doblank wrote:
yang saya mintakan bukan contoh negara islam yang anda maksud itu, tetapi pernyataan berdasarkan hati nurani anda(muslim).
mohon dibaca lagi.
janganlah saya mengatakan hati nurani anda tersangkut di iran.
dan janganlah saya menanyakan, apakah dengan contoh satu negara(iran) seperti yang anda katakan lalu anda berani mengklaim bahwa islam adalah agama damai?
(nanti malah topik ini melebar kemana-mana)
Tepat saya kira apa yg anda bro/sis yongis pikirkan.yongis wrote:bisa dibilang hati nurani saya tersangkut pada kemuliaan islam...yang kebetulan contoh yg paling mudah ya iran...negara2 islam lain ada....,cuma saya gak apal,
waktu saya belum belajar kepada guru, secara jujur...pasti jawaban saya setuju, alasanya kebencian....( gara2 cuma belajar pake buku dan kertas )
karena saya sekarang belajar "cinta,para pecinta illahi" dalam islam maka sudut pandang dan hati nurani saya berubah insya allah...
melebar kemana mana?...ya lagi2 kalo anda bawa2 potongan2 ayat2 Al-Quran dan Hadist dari media media online tentu topic ini akan lari mutar2 melebar kemana mana gak karuan....,karena di IFF selama ini cuma bisa ngasi ayat dan ayat saja tanpa ada tafsiranya lebih dalam....,terang aja di mata orang awam ( walaupun dia muslim ) akan terlihat mengerikan, islam tukang bunuh kafirlah bla bla bla bla......oooh betapa dangkalnya kalian2 semua....
intinya siapa saja muslim yang belajar kepada ahlul bait/awliya Allah,/Wali melalui spiritualitas dan cinta ,juga belajar tafsiranya lebih dalam kepada para cendekia akan menemukan kalau rasulullah adalah mulia dan islam begitu damai......inilah alasan saya mengapa nurani saya seperti itu....
Tujuan TS pada akhirnya hanya ingin menggiring Muslim pada argumen TS yg akan didasarkan pada potongan2 ayat perang dlm Alquran (yg notabene ayat motivasi pada situasi nabi sdg diperangi) yg menjadi favorit mereka disini, sbg alat propaganda ffi ini.
Sangat basi sbnrnya! Tp itulah mereka (kafir/tertutup), tdk akan pernah mau menerima argumen Muslim yg benar sekalipun, karena memang itu bukan tujuan mereka.
Mereka berprinsip, pembohongan yg dilakukan berulang2 pada akhirnya akan bisa diterima dan dianggap sbg kebenaran.
Itulah maksud dan tujuan agenda mereka. Bukan kebenaran hakiki yg mereka harapkan.