Agama Hindu termasuk agama pagan, agama politeisme artinya agama yang menyembah dewa-dewa. Saya anggap saja kitabnya sudah sempurna dan tidak ada yang mengotori (tidak berubah sampe sekarang) maka tidak masuk kedalam kategori agama samawi yang ber-Tuhan 1. dasar agama pagan ini sangat rapuh sehingga mudah dirubuhkan konsepnya karena banyak sekali kontradiksi secara logika dan keimanan. Oleh sebab itu saya tidak tertarik membahasnya walaupun agamanya lebih dulu dari agama Yahudi,Kristen/Katolik maupun Islam. dan sepertinya mereka juga tahu soal ini, terbukti saya tidak pernah tahu bahwa ada umat Hindu atau Budha membuka forum debat/dialog.terima kasih, mas Bocor atas jawabannya... sebenarnya yang saya tanyakan, apakah Allah SWT tahu tentang agama2 lain selain Nasrani dan Yahudi... karena jauh sebelum Islam muncul, sudah banyak kepercayaan2 lain yang muncul... bukan cuma Nasrani dan Yahudi saja... apakah itu bearti hanya kitab-kitab Buddha dan Hindu yang tidak pernah dipalsukan, bearti kitab mereka sudah sempurna?... tapi, lalu muncul jawaban anda yang bilang Alquran adalah kitab yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya... kalau kitab-kitab Hindu dan Buddha sudah sempurna/ tidak dipalsukan, kenapa harus disempurnakan lagi?... memang itu hak anda untuk tidak mau tahu tentang Hindu dan Buddha... misalkan saja saya ini beragama Hindu atau Buddha dan bertanya pada anda tentang kitab sempurna Alquran (sebagai kitab penyempurna kitab2 sebelumnya) :"Jadi Kitab saya (Vedha/ Tripitaka) tidak sempurna?"... gitu maksud saya mas Bocor...
Begini mbak, Al-Qur'an adalah firman-Nya dan Dia lebih tahu manusia dari pada manusia itu sendiri. bagaimanapun defenisi manusia tentang ketuhanan, maka defenisi dari Allahlah yang benar. kenapa? karena kebenaran itu cuma ada 1. yang lainnya ditolak, cuma agama Islam saja yang diterima Allah. memang sangat tegas sekali Allah terhadap masalah ini, supaya umat Islam tidak keliru (menurut saya).kalau masalah agama/ keyakinan, semua keyakinan mengakui Tuhan itu ada kok, mas Bocor... walau dengan definisi yang berbeda-beda... dan saya rasa itu hak masing-masing individu untuk memilih keyakinan mereka... karena pengalaman spiritual masing-masing individu berbeda saat berhubungan dengan Tuhan, dan agama cuma sebagai medianya saja... apakah Islam akan tetap menyebut mereka ini KAFIR walaupun mereka percaya dengan adanya Tuhan (sekali lagi definisi Tuhan masing-masing individu berbeda, karena itu termasuk pengalaman spiritual masing2 pribadi)?... dan banyak peraturan2 di Quran cara2 menghadapi kafir (yang menurut hemat saya, begitu merendahkan sesama manusia)... bukankah dengan menyebut orang yang tidak memeluk agama Islam dan tidak mengakui Muhammad sebagai Rasul sebagai kafir (orang tidak beriman), itu seperti memaksakan ideologi Allah SWT kepada orang lain?... padahal pengalaman spritual dengan Tuhan masing-masing orang itu berbeda... seandainya Quran anda hanya berhenti dengan pengertian KAFIR, saya tidak akan mempermasalahkannya karena itu keyakinan agama anda... tapi, Quran juga mengatur cara2 Muslim untuk menghadapi kafir (yang sekali lagi menurut hemat saya, sangat tidak manusiawi)... itu yang membuat kami para "kafir" harus was-was sama Muslim...
Mengenai istilah kafir, defenisinya sudah diuraikan panjang lebar didalam Al-Qur'an, dan memang begitulah adanya. Tidak ada paksaan untuk masuk Islam, namun bila sudah masuk harus mengikuti peraturannya (semampunya).
Ya, Allah menjelaskan bagaimana menghadapi orang kafir,munafik, fasik, musyrik dan sebagainya. Bagi saya pribadi saya tidak suka menyebut KAFIR untuk non muslim karena saya juga tidak bersih masih bergelimang dosa. dan juga kelakuan saya tidak lebih baik dari orang kafir. Mengenai perang/pembunuhan/bom untuk orang kafir itu tergantung kondisinya. kalau memang si kafir telah nyata2 menyerang karena agama, maka ayat-ayat Jihad akan berbicara.
saya tidak setuju dengan cara2 sebagian orang Islam yang ngebom tempat umum, kalau memang jihad harusnya kepada non muslim yang memang menyerang agama Islam jangan wisatawan tak bersenjata, gak fair, lagian akibat ulah mereka, orang non muslim jadi tidak simpati dengan Islam. ujung2nya, bagaimana dia mau menyebarkan Islam sedang dengan Islam aja non muslim sudah berpikir negatif
saya selama ini menjalankan semampu saya apa yang diuraikan oleh Al-Qur'an mengenai ini. saya bergaul dan bekerja bersama orang-orang non muslim (saya lebih senang pake kata2 ini), tidak ada masalah, baik-baik saja, bahkan sering kali teman2 non muslim saya mengingatkan waktu sholat.bagi saya Islam memang Rahmat buat sekalian alam. jadi intinya adalah Akhlak. dan nabi Muhammad di utus untuk memperbaiki ahlak. kenapa dia diturunkan di arab? mungkin saja saat itu dizaman jahiliyah, yang paling jahat atau kacau adalah di arab. betapa banyak manusia berbondong2 masuk Islam karena Akhlak nabi. makanya saya sedih jika sejarah nabi Muhammad ada yang menyimpangkan.
salam
you welcomedemikian respon saya, mas Bocor... thanks for ur attention...