu adalah karena tergoda oleh Iblis.
Muhammad mengajukan konsesi bagi komunitas kaum Yahudi yg berada di Mekah dan Medinah saat itu. Ia memerintahkan para pengikutnya untuk mengubah arah solat/kiblat mereka ke Yerusalem, serta mengadopsi hari Perdamaian Yahudi sebagai hari suci umat Islam. Ia berkata pada kaum Yahudi bahwa Allah adalah Tuhan yang sama dengan Tuhan mereka.
Ia mengirim surat kepada kaum Yahudi di Khaybar. Isinya:
Robert Spencer dalam bukunya ‘The Truth About Muhammad’ menulis:Aku meminta dengan sangat padamu, demi Tuhan, dan demi apa yang telah Dia turunkan padamu, demi manna dan burung puyuh yang telah diberiNya sebagai makanan bagi kaummu, sebelum kamu, dan demi perbuatanNya mengeringkan laut bagi leluhurmu dan ketika Ia menyelamatkan mereka dari Firaun dan tentaranya, supaya engkau memberitahukan padaku: Apakah engkau mengetahui, diantara yang telah Ia turunkan padamu, bahwa engkau harus percaya pada Muhammad?
Respon Muhammad terhadap penolakan kaum Yahudi atas kenabiannya adalah marah dan benci.Beberapa orang Yahudi menjawab tantangan Muhammad dengan sejujurnya. Salah seorang menjelaskan bahwa Muhammad ‘tidak membawa apapun yang kami kenal dan bahwa ia bukanlah orang yang dimaksudkan’ yakni, ia bukan Mesias yang dibicarakan kaum Yahudi kepada orang Arab, jauh sebelum Muhammad memulai karir kenabiannya…. Muhammad meresponnya dengan menerima wahyu: ‘Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.’ (Quran 2:89)
Menyadari bahwa ia tak dapat mengubah kaum Yahudi, ia lantas mengaku menerima wahyu dari Allah yg menginstruksikan umat Islam untuk mengganti kiblat mereka dari Yerusalem ke Mekah. TAPI ia juga harus menjelaskan pada pengikutnya mengapa Allah mula-mula menyuruh mereka menghadap Yerusalem. Sudah tentu Allah tidak mengubah pikiranNya. Jadi Muhammad katakan bahwa menghadap Yerusalem hanyalah 'ujian saja.'
Muhammad berusaha menjelaskan mengapa kaum Yahudi tidak memiliki nubuatan ttg kedatangannya dalam kitab suci mereka, Dia mengatakan kaum Yahudi telah sengaja mendistorsikan agama mereka dengan menghapus semua referensi kedatangannya dari kitab suci mereka.
Memang Yahudi pernah 'mendistorsi' agama mereka, misalnya dengan TIDAK lagi mengikuti perintah super-kejam seperti perajaman. Suatu ketika sepasang Yahudi dituduh berzinah. Muhammad memanfaatkan kesempatan ini untuk membuktikan bahwa kaum Yahudi telah menyelewengkan ajaran mereka yang memerintahkan hukum rajam bagi pezinah. Ia bertanya pada seorang Yahudi bagaimana mereka menghukum pezinah dan dijawab “Kami mengumumkan kejahatan mereka, kemudian mencambuk mereka.” Muhammad berseru, “Celakalah kalian, kaum Yahudi! Apa yang telah membujuk kalian untuk mengabaikan hukum Tuhan?” lalu Muhammad memerintahkan keduanya agar dirajam hingga mati.
Salah seorang Muslim mengingat: “Aku melihat seorang pria membungkuk di atas seorang wanita untuk melindunginya dari lemparan batu.” (Bukhari vol.4, book 61, no. 3635)
Perintah rajam hingga mati thp pasangan yang dituduh berzina masih berlaku saat ini di negara-negara Islam seperti Iran, Saudi, Somalia dan Afghanistan (baik Syiah maupun Sunni sama2 melakukannya). Semakin Islami, semakin doyan perajaman!
Hukum Islam sangat keras thp wanita yang melakukan perzinahan. Yang menarik adalah mengapa Muhammad sangat menentang perzinahan? Bagaimanapun ia sendiri punya banyak istri. Bukankah memiliki banyak istri sama dengan melakukan kecurangan pada mereka semua? Boleh jadi, karena ia sendiri menentang istri-istrinya memiliki pria lain.
Banyak pemikir Quraysh mengejek klaim kenabian Muhammad. Beberapa diantaranya meminta Muhammad mengubah pegunungan di sekitar Mekah menjadi emas atau menyingkirkan pegunungan tsb agar mereka dapat lebih mudah bertani.
