Pengadilan Belanda menyatakan bahwa sekolah-sekolah Katolik boleh melarang siswinya mengenakan jilbab. Hakim pengadilan mengungkapkan hal tersebut dalam persidangan kasus jilbab seorang siswi muslim di sekolah Katolik Don Bosco College di kota Volendam.
Sekolah Katolik itu melarang Imane Mahssan, seorang siswi sekolah menengah pertama, mengenakan jilbab di sekolah. Imane lalu menggugat sekolahnya ke pengadilan yang akhirnya memenangkan pihak sekolah. Dalam persidangan hari Senin (4/4), hakim pengadilan memutuskan bahwa Don Bosco College boleh melarang siswinya berjilbab. Menurut hakim, larangan berjilbab sesuai dengan karakter sekolah-sekolah yang berbasis ajaran Katolik Roma, yang melarang penggunaan simbol-simbol non-Katolik. Hakim pengadilan juga mengatakan bahwa larangan berjilbab tidak bertentangan dengan kebebasan berekspresi dan tidak berarti sekolah bersangkutan melakukan diskriminasi atas dasar agama.
Don Bosco College memberlakukan larangan jilbab di sekolah sejak bulan September 2010, beberapa bulan setelah Imane meminta izin pada sekolahnya agar bisa mengenakan jilbab di sekolahnya. Setelah berbulan-bulan pihak sekolah tidak juga memberikan respon, Imane memutuskan untuk mulai mengenakan jilbab ke sekolah.
Pihak sekolah berdalih, meski mereka tidak merespon permintaan Imane dan menjelaskan secara terbuka kebijakan mengenakan jilbab di sekolah, Imane seharus menghormati tempatnya sekolah yang berbasis ajaran Katolik.
Sekolah Katolik yang menerapkan kebijakan melarang siswinya berjilbab dengan alasan sekolah itu berbasis ajaran Katolik, sebenarnya agak aneh, mengingat para biarawati Katolik juga mengenakan "jilbab". (ln/NRW)
kali ini gue lampirkan penindasan kafir thp muslimah yang berhasil dinubuatkan muhammad. Wkwkwkwk!
goodmuslim wrote:Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya
{Ali 'Imran:118}
yvptgxj wrote:
kali ini gue lampirkan penindasan kafir thp muslimah yang berhasil dinubuatkan muhammad. Wkwkwkwk!
itu sih melawan aturan sekolah
penindasan kok dicari
kalau nggak pengin ngelawan
si iman jadi biarawati saja dulu
baru pakai kerudung ... bukan karung kentang lho
goodmuslim wrote:Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya
{Ali 'Imran:118}
ayatnya salah,
yang benar adalah di bawah ini
kitab mamad sejati wrote:Telah nyata kebodohan pengikutku dari tindakannya, dan kebodohan yang disembunyikan dalam hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah aku terangkan kepadamu ayat-ayat buatanku, jika kamu memahaminya
(Al 'Mumet 2:118)
Jilbab perlu digunakan karena dua hal:
1. Sains
2. Sex
1. Penjelasan untuk Sains:
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan yang TIDAK BERJILBAB atau BERPAKAIAN KETAT, atau TRANSPARAN maka ia akan mengalami berbagai penyakit KANKER GANAS di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis ataupun putri-putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat
Perempuan TAK BERJILBAB dari segi SAINS:
BIKANG, pada prinsipnya sangat terbuka. Dijualnyapun kadang tidak ditutup, sehingga debu, lalat dan tangan-tangan pembeli yang kadang mengandung kumanpun bisa menempel pada permukaan kue tadi.
Perempuan BERJILBAB dari segi SAINS:
LEMPER, makanan yang terbuat dari beras ketan (pulut) diisi dengan daging ayam dan dibungkus dengan dua lapis daun pisang , sehingga rasanya tetap terjaga dan bebas dari debu , dan membuat penasaran seperti apa bentuknya , karena lemper dibungkus daun pisang tidak tembus pandang
Perempuan BERKERUDUNG dari segi SAINS:
Tau nggak semar mendhem? Isinya sama seperti lemper, hanya saja dibungkus dengan kulit dadar dan hanya tertutup plastik. Meskipun tidak terkena langsung oleh debu , toh juga tetap terlihat isinya…
d1ta wrote:sejak nabi Isa,wanita diperintahkan tuhan untuk berjilbab,spt para biarawati hingga para uztadzah,bahkan sejak nabi Isa,wanita akan digunduli jika memperlihatkan rambutnya dimuka umum. Ini sdh mengingkari perintah yesus,eh masih jg begoo melarang kewajiban penganut agama yg meluruskan kembali ajarannya yg sdh dibengkokkan itu. lol kuadrat!
Siapa tuh nabi Isa ? Nabi-nya orang Islam ?
Kalau maksudnya sejak zaman Yesus Kristus, maka tidak ada perintah-perintah yang mengatur soal fisik seperti makanan haram-halal, pakai kerudung/tidak, sunat/tidak dan sebagainya. Sebab kerajaan Surga bukan masalah fisik, tapi masalah dosa dan masalah hubungan dengan TUHAN yang dipulihkan kembali.
Cuma Islam dan agama-agama cabul yang nabi-nya masih ngeres-ngeres aja yang wewajibkan jilbab. Di Katolik, memang para rohaniwati seperti biarawati mengenakan pakaian mirip Jilbab. Tapi ini bukan kewajiban semua umat.