Muhammad menggunakan ancaman siksaan abadi bagi mereka yang tak percaya atau kafir dan menjanjikan hadiah bagi yang percaya. Untuk membujuk orang yang gampang ditipu agar percaya padanya. Ia mengancam:
Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), "Rasailah azab yang membakar ini". (Q22:19-22)
Sampai saat ini, para imam Islam masih menggunakan ancaman ini. Tahun 1993, otoritas agama tertinggi Saudi Arabia, Sheik Abdel-Aziz ibn Baaz, mengeluarkan fatwa yang menyatakan bumi itu datar dan matahari bergerak mengelilingi bumi. Siapapun yang menolak dianggap tidak percaya Tuhan dan harus dihukum. Menurut Muhammad, jika seseorang tidak percaya akan Tuhan, mereka akan dikutuk dalam siksaan abadi, jadi betapa menakutkannya ini bagi umat Islam bila mereka tidak mempercayai fatwa Baaz. Lihat http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ar-t14072/
Di masa Muhammad, ada sejumlah orang pintar yang tidak percaya pada ancamannya. Salah seorang Quraysh yang sering mengolok ancaman siksaan pedih Muhammad adalah Amr ibn Hisham, yang juga dipanggil Abu-l Hakam oleh orang sesukunya, yang berarti bapak kebijakan. Ia mengolok Muhammad dengan mengatakan: “Ya Allah! Jika (Qur’an) ini memang Kebenaran dariMu, maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau timpakanlah siksaan pedih pada kami.” Umat Islam memanggilnya Abu Jahl, yang berarti bapak kebodohan. Amr dan teman-temannya tertawa saat salah seorang dari mereka, Uqba bin Abu Mu’ayt menumpahkan isi perut unta di tempat sujud Muhammad ketika Muhammad sedang solat.
Quraysh lain yang mengolok Muhammad adalah al-Nadr. Suatu ketika, setelah Muhammad menceritakan kisah pembalasan ilahi thp bangsa-bangsa fasik, al-Nadr ganti menceritakan kisah pahlawan Persia, ‘Rustam & Isfendia’. Kemudian ia bertanya pada para pendengar “Apakah kisah-kisah Muhammad lebih bagus dibandingkan punyaku? Agar kaum skeptik tsb tidak mempengaruhi pemikiran pengikut Muhammad, ia harus menjauhkan Muslim dari teman2 mereka yang tidak percaya (kafir). Ia meyakinkan mereka bahwa kaum kafir tsb adalah setan (Ini adalah tehnik yang sering dipakai cult masa modern).
Muhammad memerintahkan mereka:
Menjauhlah dari kekafiran. Mereka semua pembohong [Quran 9:107]
Dan
Abaikan orang-orang kafir dan pembicaraan beracun mereka. [Quran 33:48]
Dan Wahai orang-orang beriman! Jangan berteman dengan orang-orang Yahudi dan Kristen. [Quran, al-Mâ'idah 5:51.11]
Seiring berjalannya waktu, Muhammad mendapat pengikut yang cukup banyak sehingga ia tidak lagi dicemoohkan di Mekah. Ia menjadi orang berbahaya yang meyakinkan para anggota suku untuk tidak percaya pada agama lama mereka dan membuat mereka berbalik melawan suku mereka sendiri. Dia meyakinkan para pengikutnya:
Kau akan selalu menemukan pengkhianatan diantara mereka (orang-orang kafir) (Qur'an 5:13):
Dan Qur'an (4:76)
Orang-orang kafir berjuang untuk setan. Jadi perangilah antek-antek setan.
Dan Quran (7:177) Mereka yang menyangkali wahyu Muhammad adalah setan.
Dan Qur'an (08:55) Hewan terburuk dalam pandangan Allah adalah orang-orang kafir.
Dan Qur'an (8:59 8:60) Mereka adalah musuhmu dan musuh Allah.
Muhammad dan pengikutnya melarikan diri dari Mekah ke Yathrib yang sekarang dikenal sebagai Madinah/Medinah. Dari sana mereka mulai melancarkan serangan, menjarah kafilah-kafilah Quraysh. Tiga serangan pertama di th 623 gagal. Serangan pertama Muhammad gagal karena ia berharap menjegal Quraysh di tempat yang dikenal dengan nama Al-Abwa, tapi lucunya tempat itu tidak eksis. Mengherankan, bahwa seorang yang mengaku nabi suci Allah tidak tahu dimana lokasi suku Quraysh, padahal untuk urusan selangkangan (maaf!) Allahnya selalu cepat menunjukkan jalan padanya.
Muhammad ditanya, apa diperbolehkan menyerang kafir bila hal tersebut membahayakan wanita dan anak-anak?. Muhammad menjawab, hal tsb diperbolehkan karena “Mereka (wanita dan anak-anak) adalah milik kaum kafir.” (Bukhari vol 4, book 56 no.3012)
Serangan ke-4 di th 624, yang dilakukan selama bulan suci Natiq yang sangat panas (sekarang disebut Ramadhan), sukses. Bulan suci Ramadhan adalah waktu ditiadakannya kekerasan, sehingga kafilah tidak memperlengkapi diri dengan pengamanan yang cukup. Tradisi kedamaian selama Ramadhan tidak menjadi soal bagi Muhammad, yang dengan mudah menerima wahyu yg mengizinkan perang melawan kafir selama Ramadhan.
“Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi jalan Allah, kafir kepada Allah, menghalangi orang dari Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih berdosa daripada pembantaian.” (Quran 2:217)
Dgn kata lain: fitnah (fitnah terhadap Islam tentunya dalam bentuk kekafiran) lebih kejam dari pembunuhan.
Serangan sukses thp kafilah tsb menghasilkan sejumlah besar barang jarahan yg dibawa ke Medinah, juga 80 ons perak untuk tebusan dua tahanan.
Agama2 lain tidak pernah melibatkan diri dalam kekerasan di hari-hari suci mereka, tapi Islam justru terlibat dalam kekerasan sepanjang Ramadhan. Hari paling suci kaum Yahudi, Yom Kippur, berlangsung di bulan Ramadhan. Hari dimana kaum Yahudi tidak siap bertempur, dan itulah sebabnya, 6 Oktober 1974, negara-negara Islam sekitar Israel melancarkan serangan.
Harta jarahan hasil serangan kafilah yang dibawa umat Islam ke Medinah, tidak diragukan lagi menarik minat lebih banyak pengikut. Dua bulan kemudian, Muhammad mengerahkan 300 orang untuk menyerang sejumlah besar kafilah Mekah yang pulang berdagang dari Syria.
Muhammad berkata pada pengikutnya:
"Aku akan menjatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka." (Quran 8:12)
Dan “Sangat mungkin Allah memberikannya padamu sebagai barang jarahan.” Ibnu Sa'ad, Vol. II, 9.)
Perhatikan bahwa Muhammad menjadikan kehendak Allah sebagai pembenaran untuk menyerang, mencuri dan membunuh. Iming-iming harta jarahan telah menjadi motivasi utama umat Islam di sepanjang sejarah.
Sejarawan Turki, Seaddedin, memberi contoh ketika ia menulis ttg jatuhnya Konstantinopel ke tangan sesamanya umat Islam, th 1453:
Setelah mendapat ijin menjarah, pasukan Islam menyerbu kota dengan penuh kegembiraan, dan merampas segala harta benda dan keluarga penduduk, membuat orang-orang kafir yg malang menangis.
Quraysh menyusun kekuatan besar untuk melindungi kafilah mereka, dipimpin oleh Amr ibn Hisham. Untuk memberi semangat pasukannya, Muhammad berkata:
Ia juga berkata pada mereka bahwa Allah sangat suka jika Muslim:“Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad, tidak ada manusia yang akan terbunuh hari ini, yang memerangi mereka dengan keberanian teguh, yang maju dan tidak mundur, karena Tuhan akan memasukkannya ke surga.”
"terjun ke tengah-tengah musuh tanpa pelindung (baju zirah dari besi)” (Ibn Ishaq/Hisham 445)
Kafilah ini dilindungi para pria yang dipimpin oleh Amr ibn Hisham yang demi keamanan memutuskan tidak ikut serta dalam kafilah, melainkan kembali untuk mengakhiri ancaman umat Islam untuk selamanya. Pertempuran yang terjadi di dekat Badr, 15 Maret 624, berubah menjadi kemenangan tak terduga di pihak Muhammad.
"Mu'awwidh melintasi Abu Jahl saat dia berbaring di sana tak berdaya dan memukulnya hingga nafas terakhirnya. Muslim lain yang bernama Abdullah kemudian datang dan meletakkan kakinya di leher Amr bin Hisyam dan mengejek dia sebelum akhirnya memenggal kepalanya." (Ibn Ishaq/Hisyam 451).