Kalau mau pake Jilbab, jangan sekolah di sekolah Katolik - dan jangan tinggal di Belanda. Sekolah aja di pesantren dan di negara Arab sono....
Menurut Om Girang simple aja si! Teringat pengalaman sewaktu duduk dibangku SMA Negeri, aku pun pernah mengalami suatu kejadian, kalung salib ku ditarik secara paksa sampai putus oleh salah satu guru yang menggunakan jilbab. Namun apakah lantas membuat Om Girang mengerahkan massa untuk demo, atau membakar sekolah Negeri tersebut? Saudara-saudara Muslim.. Janganlah terbiasa mengalihkan persepsi, sebagai bentuk usaha kalian untuk mempermasalahkan sesuatu yang tidak perlu dipermasalahkan, demi membenarkan suatu ajaran tertentu (Islam). Om Girang balik bertanya; Kira-kira, disekolah berbasis Agama Islam, bolehkah seseorang wanita (Muslim / Non Muslim) mengenakan seragam sekolah yang pada umumnya (rok tidak terlalu panjang / cukup selutut dan tidak perlu mendekati pergelangan kaki)??? Menarik juga untuk menyimak diskusi dibawah ini. Dari sini: http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... age20.html
auooo [Muslim Solehah] wrote:Saya pribadi sudah pernah mengalami meski hal ini sedikit berbeda. Bahkan saya wkt duduk di bangku SMP, saya dipaksa masuk kerumah ibadah yg jelas bukan Agama saya. Jika saya menolak, saya tidak diluluskan dari sekolahan itu. Herannya lagi guru yg beragama Islam juga memaksa saya untuk masuk ke rumah ibadah itu, dan mengikuti ritual agama mereka. Apa itu tidak pemaksaan?
Om Girang wrote:Itu sekolah apa ya Mbak? Hindu? Buddha? Nasrani? Atau?
1. Liat yg saya 'beri warna hijau'; Mbak.. Jika mengikuti ibadah dan Mata Pelajaran Agama Tertentu adalah bagian dari persyaratan Akademik untuk mendapatkan nilai Agama, bagaimana mungkin kita bisa katakan bahwa itu 'Pemaksaan'??? Dipaksa masuk itu konotasinya seperti apa? Dijambak? Diseret? Diancem pake senjata tajam? Atau? Kalau tidak, berarti jangan pakai konotasi negatif (pemaksaan), karena itu hanya anjuran untuk memenuhi syarat2 sistem Akademik! Jangan Mbak samakan definisi itu dan 'generalkan' (Pukul Rata) dengan kebrutalan FPI yang adalah tindakan / aksi kekejaman tingkat tinggi.
2. Sistem Akademik disekolah Mbak ada Mata Pelajaran Agama Islamnya atau tidak? Kalau memang tidak ada: Lantas anda mau dapet nilai Agama dari mana? Kalau memang disekolah tersebut tidak ada Mata Pelajaran Agama Islam: Knapa anda masuk situ? Saya pun tidak akan brminat masuk sekolah Al'Azhar, krn disana tidak ada Mata Pelajaran Agama Lain selain Islam Mbak! Lantas apabila saya memaksakan diri masuk sekolah Al'Azhar: Saya mau dapet nilai Mata Pelajaran Agama dari mana? Jadi, saya pun terpaksa harus mengikuti Mata Pelajaran Agama Islam kan Mbak! Ada2 aja ahhh!
auooo [Muslim Solehah] wrote:Beda dengan sekolah Negri /sekolahan yg menganut Islam. Mereka yg Non Muslim tdk mengikuti ajaran Agama Islam, dan keluar kelas, malah hal itu disarankan. Kebanyakan umat Non Muslim lbh memilih keluar kelas dari pada mengikuti ritual / pelajaran umat Islam.
Om Girang wrote:Tanpa ada test Agama juga??? Bohong!!! 2 Tahun saya di sekolah Negeri; seorang siswa/siswi tentu akan diarahkan untuk mengikuti pilihan Mata Pelajaran Agama yang memang diberlakukan di sekolah tersebut, tapi jika tidak ada, maka Non Muslim wajib menentukan pilihan dari salah satu Mata Pelajaran Agama yang ada. Jika ada umat Buddha / Hindu bersekolah di tempat yang tidak memiliki Mata Pelajaran Agama mereka, sudah tentu mereka pun 'mau tidak mau / suka tidak suka' harus memilih Mata Pelajaran Agama Islam / Kristen. Kalau tidak begitu, mau dapet nilai Mata Pelajaran Agama dari mana??? Jawabnya jangan ngeles lagi ya Mbak! Saya pernah juga duduk dibangku sekolah Negeri. Terlebih halnya seperti di sekolah-sekolah berbasis Agama Islam; Apakah disana ada Mata Pelajaran Agama Non Muslim??? Sudah tentu Non Muslim pun wajib mengikuti standard akademik yang diberlakukan, yaitu mengikuti studi Mata Pelajaran Agama Islam, silahkan cari tempat lain jika tidak mau, atau dapat nilai merah pada Mata Pelajaran Agama.
Last edited by Om Girang on Sun Apr 10, 2011 11:17 am, edited 1 time in total.
hey dodollll, gimana klo ceritanya dibalik, sejumlah siswa katolik sekolah di madrasah & menuntut pihak madrasah utk bangun gereja untuk kepentingan siswa 2 katolik tsb, kaum slimer setuju / tidak????? & klo yg berjilbab spt tessy gimana???